Informasi, pengetahuan, dan kesempatan
untuk UMKM yang ingin naik kelas!

Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Sejumlah Pengusaha Bus Pariwisata Alami Penurunan Penghasilan

Penulis UKMINDONESIA.ID
Bagikan

Pada bulan Juli 2025 ini, kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait larangan kegiatan study tour bagi sekolah-sekolah ternyata sangat berdampak luas. Adapun salah satu pihak yang paling merasakan dampaknya adalah perusahaan bus pariwisata di berbagai daerah di Jawa Barat, seperti dilansir dari Okezone.com.

Sebagai informasi, study tour sejatinya merupakan kegiatan pembelajaran di luar lingkungan belajar formal seperti sekolah. Biasanya, kegiatan tersebut dilakukan dengan mengunjungi tempat tertentu untuk belajar seperti museum, pabrik, kebun binatang, situs bersejarah, dan lainnya.

Di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi melarang kegiatan study tour sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03.KESRA. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa larangan tersebut dicanangkan karena biaya study tour yang cenderung membebani orang tua siswa, hingga adanya risiko kecelakaan dalam perjalanan.

Pengusaha Pariwisata Mengalami Penurunan Omzet Hingga Terpaksa Jual Armada Bus

Di balik fenomena larangan tersebut, sejumlah perusahaan bus pariwisata di Jawa Barat pun mulai kehilangan penghasilannya. Misalnya seperti pemilik Perusahaan Otobus (PO) PT Smindo Trans dari Depok bernama Rachmat. Ia menjelaskan bahwa omzet perusahaannya turun hingga 50 persen, imbas dari kebijakan larangan study tour tersebut. 

“Untuk kita sendiri mengalami dampaknya sekitar 50 persen bang penurunan omzet dari penyewaan bis dari sekolah-sekolah,” ujar Rachmat pada wartawan, Kamis (24/7/2025), seperti dikutip dari TribunNews.

Selain itu, H. Abung Hendrayana, pemilik PO Bus Pariwisata DMH Trans yang berlokasi di Cileunyi, Kabupaten Bandung, terpaksa mulai menjual satu demi satu unit bus miliknya karena tidak ada pelanggan yang menggunakan jasanya.

"Tanpa pemberitahuan, tanpa diskusi. Tiba-tiba sekolah-sekolah batal semua," ujar H. Abung di Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Jumat (25/7/2025), seperti dilansir dari TribunNews.

Bahkan, sejak Juni 2025, DMH Trans telah menjual sebanyak lima unit busnya karena harus bertahan hidup imbas dari menurunnya pemesanan bus dari sekolah secara drastis.

Dedi Mulyadi: Tingkatkan Kunjungan Pariwisata Dengan Tata Kelola dan Estetika

Di sisi lain, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa menjadikan anak sekolah sebagai objek ekonomi dalam kegiatan kunjungan pariwisata sama saja dengan memperlakukan siswa sebagai material yang dieksploitasi demi keuntungan ekonomis. Maka dari itu, Pemprov Jawa Barat melarang kegiatan study tour di sekolah.

"Sedangkan pendidikan itu harus terbebas dari nilai-nilai yang bersifat eksploitatif," ujarnya dalam rekaman video seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).

Kemudian, ia mengatakan jika ingin meningkatkan kunjungan wisata, maka pemerintah kabupaten dan kota harus mulai menata daerahnya masing-masing. Penataan tersebut bisa dimulai dari aspek kebersihan dan estetika. 

Menurut Dedi, apabila infrastruktur objek wisata di daerah ditata dan diperbaiki, maka dapat meningkatkan kunjungan wisatawan tanpa harus mengeksploitasi kalangan pelajar sekolah.

"Kalau semuanya dilakukan, daerahnya tertata, bersih, para pedagangnya jujur, tidak ada pungli. Kemudian ada rasa nyaman, infrastrukturnya dibangun agar tidak terjadi kemacetan yang panjang. Jangan khawatir, wisatawan akan datang berbondong-bondong," pungkasnya.




Referensi : TribunNews.com, Okezone.com, Kompas.com

Sumber Gambar : Wartakotalive.com

 
Komentar (0)
Sedang Mengirim komentar...
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
1000 character left

Rekomendasi Artikel

Rekomendasi Artikel Lainnya

X REGISTRASI
UMKM
Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Sejumlah Pengusaha Bus Pariwisata Alami Penurunan Penghasilan - UKMINDONESIA.ID
Informasi, pengetahuan, dan kesempatan
untuk UMKM yang ingin naik kelas!

Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Sejumlah Pengusaha Bus Pariwisata Alami Penurunan Penghasilan

Penulis UKMINDONESIA.ID
Bagikan

Pada bulan Juli 2025 ini, kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait larangan kegiatan study tour bagi sekolah-sekolah ternyata sangat berdampak luas. Adapun salah satu pihak yang paling merasakan dampaknya adalah perusahaan bus pariwisata di berbagai daerah di Jawa Barat, seperti dilansir dari Okezone.com.

Sebagai informasi, study tour sejatinya merupakan kegiatan pembelajaran di luar lingkungan belajar formal seperti sekolah. Biasanya, kegiatan tersebut dilakukan dengan mengunjungi tempat tertentu untuk belajar seperti museum, pabrik, kebun binatang, situs bersejarah, dan lainnya.

Di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi melarang kegiatan study tour sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03.KESRA. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa larangan tersebut dicanangkan karena biaya study tour yang cenderung membebani orang tua siswa, hingga adanya risiko kecelakaan dalam perjalanan.

Pengusaha Pariwisata Mengalami Penurunan Omzet Hingga Terpaksa Jual Armada Bus

Di balik fenomena larangan tersebut, sejumlah perusahaan bus pariwisata di Jawa Barat pun mulai kehilangan penghasilannya. Misalnya seperti pemilik Perusahaan Otobus (PO) PT Smindo Trans dari Depok bernama Rachmat. Ia menjelaskan bahwa omzet perusahaannya turun hingga 50 persen, imbas dari kebijakan larangan study tour tersebut. 

“Untuk kita sendiri mengalami dampaknya sekitar 50 persen bang penurunan omzet dari penyewaan bis dari sekolah-sekolah,” ujar Rachmat pada wartawan, Kamis (24/7/2025), seperti dikutip dari TribunNews.

Selain itu, H. Abung Hendrayana, pemilik PO Bus Pariwisata DMH Trans yang berlokasi di Cileunyi, Kabupaten Bandung, terpaksa mulai menjual satu demi satu unit bus miliknya karena tidak ada pelanggan yang menggunakan jasanya.

"Tanpa pemberitahuan, tanpa diskusi. Tiba-tiba sekolah-sekolah batal semua," ujar H. Abung di Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Jumat (25/7/2025), seperti dilansir dari TribunNews.

Bahkan, sejak Juni 2025, DMH Trans telah menjual sebanyak lima unit busnya karena harus bertahan hidup imbas dari menurunnya pemesanan bus dari sekolah secara drastis.

Dedi Mulyadi: Tingkatkan Kunjungan Pariwisata Dengan Tata Kelola dan Estetika

Di sisi lain, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa menjadikan anak sekolah sebagai objek ekonomi dalam kegiatan kunjungan pariwisata sama saja dengan memperlakukan siswa sebagai material yang dieksploitasi demi keuntungan ekonomis. Maka dari itu, Pemprov Jawa Barat melarang kegiatan study tour di sekolah.

"Sedangkan pendidikan itu harus terbebas dari nilai-nilai yang bersifat eksploitatif," ujarnya dalam rekaman video seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).

Kemudian, ia mengatakan jika ingin meningkatkan kunjungan wisata, maka pemerintah kabupaten dan kota harus mulai menata daerahnya masing-masing. Penataan tersebut bisa dimulai dari aspek kebersihan dan estetika. 

Menurut Dedi, apabila infrastruktur objek wisata di daerah ditata dan diperbaiki, maka dapat meningkatkan kunjungan wisatawan tanpa harus mengeksploitasi kalangan pelajar sekolah.

"Kalau semuanya dilakukan, daerahnya tertata, bersih, para pedagangnya jujur, tidak ada pungli. Kemudian ada rasa nyaman, infrastrukturnya dibangun agar tidak terjadi kemacetan yang panjang. Jangan khawatir, wisatawan akan datang berbondong-bondong," pungkasnya.




Referensi : TribunNews.com, Okezone.com, Kompas.com

Sumber Gambar : Wartakotalive.com

 
Komentar (0)
Sedang Mengirim komentar...
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
1000 character left

Rekomendasi Artikel

Rekomendasi Artikel Lainnya

X REGISTRASI
UMKM