Sebuah kegiatan produksi selalu menghasilkan dampak, salah satunya adalah dampak lingkungan. Kegiatan ekonomi yang tidak menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Baca Juga: Progres Ekonomi Sirkular di Indonesia
Oleh karena itu, kita harus mengadopsi kegiatan produksi yang mengedepankan aspek dan dampak lingkungan, konsep ekonomi tersebut dinamakan ekonomi sirkular (Circular economy). Kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai ekonomi sirkular.
Apa Itu Ekonomi Sirkular (Circular economy)?
Ekonomi sirkular adalah model produksi dan konsumsi baru yang memastikan pertumbuhan berkelanjutan dari waktu ke waktu. Dengan ekonomi sirkular, kita dapat mendorong optimalisasi sumber daya, mengurangi konsumsi bahan mentah, dan memulihkan limbah dengan mendaur ulang atau memberikannya kehidupan kedua sebagai produk baru.
Baca Juga: Ekonomi Sirkular dan Bisnis Sosial
Oleh karena itu, tujuan dari ekonomi sirkular adalah untuk memaksimalkan sumber daya material yang tersedia bagi kita dengan menerapkan tiga prinsip dasar: kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang. Dengan cara ini, siklus hidup produk diperpanjang, limbah digunakan dan model produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan terbentuk dari waktu ke waktu.
Prinsip Penerapan Ekonomi Sirkular
Menurut European Parliament, Saat ini produksi bahan yang kita gunakan setiap harinya menyumbang 45% dari emisi CO2. Oleh karena itu, sebuah bisnis harus menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Menurut Repsol, Dalam ekonomi sirkular terdapat 7 prinsip yang diperlukan untuk mencapai ekonomi sirkular dan lebih dikenal dengan konsep 7R, yaitu sebagai berikut:
Baca Juga: Walter Stahel dan Ekonomi Sirkular
- Desain ulang (Redesign): Memikirkan dan merancang produk sehingga proses manufakturnya mengkonsumsi lebih sedikit bahan mentah, memperpanjang siklus hidupnya, dan menghasilkan lebih sedikit limbah (atau setidaknya limbah yang lebih mudah didaur ulang). Ini meningkatkan perlindungan lingkungan.
- Mengurangi (Reduce): Ubah kebiasaan konsumsi kita menuju model yang lebih berkelanjutan. Jika kita mengurangi konsumsi, kita menghindari timbulnya limbah, penggunaan bahan mentah, dan karenanya mengurangi dampak terhadap lingkungan.
- Menggunakan kembali (Reuse): Menggunakan kembali atau menggunakan kembali produk untuk memperpanjang siklus hidupnya.
- Perbaikan (Repair): Sampai saat ini, ketika suatu produk rusak, kami cenderung menggantinya. Namun, memperbaikinya tidak hanya lebih murah, tetapi juga menghindari penggunaan bahan baku baru, menghemat energi, dan tidak menghasilkan limbah lingkungan.
- Renovasi (Renovate): Perbarui benda-benda lama agar dapat digunakan kembali sebagai barang antik, misalnya furnitur.
- Daur Ulang (Recycle): Mempromosikan praktik terbaik dalam pengelolaan limbah dan menggunakan apa yang Anda bisa sebagai bahan baku untuk memproduksi produk baru.
- Pulihkan (Recover): Berikan kegunaan baru pada produk yang akan dibuang, misalnya, menggunakan botol plastik untuk membuat sistem penyiraman, pot bunga, atau tempat makan burung.
Sebagai UMKM, kita perlu menerapkan kegiatan produksi sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular untuk menjamin proses produksi yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Ragam Bentuk Pelestarian Lingkungan Untuk UMKM
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
- Circular Economy | Repsol.com
- Circular Economy: Definition, Importance, and benefits | European Parliament