Cara Mengembangkan Inovasi pada Industri Manufaktur - Inovasi, satu kata ini terkesan simpel namun krusial dalam pengembangan bisnis UKM. Meski begitu, banyak sekali Sahabat Wirausaha yang masih ingin gali cara melakukan kinerja inovasi dengan efektif. 

Di artikel ini, saya ingin membagikan pelajaran yang didapat dari proyek penelitian Knowledge Sharing Program yang dilakukan oleh kerjasama antara Kementerian Koperasi UKM RI dan Innobiz Korea Selatan. Kebetulan saya juga termasuk salah satu local expert dalam proyek ini sehingga menemukan banyak inspirasi untuk bisa meningkatkan kinerja inovasi pada UKM manufaktur di Indonesia.


Inovasi Industri Manufaktur di Indonesia

Indonesia telah mencapai pertumbuhan nasional berdasarkan industri manufaktur tradisionalnya, dan memiliki potensi besar sebagai salah satu industri jasa dengan pertumbuhan tercepat di pasar ASEAN. Secara khusus, untuk mengembangkan industri manufaktur dan TIK, Kementerian Perindustrian sedang merencanakan inovasi besar dalam teknologi digital, bioindustri, dan otomasi perangkat keras dan lainnya, melalui Roadmap Making Indonesia Industry 4.0. Tak hanya itu, Kemenperin juga berencana untuk mengembangkan lima industri besar di makanan/minuman, mobil, tekstil/menjahit, elektronik, dan petrokimia. 

Digitalisasi yang berpusat pada industri manufaktur diharapkan dapat berperan dalam merevitalisasi distribusi produk, meningkatkan standar keberlanjutan, memperkuat swasembada usaha kecil dan menengah, membangun infrastruktur digital nasional, meningkatkan investasi asing, dan mempercepat inovasi dalam pengembangan sistem teknologi dan ekologi.

Baca Juga: 5 Franchise Minuman di Bawah Harga 10 Juta, Cocok Untuk Wirausaha Pemula

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki karakteristik struktural yang unggul dalam pertumbuhan penjualan dan kemampuan penciptaan lapangan kerja karena mereka mengejar fleksibilitas unik dan nilai pasar baru dalam skala yang lebih kecil daripada perusahaan besar. Artinya, mendukung pertumbuhan inovatif UKM bisa lebih efisien. Transformasi menjadi struktur ekonomi bernilai tinggi perlu dilakukan dengan mendorong peningkatan usaha-usaha tersebut melalui inovasi pada usaha mikro, dan penguatan kemampuan inovasi UKM.

Industri manufaktur di Indonesia menyumbang 20% dari output industri berbasis PDB Indonesia pada tahun 2017, dan pemerintah Indonesia juga berupaya mengembangkan manufaktur bernilai tambah tinggi. Upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan industri informasi, komunikasi, dan layanan, dan dukungan untuk manufaktur bernilai tambah tinggi untuk mendorong industri inti sedang disediakan. 


Peran Penting Industri Manufaktur Makanan, Minuman, dan Otomotif di Indonesia

Di antara industri manufaktur, sektor makanan dan minuman menempati proporsi tertinggi (30,45%), dan rencana 'Making Indonesia 4.0' yang diumumkan oleh pemerintah Indonesia telah direncanakan untuk mengembangkan berbagai suku cadang mobil, baterai kendaraan listrik, dan lainnya yang terkait dengan mobil. subsektor. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengembangan inovasi di kedua industri manufaktur ini layak dilakukan. 

Industri otomotif diketahui memiliki pangsa yang lebih rendah daripada sektor batu bara dan kilang (18%) dan sektor mesin presisi (9,22%) (9,01%). Di sektor industri otomotif, melalui Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan pemerintah Indonesia pada Mei 2018 lalu, direncanakan akan mendorong industri otomotif, antara lain berbagai onderdil dan baterai untuk kendaraan listrik. 

Jumlah suku cadang mobil yang diproduksi di dalam negeri harus melebihi 80% dari total yang digunakan dalam produksi mobil untuk mendapatkan berbagai manfaat dukungan. Peningkatan perusahaan suku cadang kendaraan listrik berdasarkan inovasi teknologi yang berpusat pada mobil listrik diperkirakan akan meningkat.

Namun, dalam kasus usaha manufaktur makanan, minuman, dan otomotif, tingkat inovasinya terbatas, seperti dalam mendatangkan mesin dan sistem produksi asing. Lalu juga tidak didukung dengan kapabilitas dan kemampuan komersialisasi inovasi yang baik.

Baca Juga: Strategi Bisnis Teguk, Meroket di Pasar Saham dan Buka Gerai di New York City


Metode Penelitian yang Dilakukan

Survey dilakukan dalam dua fase pada Maret 2020 dan Juli 2020 dengan menargetkan industri pengolahan makanan minuman dan suku cadang mobil. Para responden berskala usaha Kecil dan Menengah (tidak termasuk Usaha Mikro Kuesioner indeks evaluasi dipisahkan antara Usaha Menengah dan Usaha Kecil. Terdapat empat kategori pertanyaan yang ditanyakan: 

  1. Kapabilitas Teknis Inovasi
  2. Kemampuan Komersialisasi Teknis
  3. Manajemen Inovasi
  4. Pencapaian Inovasi

Kinerja Inovasi UKM Usaha Kecil dan Menengah Memiliki Kesamaan

Survey menemukan bahwa rata-rata performa inovasi usaha makanan minuman dan otomotif pada tingkat sedang (Moderate). Dari hasil survey tersebut, ditemukan juga kesamaan karakteristik antara Usaha Kecil dan Menengah terhadap indikator-indikator evaluasi. Itu artinya performa inovasi pada usaha menengah disini tidak lebih baik daripada usaha kecil.

Kategori yang memiliki kinerja paling tinggi dari dua skala usaha tersebut adalah Kemampuan Teknis Komersialisasi. Itu artinya UKM manufaktur makanan, minuman, dan otomotif memprioritaskan dan paling efektif dalam menjual inovasi produknya ke pasar. 


Kinerja Kapabilitas Teknis Inovasi

Lingkungan pengembangan kreatif dan kinerja personil R&D merupakan aspek yang memiliki kinerja tinggi pada kapabilitas teknis inovasi. Lalu, analisis lingkungan eksternal dan analisis sumber daya internal sebetulnya memiliki kinerja yang tinggi pada usaha manufaktur makanan minuman, namun itu tidak terjadi pada usaha manufaktur suku cadang. 

Akan tetapi, UKM di Indonesia perlu menaruh perhatian pada kemampuan inovasi teknologi dan pengalaman personil R&D yang masih memiliki kinerja rendah. Usaha otomotif juga rata-rata memiliki kinerja inovasi yang lebih rendah daripada usaha makanandan  minuman.

Berikut adalah poin-poin penting yang ditemukan mengenai karakteristik kinerja kapabilitas teknis inovasi usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif:

  • Tidak memiliki divisi R&D secara khusus, umumnya dijalankan oleh Pemilik dan Tim Produksi
  • Pemilik terbuka terhadap masukan mengenai inovasi, tapi lebih berfokus pada pasar untuk memodifikasi produk
  • Kinerja R&D dilihat dari jumlah produk baru yang sudah dikembangkan
  • Kebanyakan sudah memiliki sertifikat merek. Namun hal ini tidak tercermin dari jumlah Hak Paten, sertifikasi, penghargaan terkait inovasi teknologi, laporan publikasi, dan lainnya.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Modal Rp50 Juta, Berpotensi Cuan dan Layak Dicoba!


Kinerja Kemampuan Teknis Komersialisasi

Nampaknya kemampuan pengembangan produk baru merupakan aspek yang paling banyak berkontribusi kepada kemampuan teknik komersialisasi. Hal ini dikarenakan kedua industri ini memiliki banyak sekali produk baru.

Disini usaha makanan dan minuman rata-rata memiliki kinerja yang baik pada setiap aspek. Namun, usaha manufaktur suku cadang perlu meningkatkan akuisisi teknologi produksi dan perencanaan produksi yang memiliki nilai rendah. 

Berikut adalah poin-poin penting yang ditemukan mengenai karakteristik Kinerja Kemampuan Teknis Komersialisasi usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif:

  • Memiliki kemampuan perencanaan dan pengembangan produk baru yang baik
  • Menyelesaikan hampir semua permasalahan pada teknologi produksinya.
  • Memiliki SOP yang tertulis dengan jelas, namun masih terbatas
  • Melakukan strategi pemasaran yang cukup efektif, namun tidak dapat meramal permintaan

Kinerja Manajemen Inovasi

Disini ditemukan bahwa kapabilitas manajemen & manajemen risiko serta merespon produk baru pesaing & tren bisnis baru adalah aspek yang baik dari kedua industri ini. Hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat, sehingga diperlukan respon yang cepat.

Sayangnya, kinerja baik ini tidak terjadi pada pengalaman teknis manajer dan keandalan eksekutif. Ini disebabkan masih rendahnya kualitas SDM pada UKM di Indonesia.

Berikut adalah poin-poin penting yang ditemukan mengenai karakteristik Kinerja Manajemen Inovasi usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif:

  • Pemilik usaha kecil aktif untuk mencari tahu dan mempromosikan inovasi
  • Tidak memiliki pengalaman kerja lama di industri yang sama
  • Tanggap dalam merespon pesaing, namun tidak terdokumentasi dengan baik

Kinerja Pencapaian Inovasi

Kinerja inovasi dari usaha produsen makanan minuman dan otomotif belum cukup efektif berdampak pada pencapaian bisnisnya. Ini dibuktikan dengan penemuan bahwa dampak yang dirasakan tidak begitu tinggi. Akan tetapi, usaha manufaktur makanan minuman mengatakan mendapatkan dampak yang baik dari inovasi kepada pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, dan akuisisi modal internal.

Berikut adalah poin-poin penting yang ditemukan mengenai karakteristik Kinerja Pencapaian Inovasi usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif:

  • Adanya peningkatan daya saing dari inovasi
  • Adanya peningkatan kemampuan akses modal.dari inovasi
  • Memiliki pertumbuhan dari penjualan dan laba bersih
  • Tidak memiliki estimasi yang tinggi kedepannya untuk penambahan karyawan

Baca Juga: Cocok Buat Milenial! Ini 5 Ide Bisnis Kekinian Sambut 2024


Cara Mengembangkan Inovasi pada Industri Manufaktur

Kita dapat melihat bahwa inovasi bisnis yang dilakukan oleh usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif masih belum optimal dan perlu berbagai perbaikan. Berikut adalah tips-tips yang bisa diberikan penulis untuk Sahabat Wirausaha sehingga dapat meningkatkan kinerja inovasi dalam bisnis:

  1. Bentuklah divisi dan anggaran R&D secara khusus. Kebanyakan pelaku usaha melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan secara tidak terencana. 
  2. Inovasi jangan hanya dalam produk, tapi juga fokuskan pada proses. Inovasi produk dapat dengan mudah untuk di-copy oleh para pesaing. Apalagi kita lihat di industri manufaktur makanan minuman dan otomotif, respon terhadap produk pesaing sangatlah cepat. Proses mampu juga memberikan dampak inovasi yang jauh lebih besar, apalagi berhubungan langsung dengan efisiensi waktu dan biaya.
  3. Tingkatkan dokumentasi Inovasi, jangan terbatas pada Sertifikat Merek. Dengan memperbanyak sertifikasi, laporan publikasi, penghargaan inovasi, hak paten, dan dokumentasi lainnya maka usaha kita akan bisa terlihat lebih inovatif dibandingkan para pesaing.
  4. Buatlah SOP dengan lengkap. Kebanyakan SOP yang dimiliki oleh UMKM sangatlah terbatas, sehingga tidak mampu melakukan kinerja inovasi dengan baik. Dengan adanya SOP yang jelas, maka proses akan berjalan secara efektif dan konsumen pun akan percaya.
  5. Analisa ramalan permintaan pasar secara rutin. Dengan melakukan ini, maka strategi inovasi yang kita lakukan bisa lebih berdampak efektif. Hitunglah dari rata-rata penjualan sebelumnya dan perkirakan dari tren yang terjadi kedepannya.
  6. Tingkatkan kualitas SDM dalam inovasi. Cari karyawan yang aktif dalam melakukan inovasi dan memiliki pengalaman kerja lama di industri tersebut. Jangan hanya pemilik yang selalu berinisiatif pada inovasi bisnis.

Kinerja inovasi saat ini merupakan keunggulan kompetitif yang sangat penting untuk Sahabat Wirausaha bisa menang di pasar. Dari penelitian ini, kita dapat mengetahui karakteristik inovasi bisnis, khususnya terkait teknologi, yang dilakukan oleh usaha manufaktur makanan minuman dan otomotif di Indonesia. Teman-teman dapat menjadikan ini sebagai acuan untuk bisa melakukan kinerja inovasi lebih dari ini.

Jika inovasi terus menjadi budaya dalam bisnis kita, maka kita mampu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan sangat cepat. Ingat, hal yang pasti adalah perubahan. Jadi jika Sahabat Wirausaha tidak melakukan kinerja inovasi yang baik maka akan kalah.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.