Cara Memulai Bisnis Skincare - Sudah tak terhitung lagi orang-orang yang sadar jika merawat diri sama artinya dengan berinvestasi untuk hari tua. Alhasil, dari yang umurnya baru belasan sampai kepala dua baik pria atau wanita akrab dengan produk perawatan tubuh dan wajah. Menurut laporan Populix pada 2022 silam, dari 10.616 responden (pria dan wanita), 77% diantaranya kerap berbelanja skincare/bulan. Lalu 93% responden mengatakan jika pengeluaran mereka untuk kebutuhan skincare berada di angka Rp250.000. 

Khusus wanita, kebanyakan mereka memilih produk lokal untuk digunakan setiap hari. Hal ini menjadi bukti jika mendirikan bisnis skincare dengan brand sendiri adalah peluang yang menjanjikan. Oleh sebab itu jangan ragu untuk memulai bisnis ini. Dalam tulisan ini juga, Sahabat Wirausaha akan disajikan berbagai tips dan tahapan cara memulai bisnis brand sendiri. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

1. Menentukan Ide Bisnis Skincare

Tahapan pertama untuk mengetahui cara memulai usaha skincare dengan menentukan ide bisnis. Sahabat Wirausaha bisa memulainya dengan mencatat semua kegelisahan yang selama ini dirasakan saat menggunakan produk perawatan tubuh. Beberapa diantaranya seperti:

  •  Produk yang ada di pasaran tidak cocok
  • Produk susah didapat (ekspor)
  • Harga mahal
  • Mengandung bahan berbahaya
  • Tidak alami

Berangkat dari keresahan tersebut, Sahabat Wirausaha sudah bisa menentukan ide bisnis skincare paling cocok. Karena hampir semua pengusaha skincare Tanah Air mendirikan bisnis awalnya untuk memenuhi nutrisi tubuh. Setelah itu, lanjutkan dengan menentukan target pasar, tujuannya agar usaha dapat bergerak lebih cepat. Misalnya jika ide bisnis kita adalah kosmetik bagi pengguna kulit sensitif, maka target pasarnya adalah orang-orang dengan jenis kulit yang sama.

Menentukan ide bisnis juga dapat dilakukan dengan mengikuti trend yang lagi berkembang. Jika di tahun 1950-an, kiblat skincare dunia tertuju pada Marilyn Monroe, artis dengan make up tebal, warna bibir merah merona, lengkap dengan eyeliner dengan model cat eye. Tentu kini sudah tidak seperti itu lagi. Tren 2023 adalah menghasilkan produk yang ramah lingkungan sekaligus peduli dengan kesehatan pengguna. Seperti skin cycling atau regenerasi sel kulit, menggunakan bahan baku pengganti asam hialuronat dengan jamur tremella, atau penggunaan facial tools seperti facial cleansing massagers, hingga facial wands.

Baca Juga: Kisah Richard Lee, Sukses Garap Bisnis Skincare dan Klinik Athena

2. Menghitung Perkiraan Budgeting

Menghitung perencanaan keuangan (budgeting) secara sederhana masuk pada poin kedua. Hal ini bertujuan untuk membantu Sahabat Wirausaha dalam mengatur arus kas. Komponen yang harus ada dalam menghitung perencanaan keuangan seperti:

  •  Pemasukan bulanan atau expected income
  •  Pengeluaran tetap atau fixed cost. Contoh: seperti sewa tempat, dan gaji karyawan
  •  Pengeluaran yang bisa berubah atau variable cost. Contoh: biaya tenaga kerja, bahan baku, dan lembur

3. Menyiapkan Modal

Maksud poin ketiga ini adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberlangsungan bisnis skincare kita. Seperti misalnya modal tenaga yang dapat dikaitkan dengan kemampuan kita dalam menjalankan bisnis. Kedua, modal materi yang berhubungan dengan pembiayaan. Kedua hal diatas harus disiapkan dengan baik dan matang sebelum memulai bisnis skincare.

  • Bicara soal modal materi, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan seperti:
  •  Menggunakan modal pribadi
  •  Menggunakan bantuan investor
  •  Relasi bisnis
  •  Menggunakan dana bantuan pemerintah
  •  Menjual aset
  •  Meminjam ke bank

4. Membuat Brand dan Desain Produk

Setelah menentukan ide bisnis dan memilih target pasar, langkah selanjutnya adalah membuat brand dan desain produk. Sahabat Wirausaha bisa mencontoh nama brand internasional seperti Dove, Nivea, Guerlain, Head & Shoulders hingga Clinique. Sedangkan produk lokal seperti NPURE, HALE Skincare, Skin Game, dan Norm. Dari beberapa merk yang disebutkan tadi, kita bisa mengambil kesimpulan jika nama brand sebaiknya:

  • Tidak menggunakan nama panjang
  •  Tidak lebih dari 3 suku kata
  •  Mudah diingat
  •  Mengandung makna positif
  •  Merk mewakili identitas produk

Perlu diketahui juga, dalam memilih merk sebaiknya tidak meniru brand yang sudah dikenal publik. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang kuat tentang ide bisnis skincare. Jika Sahabat Wirausaha masih bingung, bisa menggunakan tools gratis dalam menemukan referensi merk dagang. Tinggal memasukkan beberapa keyword dan klik ok. Hasilnya, tools ini akan memberikan beberapa inspirasi nama merek yang kita inginkan. Nama tools tersebut adalah oberlo.com.

Baca Juga: 6 Cara Membangun Keunikan Produk Melalui Riset Pasar, Sukses Beradaptasi di Pasar yang Kompetitif

Jika dua poin diatas juga tidak bisa membantu Sahabat Wirausaha dalam menemukan brand idaman, cara terakhir adalah dengan mengunjungi situs platform freelance fastwork.id. Setelah masuk dalam web, tuliskan kata kunci 'branding' pada kolom pencarian. Hasilnya, ada ratusan pilihan jasa konsultasi desain branding sampai jasa pembuatan desain produk. Mulai dari yang top level karena memiliki rating tinggi, sampai dengan harga jasa termurah yang tak kalah diminati para pencari merk.

Setelah ini jangan lupa daftarkan brand, desain dan perusahaan agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Ketatnya regulasi di Indonesia juga harus menjadi perhatian Sahabat Wirausaha sebelum memulai bisnis skincare. Terutama tentang Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang izin produksi kosmetik dan izin edar yang dikeluarkan BPOM RI.

5. Melakukan Riset

Riset dibutuhkan untuk melihat seberapa besar produk skincare kita dapat diserap pasar. Mulai dari segi kualitas, dan potensi. Riset juga dapat membantu kita untuk memberikan gambaran kapan permintaan itu sedang tinggi atau lagi sepi. Metode yang paling cepat dan mudah dengan melakukan survei. Caranya dengan memberikan pertanyaan sederhana tentang keresahan yang kita alami, kemudian disebar melalui media online secara acak. 

Jika masalahnya adalah sulitnya mendapatkan produk skincare herbal, maka rumusan masalahnya ialah jumlah produk herbal yang dapat diserap pasar. Kesimpulan dari hasil riset tadi harus merujuk pada produk (herbal) yang paling dibutuhkan. Untuk mempermudah proses survei kita, sudah ada aplikasi online berbasis smartphone. Sahabat Wirausaha bisa membaca artikel terkait tentang: Mengenal Aplikasi Survei Online untuk UMKM.

6. Produksi Skincare

Ada dua opsi yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan saat masuk di tahapan ini. Pertama, menggunakan jasa maklon atau bekerja sama dengan perusahaan lain yang tugasnya meracik, dan memproduksi produk skincare. 

Cara termudah untuk menemukan maklon skincare adalah dengan menggunakan mesin pencarian. Contohnya, Sahabat Wirausaha bisa ketik kata kunci ‘maklon skincare’, lalu akan muncul nama perusahaan maklon, seperti PT. Nose Herbalindo, PT. Delta Atsiri Prima, Marui.co.id, Athena Royal Kosmetika, dan sebagainya.

Sebagai gambaran, ada beberapa tahapan proses produksi melalui maklon, yaitu:

  • Melakukan konsultasi sampai usulan konsep produk yang diinginkan
  • Pembuatan sampel produk
  • Melengkapi dokumen yang dibutuhkan seperti KTP, NPWP dan Nomor Induk Berusaha (NIB)
  • Menandatangani kontrak kerja
  • Melakukan pembayaran
  • Mengurus perizinan seperti Halal, BPOM, Sertifikat Kekayaan Hak dan Intelektual
  • Produk mulai diproduksi
  • Produk memasuki tahapan kualitas kontrol
  • Produk dikirim ke toko

Sahabat Wirausaha juga bisa memilih opsi kedua namun sedikit menguras kantong yakni dengan membuat pabrik pengolahan sendiri beserta karyawan dan tenaga ahli.

Baca Juga: Pasti Bisa! Ini Rahasia 8 Cara Membangun Usaha Tanpa Modal Uang

7. Menyiapkan Toko

Seperti kebanyakan toko offline lainnya, disarankan gerai berdiri di tempat yang mudah dijangkau oleh semua kalangan. Alasannya, bagi konsumen yang baru mengenal produk, akan condong membeli langsung daripada berbelanja di toko online, salah satu tujuannya agar konsumen dapat mencoba produk baru kita dengan mudah. Meskipun seperti itu, bukan berarti toko online tidak dibutuhkan. 

Berikan pelayanan prima dengan membuat website toko, marketplace sampai akun media sosial. Alasannya karena setelah dikenal, 66% wanita Indonesia membeli produk skincare secara online, baik melalui marketplace hingga media sosial (Populix, 2022).

Jika sudah memenuhi lima kriteria tersebut, kita sudah bisa memulai berjualan skincare menggunakan brand sendiri. Jika bisnis sudah berjalan, jangan lupa bangun hubungan baik dengan konsumen, tujuannya agar mereka mau repeat order. Tak hanya itu, biaya yang kita keluarkan juga tak sebesar dengan mencari pelanggan baru. Karena kebanyakan konsumen yang loyal akan terus-menerus membeli produk, termasuk kerap melakukan promosi hingga merekomendasikan ke orang terdekat.

Tentu 5 poin diatas tidak menyulitkan kita dalam memulai bisnis skincare brand sendiri. Jika tidak memiliki modal untuk mendirikan pabrik beserta karyawan, jangan khawatir karena ada jasa maklon yang siap mewujudkan produk kita untuk dipasarkan ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Sudah saatnya UMKM naik kelas.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi: 

  1. https://www.youtube.com/watch?v=NZyYa2QDLvc
  2. bisnisindonesia.id/article/memulai-bisnis-skincare-yang-prospeknya-makin-menggiurkan
  3. youtu.be/RQdTYk46-GY?si=oNq7dbkXTmTALGbp
  4. umkm.kompas.com/read/2022/12/16/130754083/13-langkah-sukses-membangun-bisnis-skin-care-dari-nol?page=all
  5. https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/mengenal-aplikasi-survei-online-untuk-umkm
  6. nose.co.id/
  7. https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/5-cara-menemukan-ide-bisnis-sesuai-minat-cuan-dari-hal-yang-disukai
  8. entrepreneur.bisnis.com/read/20220825/88/1570499/tertarik-buka-toko-kosmetik-ketahui-modal-dan-tips-memulainya
  9. dataindonesia.id/ragam/detail/sebanyak-45-masyarakat-indonesia-beli-skincare-sebulan-sekali
  10. fimela.com/beauty/read/5059290/survei-menunjukkan-90-perempuan-indonesia-pilih-brand-makeup-lokal