Cara Bisnis Halal – Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, bisnis halal memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Bisnis halal, yang juga dikenal sebagai bisnis syariah, adalah usaha yang berfokus pada penjualan produk dengan tujuan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dalam menjalankan bisnis ini, seorang muslim harus mematuhi sejumlah aturan, mulai dari proses jual-beli, peralatan dan bahan baku, sampai menghindari riba.
Jika Sahabat Wirausaha ingin memulai bisnis halal, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Bagaimana cara bisnis halal yang baik? ada 4 tips yang bisa Sahabat Wirausaha baca sebelum memulai bisnis halal.
1. Niat yang Lurus
Bagi Sahabat Wirausaha yang belum memulai bisnis atau sudah berbisnis halal, penting untuk memperbaiki mindset terlebih dahulu. Bagi pengusaha muslim, berbisnis bukan hanya soal keuntungan dan kerugian, tetapi juga tentang meraih surga dan menghindari neraka. Oleh karena itu, perlu adanya keselarasan antara prinsip syariah dan pengetahuan bisnis profesional.
Pengusaha muslim juga harus menerapkan empat sifat Rasulullah dalam menjalankan bisnis: sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabliq (penyampai). Siddiq berarti Sahabat Wirausaha harus jujur dalam setiap aspek bisnis. Amanah berarti menjaga kepercayaan dan bersikap hati-hati. Fathonah mengharuskan Sahabat Wirausaha memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan bisnis. Tabliq artinya menyampaikan informasi dengan jelas kepada supplier, pelanggan, dan mitra bisnis.
Ingatlah bahwa semua aktivitas kita bertujuan untuk ibadah dan mendapatkan keridhaan Allah. Dalam berwirausaha, pastikan niat Sahabat Wirausaha benar agar hasilnya juga baik. Seperti yang disebutkan dalam salah satu hadis, ‘innamal ‘amalu biniyyat’ yang artinya, setiap amalan tergantung pada niatnya. Jadi, cara bisnis halal yang baik adalah luruskan niat Sahabat Wirausaha untuk mencari rezeki yang halal dan baik.
Baca Juga: 7 Cara Memulai Bisnis Kecil-Kecilan Agar Cuan Lancar
2. Modal yang Halal
Untuk memulai bisnis, modal adalah salah satu elemen penting yang harus dipersiapkan. Namun, modal tidak hanya terbatas pada uang, tetapi juga mencakup modal lain seperti rencana bisnis yang matang, tim yang kompeten, serta jaringan yang kuat. Hal terpenting sebelum memulai adalah memahami dengan baik sektor bisnis halal yang akan dipilih.
Setidaknya, Sahabat Wirausaha perlu menjawab beberapa pertanyaan cara bisnis halal, seperti perilaku target pasar, proses bisnis, strategi branding dan promosi, serta distribusi produk. Setelah rencana bisnis tersusun dengan baik, Sahabat Wirausaha bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu membentuk tim yang solid dan menyiapkan biaya awal untuk memulai bisnis.
Sebagian besar pengusaha di Indonesia biasanya mendapatkan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank. Namun, bagi pengusaha muslim, mengambil pinjaman bank dengan bunga dianggap sebagai riba, yang dilarang dalam Islam. Sebagai alternatif, modal bisa didapatkan dari tabungan pribadi, syirkah (kerja sama bisnis), atau pinjaman tanpa bunga jika benar-benar diperlukan. Jika Sahabat Wirausaha menggunakan dana pribadi sebagai modal, pastikan berasal dari sumber halal.
3. Bersertifikasi Halal
Dalam menjalankan bisnis halal, penting untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan memiliki sertifikasi halal. Sahabat Wirausaha bisa mengikuti program-program dari pemerintah seperti Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI), yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Namun, untuk mengikuti program ini, pemilik bisnis harus memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan yang ditetapkan.
Jika Sahabat Wirausaha berencana menjual produk makanan atau minuman, sangat disarankan untuk mendapatkan sertifikasi halal. Sertifikasi ini akan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk Sahabat Wirausaha memenuhi standar halal yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Cara Daftar Sertifikat Halal Reguler Secara Online, Berikut Syarat, Alur, dan Biayanya!
4. Operasional Bisnis yang Halal
Dalam bisnis halal, tidak hanya isi produk yang harus memenuhi standar, tetapi juga cara bisnis halal, seperti distribusi barang harus mendapatkan jaminan sertifikasi halal. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa proses distribusi produk bebas dari kontaminasi bahan yang tidak halal dan najis.
Oleh karena itu, penting untuk memilih jasa logistik yang sudah bersertifikasi halal sesuai dengan kriteria Sistem Jaminan Produk Halal. Jasa logistik ini mencakup area seperti pergudangan, transportasi, distribusi produk, dan fasilitas produksi. Dengan cara ini, produk Sahabat Wirausaha akan tetap dalam kondisi baik dan aman bagi semua pelanggan, tidak hanya untuk konsumen muslim.
Dalam menjalankan bisnis halal, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
- Operasional: Ini mencakup lokasi usaha, pegawai, dan proses bisnis. Pengusaha muslim harus mematuhi izin dan peraturan sewa tempat. Pegawai harus mendapatkan hak mereka secara penuh dan tepat waktu tanpa adanya tindakan zalim. Proses operasional harus sesuai dengan syariat Islam, seperti memastikan pegawai tidak mengenakan pakaian yang tidak sesuai atau tidak memiliki kebiasaan buruk.
- Partner Usaha: Pilihlah partner usaha yang memiliki visi yang sama, jujur, ulet, dan menerapkan nilai-nilai keislaman. Tujuan utama berwirausaha adalah ibadah, jadi penting untuk membangun usaha dengan niat baik untuk dunia dan akhirat.
- Produk: Pengusaha muslim harus memahami produk halal dan haram sebelum memutuskan bisnis yang akan dijalankan. Proses produksi harus sesuai dengan syariat Islam. Misalnya, dalam bisnis ayam bakar, proses penyembelihan harus mengikuti aturan syariah. Produk juga harus bebas dari najis dan syirik serta memenuhi standar kualitas.
- Penjualan: Teknik pemasaran harus etis dan tidak melanggar syariat Islam. Hindari metode pemasaran yang menipu, menggunakan model yang tidak menutup aurat, atau mengelabui konsumen.
- Akad Jual Beli: Pastikan akad jual beli tidak mengandung riba, gharar (ketidakjelasan), atau zalim. Contoh riba adalah utang dari bank dengan bunga. Gharar terjadi jika barang yang dijual tidak jelas kondisinya, seperti burung dalam sangkar yang tidak diperlihatkan kepada pembeli.
- Keuangan: Pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan cermat. Catat semua transaksi, arus modal, dan keuntungan dengan teliti. Jika ada partner syirkah, berikan laporan keuangan secara transparan. Jangan lupa untuk mengalokasikan zakat dari keuntungan yang ada.
- Strategi Usaha: Pilih strategi usaha yang sesuai dengan syariat Islam dan hindari cara-cara yang menyimpang. Islam memberikan pedoman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam berwirausaha. Pastikan usaha Sahabat Wirausaha sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan dapat membawa berkah untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Baca Juga: 7 Kemampuan Operasional yang Perlu Dimiliki Pengusaha Sukses
Dalam menjalankan bisnis halal, Sahabat Wirausaha harus menerapkan prinsip-prinsip tersebut untuk memastikan cara bisnis halal berjalan sukses dan tetap sejalan dengan nilai-nilai agama Islam. Tentunya, kita semua menginginkan agar bisnis dan keuntungan yang diperoleh mendapatkan berkah, bukan?
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- https://umkm.kompas.com/read/2023/11/04/121500983/5-tips-memulai-bisnis-berkonsep-halal-potensinya-luar-biasa?page=all
- https://fiqeeh.com/7-tahap-bisnis-syariah-agar-profit-halal-dan-berkah