Perencanaan Bisnis Salon Kecantikan - Apakah Sahabat Wirausaha punya impian untuk memiliki dan menjalankan bisnis salon kecantikan? Industri kecantikan memang merupakan salah satu dari sedikit yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Karenanya, banyak yang melirik lini bisnis ini sebagai sumber penghasilan.

Nah, jika Sahabat Wirausaha bertekad untuk menjalankan bisnis salon kecantikan, maka Sahabat Wirausaha perlu membuat perencanaan bisnis yang matang sebelum benar-benar memulai bisnis salon kecantikan tersebut. Berikut ini ada beberapa tips yang dapat diterapkan oleh Sahabat Wirausaha untuk membuat perencanaan bisnis salon kecantikan. Yuk, simak daftar lengkapnya!


Perencanaan Bisnis Salon Kecantikan, Terapkan 4 Strategi Berikut!

Secara umum, rencana bisnis (business plan) adalah dokumen tertulis yang menjelaskan tentang kegiatan bisnis inti perusahaan, strategi perusahaan, tujuan perusahaan, serta bagaimana rencana perusahaan ke depan untuk mencapai tujuan tersebut.

Baca Juga: 9 Cara Memasarkan Salon Kecantikan, Undang Banyak Pelanggan!

Bagi bisnis baru, rencana bisnis ini dapat dilakukan dalam rangka untuk menarik investor luar dan/atau pengajuan pinjaman dari lembaga keuangan. Idealnya, baik bagi bisnis baru (start-up) ataupun bisnis yang sudah mapan, keduanya harus memiliki rencana bisnis yang perlu ditinjau serta diperbarui secara berkala.

Nah, untuk membuat rencana bisnis salon kecantikan yang baik, Sahabat Wirausaha dapat menerapkan 4 cara seperti berikut ini.

1. Menggunakan Business Model Canvas (BMC)

Umumnya, dokumen rencana bisnis memuat sekitar 15 hingga 25 halaman untuk isi pembahasan utama dan beberapa halaman tambahan untuk dokumen lampiran sehingga totalnya dapat mencapai 30 hingga 40 halaman. Namun, Sahabat Wirausaha sebagai pelaku UMKM dapat menggunakan metode yang lebih ringkas dan sederhana untuk membuat rencana bisnis yaitu metode Business Model Canvas.

Business model canvas (BMC) merupakan sebuah kerangka kerja atau metode yang digunakan untuk membahas model suatu bisnis. Metode ini menampilkan model bisnis dalam bentuk visual menyerupai kanvas lukisan sehingga lebih mudah dipahami. Salah satu manfaat menggunakan metode BMC adalah para pelaku usaha lebih mudah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis sehingga dapat menyusun strategi bisnis yang tepat. Simak contoh sederhana tentang cara membuat rencana bisnis salon kecantikan dengan menggunakan BMC berikut ini.

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa metode BMC memiliki sembilan poin penting yang dibutuhkan untuk membangun bisnis salon kecantikan yaitu:

  1. Key Partnership, memuat daftar pihak-pihak yang menjadi penentu sukses atau tidaknya bisnis salon kecantikan. Misalnya, tenaga terapis senior/profesional, brand produk kecantikan ternama, hingga pemasok peralatan dan perlengkapan salon.
  2. Key Activities, memuat daftar aktivitas yang akan dilakukan pemilik salon kepada pelanggan. Misalnya, memberikan pelayanan premium, memberikan berbagai promo dan diskon, serta mengadakan program loyalitas pelanggan.
  3. Key Resources, memuat daftar sumber daya apa saja yang dimiliki pemilik salon untuk menggerakkan dan menjalankan bisnis salon kecantikan. Misalnya, tenaga terapis dan karyawan yang berkompeten di bidangnya, serta sumber daya penunjang berupa peralatan dan perlengkapan salon.
  4. Value Propositions, memuat daftar layanan perawatan apa saja yang akan ditawarkan kepada calon pelanggan. Layanan perawatan tersebut diberikan dengan tujuan untuk membuat calon pelanggan merasa cantik dan lebih terawat. Misalnya, hair treatment, body treatment, pedicure dan manicure, serta layanan lainnya.
  5. Customer Relationship, memuat rencana yang akan dilakukan pemilik salon untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Misalnya, menyediakan berbagai promosi maupun diskon untuk jenis perawatan tertentu, serta konsisten mengirimkan email marketing kepada para pelanggan sehingga mereka merasa diperhatikan dengan baik.
  6. Channel, memuat daftar jenis saluran pemasaran yang akan digunakan untuk mempromosikan bisnis salon kepada calon pelanggan. Misalnya, website, pameran, media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.
  7. Customer Segments, memuat target pasar atau kriteria calon pelanggan yang ditargetkan. Misalnya, target pasar salon kecantikan adalah laki-laki dan perempuan dari semua golongan usia, atau secara khusus menargetkan generasi milenial dan gen-z yang aktif menggunakan media sosial.
  8. Cost Structure, memuat daftar biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk menjalankan bisnis salon kecantikan. Misalnya, biaya sewa gedung, biaya untuk membeli produk, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan salon, dan biaya-biaya lainnya.
  9. Revenue Stream, memuat daftar sumber pendapatan modal untuk menjalankan bisnis salon kecantikan. Misalnya, modal sendiri sebagai modal awal, modal yang berasal dari investor maupun lembaga keuangan, atau dari sumber lainnya.

Nah, isi dari setiap poin dalam metode BMC tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis salon kecantikan milik Sahabat Wirausaha. Lebih ringkas, bukan?

Baca Juga: 7 Cara Membuka Salon Kecantikan Untuk UMKM, Ceklis Wajib!

2. Menuliskan Informasi Secara Terperinci

Business Model Canvas memberi kita kemudahan memetakan struktur dan konsep bisnis. Namun, Sahabat Wirausaha tetap perlu merinci semua informasi yang sudah terkonsep dalam BMC seperti menghitung total estimasi pendapatan (revenue streams) dan biaya yang akan dikeluarkan (cost structure).

Hal ini sangat penting untuk dilakukan jika Sahabat Wirausaha hendak mencari bantuan modal dari investor maupun lembaga keuangan. Calon investor atau mitra manapun akan menilai konten yang disajikan serta bagaimana cara Sahabat Wirausaha mempresentasikannya. Kita harus bisa menjelaskan informasi tersebut dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Jadi, luangkanlah waktu untuk memikirkan apa saja yang ingin ditulis dan jika perlu Sahabat Wirausaha dapat meminta saran atau nasihat profesional dari pebisnis yang sudah berpengalaman. Selain itu, rencana bisnis yang kuat dapat menunjukkan kepada para investor dan lembaga keuangan bahwa Sahabat Wirausaha memiliki kredibilitas sebagai pemilik usaha dan sungguh-sungguh bertekad untuk menjalankan bisnis.

3. Miliki Rencana Cadangan

Salah satu kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap pebisnis bahwa tidak semua hal dapat berjalan seperti yang telah direncanakan. Oleh sebab itu, Sahabat Wirausaha juga harus memikirkan setiap kemungkinan masalah dan penundaan yang mungkin terjadi serta menyiapkan dana darurat untuk hal tersebut. Misalnya, masalah terkait perizinan, pekerjaan bangunan dan dekorasi, masalah hukum, masalah terkait pemasok dan stok atau masalah bisnis lainnya.

Selalu siapkan rencana darurat sehingga Sahabat Wirausaha dapat menghadapi kemungkinan adanya kemunduran dan penundaan. Sertakan kemungkinan ini dalam rencana bisnis karena investor maupun lembaga keuangan tentu ingin melihat sejauh mana Sahabat Wirausaha siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari rencana bisnis tersebut. Hal ini pun dapat menunjukkan bahwa Sahabat Wirausaha selaku pemilik usaha mampu bersikap realistis.

4. Fokus Pada Rencana Bisnis yang Telah Dibuat

Sekalipun Sahabat Wirausaha memiliki rencana bisnis yang baik, namun kenyataannya bisnis tersebut masih bisa gagal, terutama jika Sahabat Wirausaha tidak berpegang pada rencana bisnis yang telah dibuat. Oleh sebab itu, Sahabat Wirausaha perlu memiliki sikap kepemimpinan yang kuat dengan fokus pada rencana tersebut. Selain itu, rencana bisnis yang telah dibuat haruslah bersifat fleksibel agar Sahabat Wirausaha dapat menyesuaikan kebutuhan bisnis dalam kondisi pasar dan ekonomi yang cenderung berubah-ubah.

Baca Juga: 7 Cara Mengembangkan Bisnis Salon Kecantikan, Agar UKM Naik Kelas!

Perlu diingat juga bahwa rencana bisnis yang baik saja tidak cukup untuk membangun usaha yang sukses. Sahabat Wirausaha juga perlu meyakinkan para pemberi modal baik investor maupun lembaga keuangan bahwa Sahabat Wirausaha memiliki kredibilitas yang baik, jiwa kepemimpinan yang kuat, serta tekad dan komitmen untuk membangun usaha. Yuk, buatlah rencana bisnismu mulai sekarang! Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Referensi Web : Wikipedia.

Referensi eBook: Yousef-Zadeh, Bijan dan Sally, Medcalf. 2009. Start and Run A Successful Beauty Salon. Begbroke, Oxford: How To Content.