Sumber : pixabay.com
Ketika berselancar di dunia maya, pernahkah Sahabat Wirausaha menemukan iklan atas suatu produk di halaman utama sosial media? Setelah kita mengklik iklan tersebut, biasanya kita akan diarahkan pada halaman website lain. Kemudian di halaman tersebut akan dijelaskan mengenai keunggulan produk, testimoni hingga cara untuk melakukan pemesanan.
Namun, seperti pada praktik promosi lainnya, iklan di sosial media tersebut belum tentu akan mendatangkan closing penjualan bagi yang mengiklankan. Nah, dalam praktik promosi ini akan ditemukan istilah bounce rate.
Baca Juga: Mengenal Istilah Social Media Campaign
Apa Itu Bounce Rate?
Bounce Rate atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai rasio pentalan merupakan persentase pengguna akun yang meninggalkan situs halaman website tanpa melakukan interaksi tertentu atau melakukan tindakan lain seperti mengklik tautan, mengisi formulir, atau melakukan pembelian. Biasanya data yang disajikan pada bounce rate yaitu berupa metrik angka-angka yang menunjukan perilaku orang-orang yang mengunjungi halaman website.
Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM
Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi telah banyak merubah siklus bisnis dan usaha termasuk dalam melakukan manajemen pemasaran. Pada zaman dahulu praktik pemasaran biasa dilakukan melalui surat kabar atau media cetak lainnya dengan budget beragam. Adapun perusahaan dengan budget promosi lebih besar akan menggunakan saluran penyiaran seperti iklan di tv maupun radio. Namun, saat ini perkembangan teknologi membuat gaya hidup konsumen pun bergeser dengan istilah serba online.
Pergeseran tersebut menjadikan media sosial memegang peranan penting bagi banyak orang, dimana orang membutuhkan media sosial untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti facebook, instagram, twitter, youtube dll. Dengan banyaknya penggunaan media sosial untuk berinteraksi kemudian membuat media sosial menjadi lahan hijau untuk melakukan promosi suatu produk atau layanan. Mengiklankan dengan cara demikian dirasa akan lebih efektif karena terhubung dengan lebih banyak orang daripada iklan biasa.
Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood
yang Penting Bagi Digital Marketing
Bagaimana Cara Mengukur Bounce Rate?
Sahabat Wirausaha, dalam membuat iklan, Sahabat perlu memperhatikan apakah campaign promosi sudah menarik konsumen dengan pangsa pasar tertarget atau belum. Hal ini bisa dilihat dan diukur melalui metrik bounce rate. Jadi, saat orang mengunjungi halaman iklan kemudian beberapa saat ke depan keluar lagi tanpa meninggalkan jejak atau melihat lebih banyak halaman, maka orang tersebut berkontribusi pada rasio bounce rate.
Baca Juga: Apa itu Affiliated Marketing?
Sebenarnya tidak ada ukuran standar baik atau buruk yang ditetapkan untuk bounce rate tergantung dari tujuan halaman website itu sendiri. Jika halaman website Sahabat merupakan single-page site seperti blog yang sifatnya hanya memberikan informasi tertentu, maka bounce rate yang tinggi adalah wajar. Namun, jika halaman website Sahabat memiliki tujuan untuk mendatangkan traffic untuk closing penjualan, maka bounce rate yang tinggi bisa jadi pertanda yang kurang bagus.
Berikut perhitungannya:
Bounce Rate= (Jumlah Visitor yang hanya membuka satu halaman/ Total Visitor) x 100%
Contoh, jika sebuah halaman website bisa dikunjungi sekitar 1 juta visitors tiap bulannya, sedangkan pengunjung yang hanya mengklik satu halaman saja sebanyak 100 ribu. Maka perhitungannya sebagai berikut:
Bounce Rate= (100.000/1.000.000) x 100%=10%
Dari sana dapat dihitung bahwa bounce rate pengunjung adalah sebesar 10% dimana persentase ideal yang direkomendasikan adalah antara 15% - 45%. Maka dapat disimpulkan bahwa halaman website tersebut sudah sangat bagus karena bounce rate di bawah 15%.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Google Adsense?
Bagaimana Cara Menurunkan Bounce Rate?
Jika bounce rate yang diperoleh di atas 50%, maka ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi:
- Kualitas halaman website kurang menarik pengunjung
- Pengunjung website bukan target pasar produk yang diiklankan
- Pengunjung sudah merasa cukup menemukan informasi pada website tersebut
Baca Juga: Apa itu Price Earning Ratio?
Berikut adalah hal yang perlu dilakukan:
- Sediakan konten yang menarik dan mudah dibaca oleh pengunjung disesuaikan dengan target market
- Gunakan gambar atau video dengan kualitas yang bagus
- Pastikan website menyediakan design dengan user experience yang baik
- Tingkatkan loading speed halaman website
Nah, itulah pengertian mengenai bounce rate dan cara perhitungannya. Saat ini bounce rate bisa menjadi faktor penting untuk menganalisa efektif tidaknya suatu halaman website. Dengan memahami cara kerja dari bounce rate maka akan membantu para pengguna website untuk mengukur sejauh mana kinerja halaman website yang sudah ada.
Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.