Bisnis Ternak Kelinci ternyata cukup menjanjikan untuk ditekuni. Selain bisa dipelihara karena lucu dan menggemaskan, kelinci juga dicari orang untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai makanan. Alhasil, cukup banyak konsumen yang mencari kelinci untuk kebutuhan tersebut.
Bisnis ternak kelinci merupakan ide bisnis yang relatif mudah untuk dijalankan, bahkan oleh pemula sekalipun. Lalu, bagaimana cara memulai bisnis ini? Mari simak penjelasannya dalam artikel berikut.
1. Awali dengan Beternak di Pekarangan Rumah
Tidak butuh modal terlalu besar, Sahabat Wirausaha bisa memulai bisnis ternak kelinci di pekarangan rumah. Beternak di halaman rumah disarankan agar kalangan pemula memahami karakter, penyakit yang diderita kelinci, sekaligus menghindari biaya berlebih di kemudian hari. Ini dilakukan karena karakter kelinci berbeda dengan hewan lain, seperti mudah takut, mudah kaget, agresif, mudah trauma, suka kebersihan, dan membutuhkan gizi seimbang.
Selain itu, Sahabat Wirausaha bisa mengetahui jenis bibit kelinci, proses reproduksi dan perkawinan, penyapihan, sampai mengetahui mana pakan terbaik. Sebagai tahap awal, kita bisa mulai dengan membeli sepasang kelinci jenis pedaging dan sepasang lagi jenis hias yang berusia sekitar 7-8 bulan, tujuannya agar siap dikawinkan. Ciri-ciri umum kelinci hias cenderung berbulu panjang, memiliki bobot ringan antara 1,5 kg-4 kg, khas dengan pertumbuhannya yang lambat, dan memiliki bentuk tubuh yang imut.
Beberapa jenis kelinci hias misalnya dutch, anggora, lionhead, netherland dwarf, jersey wooly. Di pasaran Indonesia, bibit kelinci hias ini dijual dengan kisaran harga Rp45.000-Rp65.000, sedangkan kelinci pedaging memiliki bulu pendek, bobot tubuh yang cukup berat antara 4 kg-6 kg, perkembangan tubuh yang cepat, dan bentuk wajah seperti sedang marah. Beberapa jenisnya seperti rex, chinchilla, new zealand, dan flemish giant. Untuk harga indukan sedikit lebih tinggi yaitu berkisar Rp200.000-Rp600.000.
Baca Juga: 6 Tips Cuan dari Ternak Kambing, Raup Omset Capai Puluhan Juta!
Wandarisman, salah satu peternak kelinci yang sudah menggeluti bisnis ternak kelinci selama empat tahun, menjelaskan bahwa salah satu cara memulai bisnis ternak kelinci adalah dengan memasukan seekor kelinci dalam satu kandang yang baik, jangan dicampur.
Ciri-ciri kandang yang baik adalah jauh dari sampah dapur, mendapatkan sinar matahari langsung, terlindung dari air hujan, dan besar kandang tiga kali jumlah kelinci. Kandang bisa dibuat dari kayu, aluminium, kawat hingga bambu. Hal yang harus diperhatikan di tahap awal ini adalah jauhkan kandang dari kebisingan agar kelinci tidak stres. Selama perawatan, jaga selalu kebersihan kandang karena berpengaruh terhadap daya tahan tubuh.
Pertimbangkan juga jenis makanan yang diberikan, seperti limbah sayuran. Untuk jenis pakan ini kelinci cenderung berbobot kurus, dengan tubuh kekar. Meskipun seperti itu jenis pakan ini cenderung murah dan mudah didapatkan. Sementara untuk pakan pelet, bobot kelinci cenderung lebih besar, pertumbuhan yang cepat, namun harganya relatif lebih lebih mahal yaitu Rp10.000-Rp25.000/kg.
2. Riset Pasar
Harga jual kelinci hias dan pedaging atau kuliner tidaklah sama. Kelinci hias dijual kisaran Rp40.000-Rp50.000 per ekor. Kelinci pedaging (hidup) antara Rp240.000-Rp400.000 per ekor, daging kelinci fillet Rp150.000-Rp165.000 per kilogram, sedangkan olahan daging kelinci beragam, mulai Rp25.000-Rp400.000 per porsi.
Bicara soal harga jual kelinci pedaging kenapa cukup tinggi, penyebabnya karena khasiat yang tak sama dengan daging sapi atau ayam. Kelinci pedaging dipercaya dapat meningkatkan kesuburan, meningkatkan metabolisme tubuh, memenuhi asupan ibu hamil, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko anemia, dan baik untuk jantung. Karena khasiat inilah, harga daging kelinci lebih tinggi.
3. Perhitungkan Modal
Setelah mengetahui pasar, sekarang Sahabat Wirausaha belajar menghitung besaran perkiraan modal untuk beternak kelinci. Modal menjadi penting karena dapat menentukan berapa banyak kelinci untuk dijual. Sebagai patokan, berikut gambaran modal yang dibutuhkan:
Modal Awal:
- Upah pembuatan kandang ukuran 3x3 (10 unit) = Rp4.000.000
- Peralatan lainnya = Rp 500.000
Operasional:
- Bibit kelinci hias = Rp40.000 (10 ekor) = Rp8.000.000
- Pakan (pelet) = Rp30.000 / kg (10 ekor) = Rp 300.000
- Pakan (limbah sayur) = Rp 0
- Ampas tahu per kilogram = Rp 5000
- Obat-obatan = Rp 50.000
- Listrik = Rp 200.000
- Lain-lain = Rp 100.000
Jika dijumlahkan, maka perkiraan modal awal ternak 10 pasang kelinci serta biaya operasionalnya mencapai Rp13.155.000.
Jika memiliki keahlian dalam membuat kandang, tentu Sahabat Wirausaha bisa menekan anggaran jauh lebih dalam lagi. Hal yang menjadi perhatian disini, semakin baik perencanaan, maka kesiapan Sahabat Wirausaha untuk memulai bisnis ternak kelinci semakin mantap.
Baca Juga: Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Potensial dan Tinggi Peminatnya?
4. Siapkan Lahan dan Kandang
Meskipun skala bisnis Sahabat Wirausaha cakupannya tergolong kecil, pastikan keberadaan lahan jauh dari pemukiman penduduk, atau minimal berjarak 25 meter dari pemukiman. Jika terlalu dekat dikhawatirkan mengganggu kenyamanan warga karena bisa mencemarkan bau dari kotoran dan mengundang lalat.
Untuk tumbuh besar, kelinci sebenarnya tidak terlalu membutuhkan lahan luas. Ada beberapa jenis kandang yang bisa Sahabat Wirausaha pilih, yaitu:
- Kandang sistem ranch adalah jenis kandang yang membutuhkan banyak lahan. Hal ini karena kandang di desain agar kelinci berkeliaran di halaman.
- Kandang baterai adalah kandang kelinci berbentuk petak dengan ukuran terbatas.
- Kandang postal adalah jenis kandang dengan alas lantai padat ditutupi jerami.
5. Persiapan Kandang
Sebelum mendirikan kandang, pastikan lahan bebas dari hewan predator dengan memberikan pagar setinggi 2 - 3 meter pada halaman. Setelah semuanya terpenuhi, siapkan kandang dengan pintu masuk mengarah ke timur, tujuannya agar matahari pagi bisa langsung masuk. Hal ini bertujuan membunuh kuman dan bakteri pada kelinci dan dalam kandang. Sekarang giliran luasan kandang, minimal berukuran 90cm x 60cm (kelinci kecil), 120cm x 60cm (kelinci sedang), dan 180cm x 60cm (kelinci besar).
Pastikan juga kandang memiliki sirkulasi udara yang baik dengan suhu 15 sampai 25 derajat celcius. Tipsnya, hindari penggunaan seng pada bagian atap karena sifatnya menyerap panas. Jika hal ini terjadi akan berdampak buruk bagi kelinci. Beberapanya seperti menjadi stres, tidak produktif, bahkan bisa mati. Kandang kelinci juga membutuhkan penerangan, siapkan lampu penerangan minimal dapat menyala selama 12 jam atau setelah matahari terbenam. Pada bagian lantai, silakan alas menggunakan papan, kawat atau tanah.
6. Beli Indukan Sesuai Budget
Seperti yang disampaikan di awal, uang bukanlah segalanya. Termasuk dalam urusan menyiapkan indukan berkualitas atau ekspor. Jika tidak memungkinkan, siapkan indukan lokal yang harganya jauh lebih murah. Namun tetap memperhatikan hal berikut:
- Sehat dengan sorot mata tajam
- Badan tidak sayu
- Saat berdiri kaki tegak
- Badan tidak kurus
- Tulang belakang ekor tegak ke atas
- Tidak agresif
- Tidak penakut
- Suka bergerak
7. Kelinci Tidak Hanya Makan Wortel
Terbaik bukan berarti mahal, begitu juga untuk urusan pakan. Makanan terbaik untuk kelinci adalah kaya serat dan gizi, seperti rerumputan atau jerami. Siapkan rumput sekitar 250 gram/berat badan. Kelinci juga menyantap sayur-sayuran seperti wortel, daun mint, kale, kubis, kemangi, sampai seledri.
Tambahan nutrisi lainnya bisa berupa pelet sebanyak satu atau dua sendok makan per hari. Jika memungkinkan, tambahkan buah-buahan seperti melon, jeruk, nanas, kismis, stroberi sampai apel. Tipsnya, buah-buahan ini hanya dijadikan sebagai cemilan, jangan jadikan sebagai makanan pokok.
Itulah tahapan ide bisnis beternak kelinci yang pas untuk skala UMKM. Bagaimana Sahabat Wirausaha, tertarik memulai bisnis ternak kelinci?
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Sumber:
Youtube Channel Seribu Mimpi