Chocoletters - Siapa yang tidak kenal cokelat? Makanan manis yang banyak disukai oleh sebagian masyarakat ini ternyata berperan penting dalam rantai pasok global. Indonesia merupakan eksportir ketiga terbesar untuk produk kakao olahan di dunia. Menurut Kemenperin, saat ini, Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia. Selain itu, kemenperin juga menjadikan cokelat artisan dan craft cokelat Indonesia untuk dunia menjadi salah satu program prioritas di masa mendatang. 

Sejalan dengan program kemenperin, Chocoletters ikut berpartisipasi dalam pertumbuhan cokelat artisan Indonesia. Siapa sangka, ternyata membuat cokelat bisa dijadikan sebagai terapi juga. Untuk cerita lebih lengkapnya, mari Simak artikel berikut ini.


Chocoletters: Memanfaatkan Peluang Bagus dan Terapi Fokus

Sumber: Chocoletters

Chocoletters merupakan usaha yang didirikan oleh Dian Annisa yang berfokus pada cokelat artisan. Sejak kecil, dia suka sekali dengan cokelat. Sampai akhirnya dia terinspirasi dari salah satu tokoh film Willy Wonka untuk membuat pabrik cokelat. Selain untuk mewujudkan impiannya sejak kecil, ternyata usaha cokelat ini juga merupakan salah satu langkahnya dalam melakukan terapi.

Di tahun 2016, Dian di diagnosis memiliki penyakit mental anxiety disorder. Penyakit tersebut membuatnya terus menerus dirundung kecemasan dan ketakutan. Akibatnya, dia sempat dirawat di RSJ selama 2 minggu lamanya untuk pemulihan. Setelah masa pemulihan, Dian mencari berbagai macam kegiatan yang bisa membuatnya tenang dan fokus. Kemudian, dia memutuskan bahwa membuat cokelat adalah cara yang tepat untuknya.

Baca Juga: Pasti Bisa! Ini Rahasia 8 Cara Membangun Usaha Tanpa Modal Uang

Dian Annisa juga menaruh perhatian terhadap produk-produk cokelat lokal yang belum bisa bersaing secara global. Menurut hasil risetnya, produk cokelat lokal dengan bahan premium masih dijual mahal. Akibatnya, yang banyak beredar justru cokelat dengan kualitas rendah. Di sisi lain, menurut Kemenperin, pangsa cokelat artisan saat ini baru 1,3% dari potensi 10% pasar cokelat di Indonesia. Peluang tersebut pun ikut dimanfaatkan oleh Chocoletters dalam rangka membantu pertumbuhan di industri kakao.

Di tahun 2017, Dian pun mulai memberanikan diri menjual cokelatnya secara komersial. Di awal merintis, ia berbekal lima puluh ribu rupiah sebagai modal awal. Ia gunakan untuk membeli cokelat batang dan cetakan. Kemudian dia titip jual di warung-warung sekitar rumah dengan target pasar anak-anak sebagai pembeli. “Alhamdulillah dalam sehari bisa habis 500 pcs cokelat karakter.”, kenang Dian.

Pada saat awal merintis usaha, Dian mendapatkan sambutan yang positif. Ia pun mulai mengambil langkah yang serius dengan memasarkan produknya secara online. Pada saat itu, pesanan yang berdatangan adalah cokelat custom. Berbekal hasil riset dan inovasi produk, pesanan pun terus bertambah. Banyak customer yang memesan untuk momen tertentu seperti ulang tahun, wisuda, anniversary, dll.

Saat ini, Chocoletters sudah mengantongi berbagai perizinan mulai dari NIB, HKI, PIRT, dan halal MUI. Produk yang sudah dijual pun beragam mulai dari cokelat custom, cokelat buket, cokelat karakter, cokelat bar couverture, cokelat spring bloom blossom, mochi, brownies, Royce chocolate, dan hampers seasonal.


Keunikan Chocoletters: Mulai dari Komposisi Hingga Kustomisasi

Sumber: Chocoletters

Tidak seperti produk cokelat pada umumnya, Chocoletters menjadikan cokelat sebagai media untuk menyampaikan pesan. Oleh karenanya, beberapa produk best seller Chocoletters bisa di custom sesuai pesanan. Sesuai dengan tagline nya yaitu “Share happiness with us, healthy chocolate, healthy mind”.

Chocoletters berusaha untuk menyajikan produknya dengan bahan baku terbaik dan kualitas terjamin. Oleh karenanya, di setiap kemasan, Chocoletters selalu mencantumkan Nutrition Facts sebagai bentuk transparansi terhadap konsumen. Tidak hanya cokelat, Chocoletters juga berinovasi menggabungkan kacang-kacangan dan buah-buahan ke dalam produknya. Ini merupakan salah satu upaya Chocoletters dalam meningkatkan nilai gizi produknya.

Baca Juga: Bisnis Coklat Yang Sukses, Kisah Inspiratif Cokelatin Indonesia!


Chocoletters: Mulai dari Strategi Pemasaran Hingga Repeat Order pun Berdatangan

Sumber: Chocoletters

Pemasaran online yang semakin masif menggunakan digital marketing juga dimanfaatkan oleh Chocoletters. Upaya promosi yang dilakukan pun beragam, mulai dari instagram ads, facebook marketplace, dan berbagai jenis ecommerce seperti shopee, bukalapak, dan tokopedia. Adapun di social media, Chocoletters juga menggunakan jasa influencer untuk mendongkrak penjualan. Tak jarang juga, keberhasilan Chocoletters pernah diliput oleh beberapa media dan stasiun televisi lokal.

Selain upaya promosi online, Chocoletters juga masih melakukan pemasaran offline. Dian masih menggunakan strategi titip jual di warung maupun toko-toko terdekat. Menurutnya, upaya ini masih dirasa efektif untuk memasarkan cokelat karakter dengan target market anak-anak.

Tak jarang juga, Dian ikut berpartisipasi dalam berbagai macam bazar yang diadakan oleh pemerintah daerah. Bahkan, beberapa diantaranya diadakan program cooking class dan workshop terkait pembuatan cokelat karakter. Dalam waktu dekat, Chocoletters juga membidik toko oleh-oleh dan cafe di Jabodetabek sebagai mitra pemasarannya.

Beberapa mitra pun dilibatkan untuk mendukung proses produksi dan pengiriman. Chocoletters memilih mitra terpercaya yang juga mengedepankan kualitas. Chocoletters membagi ke dalam tiga kelompok, yaitu supplier bahan baku, supplier pengemasan, dan supplier pengiriman.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Mindtea, Bisnis Teh Kemasan yang Bertahan 14 Tahun dan Jalin Kontrak dengan Brand Besar

Untuk supplier bahan baku, Chocoletters memiliki beberapa mitra, seperti supplier cocoa couverture blend, cocoa powder, cokelat compound, kacang-kacangan dan buah-buahan. Di bagian produksi, Chocoletters juga memiliki supplier untuk cetakan cokelat. Sedangkan di bagian pengemasan, Chocoletters memiliki supplier box sekat, box corrugated, dan berbagai macam aksesoris packaging.

Untuk mendukung pengiriman aman sampai tujuan, Chocoletters memanfaatkan mitra pengiriman seperti Paxel Sameday, Gosend instan, mitra warung dan toko, bahkan Chocoletters memiliki beberapa reseller untuk mendistribusikan produknya sampai ke konsumen.

Selain itu, Chocoletters juga mengedepankan customer relationship sebagai upaya untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menerapkan personal assistant antara Chocoletters dengan customer. Strategi tersebut mengupayakan pelayanan yang optimal dengan menjawab berbagai pertanyaan konsumen secara ramah dan fast response. Dengan demikian, selain bisa mendatangakan repeat order, sebagain besar customer juga dengan sukarela memberikan testimoninya di media sosial miliknya.

Stretegi lainnya yang digunakan oleh Chocoletters adalah dengan memberikan beberapa program promo. Beberapa diantaranya  seperti giveaway, discount, promo early bird, memberikan layanan pesan antar dengan minimal pemesanan, hingga bingkisan menarik untuk pelanggan setia.


Chocoletters: Manfaatkan Kembali Produk Gagal Menjadi Produk Baru

Sumber: Chocoletters

Setiap usaha kemungkinan pernah mengalami kegagalan, termasuk pada saat produksi. Begitupun yang dialami oleh Chocoletters. Biasanya produk yang gagal ini bisa dikarenakan ukuran maupun warna yang tidak sesuai. Namun, Chocoletters memiliki prinsip pantang untuk membuang produk yang gagal. Menurut Dian, produk yang gagal ini bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang baru.

Berbekal dari hasil riset dan trial error yang dilakukan, Dian kemudian menggunakan cokelat yang gagal menjadi produk baru seperti mochi dan brownies. Awalnya Chocoletters hanya memiliki varian produk berupa cokelat. Namun, seiring berjalannya waktu, cokelat yang tidak masuk quality control ini dijadikan bahan isian untuk produk mochi dan brownies. Siapa sangka, ternyata selain bisa menekan biaya produksi,  produk baru ini juga  ikut meningkatkan jumlah penjualan di Chocoletters

Baca Juga: Kembangkan Resep Turun Temurun, Kisah Rempah Karsa yang Berbisnis Jamu Hingga Pasar Eropa  

Tantangan lainnya yang pernah dihadapi oleh Chocoletters adalah terkait pembiayaan. Sistem pembayaran antara Chocoletters dengan supplier, sebagian besar menggunakan cash. Untuk menyiasati hal tersebut, Chocoletters menggunakan sistem pre-order dalam pemesanan produknya. Proses produksi baru dilakukan setelah konsumen membayarkan pesanannya.

Namun, dalam beberapa kondisi, Chocoletters pernah mengalami kesulitan dalam hal pembiayaan. Untuk menjaga operasional tetap berjalan dan usaha tidak gulung tikar, pencarian angel investor pun dilakukan. Tak jarang juga, Chocoletters menerima dana hibah dari pemerintah daerah untuk kelangsungan usahanya.

Saat ini kapasitas produksi Chocoletters sudah mencapai 3.000 – 5.000 pcs per bulannya untuk jenis cokelat bar. Angka tersebut di luar pesanan cokelat custom dari konsumen. Tingginya jumlah pesanan tersebut mengindikasikan bahwa produk Chocoletters sudah diterima dengan baik di masyarakat.

Chocoletters mengutamakan kualitas dan keamanan pangan untuk produknya. Oleh karenanya, pada saat proses packing, produk dikemas menggunakan alumunium foil, styrofoam dan dus untuk pengiriman ke luar kota. Chocoletters membanderol produknya mulai dari harga Rp 25.000 hingga Rp 170.000 per kemasan. Omset rata-rata yang berhasil dicapai saat ini sekitar Rp 10jt - Rp 30jt dalam satu bulan. Pada momen tertentu, seperti valentine, lebaran, natal, dll, omset Chocoletters bisa menyentuh angka Rp 150jt untuk satu momen.


Pencapaian Manis Chocoletters

Sumber: Chocoletters

Suka duka yang sudah dilewati oleh Chocoletters akhirnya bisa membuahkan hasil yang manis. Terus belajar dan mengikuti beberapa pelatihan menjadi salah satu keberhasilannya mencapai titik yang sekarang. “Saya juga suka mencari video-video pembelajaran untuk ukm di internet, salah satunya dari Tumbu”, ungkap Dian.

Adapun beberapa prestasi yang pernah diraih oleh Chocoletters adalah sebagai berikut:

  • 2nd winner program umkm Cipta Nyata by Belva Devara
  • 100 besar Beli Kreatif Lokal
  • Top 5 umkm favorit Jemput Rezeki Indosiar
  • Top 25 Baparekraf Digital Entrepreneurship
  • Top 7 kompetisi Inovasi Usaha LPDP UI
  • Mendapatkan Bantuan Intensif Pemerintah BIP JPU
  • Finalis UKM Jagowan 2022
  • Top 240 Wirausaha Muda Mandiri
  • Top 45 Wirausaha Muda Pemula Jawa Barat

Bagi Dian, prestasi-prestasi tersebut hanyalah bonus bagi perjalanan usahanya. Baginya, memberikan pelayanan yang terbaik dan bermanfaat untuk banyak orang adalah nilai-nilai yang terus dipegang teguh dalam hidupnya. Yang terpenting dalam berwirausaha adalah menjaga semangat, terus bereksplorasi dengan ide, persiapkan mental, serta ikhtiar dan berdoa yang terbaik.

Dari cerita Dian Anisa kita bisa memetik pesan jika keterbatasan bukanlah alasan untuk menjadi lemah. Melalui usahanya Chocoletters, Dian bisa membuktikan jika tantangan-tantangan yang dihadapinya bisa disulap menjadi peluang yang menguntungkan.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi :

  1. kemenperin.go.id/artikel/24326/Cokelat-Artisan-Jadi-Fokus-Pengembangan-Industri-Pengolahan-Kakao
  2. chocolettersbgr.com/ 
  3. tokopedia.com/chocoletters/choco-mochi?extParam=src%3Dshop%26whid%3D9104599