Teh Mindtea – Teh sudah ada sejak zaman dahulu dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Tak heran jika kita mudah menemukan teh di mana saja. Tanpa disadari, teh merupakan minuman yang sehat apabila diseduh dengan cara yg benar. 

Bicara soal teh, minat pasar masih terbilang cukup tinggi karena dapat dikonsumsi setiap hari. Hal inilah yang membuat Karina, wanita 57 tahun, mencetuskan untuk berbisnis minuman teh sehat. Namun, karena banyaknya kompetitor yang tersebar di berbagai daerah, sepak terjang Karina bisa tentunya tidak mudah hingga bisa bertahan selama 14 tahun. Yuk, ikuti cerita inspirasi Karina yuk dalam berbisnis teh sehat yang dinamainya Mindtea ini! 


Awal Mula Berdirinya Bisnis 

Pada tahun 2009, Karina mengawali usahanya dari bisnis AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dengan merek dagang Peddler. Seiring berjalannya waktu, Karina memiliki ide untuk menulis buku seputar dunia teh, mengingat tingginya minat masyarakat dalam mengkonsumsi teh. Tak tanggung-tanggung, Karina mendapatkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, lho. 

“Kami mencari narasumber antara lain Balai Penelitian Teh dan Kina Bandung. Di sana kami mendapatkan bahwasanya teh mempunyai kandungan polifenol (Katekin) yg mempunyai kadar antioksidan tinggi yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia.” jelas Karina.

Hasil riset dan tulisannya ini Karina tuangkan dalam buku sejarah tentang teh yang berjudul, “Teh sebagai Minuman Bangsa Bangsa di Dunia”. Berangkat dari buku teh ini lah, Karina memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis teh lebih dalam lagi. Bisnisnya ini mendapatkan dukungan dari Profesor Dede Kusuma dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.

Sahabat Wirausaha, dari sini bisa kita jadikan inspirasi bagi sebagian orang yang mungkin ingin memulai sebuah bisnis tapi masih belum tahu kira-kira produk apa yang ingin dijual. Nah, kita bisa tiru Karina yang memilih produk bisnis berdasarkan minat dan keilmuan yang sudah dipelajari Karina selama ini. Dengan begitu, saat terjun langsung di lapangan, kita bisa lebih menikmati prosesnya dan menguasai di bidang tersebut.  

Baca Juga: Mau Ekspor Makanan Kemasan? Yuk, Ketahui Apa Saja Standar Ekspor Produk Pangan Olahan


Merilis Produk Pendukung berupa Cookies 

Sahabat Wirausaha, salah satu tips untuk meningkatkan penjualan adalah dengan menjual produk pendukung. Kita bisa mengambil inspirasi dari Karina yang menjual cemilan cookies enak yang bisa dikonsumsi saat minum teh Mindtea.

Produk cookies-nya ini Karina beri nama “Fortune Cookies”, yang menurut cerita Karina merupakan produk musiman yang ramai dicari pembeli menjelang Natal, akhir tahun dan Chinese New Year. Fortune cookies adalah kue kering yang berbentuk love yang disertai kertas quote di dalam lekukan kue, sehingga orang akan tergelitik buat menerka nerka isi didalamnya. Hal ini yang memberikan sensasi pengalaman unik untuk konsumennya. Fortune Cookies pertama kali dibuat di San Fransisco, yang masih terkenal di kalangan masyarakat Amerika dan berbagai dunia hingga saat ini. 

“Seiring berjalannya waktu, hingga saat ini Fortune Cookies milik kami sudah dipakai promosi perusahaan, acara gathering, hadiah untuk pacar, undangan, valentine, dan masih banyak lagi. Puji syukur, Fortune cookies menjadi best seller bahkan sudah diekspor ke Singapura, Malaysia dan Filipina. Sedangkan teh Mindtea lebih banyak dipasarkan di Indonesia,” cerita Karina. 

Siapa sangka, produk yang hanya diniatkan sebagai produk pendukung untuk menemani Mindtea ini ternyata juga banyak diminati oleh konsumen Karina. Hal ini karena kepiawaian Karina dalam mengemas produknya yang berwarna-warni, dan juga menyajikannya dalam bentuk buket untuk acara spesial. Wah, bisa kita tiru nih strateginya! 


Mendapat Orderan Puluhan Ribu Unit

Siapa sangka jika ternyata bisnis teh Mindtea yang sudah berdiri selama 14 tahun ini hanya dikelola oleh 3 orang saja? Ya, Karina bercerita bahwa dirinya hanya dibantu oleh 2 tenaga kerja. Bahkan, pada awal-awal merintis usaha, Karina juga sambil mengurus anak, lho! 

“Kami hanya bertiga hingga saat ini, namun pada saat peak season kami akan menambah tenaga kerja. Awalnya, kami menjual teh Mindtea secara offline di Rumah Sakit Jantung Harapan kita dan juga di  wisma Bidakara. Namun, sejak Wisma Bidakara dibongkar karena peremajaan maka kami pindah ke BSD Tangerang selatan dengan mengutamakan penjualan online melalui marketplace dan sosial media.” ujar Karina.

Nah, dari sinilah, saat Karina mulai merambah dunia online dan berusaha mengikuti perkembangan zaman, ternyata Karina dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Hal ini karena penjualan tidak dibatasi masa dan tempat, sehingga Karina lebih mudah mendapatkan orderan hingga ratusan ribu pieces dalam waktu singkat! 

Baca Juga: 10 Brand Makanan Kemasan UMKM yang Menonjolkan Cita Rasa Indonesia

“Kami mendapat orderan Fortune Cookies dari Flash Coffee sebanyak 22.000 pcs pada tahun awal  2023 dan ekspor langsung perdana ke Singapura pada awal Desember 2023,” kata Karina.  

Hingga saat ini, Karina telah memproduksi sendiri ratusan ribu produk Mindtea sejak 2020 dan pelanggannya sangat bervariasi, mulai dari pelanggan eceran hingga hotel, sekolah, restoran, bank, hotel, bahkan perusahaan dengan brand besar seperti Samsung!


Strategi Berjualan Online ala Karina 

Sahabat Wirausaha baru saja menjajaki dunia online untuk menjual produk? Jangan khawatir dengan persaingan, karena Karina akan membagikan tipsnya yang mengantarkan produknya ke berbagai negara di dunia.

1. Optimalkan Penggunaan Platform Online

Karina benar-benar memaksimalkan seluruh platform online yang ada, seperti Whatsap, Instagram, maupun Marketplace (Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada). Ekspor perdananya datang dari Platform Shopee International melalui promo ads yang disediakan. Menurut Karina, setiap platform memiliki karakter tersendiri, sehingga diperlukan penyesuaian style dan juga cara memasarkan produknya. 

Karina bercerita bahwa dulu sangat sulit menjual produk Mindtea dan Fortune Cookies dengan harga yang cukup mahal sehingga penjualan hanya stuck dan berakhir di etalase saja. Namun, Karina menyadari bahwa produknya memiliki kualitas premium, sehingga lebih cocok dipasarkan melalui pasar modern. 

“Teh Mindtea awal-awal dipasarkan dengan harga Rp 65.000 per 100 gram, harga ini jauh di atas harga teh yang dipasarkan pada saat itu. Akhirnya kami mempercantik kemasannya dengan upgrade ke premium menggunakan botol kaca,” kata Karina. 

Dari sini kita bisa jadikan inspirasi bahwa kita tidak perlu khawatir jika ingin menjual produk dengan harga tinggi. Kita bisa mengubah target market kita dan juga mengubah kemasan seperti yang dilakukan Karina agar terlihat lebih berkualitas. Namun, jangan lupa untuk tetap mempertahankan cita rasa dan juga reputasi agar pelanggan tetap loyal dengan bisnis yang kita jual.

2. Berikan Edukasi pada Konsumen

Demi mendapatkan perhatian konsumen, Karina secara konsisten mengedukasi masyarakat tentang  manfaat teh bagi kesehatan. Oleh karena itu, Karina bekerja sama dengan Bagian Rehab Jantung Rumah Sakit Harapan kita dengan memberi tester. Selain itu, Karina juga menerangkan manfaat teh Mindtea kepada pasien yang sedang menjalankan rehab. 

Hambatan-hambatan yang sebelumnya seperti sulit untuk dihadapi ternyata akhirnya bisa diatasi oleh Karina. Ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun hambatan yang tidak ada jalan keluarnya, sehingga diperlukan keyakinan dan motivasi yang kuat untuk berhasil. 

Salah satu hal unik dari bisnis Mindtea dan Fortune Cookies milik Karina yang bisa kita jadikan inspirasi adalah jumlah pengikut di Instagramnya yang bahkan belum mencapai ribuan. Meskipun begitu, Karina membuktikan bahwa suksesnya sebuah bisnis tidak bergantung pada jumlah pengikut, tapi kepada kepuasan pelanggan dalam menikmati produk yang kita jual. Siapa sangka, pelanggan yang dulunya sedikit ternyata ketagihan membeli produk Karina, hingga dilirik oleh brand-brand ternama.

Baca Juga: 7 Ide Bisnis Jelang Tahun Baru Imlek yang Bisa Dicoba, Perayaan Meriah Untung Melimpah!

3. Konsisten Membagikan Konten

Hal lain yang perlu ditiru dari Karina adalah sosial medianya yang sangat informatif, karena Karina aktif membagikan cara mengkonsumsi produk, manfaat, video produksi, dan juga acara besar yang diikuti oleh Karina. Semua dokumentasi ini meskipun tidak mendapatkan ribuan likes seperti kompetitor, tapi berhasil meyakinkan calon konsumennya bahwa produk homemade buatan Karina juga terpercaya dan mampu bersaing dengan produk sejenis. 

Pesan dari Karina untuk Sahabat Wirausaha adalah terus mengikuti pelatihan agar dalam mengelola bisnis dapat mengikuti perkembangan teknologi. Karina pribadi bahkan sangat berterima kasih kepada ukmindonesia.id yang tidak lelah memberikan pelatihan kepada pelaku UKM di seluruh Indonesia. 

Nah, bagaimana dengan Sahabat Wirausaha? Tunggu apalagi, segera praktikkan seluruh tips dari Karina, pemilik bisnis Mindtea ini dan aplikasikan pada bisnis Sahabat! Jangan lupa untuk terus ikuti perkembangan UKMIndonesia dengan membaca artikel bermanfaat lainnya di situs ini ya! 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : 

Wawancara dengan Karina, pemilik bisnis Mindtea