Sahabat Wirausaha, ada kalanya kita terpaksa membeli sebuah barang yang kualitasnya tidak terlalu bagus karena kondisi keuangan yang tengah pas-pasan. Misalnya, seperti kita seharusnya butuh sandal kulit, tapi karena uang yang dimiliki menipis, terpaksa membeli sandal jepit asalkan memiliki alas kaki. Dalam kondisi seperti ini, sandal jepit bisa dianggap sebagai barang inferior.

Baca Juga: Pengendalian Produksi

Seperti dilansir Wikipedia, barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan konsumen. Dapat disimpulkan jika minat akan barang-barang inferior atau juga dianggap barang mutu rendah akan melambung gila-gilaan, saat tingkat penghasilan masyarakat rendah. Lantaran harga sebanding dengan kualitasnya yang rendah, barang-barang inferior cenderung diminati konsumen dengan penghasilan pas-pasan.

Baca Juga: Mengenal Istilah Kapasitas Produksi


Contoh dan Pengaruh Harga Terhadap Barang Inferior

Pada dasarnya menemukan contoh barang-barang inferior dalam keseharian tidaklah sulit. Sahabat Wirausaha mungkin pernah menggunakan beberapa contoh barang inferior seperti mie instan yang begitu lekat dengan makanan di tanggal-tanggal tua sebelum gajian. Lalu ada juga kopi bubuk sachet yang dibeli oleh anak-anak muda ketika kiriman dari orangtua belum datang, lantaran tak bisa nongkrong di coffee shop pusat kota.

Baca Juga: Apa itu Buffer Stock?

Kendati termasuk kebutuhan sekunder, kendaraan bermotor bekas ternyata juga masuk kategori barang inferior. Karena ada kalanya masyarakat membutuhkan alat transportasi tapi karena kondisi keuangan, terpaksa membeli mobil atau sepeda motor bekas, asalkan bisa melaju.

Baca Juga: Economies of Scale

Dilansir dari Accurate, pada dasarnya penetapan kategori barang normal dan barang inferior ini memang tergantung pada tingkat pendapatan konsumen. Hanya saja perubahan harga memang sangat berpengaruh pada permintaan barang-barang inferior lantaran ada dua faktor utama penyebabnya. Kedua hal itu adalah efek substitusi yang dipicu keputusan konsumen mengalihkan kebutuhan ke produk-produk alternatif, dan efek pendapatan yang memicu pembelian dalam jumlah besar saat harga tengah anjlok.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha!