Pelajaran penting bagi UMKM - Di era digital ini, ojek online telah menjadi entitas tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Keberadaan perusahaan penyedia jasa ini terus berlipat ganda, menciptakan persaingan yang semakin ketat setiap tahunnya. Di tengah dominasi dua raksasa ojol, Gojek dan Grab, ada beberapa ojek online lainnya tidak mampu bersaing sehingga harus mengalami kebangkrutan. Apa yang menyebabkan mereka tersingkir dari arena persaingan sengit ini? Simak paparan lengkapnya berikut ini.
1. Uber
Sumber: cdn-2.tstatic.net
Pada tahun 2018, perusahaan ojek online Uber memutuskan untuk mengakhiri operasinya di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka menjual bisnisnya kepada pesaingnya, Grab, yang merupakan platform ojek online terkemuka di Asia Tenggara. Melansir dari CNBC Indonesia, penyebab bangkrutnya Uber disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
a. Persaingan yang sengit
Uber tidak mampu mengatasi persaingan dengan Gojek, platform ojek online lokal yang telah lebih dulu beroperasi dan memiliki pangsa pasar lebih besar. Meskipun Uber memiliki reputasi global yang kuat, sulit bagi mereka untuk bersaing dengan Gojek yang telah mendapatkan dukungan dari pengguna dan mitra pengemudi lokal.
Baca Juga: Membuat Content Plan di Media Sosial, Berikut Langkah yang Perlu Kamu Terapkan
b. Regulasi yang ketat
Selain itu, Uber juga menghadapi tantangan regulasi di Indonesia. Perubahan kebijakan pemerintah terkait transportasi online mempengaruhi operasional Uber dan dapat menghambat pertumbuhan bisnis mereka. Regulasi yang ketat dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh platform ojek online dapat menjadi beban yang sulit diatasi oleh Uber.
2. Lady Jek
Sumber: img.okezone.com
Ojol yang identik dengan warna pink ini sempat menarik perhatian publik karena pengemudi dan penumpangnya hanya dikhususkan untuk wanita. Namun, Lady Jek, yang didirikan pada tahun 2015 dan memiliki sekitar 3.300 pengemudi, mengalami kebangkrutan akibat keterbatasan dana yang tersedia. Melansir dari situs matranews.id, berikut penyebab bangkrutnya Lady Jek ada dua:
a. Kurangnya Permintaan Pasar
Konsep pelayanan yang terlalu spesifik ini tidak cukup diminati oleh pasar secara luas, sehingga sulit bagi Lady Jek untuk bertahan dan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk operasional mereka.
b. Tidak Mampu Bersaing
Persaingan dengan platform ojek online lainnya, terutama yang sudah mapan seperti Gojek, juga turut menjadi faktor penyebab bangkrutnya Lady Jek. Sulit bagi platform dengan pangsa pasar yang terbatas untuk bersaing dengan platform yang telah memiliki basis pengguna yang besar dan beragam.
Baca Juga: Psikologi Warna Untuk Membangun Identitas Brand, Pelajari Caranya Disini!
3. Call Jek
Sumber: images.solopos.com
Call Jek merupakan perusahaan ojek yang berasal dari Yogyakarta, berdiri pada 2010 dan beroperasi hanya 5 tahun. Ojol yang pertama kali mengadopsi sistem argometer ini menghadapi kegagalan bisnis karena kalah bersaing dengan Gojek. Melansir dari Detik Finance, penyebab bangkrutnya Call Jek bisa dikaitkan dengan kurangnya inovasi dan keunggulan kompetitif dalam menjalankan bisnis mereka.
a. Tidak Mampu Memberi Pelayanan Berbeda
Call Jek tidak mampu memberikan layanan yang berbeda dan menarik bagi pengguna, maka sulit bagi mereka untuk mempertahankan pangsa pasar dan bertahan dalam persaingan yang ketat.
b. Strategi Pemasaran Dan Brand Awareness Yang Kurang Efektif
Call Jek tidak mampu memperluas jangkauan dan meningkatkan kesadaran merek di kalangan pengguna potensial, mereka akan kesulitan untuk mengumpulkan basis pengguna yang cukup untuk menjalankan bisnis dengan sukses.
4. Bluejek
Sumber: setara.net
Ojol yang berdiri pada 2015 serta identik dengan warna biru ini, sempat menjadi saingan terbesar Gojek dan Grab. Meskipun berhasil mengumpulkan armada yang besar, perusahaan ojol ini mengalami kegagalan bisnis karena terjebak dalam perang tarif yang merugikan antara penyedia layanan ojol. Masih melansir dari Detik Finance, bangkrutnya Bluejek bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
a. Persaingan Sengit
Persaingan ketat dengan platform ojol lain mengakibatkan penurunan pendapatan dan kesulitan dalam mempertahankan pangsa pasar.
b. Pengelolaan Keuangan Tidak Efisien
Pengelolaan keuangan yang tidak efisien atau strategi bisnis yang tidak tepat juga dapat menjadi faktor penyebab bangkrutnya Bluejek. Jika platform tersebut tidak mampu mengelola sumber daya mereka dengan baik atau membuat keputusan yang cerdas dalam menghadapi perubahan pasar, maka mereka akan menghadapi kesulitan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Baca Juga: 3 Cara Monitoring Kinerja Karyawan Agar Bisnis Semakin Produktif
5. Topjek
Sumber: cdn-2.tstatic.net
Topjek memperoleh keuntungan dari tarif yang murah tanpa promosi dan fitur chat room yang belum ada pada aplikasi pesaing mereka. Dengan fokus pada kualitas daripada kuantitas, ojol ini membatasi jumlah pengemudi mereka menjadi hanya 10.000 dengan proses seleksi yang sangat ketat. Tapi, ojol yang berdiri sejak 2015 ini sayangnya tidak mampu bertahan dan akhirnya bangkrut. Dilansir dari CNBC Indonesia, penyebab bangkrutnya Topjek bisa jadi terkait dengan beberapa faktor :
a. Kurangnya Penetrasi Pasar
Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya penetrasi pasar dan tidak adanya basis pengguna yang kuat di berbagai wilayah. Hasilnya, mereka kesulitan dalam memperluas jangkauan pasar dan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk bertahan.
b. Kurang Inovasi
Di dalam industri yang terus berkembang seperti ojek online, platform harus terus mengikuti perkembangan teknologi, menghadirkan fitur-fitur baru, dan memenuhi harapan pengguna. Jika Topjek gagal dalam hal ini, mereka akan tertinggal oleh pesaing yang lebih inovatif dan adaptif.
c. Masalah Manajemen Internal
Selanjutnya, masalah manajemen internal, termasuk pengelolaan keuangan yang tidak efektif dan kurangnya strategi bisnis yang tepat, juga dapat berkontribusi pada kegagalan Topjek. Platform tersebut tidak mampu mengelola sumber daya dengan baik dan menghadapi perubahan pasar dengan cepat, mereka akan kesulitan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan akhirnya bangkrut.
Belajar dari Kegagalan Ojek Online untuk Sukses dalam Berbisnis
Setelah memahami penyebab bangkrutnya 5 ojek online tersebut, pelaku usaha dapat mengambil pelajaran berharga untuk menghindari kesalahan serupa. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diambil dari kegagalan ojek online untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis:
1. Pelajari Pasar dengan Teliti
Sebelum memulai bisnis, penting untuk memahami pasar dengan baik. Pelajari tren, kebutuhan, dan preferensi konsumen dengan teliti. Contohnya, seorang pelaku usaha yang ingin membuka usaha makanan siap saji dapat melakukan riset pasar untuk mengetahui jenis makanan yang paling diminati, preferensi rasa, dan harga yang sesuai.
2. Berinovasi dan Beradaptasi
Bisnis yang sukses selalu berinovasi dan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar. Perhatikan tren terkini, teknologi baru, dan kebutuhan konsumen. Contohnya, sebuah toko pakaian dapat memperkenalkan sistem pembayaran online dan menghadirkan koleksi terbaru yang sesuai dengan selera pelanggan.
Baca Juga: Strategi Bittersweet by Najla, Inovasi dan Jaringan Pemasaran Jadi Kunci
3. Fokus pada Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan yang berkualitas merupakan kunci untuk mempertahankan dan menarik pelanggan. Berikan pengalaman yang menyenangkan, responsif, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Contohnya, seorang pelaku usaha bisa memberikan pelayanan yang ramah, menjawab pertanyaan pelanggan dengan cepat, dan menyediakan jaminan kepuasan pelanggan.
4. Kelola Keuangan dengan Bijak
Manajemen keuangan yang baik sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Buatlah anggaran yang realistis, pantau pengeluaran, dan kelola arus kas dengan bijak. Contohnya, seorang pelaku usaha dapat menggunakan sistem pencatatan keuangan yang terorganisir dan menyusun rencana pengeluaran yang efisien.
5. Bangun Reputasi dan Branding yang Kuat
Reputasi dan branding yang baik dapat membantu bisnis Sahabat Wirausaha menonjol di antara pesaing. Berikan pelayanan yang konsisten, kualitas produk yang baik, dan komunikasikan nilai-nilai unik bisnis Sahabat Wirausaha kepada pelanggan. Contohnya, seorang pelaku usaha dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun kesadaran merek dan berbagi konten yang relevan dan menarik.
6. Jaga Kualitas dan Keandalan
Kepercayaan pelanggan sangat penting. Karenanya, pastikan produk atau layanan yang Sahabat Wirausaha tawarkan selalu berkualitas dan dapat dipercaya. Sahabat Wirausaha dapat melakukan pengujian kualitas produk secara rutin dan menjaga konsistensi dalam pengiriman barang atau layanan. Contohnya jika Sahabat Wirausaha adalah seorang produsen pakaian maka dapat melakukan pengujian kualitas bahan, seperti kekuatan jahitan, ketahanan pewarnaan, dan kenyamanan pakaian, untuk memastikan produk yang dihasilkan berkualitas tinggi.
7. Fleksibilitas dalam Pemosisian Bisnis
Pemosisian bisnis mengacu pada upaya untuk menempatkan produk, merek, atau perusahaan secara unik dan membedakan di benak konsumen dalam suatu pasar. Hal ini melibatkan pengidentifikasian dan penonjolan nilai tambah, manfaat, atau karakteristik yang membedakan bisnis dari pesaingnya, sehingga menciptakan persepsi yang diinginkan oleh konsumen target.
Maka penting bagi kita untuk memilih pemosisian bisnis yang memadai untuk menarik pangsa pasar yang luas. Hindari segmentasi terlalu spesifik yang dapat membatasi pertumbuhan bisnis. Fleksibilitas dalam menyesuaikan strategi pemosisian bisnis dapat membantu mengatasi perubahan kebutuhan pasar dan persaingan yang ketat.
8. Penentuan Harga yang Cermat
Penentuan harga yang tepat sangat penting untuk daya saing bisnis. Pelajari harga yang ditawarkan oleh pesaing dan pertimbangkan nilai yang Sahabat Wirausaha berikan kepada pelanggan. Fleksibilitas dalam menyesuaikan harga dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen dapat membantu menarik pengguna dan mempertahankan pangsa pasar.
Untuk menentukan harga dengan cermat, Sahabat Wirausaha dapat pertimbangkan faktor seperti biaya produksi, nilai tambah yang ditawarkan produk atau layanan, permintaan pasar, dan analisis harga pesaing untuk menghasilkan harga yang menguntungkan secara kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang memadai. Selain itu, lakukan evaluasi berkala terhadap perubahan pasar dan kebutuhan konsumen untuk dapat menyesuaikan harga dengan fleksibilitas yang diperlukan.
9. Pengelolaan Keuangan yang Efektif
Manajemen keuangan yang baik adalah kunci untuk kelangsungan bisnis. Buatlah anggaran yang realistis, pantau pengeluaran, dan kelola arus kas dengan bijak. Pahami keseimbangan antara investasi untuk pertumbuhan dan pengendalian biaya.
Ingatlah, perjalanan bisnis tidak selalu mulus, tetapi dengan semangat pantang menyerah, ketekunan, dan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi, Sahabat Wirausaha dapat mengatasi rintangan dan mencapai kesuksesan yang luar biasa. Jadilah inspirasi bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar Sahabat Wirausaha, dan buktikan bahwa kegagalan hanya merupakan langkah menuju kesuksesan yang lebih besar.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi :
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220918161715-37-373027/terungkap-alasan-uber-menyerah-lawan-Grab-Gojek-di-ri
- https://matranews.id/benarkah-bangkrut-ojek-online-ini-resmi-tutup-di-indonesia/
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4550520/ladyjek-hingga-blujek-startup-bangkrut-dilibas-Grab-dan-go-jek
- https://dataindonesia.id/digital/detail/persaingan-ketat-pangsa-pasar-ojek-online-di-indonesia