Sahabat Wirausaha, dalam kegiatan produksi kita mengenal adanya Backlog atau yang lebih sering dikenal dengan istilah Product Backlog. Adanya Backlog dapat berimplikasi positif maupun negatif pada suatu bisnis. Mengapa hal ini bisa terjadi? Yuk, kita baca ulasan berikut!
Apa Itu Backlog?
Backlog adalah to-do-list permintaan, daftar pekerjaan, pesanan barang atau jasa yang belum ditangani atau dikerjakan. Dalam bisnis, istilah Backlog digunakan untuk menunjukkan beban kerja yang ada yang melebihi kapasitas produksi perusahaan atau departemen, sering digunakan dalam industri konstruksi atau manufaktur.
Baca Juga: Pengendalian Produksi
Adanya Backlog dapat berimplikasi positif maupun negatif. Misalnya, tumpukan pesanan produk yang meningkat mungkin mengindikasikan peningkatan penjualan. Di sisi lain, perusahaan umumnya ingin menghindari Backlog karena dapat menunjukkan peningkatan inefisiensi dalam proses produksi. Demikian juga, Backlog yang menurun mungkin merupakan tanda tanda permintaan yang berkurang tetapi juga dapat menandakan peningkatan efisiensi produksi. Secara alami, Backlog yang tidak terduga dapat membahayakan perkiraan dan jadwal produksi.
Baca Juga: Mengenal Standar K3 Untuk Produksi
Ketika perusahaan publik memiliki Backlog, akan ada implikasi bagi pemegang saham. Hal ini dikarenakan Perusahaan dianggap tidak dapat memenuhi permintaan sehingga dapat berdampak pada pendapatan masa depan perusahaan.
Seseorang yang mengemban tanggung jawab atas Product Backlog pada suatu perusahaan sering disebut dengan Product Owner. Product Owner bertanggung jawab dalam mengurus konten, ketersediaan, dan juga urutan prioritas dalam Backlog.
Baca Juga: Apa itu Buffer Stock?
Nah, bagaimana menurut Sahabat Wirausaha? Apakah dengan adanya Backlog akan memberikan implikasi positif atau negatif bagi bisnis?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.
Referensi: