Tips Melakukan Promosi Melalui WhatsApp Sahabat Wirausaha, Dari 64.2 juta pelaku UMKM di Indonesia, 98.7% nya merupakan Pelaku Usaha Ultra Mikro dengan omzet < (kurang dari) Rp. 300 juta per tahunnya. Adapun rata-rata omset yang didapatkan pelaku usaha ultra mikro tersebut hanya Rp. 84 juta per tahun, atau Rp. 7 juta per bulannya. Bisa dibilang, angka tersebut relatif kecil bagi pelaku usaha, karena masih sangat jauh dari angka Rp. 300 juta per tahunnya (patokan untuk usaha mikro).

Maka, dalam upaya meningkatkan omset, pelaku usaha bisa melakukan kegiatan pemasaran dan promosi berbasis digital melalui platform media sosial seperti WhatsApp Business. Adapun kegiatan promosi tersebut bisa kita optimalkan melalui fitur seperti balas cepat, pesan pemasaran, hingga beriklan untuk meningkatkan peluang closing penjualan. Kira-kira, seperti apa pembahasannya? Mari kita simak melalui 5 (lima) tips jitu berpromosi dengan WHatsApp Business pada artikel berikut ini.

Tips 1: Menentukan Segmentasi/Target Konsumen Secara Spesifik

Pertama, kita perlu memperjelas segmentasi konsumen untuk memahami ekspektasi mereka terhadap produk yang ditawarkan. Selain itu, hal ini juga memudahkan untuk penentuan “peran” produk/layanan kita dalam membantu konsumen berhemat atau menikmati kehidupan yang lebih nyaman. Biasanya, segmentasi konsumen yang ditargetkan oleh UMKM adalah sebagai berikut:

  • Semua kalangan 
  • Perempuan pekerja
  • Karyawan kantoran

Nah, dari sini kita bisa mulai targetkan segmen konsumen yang lebih spesifik, misalnya:

  • Pasangan muda pekerja yang sedang butuh penghasilan tambahan untuk membeli rumah/bayar cicilan.
  • Perempuan pekerja yang punya bayi dengan usia di bawah 2 tahun.
  • Karyawan kantoran yang sangat sibuk, sehingga tidak sempat untuk turun ke kantin/antre makanan, dan punya target menabung rutin per bulan.

Baca Juga: Mudah Dapat Pelanggan Baru, Coba Fitur Marketing Baru dari WhatsApp Business Berikut

Tips 2: Pahami Produk yang Ditawarkan Agar Bisa Menciptakan “Value for Money”

Selanjutnya, kita bisa menyiapkan kalimat yang berupa narasi untuk produk kita. Kalimat ini berfungsi untuk memperjelas peran produk/layanan untuk menghemat “biaya” konsumen dan menanamkan persepsi positif serta value for money.

Biasanya, para UMKM belum memiliki kalimat dengan narasi yang fokus pada informasi produk dan harga seperti berikut: 

  • “Bubur bayi sehat non-MSG, fresh dibuat setiap hari untuk si buah hati. Hanya Rp10.000/150 gram.”
  • “Beli 5 diskon jadi Rp45.000 dan free ongkir untuk area sekitar Pancoran.”

Nah, dari sini kita bisa fokuskan pada konsumen dengan membangun narasi yang juga menjelaskan upaya produksi, dan peran produk untuk menghadirkan kepraktisan dan memberi manfaat lanjutan pasca konsumsi. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

  • “Kaldu tulang ayam kampung dan sapi, dibuat dengan metode slow cooking untuk optimalkan nutrisi dan didoakan untuk ketenangan batin si kecil yang memakannya.” 
  • “Rp 40.000 per 100ml. Bisa dipakai jadi kuah bubur bayi untuk 5-6 kali makan. Tahan 6 hari jika disimpan di kulkas, tahan 3 bulan di freezer. Lezat, sehat, membantu tumbuh kembang otak si kecil, dan praktis! (Perhatikan cara penggunaan untuk nutrisi optimal)”
  • “Special offer: Beli 3 paket kaldu campuran (ayam dan sapi) = Rp 100.000”

Bagaimana, lebih menarik narasi yang ini, bukan? Karena menceritakan proses dan manfaat dari produk yang ditawarkan, jadi bisa lebih “dekat” dengan konsumen yang ditargetkan.

Tips 3: Menghadirkan Kenyamanan Pada Pengalaman Membeli dan Mengonsumsi Bagi Konsumen. 

Dalam implementasinya, kita bisa melakukan beberapa hal berikut:

  1. Melengkapi produk/layanan dengan layanan penjualan dan konsultasi pasca penjualan yang mudah diakses, melalui customer service online.
  2. Mengoptimalkan fitur Pesan Salam (Greeting Messages), Pesan di Luar Jam Kerja (Away Messages), dan Balas Cepat (Quick Replies) pada aplikasi WhatsApp Business.

Umumnya, pelaku UMKM belum menghadirkan layanan customer service yang optimal, karena layanan chatnya masih dipegang sendiri oleh pemilik usaha. Maka dari itu, segera persiapkan layanannya dengan aspek berikut:

  1. Pastikan produk/layanan bisa dibeli/dipesan offline dan online (minimal via Chat Commerce). 
  2. Menyediakan pembayaran yang praktis dan mudah – misalnya dengan menggunakan QRIS, agar bisa bebas dari kendala biaya transfer antar bank. 
  3. Menyediakan Customer Service yang siaga membalas chat, minimal di jam kerja tertentu (misalnya di jam 08.00 – 10.30 WIB)
  4. Mengoptimalkan ragam fitur pesan otomatis dan balas cepat di WhatsApp Business untuk memastikan kecepatan respons ke konsumen.
  5. Menambah lokasi titik distribusi agar lebih dekat ke konsumen (jika memungkinkan).

Sebaiknya, kita juga selalu melakukan respons cepat dengan konten balasan otomatis yang informatif. Dari sini kita bisa menyiapkan format balas cepat untuk tangani situasi interaksi yang sering berulang (FAQ): seperti mengingatkan pelanggan, mengajak simpan kontak, closing penjualan, dan lainnya.

Baca Juga: Mengenal WhatsApp Business dan Segudang Manfaatnya, Bantu UMKM Naik Kelas!

Adapun beberapa contoh FAQ (dari pertanyaan konsumen) adalah sebagai berikut: 

  • Bisa pengiriman instan gak ya? Kira-kira berapa lama nyampenya?
  • Bisa nego gak? Saya beli agak banyak deh.
  • Kalau nanti pas diterima barangnya gak sesuai gimana?

Terkait pertanyaan tentang pengiriman instan, berikut adalah contoh jawaban yang baik (dengan format balas cepat “/kiriminstan” dan “/pesananevent”): 

Tips 4: Optimalkan Cara Mengkomunikasikan Pesan, Agar Promosi Terasa Seperti “Solusi” Bagi Konsumen.

Dalam implementasinya, kita bisa melakukan beberapa hal berikut:

  1. Melakukan observasi/tinjau keseharian konsumen, misalnya seperti ajak mengobrol (5-10 orang), kemudian pahami bagaimana produk kita bisa membantu keseharian atau peristiwa kehidupan mereka. 
  2. Setelah observasi, kembangkan konten promosi berdasarkan jawaban dari konsumen yang ditargetkan.
  3. Lakukan uji coba terhadap konten promosi tersebut, kemudian perbaiki dan tinjau kembali secara terus menerus untuk perbaikan konten yang berkelanjutan.

Pada umumnya, belum banyak pelaku UMKM yang mendalami keseharian konsumennya, dan bagaimana produk mereka mengisi keseharian konsumennya. Maka, kita bisa menyiapkan narasi kunci (copy writing) yang muncul pada 3-10 detik pertama, sebagai kunci keberhasilan dari konten promosi/iklan kita di WhatsApp Business. Adapun contoh narasinya adalah sebagai berikut: 

  • Versi 1. Ingin si kecil tumbuh kuat dan cerdas, tapi sulit bagi waktu untuk masak dan atur menu nutrisi untuknya? (estimasi: 6 detik) 
  • Versi 2. Solusi masak praktis untuk Ibu Pekerja yang sibuk, tapi peduli dengan kecukupan nutrisi untuk daya tahan tubuh dan perkembangan otak si buah hati. (Dilanjutkan dengan narasi seputar info produk Kaldu Tulang dan cara pakainya)

Setelah narasi dikembangkan, kita dapat mengiklankannya di ekosistem Meta dengan Click-to-WhatsApp (CTWA) yang disandingkan dengan konten yang efektif. Khususnya untuk produk atau layanan yang umumnya membutuhkan interaksi tanya jawab sebelum konsumen yakin membeli, misalnya: 

  1. Penawaran paket reseller/agen.
  2. Promo khusus dengan S&K tertentu.
  3. Aneka jasa (katering, agen  properti, laundry, konveksi, dll.)

Ketika mengiklankan konten kita di ekosistem Meta dengan Click-to-WhatsApp (CTWA) tadi, siapkan juga segala sesuatunya seperti anggaran belanja iklan dan durasinya, target audiens (bisa dengan filter usia, gender, region atau radius jarak), hingga mengisi dana/saldo iklan, yang bisa ditop-up dengan beragam pilihan.

Jika disetujui oleh Meta, iklan tersebut akan muncul di platform Meta lainnya (Facebook dan Instagram) seperti gambar berikut:

Baca Juga: Saatnya Naik Kelas! Ini 6 Keunggulan WhatsApp Business Untuk Tingkatkan Omzet UMKM

Tips 5: Mengiklankan Produk dengan Fitur Marketing Messages (Pesan Pemasaran)

Terakhir, beriklan di ekosistem Meta juga akan segera dapat dilakukan melalui fitur Marketing Messages (Pesan Pemasaran). Nantinya, fitur ini akan memungkinkan pengiriman pesan promosi via pengalaman broadcast sebelumnya. Uniknya, pesan ini dapat diterima oleh nomor yang belum menyimpan nomor bisnis kita, tetapi pernah menghubungi/chat ke nomor WhatsApp Business kita.

Gambar: Cara Membuat Marketing Messages di WhatsApp Business (WhatsApp Business Summit: SMB Track)

Nah Sahabat Wirausaha, dari 5 tips di atas WhatsApp Business bisa menjadi sarana yang tepat untuk berpromosi dan berkomunikasi dengan pelanggan. Namun, tentunya diperlukan juga strategi yang tepat dan evaluasi yang baik untuk setiap narasi dan konten yang dikembangkan, agar bisnis dapat memaksimalkan peluang yang ada. Semoga artikel ini bermanfaat oleh Sahabat Wirausaha ya, dalam memahami cara menggunakan WhatsApp Business untuk berpromosi dan mengevaluasi di tiap periodenya. Sukses selalu!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan atau share kepada teman dekat atau kerabat Anda. Jangan lupa juga untuk like dan berikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Wirausaha.

Referensi:

WhatsApp Business Summit 2023: SMB Track @Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, 01 November 2023