Ide Bisnis Kuliner Nusa Tenggara Timur - Sahabat Wirausaha, saat ini banyak bermunculan restoran kekinian yang menjual makanan khas luar negeri seperti spaghetti, burger, sushi, dimsum, croissant dan lainnya. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih memilih mencoba makanan asing daripada makanan tradisional Indonesia.

Dengan adanya peristiwa tersebut, Sahabat Wirausaha dapat menggunakan kesempatan ini untuk melakukan langkah-langkah melestarikan dan menghidupkan kembali kuliner khas Indonesia yang merupakan warisan budaya, salah satunya yaitu dengan cara membuka bisnis kuliner.

Jika Sahabat Wirausaha biasa mendengar rendang, sate hingga nasi padang yang telah menjadi kuliner khas Indonesia yang terkenal, kali ini yuk coba membuka bisnis kuliner tradisional daerah lain yang jarang ditemukan seperti dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Kira-kira apa saja makanan khas dari NTT yang bisa dijadikan ide bisnis ya, Sahabat Wirausaha? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.

1. Jagung Titi

jagung titi. Sumber: Facebook Yuli Nur Elia

Jagung titi adalah makanan tradisional yang rasanya mirip seperti popcorn namun bentuknya mirip seperti emping. Seperti namanya, bahan utama pembuatan jagung titi adalah jagung, khususnya jagung pulut atau jagung ketan putih. Berdasarkan kanal Youtube TRANS TV Official, jagung titi ini berasal dari daerah Larantuka tepatnya di Pulau Adonara, Flores Timur. 

Makanan tradisional ini cocok dijadikan ide bisnis karena bahan-bahan yang digunakan tidaklah sulit untuk didapat. Jika Sahabat Wirausaha tidak mendapat jagung pulut (jagung ketan putih), bahan utama dapat diganti dengan jagung biasa. Selain itu, jagung titi juga dapat menjadi alternatif untuk menggantikan cemilan yang kurang sehat karena kadar lemak dan gulanya yang rendah. Prosesnya yang disangrai tanpa minyak juga membuat jagung titi lebih sehat dari cemilan lainnya.

Baca Juga: Kuliner Kaki Lima yang Ramai, Simak Peluang Bisnis Pecel Lele dan Tips Memulainya

Pembuatan jagung titi diawali dengan jagung pulut yang direndam selama beberapa jam dan kemudian disangrai (agar awet saat disimpan) di atas periuk. Dalam proses menyangrai, jagung pulut tidak boleh disangrai dalam porsi yang banyak, agar jagung benar-benar matang secara merata. Setelah dipanaskan, jagung setengah matang itu kemudian dititi atau ditumbuk menggunakan alat khusus. Jagung titi juga dapat dibuat dengan berbagai rasa, seperti rasa keju, karamel, pedas dan berbagai macam bumbu untuk menambah citarasa dari jagung titi tersebut. 

Harga jagung titi di pasaran biasanya dijual dalam hitungan satu kantong plastik besar dengan harga Rp100.000-an, ukuran plastik sedang dengan harga Rp20.000-Rp50.000-an. Kemudian, untuk harga jagung pulut putih yaitu 15.000/kg dengan 3-5 tongkol jagung.

Keuntungan yang bisa didapat dalam penjualan jagung titi ini cukup fantastis, dengan modal Rp1.5juta sudah dapat membeli 100 kg jagung pulut putih. Lalu, jika jagung titi dijual dengan harga Rp60.000 per 500 gram, maka akan mendapatkan untung (hanya untuk bahan, belum dalam perhitungan lainnya)  sebesar 7 kali lipat yaitu Rp10.500.000.

Berikut rinciannya:

Modal Awal = 100 kg Jagung Pulut = Rp1.500.000

Harga 1 kg jagung titi = Rp60.000 x 2 = Rp120.000 per kg

Total Penjualan = Harga 1 kg x Modal Awal (kg)

= Rp120.000 x 100 kg = Rp12.000.000

Keuntungan = Total Penjualan – Modal Awal (Rp)

= Rp12.000.000 – Rp1.500.000 = Rp10.500.000

2. Jagung Bose

Jagung Bose. Sumber: Facebook Desty Langkameng

Wilayah Nusa Tenggara Timur memang terkenal dengan produksi jagung yang melimpah. Olahan jagung pun juga bermacam-macam. Selain jagung titi yang ditumbuk, ada juga olahan jagung yang dibuat seperti bubur yang biasa disebut jagung bose. Bahan utama jagung bose juga berupa jagung pulut putih sama seperti jagung titi.

Makanan ini dapat disebut unik karena jagung yang biasanya digunakan untuk cemilan, dan ini dijadikan seperti bubur, tambahan yang digunakan biasanya kacang-kacangan dan juga sayuran. Jagung bose dapat menjadi alternatif pengganti nasi karena jagung dan nasi sama-sama memiliki kandungan karbohidrat. Jika Sahabat Wirausaha bosan menyantap nasi, bisa diganti dengan jagung bose ini.

Baca Juga: Cocok Buat yang Suka Kulineran, Simak 6 Cara Membangun Bisnis Kuliner

Pembuatan jagung bose juga cukup mudah, berdasarkan YouTube TransTV. Cara membuatnya yaitu jagung dilepaskan dari bongkolnya dan dicuci bersih, kemudian ditumbuk agar kulit arinya lepas, lalu jagung yang sudah bersih dari kulitnya diolah, jagung direbus pada air mendidih hingga setengah matang, kemudian ditambah dengan santan, pandan dan bumbu penyedap rasa (jahe, garam dan bawang putih yang dihaluskan) diaduk terus hingga matang.

Keuntungan yang bisa didapat dalam penjualan jagung bose cukup menarik. Sahabat Wirausaha cukup mengeluarkan modal Rp900.000 sudah dapat membeli 60 kg jagung pulut putih. Lalu, jika jagung bose dijual dengan harga Rp10.000 per 200 gram (1 porsi), dan jika dalam sebulan terjual sebanyak 300 porsi, maka akan mendapatkan untung (hanya untuk bahan, belum dalam perhitungan lainnya) sebesar Rp2.100.000 dalam perhitungan satu bulan.

Berikut rinciannya:

Modal Awal = Rp15.000 x 60 kg = Rp900.000

Harga 1 porsi Jagung Bose = 200 gram jagung = Rp10.000

Total Penjualan 30 hari = 300 porsi x Rp10.000 = Rp3.000.000

Keuntungan = Total Penjualan – Modal Awal

= Rp3.000.000 – Rp900.000 = Rp2.100.000

3. Daging Se’i

Se’i Babi. Sumber: Facebook Juned Saja

Sahabat Wirausaha pernah mendengar daging se’i? daging se’i atau daging asap adalah makanan khas dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Daging se’i biasanya terbuat dari daging sapi (se’i sapi) dan daging babi (se’i babi).

Berdasarkan data dari Katadata, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi penghasil daging babi terbesar ke-3 se-Indonesia tahun 2022 dan penghasil sapi nomor urut ke 14 se Indonesia tahun 2023. Tak heran, masyarakat setempat memanfaatkan hasil peternakan sebagai bisnis kuliner yang autentik.

Baca Juga: 6 Strategi Jualan Kuliner Pinggir Jalan, Ampuh dan Laris Manis!

Daging se’i biasanya disantap sebagai lauk pendamping makanan berat seperti nasi dan bisa juga sebagai pendamping jagung bose. Biasa disajikan dengan sambal, membuat cita rasa dari daging se’i semakin nikmat.

Dilansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 'sei' sendiri dalam bahasa Rote artinya daging yang disayat dalam ukuran kecil memanjang. Sesuai dengan namanya, dalam proses pembuatan daging sei, daging yang diasap adalah daging pilihan yang segar, berwarna cerah serta memiliki serat-serat melintang.

Daging lalu dipotong sesuai pola seratnya, tidak terlalu tebal dan tipis. Selanjutnya, daging akan diberi bumbu yaitu rempah-rempah khas Indonesia yang membuat rasanya menjadi lebih nikmat. Setelah diberi bumbu, daging akan diasap dengan kayu kosambi selama beberapa jam hingga matang dan teksturnya empuk. Selama proses pengasapan, daging akan ditutup menggunakan daun kosambi yang membuat daging se’i memiliki aroma yang wangi dan khas.

Keuntungan yang bisa didapat dalam penjualan daging se’i cukup menjanjikan, melihat wilayah NTT memang kaya akan ternak sapi dan babi. Perkilonya, Sahabat Wirausaha mampu mendapat untung hingga Rp180.000/kg diluar perhitungan operasional.

Berikut rinciannya:

Perumpamaan menggunakan Se’i Babi

Harga 1 kg daging babi Desember 2022 di NTT (BPS NTT) = Rp100.000 

Harga 1 kg Se’i Babi = Rp280.000

Keuntungan = Harga daging babi – Harga Se’i Babi

= 280.000 – 100.000 = 180.000/kg

4. Rumpu Rampe

Rumbu Rampe. Sumber: Facebook Iche Mone

Apakah Sahabat Wirausaha pernah mendengar kuliner lawar khas Bali? Kuliner yang satu ini juga mirip seperti lawar yang disebut rumpu rampe. Rumpu rampe adalah makanan khas dari Nusa Tenggara Timur yang berbahan dasar dari bunga dan daun pepaya. Rumpu rampe menjadi kuliner yang unik karena berbahan dasar bunga pepaya yang jarang digunakan dan juga memiliki rasa yang cukup pahit. 

Nama rumpu rampe berasal dari Bahasa Flores yang sering didefinisikan sebagai sesuatu yang beragam atau berlimpah. Sesuai dengan namanya, bahan pembuat sayur rumpu rampe juga cukup beraneka ragam seperti jantung pisang, daun kelor dan daun singkong. Semua sayuran tadi dimasak menjadi satu dengan cara ditumis dan ditambah bumbu tertentu.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Kuliner Asal Papua Ini Unik dan Menggugah Selera

Awalnya, rumpu rampe disajikan dalam acara adat dan upacara tradisional. Hidangan ini memiliki makna simbolis dalam budaya dan kehidupan keagamaan masyarakat NTT. Namun kini, rumpu rampe sudah bisa dinikmati oleh masyarakat di luar NTT dengan resep yang cukup mudah untuk dipraktekan. 

Rumpu rampe biasanya disajikan berbarengan dengan daging se’i dan jagung bose sebagai pelengkap makanan pokok. Sahabat Wirausaha juga dapat menambahkan sambal lu’at untuk menambah citarasa dari rumpu rampe tersebut.

Satu porsi rumpu rampe biasa dijual dengan harga Rp10.000. Harga bunga dan daun pepaya sekitar Rp20.000-50.000/kg (hargabuah.com), harga bahan penunjang seperti daun kelor dan daun singkong sekitar Rp5.000-10.000/kg dan jantung pisang sekitar Rp5.000-10.000/pcs. Karena untuk membuat 1 porsi sayuran ada beberapa bahan yang menggunakan takaran tidak pasti, maka keuntungan yang didapat dapat dilihat dari bahan pokok yaitu bunga dan daun pepaya.

Berikut rinciannya:

Modal Awal Bunga Pepaya = Rp50.000 x 10 kg = Rp500.000

Modal Awal Daun Pepaya = 20.000 x 10 kg = 200.000

Harga 1 porsi Rumpu Rampe = Rp15.000 

Jika dalam 1 hari dapat menghabiskan 10 porsi maka dapat menghabiskan 2 kg bunga papaya 2 kg daun papaya dengan masing-masing menggunakan 200 gram dalam 1 porsi rumpu rampe.

Total Penjualan 7 hari = 70 porsi x Rp15.000 = Rp1.050.000

Keuntungan = Total Penjualan – Modal Awal

= Rp1.050.000 – Rp700.000 = Rp350.000

5. Laku Tobe

Jajanan Tradisional Laku Tobe. Sumber: Facebook Elisabeth Lensi

Selain kuliner yang telah disebutkan tadi, NTT juga memiliki kuliner seperti jajanan yang tak kalah nikmatnya. Kuliner ini disebut dengan laku tobe yang berbahan dasar singkong. Laku tobe dibuat dengan  dengan cara dikukus pada sebuah nampan bernama tobe, diletakkan terbalik pada leher periuk tanah. Ketika matang, kukusan diangkat dan dikeluarkan dari tobe dan jadilah si laku tobe.

Bahan utama laku tobe adalah dari olahan tepung gaplek (singkong). Sedangkan bahan tambahan yang sering digunakan adalah parutan kelapa dan irisan gula lempeng. Jaman dahulu tak ada campuran bahan lain, selain ayakan halus gaplek yang telah ditumbuk. Rasanya yang manis sangat cocok sebagai makanan penutup.

Baca Juga: Kreatif dan Cerdas! Ungkap Kesuksesan Strategi Bisnis Menantea ala Jerome Polin

Satu porsi laku tobe (berisi 4 pcs) biasa dijual dengan harga Rp10.000. Harga tepung gaplek yaitu Rp22.000/kg, harga bahan penunjang seperti parutan kelapa dan gula lempeng (gula merah) sekitar Rp8.000-12.000 per 250 gram. Karena untuk membuat 1 porsi laku tobe ada beberapa bahan yang menggunakan takaran tidak pasti, maka keuntungan yang didapat dapat dilihat dari bahan pokok yaitu tepung gaplek.

Berikut rinciannya:

Modal Awal Tepung Gaplek = Rp22.000 x 10 kg = Rp220.000

Harga 1 porsi Laku Tobe = Rp10.000 

Jika dalam 1 hari dapat menghabiskan 10 porsi maka dapat menghabiskan 2 kg tepung gaplek menggunakan 200 gram dalam 1 porsi laku tobe.

Total Penjualan 7 hari = 70 porsi x Rp10.000 = Rp700.000

Keuntungan = Total Penjualan – Modal Awal

= Rp700.000 – Rp220.000 = Rp480.000

Keuntungan dalam bisnis kuliner memang tak selalu mulus, jika tidak mencoba maka tidak akan tahu bagaimana hasilnya. Kuliner khas NTT bisa jadi pilihan jika Sahabat Wirausaha ingin mencoba dalam mengembangkan bisnis kuliner. Jadi, Sahabat Wirausaha pilih yang mana?

Referensi

  1. https://web.facebook.com/photo?fbid=324544876998477&set=pcb.324545620331736&locale=id_ID
  2. https://web.facebook.com/photo/?fbid=677027967692991&set=a.105951774800616&locale=id_ID
  3. https://web.facebook.com/photo/?fbid=7417852708238292&set=pcb.7417852798238283
  4. https://web.facebook.com/photo/?fbid=2652807165045609&set=pb.100057516757325.-2207520000