Peluang bisnis pecel lele - Keberadaan kuliner pedas seperti penyetan ikan lele atau yang akrab disebut pecel lele masih menjadi incaran masyarakat. Tak hanya Indonesia, bahkan pecel lele masuk dalam 13 makanan terenak di dunia versi CNN. Hal ini karena rasa yang ditawarkan dapat diterima hampir semua usia. Harganya juga relatif terjangkau bagi semua kalangan, tergantung lokasi dan wilayah tempat berjualan.
Mengingat peluang tersebut membuat usaha mendirikan bisnis pecel lele cukup terbuka lebar. Sebelum memanfaatkan peluang dengan membuka bisnis ini, sebaiknya Sahabat Wirausaha mengetahui tips terkini membuka bisnis pecel lele.
Peluang Bisnis Pecel Lele
Alasan lain pecel lele masih diminati banyak orang karena menu yang ditawarkan terbilang lazim dikonsumsi masyarakat luas. Seperti ayam goreng/bakar, ikan lele, ikan nila, tahu, tempe, kangkung ditambah campuran rempah umum seperti jahe, dan kunyit yang dibalut dalam bentuk sambal. Untuk kandungan nutrisi dalam pecel lele dapat dikatakan cukup. Seperti misalnya per 100 gram lele goreng mengandung 105 kalori, termasuk dapat memenuhi 32% sampai 39% protein harian orang Indonesia.
Jika dikonsumsi tanpa nasi, kandungan protein yang terkandung dalam lele goreng dapat membuat semua orang kenyang lebih lama. Tak jauh berbeda dengan ayam goreng, tahu goreng, tempe bahkan tumis kangkung yang mengandung banyak nutrisi.
Tak kalah penting, bahan baku utama seperti ayam, lele, bebek, ikan nila, tempe, tahu dan lainnya mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional. Harganya juga terbilang stabil jika Sahabat Wirausaha ingin memulai usaha pecel lele. Proses pembuatan pecel lele dari awal hingga akhir cukup mudah dan dapat dengan cepat dilakukan oleh pemula sekalipun.
Bicara soal limbah, sisa dari makanan ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan biokonversi maggot atau Black Soldier Fly (BSF) sehingga hampir tak ada yang tersisa dari pecel lele. Melihat fakta di atas, sudah sepantasnya pecel lele masuk dalam daftar bisnis menjanjikan yang dapat Sahabat Wirausaha coba.
Baca Juga: 6 Strategi Jualan Kuliner Pinggir Jalan, Ampuh dan Laris Manis!
Rahasia Sukses Bisnis Pecel Lele
Semua kuliner khas Nusantara memiliki peluang mendatangkan laba. Pembedanya, terletak dari strategi yang dipakai dari masing-masing pedagang. Hal ini dilakukan karena hampir di setiap sudut daerah, dengan mudah menemukan warung tenda Pecel Lele. Bayangkan, jika semua warung menawarkan menu, harga, hingga rasa yang sama, peluang bisnis jualan pecel lele yang Sahabat Wirausaha rintis akan kalah dengan pedagang yang sudah lama menjalankan usaha sejenis.
Sahabat Wirausaha bisa memulainya dengan mencari keunikan dari bisnis pecel lele, beberapa diantaranya seperti:
1. Mengganti Varian Sambal
Salah satu kunci dari bisnis ini terletak dari sambal. Sayangnya, kebanyakan pedagang memilih jalan menyetok dalam jumlah banyak sehingga membuat rasanya tidak fresh lagi. Alasan pedagang melakukan ini agar tak direpotkan sekaligus menghemat waktu. Dengan cara ini, sambal akan bertahan dalam waktu lama. Cara membuat sambal seperti ini sudah dipakai hampir semua pedagang pecel lele. Sehingga tidak ada pembeda dari satu pedagang dengan pedagang lain.
Padahal, banyak varian sambal yang ada di tiap-tiap daerah. Seperti misalnya Sambal Ganja Khas Aceh, Sambal Medan, Sambal Rampai khas Lampung, Sambalado Uwok khas Sumatera Barat, Sambal Cobek khas Bengkulu. Kemudian ada lagi Sambal Dadakan khas Sunda, Sambal Lamongan, Sambal Gami khas Bontang, dan masih banyak lagi jenis sambal lain yang bisa Sahabat Wirausaha pilih.
Pilih satu dari sekian banyak varian, lalu sesuaikan dengan lidah warga tempatan. Misalnya untuk di Pulau Jawa yang identik dengan tambahan gula. Sementara di Sumatera dengan mengurangi kandungan gula pada sambal.
2. Menambah Varian Lele
Poin kedua yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan adalah menambah jenis menu ikan lele. Kebanyakan pedagang menggunakan ikan lele lokal dengan ukuran standar atau berjumlah 4-7 ekor per kilogram. Tambah lele dumbo pada daftar menu karena ukurannya yang bisa mencapai 2-3 kali dari lele lokal.
Sahabat Wirausaha bisa menyajikannya secara dadakan atau dipotong ketika ada pesanan sehingga rasanya akan gurih menyerupai rasa kulit ayam (bagian kulit), menyerupai tekstur daging sapi di bagian daging, gurih dan juice. Rasa enak akan berkurang jika menyajikannya dalam kondisi siap santap.
Baca Juga: Cocok Buat yang Suka Kulineran, Simak 6 Cara Membangun Bisnis Kuliner
Tips Sebelum Berjualan Pecel Lele
Jika Sahabat Wirausaha tertarik menekuni bisnis ini, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, antara lain:
1. Memilih Bahan Baku Berkualitas
Karena mengincar pasar menengah kebawah, kebanyakan pedagang memilih menurunkan kualitas bahan baku. Padahal, penggunaan bahan yang berkualitas merupakan pilar utama dalam semua bisnis sehingga Sahabat Wirausaha harus memberikan kualitas terbaik untuk pelanggan.
Salah satunya adalah ikan lele yang harus bebas dari bau amis atau dalam keadaan segar. Termasuk ayam, ikan nila, tempe dan bahan utama lain yang juga harus dalam keadaan segar. Dengan menggunakan bahan baku terbaik, akan meninggalkan kualitas dan cita rasa akhir terbaik bagi pelanggan
2. Pelayanan dan Kualitas Harus Konsisten
Semua pedagang tentu menginginkan pelanggan yang loyal. Untuk menjaganya, konsisten adalah kuncinya. Sahabat Wirausaha harus bisa menjaga kualitas rasa, pelayanan setiap kali pelanggan membeli. Tak kalah penting, kecepatan saat memberikan layanan juga harus diperhatikan. Namun, tetap menjaga kualitas pelayanan dan kualitas ayam penyet Sahabat Wirausaha.
3. Jangan Berhenti Berinovasi
Bosan adalah fitrah manusia. Sehingga sudah sewajarnya konsumen pada akhirnya jenuh dengan menu yang Sahabat Wirausaha tawarkan, dan memilih ke tempat yang lebih kreatif memberikan menu baru. Untuk mencegahnya, selalu memunculkan ide menu baru.
Pada makanan, Sahabat Wirausaha bisa menambah menu seperti ayam goreng tepung, telur berenda, gulai kari atau lainnya. Sedangkan pada minuman, bisa ditambahkan seperti mango thai, minuman yakult, minuman boba, susu regal, brown sugar, atau cheese tea. Contoh menu-menu di atas dapat menambah daya tarik pelanggan sehingga mereka akan selalu melalukan repeat order.
Baca Juga: 10 Cara Memilih Nama Usaha Agar Cepat ‘Nyantol’ di Ingatan Konsumen
Modal Usaha Pecel Lele
Seperti yang disebutkan di atas, bisnis pecel lele yang dijalankan baik untuk kaki lima atau tempat permanen sama-sama menjanjikan. Diperkirakan, modal yang Sahabat Wirausaha keluarkan akan kembali dalam waktu 4-5 bulan.
Untuk mengetahui berapa keuntungannya, Sahabat Wirausaha hanya membutuhkan sedikit perhitungan kecil, yakni mengurangkan biaya operasional dengan pendapatan bulanan. Hasilnya, akan didapatkan keuntungan per bulan yang dapat dikumpulkan untuk menutupi modal.
Cara pertama, mulai dengan mencatat perkiraan modal, kira-kira menghabiskan Rp20.000.000 untuk kebutuhan seperti gerobak, peralatan masak, meja, kursi dan lainnya. Lanjutkan dengan menghitung biaya operasional, meliputi sewa tempat, gaji karyawan, biaya bahan baku, dan lainnya (satu bulan). Asumsinya menghabiskan Rp9.000.000 / bulan.
Kemudian, menghitung omzet dengan cara mengalikan pendapatan per 30 hari. Contoh:
(30 porsi x 30 hari) x Rp15.000 (harga per porsi)
900 porsi x Rp15.000 = Rp13.500.000 per bulan
Setelah ini, kurangkan pendapatan bulanan dengan biaya operasional per bulan:
Rp13.500.000 - Rp9.000.000 = Rp4.500.000
Dari perhitungan di atas diperkirakan modal kembali setelah usaha berjalan 4-5 bulan.
Itulah artikel tentang peluang bisnis jualan pecel lele yang dapat Sahabat Wirausaha lakukan. Jangan lupa cari keunikan dan mengikuti beberapa tips sebelum memulai bisnis pecel lele. Selamat Mencoba!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=ZKYcuU-RXis