Free photo cheerful woman checking laptop and carrying child

Cara Ibu Rumah Tangga Mengatur Keuangan - Saat ini banyak ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan sambil menyeimbangkan tanggung jawab keluarga mereka. Mengutip dari swa.co.id, perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia identik dengan perempuan. Pasalnya, kontribusi perempuan dalam perekonomian nasional dilansir mencapai angka 61 persen. Tak hanya itu, berdasarkan data terbaru, 99 persen dari 64,2 juta UMKM di Indonesia merupakan level mikro dan 57 persen diantaranya dikelola oleh perempuan.

Tak heran jika sebagai pengelola rumah tangga dan bisnis, ibu-ibu masa kini dituntut memiliki kemampuan yang baik dalam mengatur keuangan. Jika ibu masih merasa kesulitan mengaturnya, tak perlu khawatir. Berikut beberapa langkah penting yang dapat membantu ibu rumah tangga dalam mengatur keuangan pribadi dan bisnis secara efektif.


Kendala Yang Dialami Ibu Rumah Tangga dalam Mengatur Keuangan

Sebagai ibu rumah tangga dengan banyak tanggung jawab dan kegiatan di rumah, wirausaha perempuan punya segudang kendala saat akan mengatur keuangan pribadi dan bisnis sekaligus. Melansir dari lifepal.co.id, berikut ini adalah beberapa contoh kendala yang umum:

1. Terbatasnya waktu

Terbatasnya waktu dapat membuat kesulitan bagi ibu rumah tangga untuk melakukan pemantauan arus kas, membuat anggaran, dan melaksanakan tugas-tugas administratif dengan efektif dan akurat.

Baca Juga: 10 Tips Memulai Bisnis Bagi Ibu Rumah Tangga

2. Kurangnya pengetahuan keuangan

Banyak ibu rumah tangga yang tidak terbiasa dengan pembukuan, analisis laporan keuangan, atau strategi investasi yang diperlukan untuk mengelola bisnis dengan baik.

3. Kesulitan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis

Kesulitan dalam memisahkan keuangan pribadi dan bisnis dapat menyebabkan kekacauan dalam pengelolaan keuangan secara keseluruhan.

4. Fluktuasi pendapatan

Naik-turunnya pendapatan setiap bulan dapat menyulitkan perencanaan keuangan pribadi dan bisnis, terutama dalam hal menjaga kestabilan keuangan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5. Tantangan multitasking

Tantangan multitasking dapat membuat sulit bagi ibu untuk fokus sepenuhnya pada pengelolaan keuangan, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemantauan dan pengelolaan keuangan.

C:\Users\user\Downloads\multitasking_20160825_210122.jpg

Gambar: Ilustrasi multitasking seorang ibu rumah tangga. Sumber Gambar : t-2.tstatic.net


Pentingnya Memisahkan Pengeluaran Pribadi Dan Bisnis

Sahabat Wirausaha harus menyadari bahwa ada beberapa risiko yang dapat terjadi jika pengeluaran pribadi dan bisnis tidak dipisahkan. Melansir dari sikapiuangmu.ojk.go.id, berikut resiko bila pengeluaran pribadi dan bisnis tidak dipisahkan.

1. Kesulitan melacak pengeluaran

Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan dalam catatan keuangan kita karena pengeluaran pribadi dan bisnis bercampur.

2. Pelaporan keuangan yang tidak akurat

Tergabungnya keuangan pribadi dan bisnis membuat pelaporan keuangan yang tidak akurat, sehingga mempengaruhi kemampuan kita untuk membuat keputusan yang tepat tentang bisnis kita.

Baca Juga: Kredit Pinjol Macet Meningkat, Antisipasi dengan Cara Bijak Mengatur Keuangan

3. Masalah pajak

Masalah yang muncul adalah pemotongan yang salah atau tidak dilaporkannya pendapatan. Hal ini dapat mengakibatkan hukuman dan denda dari otoritas pajak.

4. Masalah hukum

Masalah hukum yang muncul akibat bercampurnya keuangan pribadi dan bisnis, seperti tanggung jawab masalah atau perselisihan dengan mitra bisnis atau investor.

5. Masalah arus kas

Kita sulit untuk menentukan berapa banyak uang yang tersedia untuk pengeluaran bisnis dan berapa banyak yang tersedia untuk pengeluaran pribadi.

6. Kesulitan memperoleh pembiayaan

Pemberi pinjaman mungkin ragu untuk meminjamkan uang ke bisnis dengan keuangan yang tercampur.

Oleh sebab itu, Ibu rumah tangga yang juga seorang pelaku usaha harus menghindari risiko yang terkait dengan pencampuran pengeluaran pribadi dan bisnis sehingga mencapai kesuksesan finansial.


Tips Bagi Ibu Rumah Tangga dalam Mengatur Keuangan Pribadi dan Bisnis

Kita sudah mengetahui kendala yang dihadapi oleh Ibu rumah tangga serta mengetahui resiko yang terjadi bisa tidak memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Melansir dari sikapiuangmu.ojk.go.id, berikut tips yang dapat membantu seorang ibu rumah tangga dalam mengatur keuangan pribadi dan bisnis:

1. Pisahkan rekening pribadi dan bisnis

Buatlah rekening sendiri untuk bisnis yang terpisah dari rekening pribadi kita. Melalui cara ini, kita dapat dengan jelas melihat aliran uang untuk masing-masing entitas. Rekening yang terpisah membuat mengelola keuangan dengan lebih efisien dan transparan.

Misalnya, sebagian pendapatan dari bisnis dapat dialokasikan untuk pengeluaran pribadi, sementara sisanya tetap tersimpan untuk keperluan bisnis seperti pembelian bahan baku atau investasi.

Sebagai contoh, Ibu Ani memiliki bisnis katering rumahan. Dia memiliki rekening pribadi untuk keperluan sehari-hari seperti belanja keluarga, biaya pendidikan anak, dan kebutuhan pribadi. Selain itu, Ibu Ani juga memiliki rekening bisnis terpisah untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran yang terkait dengan bisnis kateringnya, seperti pembelian bahan makanan, peralatan dapur, dan pembayaran pegawai.

Berikut contoh aliran uang milik Ibu Ani :

a. Pendapatan Bisnis

Ibu Ani menerima pembayaran dari pelanggan yang menggunakan jasa katering rumahan. Pendapatan ini masuk ke rekening bisnis yang terpisah.

b. Pengeluaran Bisnis

Ibu Ani menggunakan dana dari rekening bisnis untuk berbagai pengeluaran terkait bisnis katering, seperti pembelian bahan makanan, bahan kemasan, peralatan dapur, atau pembayaran pegawai.

c. Biaya Pribadi

Ibu Ani mengalokasikan sebagian pendapatan dari bisnis katering untuk ditransfer ke rekening pribadinya sesuai dengan kebutuhan dan alokasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Baca Juga: Strategi Berkelanjutan Dalam Proses Keuangan

2. Buat anggaran yang terperinci

Identifikasi pengeluaran rutin dan tentukan prioritas yang harus didahulukan, seperti tagihan bulanan, biaya hidup, dan kebutuhan bisnis. Tetapkan batasan pengeluaran untuk setiap kategori dan patuhi anggaran yang telah ditetapkan.

Contohnya: Ibu Rose memiliki usaha jasa desain interior. Dia membuat anggaran yang terperinci dengan memperhitungkan pengeluaran bulanan seperti sewa kantor, biaya bahan material, biaya transportasi, dan promosi. Ibu Rose mengalokasikan sejumlah uang untuk setiap kategori pengeluaran dan memantau pengeluarannya secara berkala untuk memastikan agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.

3. Simpan untuk masa depan

Menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin untuk tabungan atau investasi akan memberikan keamanan finansial dan membantu mengembangkan bisnis di masa yang akan datang.

Meskipun tidak ada persentase yang tepat untuk menabung dari pendapatan bisnis, beberapa ahli keuangan merekomendasikan untuk menabung setidaknya 20 hingga 30 persen dari pendapatan bersih kita. Namun, ini hanya merupakan panduan umum, dan kita harus menyesuaikannya dengan situasi dan kebutuhan keuangan kita sendiri.

Misalnya Ibu Citra menjalankan bisnis online. Dia memiliki rencana investasi jangka panjang dengan mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk dana pensiun atau investasi properti. Di samping itu, Ibu Citra juga menyisihkan sejumlah uang setiap bulan ke dalam rekening tabungan darurat sebagai jaga-jaga jika ada kebutuhan mendesak atau situasi tak terduga.

Contoh penyisihan dana untuk rekening tabungan darurat:

Ibu Citra juga memiliki target untuk menyisihkan 20% dari pendapatannya setiap bulan ke dalam rekening tabungan darurat. Misalnya, jika pendapatan bulanan Ibu Citra adalah Rp20.000.000, ia akan menyimpan Rp2.000.000 setiap bulan untuk rekening tabungan darurat.

Perlu dicatat bahwa persentase atau jumlah yang ideal untuk ditabung dapat bervariasi tergantung pada situasi keuangan dan tujuan individu. Angka yang diberikan di atas hanya contoh dan dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial dan tujuan Ibu Citra. Penting bagi kita untuk meninjau kembali dan menyesuaikan alokasi tabungan secara berkala sesuai dengan perubahan keuangan dan prioritas.

4. Gunakan teknologi untuk memudahkan pengelolaan keuangan

Manfaatkan aplikasi atau perangkat lunak keuangan untuk memantau arus kas, mengelola faktur, mencatat pengeluaran, dan melacak pendapatan. Teknologi dapat membantu menghemat waktu dan mempermudah tugas administratif, sehingga memungkinkan kita lebih fokus pada kegiatan inti bisnis dan keluarga.

Contohnya : Ibu Dina menggunakan aplikasi keuangan seperti aplikasi pencatatan pengeluaran dan pendapatan, serta aplikasi manajemen faktur untuk memantau arus kas bisnisnya.

Dia juga menggunakan aplikasi perbankan mobile untuk melakukan transfer atau pembayaran secara mudah dan cepat. Dengan menggunakan teknologi ini, Ibu Dina dapat dengan efisien mengatur keuangan pribadi dan bisnisnya tanpa harus melibatkan banyak waktu dan usaha.

Baca Juga: Cara Pengusaha Perempuan Membagi Waktu dengan Kewajiban Rumah Tangga

C:\Users\user\Downloads\finansialku-1.png

Gambar: Aplikasi untuk membantu pencatatan keuangan. Sumber Gambar: dailysocial.id

5. Mengatur waktu dengan baik

Meskipun waktu terbatas, penting untuk mengatur jadwal yang efektif untuk mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Tentukan waktu khusus setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan untuk mengerjakan tugas-tugas keuangan seperti memperbarui anggaran, melacak pendapatan dan pengeluaran, serta membuat laporan keuangan. Jika bisa menjadwalkan waktu dengan baik, ibu rumah tangga dapat memberikan perhatian yang cukup untuk mengelola keuangan tanpa harus merasa terburu-buru.

6. Jaga konsistensi dan disiplin

Tetapkan rutinitas untuk memeriksa dan memperbarui anggaran, melacak pendapatan dan pengeluaran, serta melaksanakan rencana tabungan atau investasi. Berkomitmenlah untuk menjaga kepatuhan terhadap rencana keuangan yang telah ditetapkan.

Contohnya : Ibu Eni mengatur jadwal rutin setiap bulan untuk memperbarui anggaran pribadi dan bisnisnya. Dia menghabiskan waktu setiap minggu untuk merekam dan menganalisis transaksi keuangan serta meninjau kemajuan keuangan yang telah dicapai. Ibu Eni juga memiliki kebiasaan untuk menyisihkan sebagian pendapatannya setiap bulan, tanpa mengabaikan kewajiban dan prioritas keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya.

7. Tingkatkan pengetahuan keuangan

Meningkatkan pengetahuan keuangan adalah langkah penting untuk mengatasi kendala ini. Ibu rumah tangga dapat mengambil kursus atau pelatihan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pribadinya. Selain itu, membaca buku, mengikuti seminar, atau berkonsultasi dengan ahli keuangan juga dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang lebih baik.

C:\Users\user\Downloads\mini_magick20180819-16636-763ee7.png

Gambar: Buku untuk menambah pengetahuan keuangan. Sumber Gambar: academia-photos.com

Jika bisa konsisten menerapkan tips-tips di atas, seorang ibu rumah tangga akan mampu mengatur keuangan pribadi dan bisnisnya dengan lebih efektif. Tetaplah konsisten, disiplin, dan fleksibel dalam merencanakan serta mengelola keuangan. Kita pasti bisa mencapai kesuksesan finansial.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Kita. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber:

  1. https://mompowerment.com/small-business-and-mompreneur-statistics/
  2. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Download/549
  3. https://lifepal.co.id/media/15-kebiasaan-mengatur-keuangan-pribadi-yang-bisa-bikin-masa-depancerah/
  4. https://swa.co.id/swa/trends/majukan-wirausaha-perempuan-lewat-anjani-2023