Sejak ratusan tahun lalu, beras dan nasi menjadi sumber karbohidrat utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, bukan berarti bisnis makanan olahan gandum sebagai sumber karbohidrat sekunder tidak mengalami perkembangan.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2018, konsumsi roti seperti roti tawar mencapai kenaikan tertinggi di antara makanan lainnya dengan persentase kenaikan hampir 500% dalam lima tahun (2014 - 2018), disusul oleh produk bakery lainnya seperti kue kering, dan variasi roti lainnya.
Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan Kemasan Dari Indonesia
Sumber: Statistik Konsumsi Pangan 2018
Grafik di atas menunjukkan bahwa produk konsumsi produk olahan tepung terigu, terutama roti dan kue kering mengalami peningkatan sepanjang tahun 2014 hingga 2018. Hal ini tentu saja berdampak terhadap peningkatan permintaan pasar terhadap produk bakery.
Asosiasi Pengusaha Bakery (APEBI) menunjukkan bahwa industri roti Indonesia mengalami pertumbuhan antara 10-15% per tahun (Gatranews, 2016). Dengan jumlah konsumsi produk bakery yang terus meningkat, bisnis bakery menjadi potensial untuk saat ini dan masa mendatang.
Baca Juga: Membangun Bisnis Kuliner Dari WhatsApp
Peluang inilah yang coba ditangkap oleh Aditya Saputra, pendiri dan pemilik brand Tugu Bakery, yang menjual berbagai varian roti dan kue di Yogyakarta. Aditya mendirikan bisnis ini sejak tahun 2020, hingga kini ia telah berhasil meraih berbagai perkembangan dan penghargaan. Salah satunya, Tugu Bakery telah menjadi UKM Duta Anti Narkoba 2021 yang berkontribusi mengedukasi pemuda untuk menjauhi narkoba melalui hal-hal produktif seperti menjalankan usaha.
Tugu Bakery juga telah memberdayakan masyarakat sekitar sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat untuk dapat tumbuh dan berkembang di tengah pandemi. Aditya berharap dengan apa yang ia lakukan saat ini bukan hanya membantu masyarakat namun akan berdampak kembali ke bisnis yang ia jalani. Kali ini kita akan membahas lebih dalam perjalanan Tugu Bakery.
Menciptakan Nama yang Ikonik dan Mudah Diingat
Tugu Bakery merupakan sebuah toko bakery yang menjual berbagai macam roti dan kue kering, mulai dari yang memiliki rasa manis hingga gurih. Toko ini didirikan oleh Aditya Saputra pada awal tahun 2020 di Yogyakarta.
Baca Juga: Percepat Pertumbuhan UMKM Kuliner Dengan Cloud Kitchen
Aditya menjelaskan bahwa dalam proses pemilihan nama, ia lebih mengutamakan kemudahan dalam mengucapkan dan mengingat bagi konsumen. Sebab menurutnya, saat ini kebanyakan toko bakery menggunakan bahasa Inggris yang terkadang sulit untuk diucapkan maupun diingat.
Ia lalu terpikirkan dengan kata ‘Tugu’ yang merujuk pada salah satu ikon kota Yogyakarta. Melalui riset sederhana, ia menemukan bahwa ternyata belum bakery yang menggunakan kata tersebut sebagai nama usaha. Akhirnya, ia memilih nama Tugu Bakery agar brand miliknya mudah dikenali dan mampu merepresentasikan Yogyakarta dengan baik.
Penerapan Service Exellent bagi Konsumen
Menurut Aditya, memberikan kualitas produk terbaik merupakan salah satu hal penting dalam berbisnis. Namun, itu saja tidak cukup untuk menjaga kepuasan dan kepercayaan konsumen kita. Menerapkan pelayanan yang baik dan ramah bagi pelanggan adalah salah satu faktor yang dapat membuat mereka merasa nyaman dan kembali membeli produk kita nantinya.
Bagi Aditya, konsumen akan selalu dilayani dengan sama baiknya, berapapun jumlah produk yang mereka beli dari tokonya. Tak hanya itu, ia juga menggratiskan ongkos kirim bagi konsumen yang berdomisili di wilayah Yogyakarta, dengan minimal pemesanan Rp50.000,00. Hal ini berlaku juga bagi konsumen di wilayah lain jika memilih pengiriman lewat Pos Indonesia.
Baca Juga: Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas
Agar pelanggan lebih leluasa memilih, Tugu Bakery juga melayani pemesanan roti secara kustomisasi. Mereka dapat memesan roti sesuai dengan keinginan masing-masing, bahkan untuk produk yang tidak ada di menu sekalipun. Tentunya, hal ini diterapkan dengan syarat pemesanan dalam jumlah tertentu. Hal ini ia lakukan untuk membantu konsumennya mendapatkan roti yang mereka inginkan.
Selain itu, Tugu Bakery juga menjamin produknya selalu fresh. Apabila produk datang dalam keadaan rusak dan tidak layak, maka konsumen dapat langsung mengunjungi Tugu Bakery untuk menggantinya dengan produk baru. Hal tersebut ia lakukan demi menjamin kualitas produk hingga ke tangan konsumennya.
Aditya mengakui bahwa pelayanan yang baik akan memberikan dampak positif terhadap kepuasan konsumen. Konsumen yang puas akan dengan senang hati kembali datang ke gerai Tugu Bakery dan membeli produknya kembali bahkan merekomendasikan kepada orang di sekitarnya.
Baca Juga: Menyusun Konten Untuk Membangun Kesetiaan Pelanggan (Customer Loyalty Program)
Menjalani Bisnis di Tengah Pandemi
Menurut Aditya, pandemi cukup mempengaruhi penjualan dan perkembangan bisnis Tugu Bakery. Ia mengaku sulit untuk menjaga stabilitas penjualan dikarenakan selama pandemi hanya sedikit orang yang mengadakan acara, sementara selama ini pesanan kebanyakan datang dari acara hajatan dan tasyakuran. Kedua acara ini tentu saja dilarang oleh pemerintah selama diberlakukannya pembatasan kegiatan di masa pandemi.
Selain permasalahan terkait PPKM akibat pandemi yang berdampak terhadap kurangnya acara hajatan yang dilakukan oleh masyarakat, permasalahan lain pun muncul seiring dengan perkembangan bisnis, yaitu permasalahan SDM dan visi bisnis.
Biasanya, terjadi perbedaan pemahaman dan pandangan dengan karyawan. Namun, ia menyadari bahwa umur dari bisnis ini masih sekitar satu tahun dan hal tersebut biasa terjadi apabila masih menemukan perbedaan pemahaman dan pandangan dalam proses perkembangannya.
Baca Juga: PolicyLab COVID-19 VS UMKM: Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi
Cara Aditya menangani masalah ketidakstabilan penjualan adalah dengan melakukan iklan dan efisiensi biaya. Ia mengaku tetap konsisten beriklan walaupun ditengah pandemi dan memangkas pengeluaran yang kurang dibutuhkan selama tidak mengganggu operasional dan kualitas produknya.
Sedangkan cara Aditya menangani masalah perbedaan pandangan dengan karyawan adalah dengan melakukan briefing setiap hari sebelum memulai operasional. Ia mengatakan bahwa tujuan diadakannya briefing tersebut adalah untuk meningkatkan komunikasi serta dapat menyampaikan kritik dan saran yang perlu disampaikan terkait permasalahan yang terjadi agar permasalahan tersebut tidak berlarut berkepanjangan.
Menurut Aditya ditengah kesulitan pandemi saat ini, seharusnya bisnis dapat bergandengan tangan dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ia mengaku memberdayakan masyarakat sekitar dengan merekrutnya sebagai karyawan. Ia memiliki karyawan sebanyak tujuh orang, dengan empat orang sebagai tim produksi, dua orang tim manajemen, dan satu orang driver.
Aditya juga kerap memberikan roti atau kue secara gratis untuk semua driver ojek online yang mengantarkan pesanan konsumennya. Ia juga memiliki anggaran tertentu untuk setiap bulannya untuk kebutuhan berbagi dan sedekah.
Baca Juga: Pendampingan Gratis Bagi UMKM Terdampak Covid-19
Aditya juga membantu UMKM sekitar dengan cara memberikan ruang bagi UMKM tersebut untuk dapat memajang produknya di gerai Tugu Bakery sehingga harapannya dapat membantu pemasaran UMKM tersebut. Ia mengaku tidak mematok keuntungan tertentu dari produk UMKM yang dititipkan tersebut sehingga harapannya dapat menjaga harga produk UMKM tetap terjangkau.
Bagi Aditya, sangat penting untuk melakukan hubungan yang baik dan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar, terutama di tengah pandemi saat ini. Ia menyadari bahwa bukan hanya bisnisnya saja yang sulit namun warga sekitar juga merasa kesulitan sehingga lebih baik bergandengan tangan untuk dapat bertahan di tengah pandemi.
Bertahan Dari Pandemi dan Menebar Dampak Positif
Pandemi telah berdampak pada banyak bisnis UMKM, namun begitu tidak dapat dijadikan alasan untuk menyerah pada keadaan dan melakukan strategi beradaptasi sesuai dengan kondisi. Tugu Bakery mampu bertahan karena beradaptasi dengan kondisi pandemi.
Mulai dari melakukan berbagai macam pelayanan terbaiknya, seperti gratis ongkir se-Yogyakarta bahkan se-Indonesia, mengadopsi media sosial sebagai sarana informasi kepada konsumennya, dan rutin melakukan iklan di media sosial.
Baca Juga: Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Bagi UMKM
Tugu Bakery juga memberdayakan masyarakat sekitar sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar untuk dapat tumbuh dan berkembang di tengah pandemi. Aditya berharap dengan apa yang ia lakukan saat ini bukan hanya membantu masyarakat namun akan berdampak kembali ke bisnis yang ia jalani.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
Wawancara langsung dengan Aditya