Strategi Bisnis eFishery – Tahun lalu, e-Fishery sukses menjadi startup (perusahaan rintisan) lokal yang mendapat sorotan dunia. Bisnis yang bergerak di bidang pembudidayaan ikan air tawar ini dikabarkan mencatat omzet tinggi hingga setara dengan perusahaan berstatus decacorn. Tak hanya itu, mereka juga mendapat pendanaan dari nama-nama besar, seperti Softbank, Sequoia dan Temasek. Di pertengahan 2023, e-Fishery telah mencapai titel pendanaan seri D dengan meraup suntikan modal sebesar US$108 juta atau setara dengan Rp1,61 triliun. 

Dilansir dari Tech In Asia, Co-founder sekaligus CEO e-Fishery, Gibran Huzaifah, optimis dengan visi perusahaannya untuk menggaet setidaknya 1 juta petani ikan sebagai anggota koperasi digital pada 2025. Guna meraih capaian-capaian ini, strategi apa yang digunakan e-Fishery sejak lahir lebih dari 10 tahun lalu? Bagaimana mereka sukses membantu para petani ikan air tawar meningkatkan produksinya? Yuk, simak proses dan strategi mereka berikut ini!


Kegelisahan Pribadi Sebagai Sumber Inspirasi dan Pendanaan Perdana Dari Belanda

E-Fishery mulanya lahir dari kegelisahan pribadi Gibran selaku founder terhadap proses dan kegiatan budidaya ikan lele di Indonesia. Berawal dari tugas kuliah, ia kemudian tertarik untuk membudidayakan lele yang disewanya dengan harga Rp 400.000. Disinilah ia kemudian menghadapi banyak kendala, dan salah satu yang terbesar adalah pengontrolan pada pemakaian pakan ikan. Pemberian pakan ikan yang harus merata dan teratur terbukti memakan banyak tenaga dan waktu. Padahal, harga pakan ikan cukup mahal sehingga praktik seperti tadi membuat biaya operasional membengkak. 

Gibran kemudian mendapatkan ide untuk mengembangkan sebuah perangkat pakan ikan. Teknologi ini yang kemudian diberi nama e-Fishery ini lahir pada tahun 2012. Prototype awal yang disusun Gibran sendiri sudah mendapatkan antusiasme tinggi dari berbagai pihak. Akhirnya, e-Fishery pun diikutkan dalam banyak perlombaan dan menerima banyak penghargaan hingga akhirnya pada tahun 2013 berdiri sebagai sebuah badan usaha. 

Baca Juga: 5 Tips Mengakses Pendanaan Modal Ventura, Bantu Bisnis Startup Makin Berkembang

Pada tahun 2014, e-Fishery berfokus pada pengembangan produk dengan riset mendalam tentang memaksimalkan penggunaan internet untuk menjawab permasalahan pangan pada budidaya ikan air tawar. Produk yang semakin matang dan berkembang ini kemudian membuahkan hasil. Pada tahun 2015, e-Fishery mendapatkan pendanaan pertama (pra seri A) dari perusahaan dana investasi asal Belanda, Aqua-Spark dan kemudian diikuti oleh modal ventura asal Indonesia, Ideasource. Di tahun berikutnya, eFishery mulai melakukan komersialisasi dengan memproduksi secara massal produknya dan melakukan penjualan secara masif untuk para pembudidaya ikan di Indonesia.


Melanjutkan Ekspansi dan Konsisten Berinovasi

Sumber gambar : Tribun News

Setelah berhasil melakukan komersialisasi, di tahun 2017 e-Fishery mulai melakukan ekspansi pada produk teknologi yang mereka miliki. Teknologi yang dulunya dikembangkan hanya untuk ikan air tawar kini juga dikembangkan untuk produk udang. Produk ini mencakup alat penyebaran pakan udang yang disebut sebagai eFisheryFeeder Udang.

Selanjutnya pada tahun 2018, e-Fishery kembali meluncurkan lini produk baru yang disebut sebagai eFisheryFresh, sebuah marketplace untuk produk ikan budidaya yang didistribusikan ke seluruh Indonesia. Produk ini mencoba mewadahi para pembudidaya ikan dengan para pembeli sehingga dapat mendorong peningkatan penjualan.

Meski inovatif, namun produk anyar ini terbentur beberapa kendala. Pertama, adalah sulitnya menemukan pembudidaya yang bersedia menjual produknya dengan satuan kecil. Pada marketplace seperti e-FisheryFresh, proses penjualan sangat bergantung pada penawaran dan permintaan dari produk tersebut. Hal ini membuat kuantitas penjualan menjadi tidak tentu pada satu nominal atau paket tertentu saja. 

Kedua, penjualan ini juga membutuhkan mekanisme distribusi yang cepat dan kapasitas yang besar. Hal ini membuat mekanisme pemesanan menjadi sulit untuk terealisasi. Dengan beberapa kondisi tersebut, eFisheryFresh sendiri tetap dapat diakses dengan ekspektasi realisasi ketika pemasok dan konsumen sudah siap.

Baca Juga: 5 Strategi Branding Melalui Label Produk Bagi UMKM, Bisa Naikkan Potensi Penjualan 4x Lipat!

Pada tahun 2019, e-Fishery mulai memfasilitasi program pembiayaan terhadap pembelian pakan ternak yang kemudian dikenal dengan program Kabayan (akronim dari Kasih, Bayar Nanti). Program ini diluncurkan untuk membantu para pembudidaya dalam mengakses pakan tanpa harus mengeluarkan uang muka. Dalam menjalankannya, e-Fishery bekerja sama dengan perusahaan rintisan pembiayaan online yang sudah lebih dulu punya nama, seperti Amartha, iGrow, Kredivo dan lain-lain 

Melalui program Kabayan, e-Fishery berhasil menyambungkan peran lembaga keuangan dengan sektor riil, yaitu pembudidaya ikan tawar. Pihak e-Fishery yang memiliki hubungan dengan pelaku usaha, mampu berperan sebagai penengah, sehingga mendorong lembaga pembiayaan untuk mengenal pola usaha yang dimiliki oleh para pembudidaya. Tak heran jika salah satu syarat pinjaman di Kabayan sendiri adalah keterangan kepemilikan kolam.

Pada tahun 2020, mereka kembali berinovasi dengan meluncurkan e-FisheryPoint, sebuah lini bisnis yang menghadirkan pusat informasi bagi pembudidaya ikan air tawar. Para petani dapat mengakses berbagai produk e-Fishery ketika datang ke lokasi fisik e-FisheryPoint dan mendapatkan informasi serta berbagai pelatihan yang diadakan mengenai akuakultur. Langkah ini tergolong cerdas, karena produk teknologi seperti e-Fishery memang membutuhkan edukasi menyeluruh agar bisa menjadi populer dan  digunakan secara efektif. 

Terakhir, pada tahun 2022, eFishery menyempurnakan kembali produk pakan mereka untuk tambak udang pada aplikasi yang dinamakan e-Farm. Melalui pemutakhiran tersebut, mereka dapat menyediakan produk yang lebih sesuai dengan karakteristik budidaya, serta memberikan informasi yang lebih lengkap terkait kondisi kolam. 


Pelajaran Berharga Dari e-Fishery Untuk UMKM 

Proses pendirian dan pengembanga usaha e-Fishery tak berlangsung dalam sekejap, melainkan perlahan dalam kurun waktu beberapa tahun. Selama itu, ada beberapa hal yang bisa kita jadikan pelajaran dalam berbisnis : 

Pertama, perintisan usaha yang dimulai dari kegelisahan akan masalah yang secara langsung dihadapi oleh pengusaha di bidang budidaya air tawar. Faktor ini membuat Gibran tahu betul kebutuhan konsumen yang jadi sasarannya. 

Artinya, bisnis yang baik memang berasal dari masalah yang benar-benar ada dan krusial untuk dicarikan solusinya. Dengan begitu, produk yang dihasilkan punya tujuan jelas dalam pengembangannya. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa memposisikan diri sendiri sebagai konsumen utama dari produk yang dibuat.

Kedua, proses pematangan produk membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini bahkan dapat dilakukan sembari melakukan penjualan produk. Meskipun begitu, e-Fishery memilih untuk menyempurnakan produknya sebelum melakukan komersialisasi. Selain dikarenakan eFishery sebagai sebuah produk teknologi terapan memang membutuhkan proses kajian yang tidak sebentar, mereka juga memastikan kesiapan produk yang digunakan sehingga tidak terdapat masalah kedepannya. 

Baca Juga: Gabungkan Ilmu Marketing dengan Sains, Begini Penerapan Strategi Pemasaran Neuromarketing

Pematangan produk sangat diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memang dapat diterima oleh konsumen. Perlu diperhatikan bahwa penyempurnaan produk ini tidak hanya dengan melakukan perbaikan pada sisi produksi, seperti penyempurnaan menu pada bisnis makanan atau penyempurnaan desain pada bisnis pakaian. Akan tetapi, penyempurnaan ini juga mencakup pengujian kembali produk tersebut di lapangan. Pada kasus usaha pakaian misalnya, pengujian dilakukan dengan uji pasar melalui survei terhadap preferensi konsumen terhadap produk yang sahabat wirausaha miliki.

Ketiga, adanya mindset untuk berkembang. Perhatikan bahwa e-Fishery konsisten meluncurkan lini produk baru setiap tahunnya. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka mampu memberikan solusi yang lebih komprehensif kepada konsumen. Mindset ini yang dapat Sahabat Wirausaha terapkan dalam menjalankan usaha. Setelah sukses dengan sebuah produk, kita harus memikirkan kembali inovasi apa yang dapat dilakukan dari produk yang dimiliki. Inovasi ini tidak hanya dalam rangka untuk meraih keuntungan yang lebih besar, tetapi dengan tujuan untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif kepada para konsumen

Nah, dengan segala pembelajaran tersebut, sahabat wirausaha diharapkan mampu merapikan kembali tahapan menjalankan kegiatan bisnis yang dimiliki. Pada akhirnya, bisnis yang baik bukanlah bisnis yang cepat tumbuh, tetapi yang perlahan tapi pasti bisa memberikan keuntungan bagi sahabat wirausaha sendiri.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi : 

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230526095000-92-954229/startup-efishery-capai-status-unicorn-dengan-pendanaan-rp16-t.