Merebaknya wabah COVID-19 menyebabkan banyak permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Salah satunya adalah stres dan tekanan akibat banyaknya berita buruk dan juga permasalahan ekonomi keluarga. Salah satu yang dapat menjadi obat atau pelepas tekanan adalah dengan menghirup wewangian seperti salah satunya adalah essential oil atau minyak atsiri. Berbagai gaya hidup baru pun bermunculan di masyarakat salah satunya adalah budaya untuk memberikan pewangi atau pengharum kamar untuk meredakan stres dan membuat tubuh rileks. Mulai dari difusser, lilin wangi, dan lain-lain. Minyak atsiri ini merupakan komoditas yang cukup tinggi peminatnya di kala pandemi. Minyak atsiri sendiri merupakan minyak yang didapatkan dari mengambil ekstrak dari berbagai jenis bagian tumbuhan. Bagian tumbuhan sendiri yang dapat digunakan seperti akar, daur, kayu, bunga, atau biji.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak atsiri yang berkualitas. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Sahabat Wirausaha untuk dapat mengekspor minyak atsiri Indonesia ke berbagai belahan dunia. Bagaimana potensinya? Yuk kita bahas di artikel bedah kasus ini.

Baca Juga: UKM Bisa Siap Ekspor dengan Kenali 8 Hal ini


Manfaat Minyak Atsiri

Minyak yang berasal dari alam ini memiliki segudang manfaat. Tak heran jika penggunaannya sangat luas di kalangan masyarakat terutama di kalangan anak muda yang banyak mengalami tekanan dalam hidupnya. Berikut beberapa manfaat dari minyak atsiri.

1. Memperbaiki Kualitas Tidur

Pola tidur berantakan kita menjadi momok bagi masyarakat. Tidur malam bahkan pagi menjadi kebiasaan buruk yang seharusnya ditinggalkan. Namun, tuntutan pekerjaan dan mata yang tak kunjung mengantuk tidak bisa dilawan. Meminum obat tidur juga tidak bisa selalu diandalkan untuk jangka panjang. Oleh karena itu, minyak atsiri bisa menjadi jawaban. Minyak atsiri yang wangi bisa membantu untuk meningkatkan kualitas tidur. Tidur jadi lebih nyenyak akibat aromaterapi

Baca Juga: Tips Sukses Ekspor Berdasarkan Hasil Penelitian

2. Membantu Meringankan Sakit Kepala

Sakit kepala bisa menyerang siapa saja. Salah satu penelitian membenarkan bahwa dengan mengoleskan minyak atsiri dan campuran etanol pada bagian pelipis wajah dan kening dapat memberikan efek reda pada nyeri dan sakit kepala. Selain itu, minyak atsiri juga sudah digunakan untuk mengobati sakit kepala dan migran sejak lama oleh bangsa Persia.

3. Mengembalikan Suasana Hati

Suasana hati sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Jika suasana hati sudah buruk di pagi hari, bisa jadi seharian akan kurang produktivitasnya. Oleh karena itu, minyak atsiri dapat memberikan efek memperbaiki suasana hati dengan mencium bau aroma terapi. Seseorang yang mencium wangi rosemary dapat meningkatkan daya ingat, peppermint di lain sisi dapat membuat fokus. Minyak atsiri ini juga dapat digunakan untuk melepas penat akibat pekerjaan yang menumpuk banyaknya. Akhirnya, suasana hati bisa kembali tenang dan segar akibat mencium wangi aroma terapi pada minyak atsiri.

Baca Juga: Melihat Potensi Ekspor bagi UKM Indonesia

4. Memulihkan Energi

Memulihkan energi akibat kelelahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dari meminum secangkir kopi, tidur, dan menghirup minyak atsiri. Menghidupi minyak atsiri citrus dan peppermint dapat membantu untuk memulihkan energi. Selain itu, citrus yang segar dapat meningkatkan suasana hati, ketegangan, dan performa.

5. Merawat Peradangan dan Rasa Sakit

Minyak atsiri juga bermanfaat untuk memberikan perawatan pada kulit dan wajah. Salah satu yang paling banyak dipakai adalah minyak dari tea tree yang dapat menghilangkan jerawat dan iritasi akibat sinar UV matahari. Sedangkan minyak eucalyptus dapat menyembuhkan sakit tenggorokan. Tak heran jika minyak ini banyak dicari oleh masyarakat.

Baca Juga: Kesuksesan Ekspor Hitara Black Garlic Menciptakan Nilai Keunggulan pada Bawang


Tanaman Penghasil Minyak Atsiri

Minyak atsiri di Indonesia sendiri sudah diproduksi sejak lama. Tingginya keanekaragaman hayati menjadikan keunggulan dari jenis minyak yang dimiliki. Terdapat lebih dari 150 spesies yang dapat digunakan untuk memproduksi minyak atsiri, termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri bisa berasal dari akar, batang, kulit, biji, buah, bunga, dan daun. Minyak atsiri juga disebut minyak esensial akibat baunya yang mewakili dari tanaman yang diprosesnya. Minyak ini juga mudah menguap pada suhu ruangan.

Baca Juga: Tren Ekspor-Impor (B2B) Indonesia dalam Era New Normal

1. Nilam (Patchouli)

Tanaman ini diberi nama oleh bangsa India dikarenakan warnanya yang hijau dan bagiannya yang merupakan daun dalam bahasa Tamil yaitu Patchouli atau Nilam dalam bahasa Indonesia. Tanaman ini menghasilkan minyak dari daun-daun yang disuling. Tinggi tanaman ini mencapai 100cm. Tempat teduh yang jauh akan sinar matahari, hangat, dan lembap sangat cocok untuk tanaman ini berkembang. Bunganya sangat beraroma kuat dan bijinya kecil. Budidaya tanaman ini banyak menggunakan metode stek. Industry yang menggunakan minyak ini salah satunya adalah parfum yang digunakan untuk memberikan wangi segar. Selain itu, minyak aroma terapi anti stres juga dapat menggunakan tanaman ini.

2. Akar Wangi (Vetiver)

Tanaman dengan nama ilmiah Vertiver Zizaniodes atau biasa disebut akar wangi oleh masyarakat merupakan sebuah jenis rumput yang akarnya dapat dimanfaat sebagai penghasil minyak akar wangi. Secara penampakan fisik. Tanaman ini memiliki kemiripan dengan alang-alang dan serai. Selain menghasilkan minyak, tanaman ini juga bisa mencegah terjadinya longsor akibat akarnya yang kuat.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

3. Sereh Wangi (Citronella)

Memiliki nama ilmiah Cymbopogon Nardus. L, serai wangi ini merupakan jenis minyak atsiri. Pembuatan minyak atsiri jenis ini dilakukan dengan melakukan proses penyulingan. Secara internasional, minyak serai dalam dunia perdagangan dikenal sebagai Citronella Oil. Karena Indonesia cukup merajai pasar ini sering disebut “Citronella Oil of Java”.

4. Cengkeh (Clove)

Cengkeh merupakan salah satu penghasil minyak atsiri. Minyak dari cengkeh ini memiliki kandungan 21,3% dengan kadar eugenol 78-95%, tangkai atau gagang bunga mencapai 6% mempunyai kadar eugenol 89-95%, daun cengkeh sendiri mempunyai kadar 2-3% kadar eugenol 80-85% kadar paling banyak adalah eugenol sering dimanfaatkan untuk dibuat vanilin, eugenil asetat, eugenil dll.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Kopi

5. Pala (Nutmeg)

Hasil penyulingan pala dapat menghasilkan minyak atsiri. Minyak pala ini sering disebut Nutmeg Essential dari hasil penyulingan biji pala yang sudah kering dan matang. Tanaman ini berasal dari kepulauan Maluku yang merupakan kepulauan rempah-rempah Indonesia. Tanaman ini digunakan berabad-abad lamanya untuk mengobati masalah usus di India dan pembalsaman orang meninggal di Mesir. Di kerajaan inggris juga digunakan untuk melawan wabah yang akhirnya membuat harga minyak ini melambung. Minyak ini sendiri, digunakan untuk mengobati demam, masalah pernapasan, produk yang berhubungan dengan gigi, pewarna abadi, dan campuran untuk memproduksi sabun lilin.

6. Jahe (Ginger)

Tanaman jahe sudah digunakan sejak dahulu karena kaya akan manfaat. Rempah-rempah ini menjadi salah satu rempah yang penting dalam dunia perdagangan. Mulai dari dipakai sebagai bumbu masakan, pemberi aroma dan rasa, bahan kue, biskuit, kembang gula, dan minuman yang menghangatkan. Di Indonesia sendiri, pengolahan tanaman ini banyak digunakan untuk industri jamu tradisional dan obat. Karena sifatnya yang menghangatkan tubuh, jahe digunakan untuk minuman sekoteng, sirop, dan bandrek. Tanaman jahe bisa berkembang sampai ketinggian 40-100cm dan bertahan selama bertahun-tahun. Akarnya merupakan akar rimpang yang berbau harus dan memiliki cita rasa pedas. Akarnya bercabang tidak menentu, berserat kasar, dan menjalar mendatar. Bagian dalamnya berwarna kuning pucat.

Baca Juga: Standar yang Wajib Dipenuhi dalam Ekspor

7. Cendana (Sandalwood)

Cendana merupakan sumber penghasil minyak atsiri dan merupakan komoditi hasil hutan bukan kayu yang potensial dan tergolong mewah karena sifat kayu terasnya yang khas dan mengandung minyak dengan aroma yang spesifik. Pembuatan minyak cendana dapat dilakukan dengan memanfaatkan batang kayu, ranting, cabang ranting, dan akar pohon cendana. Nilai ekonomi tanaman cendana didapat dari kandungan minyak (santalol) dalam kayu yang beraroma wangi yang khas. Umur tanaman yang panjang hingga mencapai 40 tahun. Tingginya hingga 9 meter. Tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan seperti jantung, demam, penyakit kulit, lever, dan inveksi saluran kencing.

Baca Juga: Standar yang Umum Dibutuhkan Pembeli Ekspor


Pengolahan Minyak Atsiri

Pengelolaan minyak atsiri sendiri di Indonesia biasanya digunakan metode destilasi. Proses ekstraksi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

  1. Penyulingan
  2. Pengepresan
  3. Ekstraksi dengan pelarut menguap
  4. Ekstraksi dengan lemak


Baca Juga: Standar yang Khusus untuk Unggul dalam Ekspor

Cara destilasi uap digunakan untuk minyak yang berasal dari cengkeh, nilam, sereh, pala, kayu putih, akar wangi, kenanga, jahe, jeruk purut, gaharu, cendana. Sereh sebanyak 3ton nantinya dapat menghasilkan 10kg minyak atsiri. Sedangkan daun cengkeh, dapat menghasilkan 5% dari rendamannya selama 5-6jam.

Produksi minyak atsiri merupakan proses yang kompleks. Peningkatan efisiensi produksi memerlukan peningkatan produktivitas tanaman, perbaikan penanganan pasca panen, ekstraksi dan peningkatan nilai tambah yang didukung pengendalian dan jaminan mutu agar diperoleh mutu tinggi dan konsisten.

Baca Juga: Meningkatkan Daya Saing Ekspor dengan Mengkomunikasikan Prinsip ‘Sustainability’


Produksi Minyak Atsiri di Indonesia

Menurut PT. Sinkona Indonesia Lestari, penjualan serta iklim minyak atsiri di tingkat dunia sangat dipengaruhi oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki peran penting dalam perdagangan dan aroma dunia. Dengan keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam persediaan bahan baku minyak atsiri ini. Kualitas yang dihasilkan pun tidak main-main. Produk unggulan dari Indonesia seperti minyak sereh wangi, minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh dan minyak maoi.

Pada tahun 2020, Indonesia memiliki 189 eksportir minyak atsiri yang tersebar di seluruh provinsi dengan total nilai ekspor USD215,81 juta. Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang ekspor minyak atsiri terbesar dengan nilai sebesar US$ 68,92 juta setara 31,9% total ekspor minyak atsiri Indonesia.

Lalu diikuti oleh Jawa Tengah sebesar US$ 36,61 juta (17,0%) dan Sumatera Utara sebesar US$ 3,24 juta (15,4%). Dari sisi sebaran eksportir, DKI Jakarta memiliki eksportir produk minyak atsiri paling banyak di Indonesia dengan 48 eksportir di 2020, diikuti oleh Jawa Barat sebanyak 29 eksportir dan Jawa Timur sebanyak 24 eksportir.

Baca Juga: Kesuksesan Ekspor Hitara Black Garlic Menciptakan Nilai Keunggulan pada Bawang


Perdagangan Minyak Atsiri Dunia

Data IEB Institute menunjukkan CAGR nilai ekspor Indonesia selama periode 2016 hingga 2020 ke lima negara tujuan utama menunjukkan tren meningkat. Misalnya, ke India naik 10,73% per tahun, ke Amerika Serikat naik 4,79% per tahun, ke Perancis naik 2,38% per tahun dan ke Tiongkok naik 5,72% per tahun. Sementara ekspor ke Singapura menunjukkan tren penurunan tipis selama lima tahun terakhir di level -0,35% per tahun.

  • Negara Eksportir Minyak Atsiri (dalam USD)

Negara Eksportir

2016

2017

2018

2019

2020

Dunia

4,710,234

5,408,507

5,936,425

5,633,928

5,278,511

India

607,651

784,922

861,416

1,212,564

837,765

Amerika Serikat

634,744

729,606

800,233

787,938

804,907

Prancis

396,924

471,256

522,010

459,094

478,938

RRT

468,392

354,559

469,176

349,893

305,138

Brasil

339,048

431,217

437,220

313,938

270,190

Indonesia

166,380

160,368

199,266

185,328

215,807

Jerman

191,822

218,425

228,529

202,358

207,694

Kerajaan Bersatu

218,628

276,951

244,039

210,808

207,476

Argentina

196,376

203,718

256,584

216,963

205,039

Sumber: ITC Trade Map

Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co

Berdasarkan tabel di atas, Indonesia menempati urutan keenam sebagai eksportir minyak atsiri di dunia. Jumlah ini cukup besar di mana Indonesia menguasai kurang lebih 4% dari perdagangan dunia. Urutan teratas dikuasai oleh India, Amerika Serikat dan Perancis.

Hasil minyak atsiri di Indonesia diekspor ke berbagai belahan dunia seperti India, Amerika Serikat, RRT, Spanyol, dan Prancis. Jumlah ekspor juga selalu bertambah dari tahun ke tahun. India dan Amerika Serikat dapat dibidik menjadi tempat untuk menjual minyak-minyak Indonesia yang berkualitas.

  • Negara Pengimpor Minyak Atsiri Indonesia (dalam Ton)

Negara Importir

2017

2018

2019

2020

Dunia

4,897

6,630

6,576

7,542

India

954

1,642

1,418

1,617

Amerika Serikat

574

948

878

1,284

RRT

269

433

1,113

934

Spanyol

437

620

414

618

Prancis

504

756

565

549

Singapura

800

782

604

538

Belanda

92

170

247

405

Meksiko

176

140

209

363

Kerajaan Bersatu

122

140

173

181

Jerman

64

128

149

166

Sumber: ITC Trade Map

Baca Juga: Memantau Peluang Pasar Ekspor melalui Platform Alibaba

  • Permintaan Dunia atas Minyak Atsiri (Dalam Ton)

Negara Importir

2016

2017

2018

2019

2020

Amerika Serikat

49,823

51,470

52,706

48,734

56,949

Jerman

20,797

21,549

21,567

20,754

24,313

Jepang

5,898

6,865

9,209

13,644

13,062

Kerajaan Bersatu

13,654

13,828

12,681

11,364

12,771

Prancis

9,364

9,699

11,651

11,170

12,208

India

7,983

7,404

16,374

12,750

10,788

RRT

9,071

8,848

8,963

9,461

10,699

Indonesia

8,485

7,981

9,668

9,189

9,359

Kanda

7,428

8,944

9,384

7,638

8,938

Arab Saudi

4,521

5,360

6,599

11,686

7,566

Sumber: ITC Trade Map

Data menunjukkan bahwa potensi minyak atsiri selalu ada dan berkembang. Di tiap-tiap negara pengimpor minyak atsiri selalu ada peningkatan tiap tahunnya. Salah satunya Indonesia sendiri. Para produsen lokal dapat menyasar pasar domestik sendiri untuk melakukan penjualan. Kemudian ditambah dengan potensi internasional, minyak atsiri sangat menjanjikan di masa depan.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Dengan diberkahinya Indonesia oleh keanekaragaman hayati, membuat Indonesia menjadi kaya akan potensi untuk memberikan minyak dengan wangi yang berlimpah. Berbagai tanaman tumbuh subur di Indonesia. Dengan proses penyulingan, tanaman-tanaman itu menghasilkan minyak-minyak yang dapat membuat badan rileks dan mengurangi stres. Minyak-minyak atsiri tersebut memiliki potensi yang luas di pasar nasional maupun internasional. Namun, untuk menggalakkannya dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak seperti para produsen yang membuat minyak-minyak berkualitas. Kemudian, proses yang lebih canggih dan menjual dalam bentuk jadi bukan bahan baku. Para konsumen lokal juga bisa beralih menggunakan minyak lokal tersebut dibandingkan minyak atsiri impor.

Kita juga harus bisa menciptakan nilai keunggulan minyak atsiri Indonesia daripada negara lainnya. Masa kita tidak ada brand minyak atsiri Indonesia yang mendunia. Padahal kita punya potensi yang begitu besar. Komunikasikan segala spesifikasi dan kelebihannya.

Pemerintah juga membantu dalam memasarkan minyak atsiri lokal di kancah internasional dan juga mempermudah proses ekspor. Dengan harapan Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi pemimpin di pasar minyak atsiri dunia!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.