Company providing management training and office space. business incubator, business training programs, shared administrative service concept

Istilah Inkubator ini pertama kali saya dengar ketika Pemerintah melalui PIP (Pusat Investasi Pemerintah) menjalankan sebuah program yang sangat inspiratif. PIP meluncurkan kampanye Bersama Sahabat – UMi Bangkit pada akhir Agustus lalu denan berbagai macam program pendukung.

Tentu saja seluruh program tersebut dilakukan semata untuk membantu dan mendorong pelaku usaha kecil, menengah dan mikro agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi yang telah terjadi selama dua tahun terakhir ini.

Baca Juga: Modal UKM Berbasis Musyarakah: Ringan dan Menguntungkan

Banyak usaha yang gulung tikar, tak mampu bertahan karena badai pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Bahkan perekonomian tidak hanya memburuk di Indonesia saja tapi juga di seluruh negara di dunia.

Oleh karena itulah melalui kampanye Bersama Sahabat – UMi Bangkit ini pemerintah telah membentuk ekosistem UMi yang bertujuan untuk mendorong, meningkatkan, serta melakukan pendampingan usaha khususnya di segmen usaha mikro dan ultra mikro (UMi). Diantara ekosistem yang sudah terbentuk yakni seperti Wadah Usaha UMi, Incubator UMi, serta rencana ekosistem Kampung UMi yang akan dilaksanakan pada tahun depan.

Khusus dalam artikel ini kita akan membahas tentang incubatornya ya.


Apa Itu Incubator?

Menurut Entrepreneur Asia Pacific, inkubator bisnis adalah program atau organisasi yang memberikan sponsor dengan tujuan mempercepat pertumbuhan dan sukses suatu startup atau bisnis.

Baca Juga: Beberapa Model Ekspansi Bisnis yang Perlu Diketahui UMKM

Program ini akan membantu usaha rintisan baru di tahap-tahap awal pembangunannya dengan memberikan koneksi pada angel investor pemerintah, koalisi pembangunan ekonomi, maupun investor lainnya supaya usaha yang akan dibentuk ini akan mempunyai cukup modal untuk membangun bisnis.

Bahkan, tak menutup kemungkinan inkubator bisnis itu sendiri pun memberikan pinjaman modal bagi sebuah bisnis. Selain memberikan bantuan dari segi permodalan, program ini juga membantu bisnis rintisan soal fasilitas kerja, pelatihan, bimbingan, dan masih banyak lagi.

Sederhananya, sebuah inkubator akan membantu mengarahkan sebuah perusahaan skala kecil untuk bisa terbentuk dengan manajemen organisasi dan finansial yang baik.

Harapannya, bisnis tersebut bisa bekerja dan berkembang secara berkelanjutan serta menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Jika sobat UKM tertarik untuk bekerja sama dengan inkubator bisnis, maka sobat UKM pun harus berkomitmen untuk mengikuti semua program yang diberikan.


Jenis-Jenis Incubator

Menurut Indira Idris dalam bukunya yang berjudul Model Pengembangan Inkubator Bisnis, bahwa dari sisi istilah lembaga yang melakukan proses inkubasi ternyata ditemukan nama yang berbeda diantaranya: Inkubator Bisnis, Science Park, Teknologi Innovation Centres dan lainnya. Namun pada prinsipnya aktivitas yang dilakukan memiliki proses yang serupa yaitu proses inkubasi bisnis.

Baca Juga: 7 Model Bisnis Social Enterprise

Inkubator Bisnis dapat dibagi dalam beberapa tipe campbell yaitu :

  1. Industrial incubator, yakni jenis inkubator yang didukung pemerintah dan lembaga non-profit. Tujuannya penciptaan lapangan kerja biasanya untuk mengatasi tingkat penggangguran.
  2. Univeristy-related incubator yaitu Inkubator yang bertujuan untuk melakukan komersialisasi science, teknologi dan HAKI dari hasil penelitian. Inkubator perguruan tinggi menawarkan perusahaan pemula untuk memperoleh layanan laboratorium, komputer, perpustakaan dan jasa kepakaran perguruan tinggi. Inkubator ini didukung Model Inkubator Rintisan langsung oleh perguruan tinggi dan bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian.
  3. For-profit property development inkubators, yaitu Inkubator yang menyediakan perkantoran, tempat produksi, dan fasilitas jasa secara bersama-sama. Beberapa fasilitas kantor yang mendukung image perusahaan digunakan bersama dan inkubator manarik biaya sewa dari pengunaan fasilitas tersebut.
  4. For-profit investment incubator menyerupai perusahaan modal ventura dan business angel, yang menempati kantor yang sama dengan tenant perusahaan yang dibiayainya. Inkubator ini memiliki perhatian yang lebih terhadap portofolio tenant.
  5. Corporate venture incubator merupakan model inkubator yang paling sukses dan tercepat perkembangannya. Perusahaan yang sudah mapan mendirikan inkubator untuk mengambil alih perusahaan kecil dan memberikan suntikan dana dan keahlian bahkan pasar.

Berdasarkan jenis-jenis inkubator tersebut kita bisa mengambil benang merah bahwa setiap Inkubator Bisnis harus memiliki kemampuan dalam perencanaan strategis bagi perusahaan pemula dan memiliki koneksi dengan sumber daya ekonomi dan komunitas bisnis yang berhubungan dengan informasi dan konsultasi bisnis.

Baca Juga: Ragam Cara Mengembangkan Usaha dengan Mengoptimalkan Dampak Sosial dan Pemberdayaan Komunitas

Konsep Inkubator Bisnis yang dikembangkan di perguruan tinggi merupakan wahana bagi komersialisasi riset dan penciptaan lapangan kerja baru, yang pada akhirnya tercipta rantai susulan lapangan kerja job creation. Sedangkan Model Inkubator Rintisan diharapkan nantinya akan menjadisuatu proses usaha yang mepunyai nilai tambah, mampu menciptakan lapangan kerja dan jalinan kerjasama yang erat antara universitas-industri- masyarakat-pemerintah.

Rangkaian proses ini akan mampu mengubah penemuan-penemuan baru menjadi inovasi, sehingga terjadi proses penciptaan nilai value creation yang akan memberikan dampak positif pada munculnya komersialisasi teknologi yang mampu mendorong penciptaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, social wealth creation and social wealth improvement.


Contoh Pelaksanaan Inkubasi dari PIP (Pusat Investasi Pemerintah)

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ibu Ririn Kadariyah menyatakan bahwa program rintisan tersebut terbukti telah berhasil memberikan hasil positif bagi para pelaku usaha ultra mikro di lokasi masing-masing.

Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha untuk Rencanakan Kesuksesan

Contohnya di Maluku Utara, program Wadah Usaha UMi ini memberikan lapak usaha dengan biaya sewa yang lebih murah kepada para pelaku usaha ultra mikro. Salah satu pelaku usaha ultra mikro, Rahma Kharie menyatakan bahwa usaha tahu tunanya bisa terus bertahan hingga saat ini berkat bantuan Pusat Investasi Pemerintah melalui wadah usaha UMi.

Tidak hanya mendapatkan dukungan materiil, tapi melalui Wadah Usaha UMi tersebut Rahma juga mendapatkan dukungan berupa ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan usaha Tahu Tuna miliknya. PIP tidak hanya memberikan umpan tapi juga kail agar pelaku usaha bisa berkembang lebih baik ke depannya.

Adapun program inkubasi UMi yang dilakukan di Jawa Barat dan Jawa Timur membantu para debitur dalam hal pinjaman dan pengetahuan teknis. Hasilnya juga cukup memuaskan. Para debitur kini bisa meningkatkan usaha mereka.

C:\Users\Jihan\Downloads\WhatsApp-Image-2021-12-14-at-6.05.53-PM-1.jpeg

Sumber: Warung Seblak Mak Ai - Jendelacaca

Contohnya saja Ibu Ai Khodijah, pelaku usaha warung seblak Mak Ai yang berdomisili di Majalengka, Jawa Barat. Beliau menyatakan bahwa program inkubasi UMi membantunya mengembangkan usaha seblak miliknya. Bahkan membuka dirinya untuk lebih memperluas jangkauan pasar dengan memasarkan produknya secara online.

Baca Juga: Rencana Usaha untuk Mengakses Pinjaman di atas Rp 500 Juta

Ai Khodijah, pelaku usaha warung Seblak Mak Ai di Majalengka, Jawa BaratPeningkatan skill tentang marketing juga telah membuat Seblak Mak Ai punya lebih banyak varian produk untuk dijual. Ada basreng, kacang dan camilan lainnya kini menghiasi toko online Mak Ai. Bertambahnya varian produk tersebut didukung pula dengan perbaikan sanitasi warung yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sehingga omset pun meningkat dua kali lipat setelah Mak Ai mendapatkan pendampingan dari inkubasi UMi.


Tips Bergabung dalam Inkubator

Ketika sobat UKM sudah mengetahui contoh penerapan inkubasi tersebut pada pelaku usaha, mungkin sobat UKM ingin juga bergabung dengan inkubator semacam itu. Bagaimana tipsnya?

Yang pertama adalah riset. Riset menjadi hal penting ya sobat UKM. Karena tidak semua inkubator bisnis itu sama. Setidaknya kita harus tahu layanan dan biaya yang ditawarkan inkubator bisnis yang berbeda-beda. Sehingga penting untuk mencari tahu mana inkubator yang cocok untuk meningkatkan kemungkinkan diterimanya bisnis kita.

Baca Juga: Memantapkan Rencana Usaha Sederhana Dengan Kanvas Model Bisnis

Riset yang perlu digali menurut Entrepeneur sebelum mendaftar diantaranya :

  1. Mentor. Kita perlu tahu apakah mentor-mentor di inkubator bisnis yang dituju mewakili kesesuaian pengalaman dan koneksi yang sesuai dengan bisnis yang kita miliki.
  2. Lokasi. Karena biasanya inkubator bisnis akan meminta kita untuk berpindah lokasi selama mengikuti program inkubator tersebut. Jadi siapkan dengan matang ya!
  3. Kurikulum atau program. Hal ini juga menjadi salah satu hal penting yang harus kita riset terlebih dahulu. Karena kita perlu juga mengukur kemampuan diri, apakah sanggup mengikuti kurikulum atau program dari inkubator bisnis yang kita tuju?

Kedua adalah ketepatan waktu ketika mendaftar. Selain memastikan cara ketika mendaftarkan bisnis kita ke sebuah inkubator bisnis sudah benar, kita juga harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mendaftar.

Menurut TechCrunch, mendaftarkan bisnis ke incubator bisnis pada waktu yang salah merupakan salah satu penyebab besar kegagalan diterimanya sebuah bisnis. Jika mendaftar ke inkubator bisnis terlalu awal, kemungkinan kita tidak akan diterima dengan alasan belum memiliki traksi yang cukup untuk bekerjasama dengan inkubator tersebut.

Traksi sendiri adalah sebuah kemampuan model bisnis sebuah startup untuk memonetisasi value dari pengguna dalam bentuk user, merchant, mitra, dan lain sebagainya. Jadi pastikan terlebih dahulu bahwa bisnis atau startup kita telah memiliki traksi dan keuntungan yang cukup.

Baca Juga: Faktor Penyebab Gagalnya Bisnis dan Tidak Optimalnya Pertumbuhan Usaha

Yang ketiga yakni latar belakang. Persoalan ini menjadi salah satu cara paling jitu jika ingin diterima sebuah incubator bisnis. Kenapa? Karena beberapa orang lebih tersentuh ketika dihadirkan sebuah cerita atau latar belakang yang punya makna di dalamnya. Makna yang menarik dan meyakinkan, tentu saja.

Bagaimana caranya memberikan latar belakang yang penuh makna? Sobat UKM bisa memulainya dengan mengetahui masalah apa yang ingin diselesaikan dan bagaimana solusi yang bisa kita tawarkan dari permasalahan di masyarakat tersebut.

Selain itu kita juga bisa memulainya dari sejarah perusahaan. Apakah ada cerita inspiratif yang bisa digali darinya?

Keempat adalah membuat rancangan dasar startup. Inkubator bisnis biasanya sangat selektif karena mereka ingin bekerja dengan start up yang tidak hanya bagus tapi memiliki potensi untuk terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Oleh karena itu salah satu cara untuk berhasil mendaftarkan bisnis atau startup kita ke incubator bisnis adalah dengan memastikan bahwa bisnis yang kita miliki punya dasar yang kuat dan meyakinkan. Jika semua ini bisa disampaikan dengan baik, tentu incubator akan banyak memberikan pertimbangan pada bisnis kita.

Semoga sukses ya sobat UKM!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi :

  1. Glints.com
  2. Jendelacaca.my.id
  3. Model Pengembangan Incubator Bisnis oleh Indra Idris