Mengulik Fenomena Pesugihan Bisnis: Tuduhan atau Fakta? – Apakah Sahabat Wirausaha pecinta film atau kisah horor? Jika ya, maka tentu tidak asing lagi dengan melihat hal-hal aneh bernuansa mistis. Sebagai pelaku usaha, mungkin juga pernah terdengar rumor tentang adanya tuyul yang digunakan pengusaha agar jualan mereka laku atau untuk memperlancar bisnis mereka.
Di Indonesia, hal semacam itu lazim disebut pesugihan. Di kalangan masyarakat umum, jika sebuah bisnis sukses dalam jangka panjang tanpa keistimewaan apapun, tuduhan praktik pesugihan biasanya jadi pembicaraan utama. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan pesugihan? Mengapa fenomena pesugihan bisnis banyak ditemukan di Indonesia? Apakah fenomena tersebut hanya tuduhan belaka, ataukah merupakan sebuah fakta? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Apa Itu Fenomena Pesugihan Bisnis?
Disadur dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, pesugihan berasal dari kata sugih yang berarti kaya, sehingga kata pesugihan berarti suatu proses atau cara yang dilakukan individu untuk menjadi sugih (kaya). Dalam hal ini, proses atau cara yang digunakan melibatkan praktik (ritual) setan dan makhluk gaib.
Nah, dengan demikian istilah pesugihan bisnis berarti pesugihan yang digunakan dalam dunia bisnis dengan tujuan untuk melancarkan bisnis, memperoleh keuntungan yang besar, meningkatkan penjualan, atau untuk memenangkan suatu proyek bisnis. Berita tentang pesugihan bisnis memang sudah ada sejak dulu, bahkan sudah ada sejak tahun 1960-an.
Pesugihan bisnis tersebut bahkan telah berkembang menjadi suatu fenomena yang banyak ditemukan di berbagai negara. Jika ditelusuri secara mendalam, setiap negara memiliki cerita tentang pesugihan yang beragam. Hal ini turut dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat dan budaya setempat.
Baca Juga: Jangan Bingung, Ini 5 Tips Usaha di Kampung
Fenomena Pesugihan Bisnis: Tuduhan atau Fakta?
Kisah pesugihan di Indonesia umumnya kerap ditemukan di berbagai bidang bisnis, termasuk bisnis kuliner. Dilansir dari suaramerdeka.com, para pengusaha yang mengelola bisnis kuliner seringkali disebut-sebut melakukan pesugihan untuk penglaris jualan mereka.
Dilansir dari laman Youtube Tribunnews, seorang pedagang bakso di Sumatera Selatan menderita kerugian yang cukup signifikan, akibat difitnah telah menaruh celana dalam di dalam panci jualannya. Berita pesugihan tersebut pun tersebar di media sosial sehingga bisnis beliau mengalami penurunan omzet sebanyak 75 persen.
Namun demikian, fenomena pesugihan bisnis tersebut hanya dilandasi cerita dari mulut ke mulut dan hingga kini belum terbukti kebenarannya. Justru hal tersebut membuat pengusaha kuliner merugi. Selain itu, masih ada cerita tentang pesugihan di bidang bisnis lainnya, seperti yang terjadi di daerah Bungurasih, Sidoarjo.
Dilansir dari IDN Times, sebuah keluarga di daerah Bungurasih dicurigai telah menggunakan pesugihan agar bisnis mereka sukses dan menjadi kaya raya. Sang ayah, yang merupakan kepala keluarga disebut-sebut telah melakukan pesugihan. Konon katanya, pesugihan tersebut memerlukan pengorbanan manusia sebagai tumbal, termasuk anak-anaknya sendiri.
Baca Juga: Dijamin Laris, 6 Tips Bisnis Kuliner di Area Kampus
Mitos dan Fenomena Pesugihan Bisnis di Indonesia
Banyak mitos pesugihan dengan tujuan memperkaya diri yang beredar di Indonesia. Seakan sudah melekat dan mengakar, kepercayaan tersebut timbul oleh adanya cerita rakyat atau legenda di Pulau Jawa yang diwariskan secara turun-temurun, seperti cerita tentang Gunung Kawi.
Konon katanya, apabila seseorang mengunjungi tempat ini dan melakukan ritual khusus, maka orang tersebut dapat memperoleh rezeki dan kesuksesan. Dilansir dari liputan6.com, ritual khusus untuk pesugihan tersebut yaitu para peziarah diwajibkan untuk mandi suci yang dipimpin oleh juru kunci di lokasi tersebut dan penawaran kontrak mati lewat tumbal nyawa manusia setiap tahunnya. Selanjutnya, peziarah harus melakukan tapa brata di bawah pohon keramat bernama Pohon Dewandaru dan daun yang gugur dari pohon ini mampu memberikan rezeki dan memberikan uang gaib setiap hari.
Selain itu, ada juga isu babi ngepet di Indonesia seringkali dikaitkan dengan fenomena pesugihan. Tahun 2021 silam, masyarakat pernah dibuat heboh dengan kasus babi ngepet yang terjadi di Depok, Jawa Barat. Namun ternyata, polisi menemukan bahwa isu babi ngepet hanyalah sebuah rekayasa dan penipuan semata.
Penipuan tersebut dilakukan dengan tujuan agar si pelaku menjadi terkenal. Untuk melakukan aksi penipuannya, sosok babi ngepet tersebut dibeli oleh pelaku secara online. Si pelaku pun akhirnya resmi ditahan oleh pihak kepolisian. Sayangnya, babi hutan yang ditangkap warga kemudian terlanjur mati dalam kasus ini. Meski isu tentang babi ngepet mereda, namun tidak begitu dengan kepercayaan masyarakat akan mitos pesugihan bisnis.
Baca Juga: Segarnya Cuan dari Bisnis Jus Buah dan Tips Memulainya
Alasan Mengapa Fenomena Pesugihan Bisnis Menjamur di Indonesia
Nyatanya, fenomena pesugihan bisnis merupakan bagian dari hal mistis dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun demikian, masih banyak orang yang meyakini bahwa kekayaan dapat diperoleh dengan cara mistis tersebut. Lantas, apakah ritual pesugihan tersebut benar-benar dapat memberikan kekayaan dan kesuksesan?
Dilansir dari news.okezone.com, warga yang berdomisili di sekitar Gunung Kawi menepis berita tentang mitos pesugihan di Gunung Kawi. Menurut warga, memang ada beberapa orang yang secara kebetulan berhasil meraih kesuksesan setelah melakukan ritual di Gunung Kawi. Cerita inilah yang diyakini memotivasi sebagian orang untuk berkunjung. Namun, nyatanya tidak semua orang yang datang dan melakukan ritual, berhasil menjadi sukses ataupun kaya.
Di sisi lain, alasan umum yang mendorong seorang pengusaha atau pebisnis untuk melakukan pesugihan yaitu persaingan bisnis yang ketat hingga perasaan takut akan kalah saing. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman yang benar tentang ajaran agama yang dianut.
Dilansir dari Kompas.com, dalam buku Pesugihan : Hubungan Uang dan Mistik dalam Perspektif Antropologi, Onesius Daeli menulis bahwa pesugihan lahir dari kreasi dan keterampilan manusia dalam mengolah berbagai kemungkinan yang ada. Salah satunya adalah memanfaatkan daya magis untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Orang-orang yang akhirnya menjalani fenomena pesugihan bisnis umumnya memiliki pola pikir pragmatis dan ingin mencapai yang diinginkan secara instan. Mereka punya tujuan hidup jangka pendek dan orientasi duniawi sehingga mengesampingkan ajaran agama dan norma sosial. Hasilnya adalah etos kerja yang rendah dari keinginan cepat kaya tanpa bersusah payah.
Tak hanya itu, kepercayaan pada fenomena pesugihan bisnis juga bisa muncul di masa-masa sulit yang berlangsung panjang. Rasa putus asa bisa mendorong manusia melakukan hal-hal yang tak lumrah selama hal itu mampu membuat mereka cepat mencapai tujuan.
Padahal sejatinya, banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat jualan laris terjual. Misalnya, penerapan strategi bisnis yang tepat, menerapkan digital marketing, atau aktif melakukan promosi di media sosial.
Nah, dengan demikian Sahabat Wirausaha dapat mengetahui bahwa fenomena pesugihan memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah karena merupakan hal mistis. Alasan masih banyak orang yang melakukannya yaitu karena pesugihan merupakan bagian dari kepercayaan individu terhadap cerita rakyat atau legenda-legenda zaman dahulu.
Meski tidak terbukti secara ilmiah, ada baiknya Sahabat Wirausaha tetap berhati-hati dan menghindari segala bentuk praktik fenomena pesugihan bisnis. Kebanyakan pelaku bisnis tergiur melakukan praktik ini demi kekayaan instan, namun hasilnya justru bisa merugikan dalam jangka panjang. Di era digital, masih banyak cara organik yang bisa kita lakukan untuk mencapai kesuksesan, mulai dari promosi, branding, hingga strategi marketing yang tepat guna.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- cnbcindonesia.com
- goodnewsfromindonesia.id
- kompas.com
- liputan6.com
- suaramerdeka.com
- IDN Times
- news.okezone.com
- Youtube Tribunnews.