Cara Membangun Bisnis Snack – Dilansir dari survei wawasan pasar yang dilakukan oleh Statista, pasar makanan ringan diprediksi akan mencapai US$4,18 miliar pada tahun 2024 dan akan tumbuh setiap tahunnya sebesar 8,11%. Bagaimana tidak? Snack seringkali menjadi peneman diri saat mengobrol bersama teman, berdiskusi bersama kolega, menonton film, dan menjadi pengganjal perut di sela waktu makan.
Di Indonesia sendiri pun, 33,1% penikmat snack datang dari kelompok umur 25 hingga 34 tahun, disusul dengan 30% masyarakat berumur 35 hingga 44 tahun dan 22.1% oleh masyarakat berumur 18 hingga 24 tahun, serta 14% oleh masyarakat berumur 44 hingga 55 tahun.
Melihat peluang pertumbuhan ini, peluang untuk menekuni bisnis snack terbuka lebar. Jika Sahabat Wirausaha tertarik untuk berbisnis snack kiloan, simak dan terapkan 5 tips sukses ini untuk cara membangun bisnis snack supaya cuan!
1. Membuat Perencanaan Bisnis
Hal pertama yang harus dilakukan dalam cara membangun bisnis snack adalah membuat perencanaan guna memahami tujuan jangka panjang dan memastikan keberlanjutan usaha kita. Selain itu, fungsi utama perencanaan bisnis adalah sebagai “peta” dalam menjalankan bisnis dan menavigasi kita dikala masalah melanda.
Untuk membuat rencana bisnis yang efektif, langkah pertama yang harus dilakukan adalah riset pasar. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui permintaan dan minat pelanggan terhadap produk kita, mengetahui kompetitor, hingga menetapkan strategi penetapan harga.
Setelah melalui tahapan riset pasar, kita harus menilai posisi bisnis di saat ini dan mengidentifikasi tujuan dimana bisnis snack kita berada dalam 3 (tiga) hingga 5 (lima) tahun ke depan. Pembuatan strategi bisnis ini dapat dibantu menggunakan matriks model bisnis seperti gambar di bawah ini:
Terdapat 9 poin utama dalam membuat model bisnis, yaitu menentukan sebagai berikut:
- Key partners, yang merupakan mitra utama dalam berbisnis, seperti suplier bahan baku.
- Key activities, yang merupakan kegiatan penunjang keberhasilan bisnis, seperti membeli bahan baku snack.
- Key resources, yang merupakan aset untuk mendukung kegiatan bisnis, seperti alat memasak snack.
- Value propositions, yang merupakan nilai pembeda produk kita dengan kompetitor, seperti kemasan yang bisa didaur ulang.
- Customer relationship, yang merupakan strategi membangun hubungan interpersonal dengan konsumen, seperti membuat loyalty card.
- Channels, yang merupakan media untuk pemasaran produk snack, seperti menjualkan produk lewat marketplace.
- Customer segments, yang merupakan segmentasi target pasar dari produk snack kita. Sebagai contoh jika produknya adalah snack anak balita, maka target pasarnya adalah orang tua dengan balita.
- Cost structure, yang merupakan biaya produksi dan operasional lainnya, seperti biaya pemasaran produk.
- Revenue streams, yang merupakan sumber pemasukan perusahaan, seperti dana pribadi atau modal dari investor.
Strategi ini dapat didukung dengan membuat aturan dan instruksi kerja yang wajib dipatuhi oleh karyawan, membuat daftar supplier, merencanakan alur pembukuan, dan menetapkan lokasi toko yang strategis.
Identifikasi masalah dan risiko potensial yang mungkin dapat terjadi jika ikut cara membangun bisnis snack , kemudian pikirkanlah langkah mitigasinya. Hal ini akan membuat kita berpikir jauh ke depan dan mempunyai rencana cadangan jika strategi awal bisnis tidak terjadi.
Baca Juga: Mengubah Warung Menjadi Destinasi: Kisah Sukses Kartika Sari
2. Membuat Branding Produk Sebagai Strategi Pemasaran Awal
Cara membangun bisnis snack yang kedua adalah melakukan branding tepat guna pada produk. Branding merupakan strategi pemasaran untuk memperkuat reputasi produk di mata konsumen dan membantu produk kita menonjol di bagian depan etalase toko.
Pada dasarnya, tahap untuk membuat dan menentukan branding sejalan dengan perencanaan bisnis yang telah kita tentukan sebelumnya, yaitu:
- Mendefinisikan merek produk dengan cara menentukan nilai-nilai yang dibawa oleh merek kita. Misalnya, dengan menjawab siapa diri kita di pasar, hal apa yang membedakan diri kita dengan pesaing, dan siapa saja target pasar kita. Contohnya adalah dua brand di bawah yang menggambarkan perbedaan antara branding snack anak-anak dan snack pedas untuk orang dewasa.
- Mengembangkan identitas merek yang menarik, dengan menentukan palet warna merek, tipografi, logo, citra umum, pesan atau slogan, dan kepribadian merek secara keseluruhan.
- Melakukan riset makanan khas daerah yang menjadi target pasar kita, karena setiap daerah memiliki selera yang berbeda pula. Misalkan di daerah Jawa Barat yang identik dengan snack pedas dan di Jawa Timur yang identik dengan snack tempe asin.
- Melakukan komunikasi dengan audiens dan menciptakan “suara” merek yang menarik untuk membangun kesadaran merek kita. Strategi ini akan membantu kita terhubung dengan calon pelanggan.
Baca Juga: Ingin Memulai Bisnis Snack? Pilih 6 Jasa Maklon Snack Berkualitas Ini
3. Menentukan Harga Jual Produk
Sebelum produk diluncurkan, tentu kita harus terlebih dahulu menentukan harga jualnya. Harga jual produk terbaik ditentukan melalui 2 (dua) jenis metode, yaitu:
a. Analisis Harga
Analisis harga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar konsumen bersedia membayar produk yang serupa di pasar. Dalam tahap analisis harga dan biaya, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas produk, fitur produk, reputasi merek, hingga target pasar produk. Contoh kasus analisis harga sederhana untuk UMKM adalah sebagai berikut:
- Harga bahan baku per barang = Rp20,000
- Biaya promosi per barang = Rp12,500
- Biaya listrik, kuota per barang = Rp3,000
- Biaya gaji karyawan per barang = Rp10,000
- Biaya packing per barang = Rp2,500
- Biaya tak terduga (barang rusak/retur) per barang = Rp 3,000
- Pengambilan margin profit = Rp20,000
Kemudian jumlahkan semua harga komponen dan mendapatkan total harga jual barang ideal sebesar Rp71,000 - Rp75,000.
Analisis harga dapat dilakukan secara berkala untuk menilai apakah harga produk yang telah ditetapkan diterima baik oleh konsumen atau tidak. Jika kinerja penjualan produk buruk, kita dapat melakukan evaluasi dan menyesuaikan harga yang optimal untuk konsumen.
2. Analisis Biaya
Analisis biaya bertujuan untuk mengetahui apakah harga yang ditetapkan selaras dengan biaya operasional produksi. Biaya operasional produksi merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi hingga menghasilkan satu buah produk yang siap untuk dipasarkan. Kita bisa sesuaikan harga jual produk dengan hasil analisis biaya operasional agar keuntungan yang didapat masuk akal.
Ingat, penetapan harga yang terlalu tinggi dapat menurunkan volume penjualan, sedangkan penetapan harga yang terlalu rendah dapat menurunkan margin keuntungan. Oleh karena itu, melalui analisis biaya dan harga, Sahabat Wirausaha dapat mengidentifikasi tren harga utama di pasar dan membuat keputusan yang tepat mengenai strategi harga jual produk dengan margin keuntungan yang tepat.
4. Menentukan Saluran Penjualan Produk
Cara membangun bisnis snack selanjutnya adalah menentukan produk kita mau dijual lewat mana. Strategi umum yang dapat dilakukan untuk menjual produk snack mencakup saluran ritel tradisional melalui penyaluran produk ke toko fisik dan pusat distribusi dengan skema tertentu.
Selain itu, ada juga penjualan dari pintu ke pintu, menjalin kemitraan dengan pemasok, hingga menyediakan toko fisik dan pusat distribusi. Semua strategi ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan produk, mengurangi biaya distribusi, dan memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Saluran penjualan lainnya yang dapat dilakukan secara luring adalah dengan bermitra dengan bisnis pelengkap, mengikuti bazar, dan membuka toko pop-up yang sesuai dengan target pasar kita. Untuk menjangkau target pasar yang lebih luas, Sahabat Wirausaha juga dapat melakukan penjualan melalui saluran daring seperti marketplace dan media sosial.
Baca Juga: Produknya Viral di Tiktok, Inilah Kisah Inspiratif Dadan Ramdhani Rintis Snack Factory
5. Menyiapkan Modal Awal Bisnis
Cara membangun bisnis snack selanjutnya adalah menyediakan modal bisnis. Setelah menyusun rancangan bisnis, umumnya kita akan mengetahui besaran biaya modal awal yang diperlukan. Agar bisnis berjalan jangka panjang, siapkanlah modal hingga beberapa bulan ke depan.
Modal awal diperlukan untuk menyewa tempat kerja, membayar karyawan, membayar biaya operasional pemasaran, hingga membayar biaya operasional produksi. Dilansir dari laman Ansarada, terdapat 5 cara bagi UMKM untuk mendapatkan modal awal bisnis, yaitu:
- Dana pribadi, yaitu menggunakan tabungan pribadi kita sebagai modal awal. Jika Sahabat Wirausaha adalah seorang karyawan, sisihkanlah sedikit dari gaji untuk masuk ke “pos” modal awal membuat bisnis.
- Pinjaman usaha, yaitu mengajukan dana pinjaman ke bank. Namun tentu kita harus memenuhi persyaratan pinjaman, seperti memiliki nilai kredit yang sangat baik dan menjalankan bisnis untuk jangka waktu tertentu.
- Angel investor, yaitu mendapatkan pendanaan dari investor individu yang biasanya mendanai bisnisnya sendiri namun terkadang bergabung dengan investor lainnya.
- Kontak pribadi, yaitu mendapatkan pendanaan dari orang-orang terdekat kita.
Dari manapun modal awal kita nantinya berasal, pastikan laporan keuangan dan penjualan dibuat secara rutin untuk mengontrol pengeluaran dan pemasukan secara akurat. Hal ini akan menjaga finansial bisnis tetap sehat.
Membangun sebuah bisnis dari awal dapat mengalami perjalanan yang tak dapat diprediksi. Walau siklus ekonomi naik dan turun, tren pasar bergeser, perilaku konsumen baru bermunculan, bisnis harus terus dapat berjalan. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan 5 cara membangun bisnis snack di atas. Tidak perlu tergesa, yang terpenting adalah konsisten dalam perjalanan membangun bisnis. Good luck, Sahabat Wirausaha!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Sumber:
- How to write a business plan for a snack bar?
- Inovasi Bisnis Snack Obrokan, Pakai Barcode Untuk Mendata Toko Via Aplikasi
- Snack Branding: The Ultimate Guide to Munch On | VistaPrint US