Siapa yang tidak ingin memiliki bisnis yang terus berkesinambungan? Tentu semua pelaku usaha memiliki impian yang sama terhadap bisnisnya, yaitu bisa terus tumbuh dan berkembang. Seperti yang sudah dilakukan oleh para startup terdahulu di Indonesia yang saat ini sudah dikategorikan sebagai perusahaan unicorn dengan omset milyaran per tahun bahkan per bulan.
Baca Juga: Kemitraan, Strategi Bisnis UMKM Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan
Namun ternyata, untuk berada di titik tersebut memerlukan perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Tantangan untuk mendirikan startup sebenarnya sudah ada jauh sebelum sebuah produk diluncurkan. Ada tahapan bernama market validation yang harus kita lewati terlebih dahulu.
Nah, apakah yang dimaksud dengan market validation? Dan seberapa penting hal ini untuk bisnis kita? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Market Validation?
Market Validation merupakan suatu tahap krusial, saat sebuah startup diberikan ruang untuk mengevaluasi terlebih dahulu produk yang akan mereka luncurkan. Di tahap ini, akan diadakan penilaian, apakah produk diciptakan apakah sudah sesuai dengan target market yang dibidik sebelumnya atau tidak.
Jika sesuai, startup bisa melanjutkan pengembangan dan pembuatan produk tersebut. Pendeknya, ini adalah sebuah tahap penentuan apakah produk kita akan tetap dilanjutkan dan dilempar ke pasaran.
Baca Juga: Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?
Di lain sisi, market validation atau validasi pasar juga merupakan sebuah proses untuk meyakinkan target market bahwa produk yang dihasilkan akan dapat diterima dengan baik. Dengan mengantongi keyakinan tersebut, tentunya motivasi dan semangat kita untuk terjun secara menyeluruh dalam meraih peluang bisnis yang ada juga akan semakin besar.
Posisi validasi pasar ini berada di tengah-tengah antara inovasi dan pemasaran. Sebelum inovasi produk diterjunkan menuju pemasaran, maka validasi pasar berperan disini. Keberhasilan validasi pasar ini pula yang dapat menentukan apakah produk tersebut layak untuk dikembangkan atau malah harus kembali ke meja inovasi. (MM Sustainability)
Sumber: ziliun
Baca Juga: Empat Langkah Mengembangkan Produk Berbasis Validasi Pasar
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Validasi Pasar:
1. Tentukan Validator yang Tepat
Hal yang krusial dalam melakukan validasi pasar adalah dalam menentukan validator. Kesalahan dalam memilih validator akan menyebabkan hasil validasi pasar menjadi tidak akurat.
2. Siapkan Materi atau Pertanyaan Untuk Validasi
Setelah menentukan validator yang tepat, selanjutnya kita harus menentukan materi dan pertanyaan apa yang akan diajukan ke validator terpilih. Ingat, materi ini akan sangat berpengaruh pada hasil akhir dari tahap validasi pasar. Jika pertanyaan yang dipersiapkan ternyata tidak cocok dengan hasil yang diharapkan, maka alih-alih bisa meraup untung maka hasilnya malah bisa jadi buntung.
3. Teknik Dalam Menggali Informasi
Selain dua hal yang tadi disebutkan, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil akhir validasi pasar adalah teknik atau cara kita dalam menggali informasi. Jika menggunakan teknik yang tepat, maka pelaku usaha akan diuntungkan dalam mengoreksi kekurangan produk yang akan diluncurkan.
Baca Juga: Tips Menentukan Keunggulan Kompetitif Suatu Produk Melalui Metode Validasi
Dengan cara yang tepat, informasi yang kita peroleh pun akan lebih akurat. Sehingga produk bisa dikembangkan sesuai kebutuhan pasar dan tepat sasaran. Bahkan, bisa jadi bahan yang bagus untuk inovasi produk selanjutnya.
Bagaimana Cara Menentukan Validasi Pasar?
Pada umumnya validasi pasar yang sering dilakukan oleh sebagian besar pengusaha adalah dengan mewawancarai target market. Namun, selain lewat wawancara, hasil yang maksimal juga bisa didapat melalui beberapa cara lain, seperti mengadakan survei dan riset online. Untuk lebih detailnya, mari lihat beberapa cara tersebut :
1. Gunakan “Smoke Test”
Smoke Test pada dasarnya adalah melakukan tes pasar dengan cara melakukan sounding bisnis yang hanya berupa wacana dengan mengetes pasar terdahulu jika sebuah produk akan diluncurkan. Biasanya, Smoke Test dilakukan pada platform online seperti pada Facebook Ads, Instagram Ads, maupun pembuatan website, dengan melempar sebuah konten yang mencantumkan keterangan “launching soon”.
Baca Juga: Cara Efektif Uji Coba (balita di pasar) Produk Prototype Sebelum Dipasarkan
Cara kerja dari Smoke Test ini adalah dengan menempatkan ide pada platform online tersebut, kemudian yang selanjutnya diperhatikan adalah click-through rates-nya. Jika response yang didapatkan baik, misalnya dengan jumlah orang yang mendaftar pada iklan tersebut cukup banyak maka langkah selanjutnya adalah meneruskan ide yang sudah dipersiapkan. Hal tersebut karena sebagian besar response sudah mewakili dalam menggambarkan ketertarikan dari target market terhadap produk yang akan diluncurkan.
2. Penilaian Diri Sendiri
Sebelum melakukan validasi pasar ke orang lain, alangkah bagusnya jika validasi pasar dilakukan lewat diri sendiri. Menilai sendiri produk kita mungkin akan terdengar sedikit aneh dan tidak perlu. Namun, hal ini justru bisa jadi masukan penting bagi pengusaha dalam menilai apakah produk yang disiapkan sudah layak untuk sasaran konsumen. Jika diri sendiri pun tidak menyukai produk yang dihasilkan atau tidak dapat digunakan sama sekali, maka respon yang sama pun akan didapatkan dari pihak lain. Jadi, tidak ada salahnya menilai produk dengan standar kita sendiri dulu.
3. Lakukan Riset Online
Saat ini, punya bisnis dan berdagang jadi jauh lebih mudah berkat kemajuan teknologi digital dan koneksi internet. Selain dapat mempersingkat waktu, biaya operasional juga bisa banyak dipangkas. Proses riset produk juga jadi bisa dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Sebab, untuk mendapatkan data dari target market, pelaku usaha bisa melakukan validasi pasar secara online. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita jadikan acuan dalam menilai produk masing-masing :
Baca Juga: Pemanfaatan SDM Untuk Riset Pasar dan Pengembangan Produk
- Apakah produk yang kita persiapkan sudah ada di suatu tempat?
- Seperti apa peta persaingan di pasaran?
- Apakah ada tren peningkatan dalam volume penelusuran dan pertumbuhan industri yang terkait produk kita?
- Dapatkah pelaku usaha menemukan pemain sukses yang sudah melakukan terlebih dahulu pada ide bisnis yang akan dibidik?
Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas kemudian bisa dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan berikut untuk mengidentifikasi minat para calon konsumen:
- Siapakah pelanggan yang menjadi target market? Gunakan data identifikasi calon konsumen selengkap mungkin seperti usia, jenis kelamin, etnis, lokasi geografis, pendapatan rata-rata, tingkat pendidikan dan gaya hidup.
- Masalah apa yang biasa dialami oleh pelanggan terkait produk yang sudah dipersiapkan?
- Apakah produk kita bisa menjawab permasalahan tersebut?
Jika semua pertanyaan tersebut sudah terjawab, maka kurang lebih kamu sudah mendapatkan gambaran tentang bagaimana performa produk kita nantinya di pasaran. Secara garis besar, akan terlihat apakah memang konsumen membutuhkan produk ini.
4. Pilih Peluang
Penelitian dari sebuah forum bisnis menunjukkan bahwa 25% pendiri startup mengalami kegagalan akibat kehilangan fokus dari tujuan awal. Untuk mengembalikan fokus pada bisnis yang akan dijalankan, kita harus menginvestasikan lebih banyak waktu untuk menangkap peluang dan menilai produk mana yang dirasa akan lebih bertahan lama. Kita bisa mulai mengidentifikasi peluang dan merefleksikan gagasan dalam proses validasi dengan menjawab pertanyaan berikut :
Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha
- Apa yang ingin dicapai dan sumbangkan selama hidup di dunia?
- Hal apa yang membuat senang untuk dilakukan, misalnya berupa keahlian atau hobi?
- Topik apa yang lebih menarik perhatian?
- Bagaimana pengelolaan karir untuk di masa mendatang, apakah mendukung tujuan hidup saya.
5. Bangun Brand
Jika semua langkah di atas sudah dilakukan dengan baik, maka hipotesis, pengujian dan refleksi pun akan mengerucutkan peluang pasar yang akan diambil. Selanjutnya, mulailah dengan membangun brand identity, alias identitas brand kita. Ide yang sudah berhasil divalidasi, lebih baik langsung dieksekusi sesegera mungkin. Jangan sampai ide tersebut malah menjadi usang karena kita terlalu lama menundanya.
6. Akuisisi Pelanggan
Setelah berhasil mengidentifikasi siapa yang akan menjadi target market alias sasaran pasar kita, selanjutnya adalah menentukan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran bisa menyesuaikan dengan siapa target market dan apa produk yang akan dipasarkan.
Baca Juga: Menyusun Konten Untuk Membangun Kesetiaan Pelanggan (Customer Loyalty Program)
Misalnya, produk yang akan diluncurkan adalah susu formula untuk balita. Maka yang menjadi target market adalah orang tua atau khususnya wanita yang sudah memiliki anak dan berusia balita. Strategi pemasaran pun bisa dilakukan dengan mengadakan promo hadiah menarik berupa perlengkapan balita untuk setiap pembelian produk.
7. Tentukan Harga Produk
Terakhir, penting bagi kita untuk menentukan harga produk sebijak mungkin. Ada beberapa hal yang perlu kamu tetapkan sebagai pertimbangan sebelum melakukannya. Pertama, hitung terlebih dahulu berapa biaya produksi yang dikeluarkan.
Kedua, hitung juga biaya pegawai yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah produk. Terakhir, masukkan biaya pemasaran dan operasional lainnya dari saat produk dibuat sampai ke tangan pelanggan. Gabungkan semua hal ini untuk jadi indikator dalam menentukan harga produk.
Proses validasi pasar merupakan sebuah tahap untuk memastikan apakah produk kita nantinya bisa diterima dengan baik di target market yang dibidik. Dengan kata lain, target market diharapkan bisa dan ingin mengeluarkan uang mereka untuk mendapatkan produk yang kita pasarkan.
Baca Juga: Rafabananana: Inovasi Kue Premium Ala Mall dengan Harga Terjangkau
Untuk itu, diperlukan strategi khusus untuk menciptakan kesan spesial di benak pelanggan. Nah, itulah serangkaian proses validasi pasar yang dapat dilakukan. Apakah Sahabat Wirausaha sudah melakukan validasi pasar untuk bisnis masing-masing?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.