Sahabat wirausaha masih ragu dan bimbang apakah jualan kita dapat diterima dengan baik oleh konsumen? Jika jawabannya adalah Ya, itu artinya kita harus mengetahui apa itu prototipe. Berikut ulasannya.


Apa Itu Prototipe Produk?

Ada banyak istilah yang disematkan untuk prototype atau prototipe. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prototipe merupakan model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas. Lebih luasnya lagi, prototipe merupakan bukti fisik dari rancangan perancangan suatu bentuk komoditas. Prototipe juga bisa disebut sebagai bentuk penerapan dari sebuah desain produk yang akan dibuat, ada juga yang menyebutkannya sebagai arti dari produk melalui beberapa dimensi. Atau bisa juga disebut perwakilan dari model suatu produk. Bagi kita yang pengusaha ini, tentu dapat menyimpulkan apa itu prototipe produk dari pengertian diatas. Kehadiran prototipe begitu penting karena dapat mempengaruhi keunggulan suatu produk sampai ke tahap pengembangan. Setelah disetujui lalu dibuat, hasilnya kemudian diuji kembali oleh pihak yang berkompeten untuk menentukan apakah produk tersebut layak atau tidak boleh dipasarkan.

Baca Juga: Pentingnya Berjejaring dengan Supplier dan Kriteria Pemilihannya

Satu dari sekian banyaknya contoh prototipe yang mungkin pernah kita dengar adalah mobil Toyota Innova listrik. Toyota Indonesia mengklaim sudah memiliki lima unit Kijang Innova listrik yang mereka namai dengan EV Concept Car. Dipamerkan pertama kali di helatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022. Sebelum dipasarkan, dua diantaranya dikirimkan ke Thailand untuk dilakukan pengembangan dan uji. unit-unit yang dikirim ke Thailand itulah yang disebut prototipe.

Sedangkan contoh prototipe dalam skala kecil bisa kita ambil yang bergerak bidang kuliner yang fokus dan peduli dengan kesehatan. Sebelum melakukan produksi massal, contoh prototipe yang kita buat adalah isi, dan kandungan dalam makanan tersebut. Contoh lainnya, usaha skin care. Kita berfikir, cantik dan bebas bahan kimia adalah produk yang mampu menarik minat konsumen. Sebelum diproduksi massal, barang tersebut kita perkenalkan dalam bentuk prototipe.

Sebelum lebih jauh, ingat! prototipe berbeda dengan konsep. Jika berbicara tentang konsep, kita akan dihadapkan dengan ide, rancangan, atau gambaran yang ada dalam pikiran. Hal ini menjadi tahap awal produk sebelum diperkenalkan. Yang perlu digarisbawahi, konsep lahir dan dikembangkan berdasarkan survei pasar seperti selera, daya beli, kebutuhan, keinginan dan lainnya. Begitu konsep terpenuhi, maka akan muncul prototipe yang kini akan kita pelajari bersama-sama. Catatan disini adalah, prototipe lahir dari sebuah konsep suatu produk yang sebelumnya telah digodok dengan lebih matang lagi. Setelah konsep dan prototipe terpenuhi, itu artinya produk sudah siap diproduksi secara massal.

Baca juga: Tren dalam Instagram yang Penting Bagi Digital Marketing


Tujuan Prototipe

Kehadiran prototipe bagi sahabat wirausaha dapat memudahkan proses penjelasan rangka produk dengan cara spektakel fungsional, atau dilihat dari segi fungsi. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan di masa mendatang memiliki prinsip atas semua rencana produksi. Tak hanya itu, prototipe juga dapat mempermudah kita jika suatu saat nanti akan ada permintaan dari konsumen untuk melakukan modifikasi hasil produksi yang kita lakukan. Artinya, prototipe tidak hanya sekedar teori belaka, melainkan suatu praktik kerja nyata yang dapat menjadi formula yang berfungsi sebagai evaluasi atas semua ide-ide produk yang pernah kita buat. Tak hanya itu, prototipe juga dapat menyelesaikan masalah fungsional sebelum produk tersebut benar-benar diperkenalkan ke publik.


Mengapa Usaha Membutuhkan Prototipe?

Setelah kita mengetahui tujuan prototipe, tentu dalam hati bertanya-tanya apa yang membuat prototipe begitu penting? Ada 5 alasan kenapa usaha kita membutuhkan prototipe. Yang pertama sebagai wadah, memberikan gambaran tentang produk, menghemat biaya, memudahkan presentasi produk, dan yang terakhir prototipe dapat dijadikan sebagai acuan.

Baca Juga: Bangun Customer Engagement Lewat Gimmick Promosi di Media Sosial

1. Wadah

Maksud dari poin yang pertama ini ialah dengan prototipe, konsumen menjadi lebih paham dengan pengembangan berkala dari produk yang kita perkenalkan. Atau bisa juga memberikan gambaran pada konsumen tentang bagaimana produk kita nantinya akan dibuat. Walaupun prototipe tidak mewakili produk dari segi fungsional, namun prototipe dapat mewakili hasil akhir dari tujuan produk kita. Hasil akhirnya tentu akan mempermudah konsumen dalam memberikan masukan.

2. Sebagai Gambaran Tentang Produk

Dengan prototipe hasil produksi akan bersifat lebih lanjut daripada membandingkannya dengan konsep atau teori dari pengembangan produk. Dengan prototipe juga sahabat wirausaha dan konsumen dapat melihat gambaran produk secara jelas dan nyata. Sehingga, dengan adanya prototipe akan terjalin diskusi hangat antara kedua belah pihak.

3. Menghemat Biaya

Siapa diantara kita yang merasa telah melakukan pemborosan sebelum produk dikenalkan ke publik? Hal ini tentu tidak akan terjadi jika sebelumnya telah membuat prototipe. Meskipun pembuatan prototipe juga membutuhkan biaya di awal, namun jika dilihat secara seksama, prototipe nyata-nyatanya mampu menekan biaya (pengembangan). Alasannya karena adanya realisasi konsep diikuti proses evaluasi dari berbagai percobaan. Artinya, dengan adanya proses evaluasi dari konsep menjadi prototipe, kita mampu menekan biaya dan waktu menjadi lebih efisien lagi.

Baca Juga: Memilih Berbisnis Lewat E-commerce di Era Digital

4. Memudahkan Presentasi Produk

Pada poin yang satu ini akan terasa berguna ketika akan menghadiri pameran dan sejenisnya. Peran prototipe disini akan memudahkan kita saat mempresentasikan ide, dan konsep kepada konsumen potensial dan investor. Beda hal jika kita hanya merepresentasikan konsep dan teori tanpa ada prototipe fisik. Kita sudah pasti menjadi kerepotan karena tidak ada bentuk fisik produk.

5. Sebagai Acuan

Poin yang terakhir, akan memungkinkan kita untuk melahirkan inovasi di kemudian hari. Tentunya, dengan menjadikan prototipe saat ini sebagai acuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar. Jika tidak terwujud, sekurang-kurangnya prototipe yang kita buat menjadi ide untuk produk kita selanjutnya.


Cara Membuat Prototipe Produk

Setidaknya, ada 5 cara agar sahabat wirausaha lekas sukses untuk membuat prototipe produk. Kelima itu yakni melihat kebutuhan konsumen, membuat desain, membuat sampel, pengembangan, menentukan target dan strategi pemasaran.

1. Melihat Kebutuhan Konsumen

Untuk tahap yang pertama ini, kita harus paham dulu apa yang menjadi kebutuhan konsumen sebelum lebih jauh membuat prototipe produk. Kita bisa melakukan riset salah satunya dengan melakukan survei dengan menggunakan kuesioner atau wawancara langsung dengan konsumen mengenai produk pilihan mereka. Harapannya, ketika produk kita sudah waktunya untuk diperkenalkan ke publik dapat tepat sasaran. sukur-sukur akan ada nilai tambah yakni menjadi incaran.

Baca Juga: Mengenal Ragam Platform Untuk Membuat Website Toko Online Milik Sendiri

2. Membuat Desain

Untuk yang kedua ini, sahabat wirausaha dapat memulainya dengan merancang desain prototipe dalam bentuk apa pun. Saran kami, gunakan bentuk sketsa untuk melihat seperti apa bahan, alat, fungsi, dimensi produk, hingga cara dari produk yang kita tawarkan.

3. Pembuatan Sampel

Begitu sketsa prototipe jadi, dilanjutkan dengan pembuatan sampel alias bentuk uji coba prototipe. Tujuannya untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan seperti yang kita harapkan atau belum. Jika belum, ulangi lagi hingga mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Pengembangan

Begitu uji coba prototipe berhasil jangan senang dulu. Karena masih ada tahapan selanjutnya, yakni mengembangkan produk sesuai rancangan yang sebelumnya telah kita buat.

5. Menentukan Target dan Strategi Pemasaran

Begitu produk dianggap layak untuk dipasarkan, langkah terakhir, kita tinggal menentukan target dan strategi pemasaran yang diinginkan. Salah satu caranya, pilih konsumen yang diinginkan. Dari sana kita bisa mengembangkannya mulai dari menentukan strategi, hingga melakukan evaluasi setelah mendapatkan beragam respon.

Baca Juga: Mengemas Narasi yang Efektif Optimalkan Strategi Direct Response Marketing


Menguji Prototipe Produk

Langkah pertama, adu konsep dengan produk. Ketika hal ini sudah terjadi, biasanya calon informan atau responden yang sebelumnya telah kita siapkan akan membandingkan antara prototipe dengan konsep sebelumnya. Catat dengan seksama apa yang mereka sampaikan. Langkah kedua yakni mengevaluasi prototipe saat ini dengan prototipe yang sudah dimodifikasi. Caranya, siapkan prototipe. Disisi lain, buat prototipe lain dalam bentuk dan fungsi yang sama, namun dengan bahan berbeda. Setelah jadi, bandingkan kedua prototipe ini dengan memanfaatkan konsumen sebagai responden.

Yuk, secara dini sudah selayaknya kita membuat prototipe terlebih dahulu sebelum jor-joran memperkenalkan produk jualan kita pada konsumen. Harapannya dengan membuat prototipe, kita jadi tahu tentang gambaran tentang produk, sampai penghematan biaya. Harapannya membuat usaha kita bisa cepat naik kelas.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber foto:

  1. https://pixabay.com/photos/blueprint-technical-dra...

Sumber artikel:

  1. https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/28/13543...
  2. https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pengemb...
  3. https://www.ekrut.com/media/prototype
  4. https://www.ecwid.com/id/blog/how-to-create-a-prod...
  5. https://www.techopedia.com/definition/678/prototyp...
  6. https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/02/174200...
  7. https://usahasosial.com/learn/cara-menguji-prototy...