Photo blog concept

Mengenal Interactive Marketing – Sahabat Wirausaha, sebagai pelaku usaha yang ingin berkembang dan maju tentunya kita perlu mempelajari trik atau cara jitu dalam memasarkan produk usaha. Salah satu caranya adalah melakukan pemasaran yang interaktif agar produk kita tetap bisa bersaing secara kompetitif di pasar yang semakin ketat.

Strategi pemasaran interaktif atau biasa disebut interactive marketing, memang banyak digunakan oleh pebisnis demi terciptanya interaksi secara langsung yang sehat antara perusahaan dengan konsumen. Tak hanya itu, strategi ini juga bisa menghasilkan kesan yang kuat terhadap produk kita dari konsumen.

Nah, pastinya Sahabat Wirausaha penasaran kan kira-kira apa saja bentuk dari interactive marketing dan seperti apa contohnya bagi pelaku UKM. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai definisi dari interactive marketing, jenis-jenisnya hingga contoh penerapannya untuk UMKM. Silakan disimak ya!


Apa Itu Interactive Marketing?

Sesuai namanya, interactive marketing adalah metode pemasaran yang melibatkan interaksi konsumen dengan pelaku usaha secara langsung. Metode ini memungkinkan konsumen untuk menyampaikan kebutuhan mereka secara langsung pada pelaku usaha, sehingga pesan tersebut dapat didengar atau diketahui pelaku usaha.

Biasanya, metode pemasaran ini banyak dilakukan pada perusahaan penyedia layanan pelanggan, bantuan, jasa dan sebagainya. Apabila ada keluhan atau pertanyaan dari konsumen, mereka dapat memperoleh informasi serta solusinya secara langsung. Melalui interaksi tersebut, pengalaman pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dapat diketahui secara akurat oleh perusahaan atau owner suatu bisnis.

Baca Juga: Manfaatkan Digital Marketing, Bebatikan Jogja Catat Omzet Hingga Rp150 Juta Per Bulan


Manfaat Interactive Marketing

Setelah mengetahui definisinya, berikut adalah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari interactive marketing. yaitu:

1. Peningkatan kepuasan konsumen

Interactive marketing dapat membantu dalam mengantisipasi kebutuhan konsumen dengan informasi yang didapatkan. Berdasarkan informasi tersebut, kita bisa mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Peningkatan penjualan dan revenue

Interactive marketing juga sejatinya dapat menarik serta mengonversi audiens atau “target konsumen” kita menjadi konsumen seutuhnya. Dari peristiwa tersebut, tidak menutup kemungkinan konsumen juga akan merekomendasikan produk yang kita tawarkan kepada orang terdekatnya. Kemudian, produk kita bisa mengalami peningkatan penjualan serta revenue atau pendapatan juga, lho. Keren kan?

3. Mengurangi risiko bisnis

Lalu, interactive marketing juga cenderung mengurangi risiko yang muncul ketika produk atau layanan kita dipasarkan ke masyarakat. Riset dan informasi yang dikumpulkan secara menyeluruh adalah salah satu kunci dalam hal ini, sehingga kita dapat menentukan konsumen yang tepat untuk produk atau layanan yang dipasarkan.


Jenis-Jenis Interactive Marketing

Jika Sahabat Wirausaha tertarik untuk melakukan strategi interactive marketing ini, ada beberapa jenis yang bisa diterapkan pada strategi tersebut. Secara umum, bentuk pemasaran dengan strategi ini memiliki konsep dasar dengan beberapa jenis yang bisa dipelajari, yaitu:

1. Komunikasi Secara Dua Arah

Sesuai dengan preferensinya, sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menerapkan jenis yang berupa komunikasi dua arah. Dalam hal ini, karena pemasaran dilakukan secara interaktif maka komunikasi dilakukan oleh perusahaan kepada konsumen, begitu pun sebaliknya. Dari sini, kita bisa mengetahui ekspektasi dan keinginan konsumen secara utuh. Misalnya, perusahaan menggunakan layanan pelanggan atau formulir kuesioner untuk mendapatkan informasi dan masukan pelanggan terkait produk atau layanan tertentu.

2. Konten yang Telah Dipersonalisasi

Selanjutnya, jenis interactive marketing yang umum digunakan berupa konten yang telah dipersonalisasi oleh pelaku usaha. Kebanyakan dari mereka berusaha untuk membuat konten yang menceritakan tentang produk dan layanannya kepada konsumen yang ditargetkan.

Misalnya, e-mail yang isinya penawaran tertentu dengan nama target konsumennya, seperti “Halo Kak Budi! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Perkenalkan produk baru kami yaitu…”. Selain itu, konten juga bisa berupa iklan produk/jasa yang dikhususkan untuk target konsumen di wilayah tertentu, seperti iklan layanan ojek atau taksi online di kompleks perkantoran untuk memudahkan dalam transportasi. Sentuhan personal ini bisa memberi kesan bahwa produk kita bisa “berbicara” secara langsung ke mereka.

Baca Juga: Belajar dari Pepsi, 4 Inovasi Marketing untuk UMKM yang Patut Dicoba!

3. Kuis yang Diadakan Secara Digital

Kuis juga menjadi jenis yang banyak dipilih karena memungkinkan audiens atau “pemirsa” untuk berinteraksi dengan brand, biasanya dilakukan di situs website atau media sosialnya. Kuis ini bisa mengajarkan konsumen hal baru tentang dirinya sendiri, maupun ilmu tentang produk yang digunakannya. Selain itu, jika hasil kuis yang didapatkannya memuaskan, mereka juga akan cenderung membagikannya via media sosial atau ragam media lain. Tentunya hal tersebut bisa membantu kita dalam menjangkau audiens baru secara efektif dan efisien.

Contohnya, pelaku UKM produk keripik singkong yang ingin mengedukasi konsumen terkait produk yang ditawarkannya. Maka, ia bisa mengadakan kuis sederhana di Instagram dengan pertanyaan sederhana seperti “Halo #SobatKeripik, ada yang tahu nggak nih berapa lama umur ideal singkong agar bisa dipanen dan dijadikan keripik lezat untuk produk kita? Yang tahu bisa tulis di kolom komentar ya!”.

4. Penceritaan (Storytelling) Interaktif

Terakhir, jenis interactive marketing yang biasa digunakan yaitu penceritaan atau storytelling interaktif. Pelaku usaha melakukan penceritaan ini dengan cara membuat iklan dalam bentuk infografis, animasi, poster, atau visualisasi lainnya. Melalui iklan tersebut, perusahaan dapat menjelaskan berbagai macam hal sesuai kebutuhan konsumennya. Contohnya, sebuah usaha camilan keripik singkong membuat infografis digital yang berisi tentang sejarah budidaya singkong di Indonesia, agar konsumen bisa semakin mengenal produk yang dikonsumsinya.


Contoh Penerapan Interactive Marketing Dalam Layanan Pembelian Produk Elektronik

Sebagian besar dari kita tentunya paham bahwa hampir seluruh produk elektronik memberikan layanan pelanggan yang maksimal dalam bentuk garansi. Apabila terjadi kerusakan atau keperluan untuk klaim garansi, maka pelanggan bisa menghubungi kontak yang telah disediakan oleh perusahaan. Biasanya, kontak tersebut berbentuk e-mail ataupun nomor telepon yang disertakan pada produk elektroniknya.

Gambar Ilustrasi Layanan Pelanggan (Sumber: Freepik)Free vector flat design illustration customer support

Melalui layanan pelanggan ini, sejatinya pelaku usaha telah menciptakan komunikasi yang interaktif antara pengguna produk dengan pihak perusahaan. Kendala terhadap produk elektronik milik pelanggan juga dapat dianalisa dan dicarikan solusinya oleh pelaku usaha. Meskipun terlihat sudah biasa, namun hal ini sangat bermanfaat bagi perusahaan, salah satunya adalah mendapatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan yang optimal. Bukan tidak mungkin pengguna tersebut akan menjadi pelanggan setia, bukan?

Baca Juga: Tips Seasonal Marketing, Strategi Memaksimalkan Penjualan Menggunakan Kalender


Contoh Penerapan Interactive Marketing untuk UMKM: Produk Makanan Ringan Keripik Singkong

Bagaimana jika interactive marketing ini diterapkan oleh para UMKM? Nah, coba kita bayangkan seorang pelaku UMKM makanan ringan “keripik singkong” yang ingin meningkatkan penjualan produknya melalui strategi interactive marketing. Berdasarkan jenis dan contoh interactive marketing di atas, berikut adalah beberapa hal yang bisa diterapkan oleh pelaku usaha tersebut yaitu:

1. Mengembangkan Media Sosial dan Konten Menarik

Pertama, pelaku UMKM dapat menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, atau YouTube untuk strategi interactive marketing ini. Adapun caranya adalah dengan membuat konten menarik seperti gambar, video, atau cerita yang melibatkan target konsumen. Misalnya, Sahabat Wirausaha bisa mengunggah foto atau video seputar perjalanan usaha kita di Instagram.

Di akhir foto atau video, kita juga bisa menulis narasi seperti “Kira-kira, bagaimana nih cerita versi kamu ketika pertama kali nyobain produk kita? Silahkan upload storynya dan tag akun teman-teman kamu juga di kolom komentar ya!”. Hal ini akan mendorong konsumen untuk berpartisipasi dengan mengunggah foto ketika menggunakan produk tersebut, serta membagikan pengalamannya kepada calon konsumen lainnya.

2. Menyediakan QR Code

Kemudian, penerapan strategi interactive marketing ini juga bisa dilakukan pelaku usaha dengan mencetak QR Code pada kemasan produk mereka. Ketika konsumen memindai/scan kode tersebut, mereka bisa langsung melihat isi cerita atau storytelling interaktif produk yang dikonsumsinya.

Adapun isinya bisa berupa informasi seperti variasi rasa keripik singkong terbaru, informasi gizi, atau penawaran khusus pada periode tersebut. Hal ini tidak hanya memberikan informasi tambahan kepada konsumen, tetapi juga menimbulkan rasa keingintahuan terhadap brand keripik singkong yang dipasarkan.

3. Mengadakan Kuis atau Giveaway Online

Selanjutnya, pelaku usaha dapat mengadakan kuis berhadiah atau giveaway online di media sosial mereka untuk menarik perhatian konsumen. Misalnya, konsumen dapat diminta untuk menjawab pertanyaan kuis dari postingan/story IG usaha keripik singkong ini, atau mengadakan giveaway dengan persyaratan tertentu seperti foto selfie dengan produk keripik singkongnya. Skemanya kurang lebih mirip dengan konten seperti poin no. 1 di atas, namun pada poin ini kita bisa menyediakan hadiah menarik agar konsumen merasa “tertantang” untuk mengikuti kegiatan tersebut.

4. Mengelola Platform Marketplace Secara Interaktif dengan Pelanggan

Terakhir, sebagai pelaku UKM yang siap digital tentunya perlu memperluas jangkauan pemasarannya lewat toko online atau marketplace. Hal ini dapat memudahkan dalam berkomunikasi dengan pelanggan terkait produk yang kita tawarkan secara online. Misalnya, aktif membalas chat dan menjawab pertanyaan pelanggan, aktif menghubungi pelanggan dengan menginfokan produk/promo terbaru, menyediakan solusi terhadap keluhan pelanggan di marketplace, dan sebagainya.

Baca Juga: Omnichannel Marketing Platform

Nah Sahabat Wirausaha, setelah mengetahui definisi, manfaat, contoh serta penerapan dari strategi interactive marketing di atas tentunya kita perlu mempersiapkan diri agar bisa menerapkannya, bukan? Strategi ini cukup banyak digunakan karena bisa menghubungkan kita dengan konsumen secara langsung. Maka dari itu, kita harus memastikan agar strategi ini bisa berjalan dengan optimal agar bisnis bisa semakin berkembang dan menguntungkan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan penjualan ya, serta membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen kita. Salam sukses selalu!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan atau share kepada teman dekat atau kerabat Anda. Jangan lupa juga untuk like dan berikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Wirausaha.

Referensi : Qontak, Glints, MashMoshem

***

KUIS BERHADIAH!

Sahabat Wirausaha, tertarik mendapatkan saldo Gopay total senilai Rp 600.000?

Yuk, isi kuis pada tautan berikut bit.ly/kuisUKMID

4 orang dengan jawaban paling menarik akan mendapatkan masing-masing saldo Gopay sebesar Rp 150.000 yang akan diumumkan di IG @ukmindonesiaid

Periode 5-9 Agustus 2023