Sahabat wirausaha, tahukah kamu hal penting apa yang harus pertama kali kamu siapkan ketika membangun bisnis?

Jika jawabannya adalah “harus menyiapkan business model terlebih dahulu!”, maka sahabat wirausaha benar. Business model atau model bisnis berfungsi sebagai landasan rancangan dari suatu bisnis. Sederhananya, model bisnis berfungsi sebagai rencana bisnis awal yang dibuat sebelum bisnis berjalan, walaupun dapat dievaluasi kembali setelah bisnis berjalan nantinya.

Dengan membuat model bisnis, kita dapat mengidentifikasi target pasar yang diinginkan, mengetahui kebutuhan sumber daya, bagaimana cara menjual produk, sampai dengan anggaran biaya yang dibutuhkan. Penggunaan model bisnis juga telah diterapkan ke perusahaan-perusahaan besar, seperti Honda, Toyota, dan Amazon.

Baca Juga: Workshop Model Bisnis

Lalu, bagaimana cara membuat dan menetapkan model bisnis sebagai landasan rencana usaha awal? Untuk dapat membuat Model Bisnis, kita dapat menggunakan alat yang bernama Kanvas Model Bisnis atau dalam bahasa inggrisnya adalah Business Model Canvas.

Artikel ini akan membahas tentang Model Bisnis dan bagaimana cara membuatnya dengan menggunakan Kanvas Model Bisnis. Yuk, mari kita belajar bersama-sama!


Apa yang Dimaksud Dengan Model Bisnis?

Model bisnis atau business model merupakan sebuah rencana gambaran bagaimana bisnis kita akan berjalan dalam jangka panjang hingga bisnis dapat menghasilkan keuntungan. Dalam mengembangkan model bisnis, kita harus menetapkan nilai atau value perusahaan terlebih dahulu. Fungsi menetapkan nilai bisnis sendiri adalah untuk menentukan arah dan kekuatan modal operasional perusahaan di masa yang akan datang.

Baca Juga: Perkembangan Model Bisnis Bagi UKM

Model bisnis memungkinkan kita untuk menguji berbagai cara menyusun biaya dan aliran pendapatan dari suatu bisnis. Kita dapat membuat beberapa pilihan model bisnis yang potensial untuk membantu kita menentukan apakah ide bisnis tersebut layak dijalankan, dapat menarik investor, dan dapat menjadi panduan strategi manajemen perusahaan kita.

Untuk bisnis yang sudah berjalan, stabil, dan mapan, model bisnis juga berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan strategi manajemen dan sebagai alat untuk meninjau rencana bisnis yang telah ditetapkan.

Dilansir dari laman BPlans, komponen utama dari model bisnis dipecah menjadi 3 bagian, yaitu:

  1. Strategi untuk memenuhi ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk membuat produk.
  2. Strategi pemasaran, distribusi, dan proses penjualan yang diperlukan untuk menjual produk sampai ke tangan konsumen.
  3. Strategi penetapan harga, metode pembayaran, waktu pembayaran, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembayaran produk oleh konsumen.

Tujuan dan Manfaat dari Model Bisnis

Beberapa tujuan dan manfaat dalam membuat serta menerapkan model bisnis saat awal merintis bisnis adalah:

Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha untuk Rencanakan Kesuksesan

  1. Mengetahui pasar yang dituju oleh bisnis, sehingga bisnis tidak berjalan tanpa arah.
  2. Mengetahui kompetitor dan nilai-nilai yang diusungnya, sebagai acuan kita untuk dapat menjadi lebih unggul dari kompetitor.
  3. Mengetahui nilai jual yang ditawarkan oleh bisnis.
  4. Mempermudah konsumen dalam mengetahui nilai dan produk yang ditawarkan oleh bisnis.
  5. Mempermudah penentuan strategi bisnis. Sembari bisnis berjalan, kita dapat mengevaluasi bisnis model yang telah ditetapkan untuk meningkatkan performa bisnis.

Membuat Model Bisnis Menggunakan Kanvas Model Bisnis

Kanvas model bisnis adalah alat yang digunakan untuk mengembangkan model bisnis, dengan tujuan untuk menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, serta mengubah model bisnis sehingga kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan akan lebih maksimal.

Menurut Alexander Osterwalder (2008) dalam buku Business Model Generation, terdapat 9 elemen penting dalam sebuah model bisnis yang harus kita tentukan, yaitu:

Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana Usaha, dan Proposal Bisnis untuk Mengundang Investor

1. Customer Segment (Segmentasi Konsumen)

Saat membangun bisnis, kita harus mengetahui fokusan target pasar dengan melakukan segmentasi konsumen melalui 3 cara, yaitu:

  • Pekerjaan Konsumen (Customer Jobs): bertujuan untuk mengetahui pekerjaan dari target konsumen kita. Pekerjaan ini bisa berupa tugas yang ingin diselesaikan, masalah yang ingin dipecahkan, atau kebutuhan dasar konsumen yang ingin dipenuhi.
  • Keuntungan Konsumen (Customer Gain): bertujuan untuk mengetahui manfaat yang diharapkan atau manfaat yang menjadi prioritas utama target konsumen terhadap bisnis kita, dari segi fungsionalitas, sosial, emosi, dan penghematan biaya. Dengan mengetahui Customer Gain, kita dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
  • Ketakutan Konsumen (Customer Pain): bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang tidak disukai oleh konsumen, seperti biaya yang tidak diinginkan, situasi dan risiko, atau emosi yang terjadi saat menggunakan bisnis kita. Dengan mengetahui ketakutan konsumen, kita dapat membuat bisnis yang menjawab masalah-masalah yang dialami oleh konsumen.

Setelah mengetahui fokusan target pasar bisnis, kita kemudian menentukan kategori konsumen yang ingin dijangkau. Terdapat 4 kategori segmentasi konsumen, yaitu:

Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha untuk Rencanakan Kesuksesan

  • Segmentasi demografis: menetapkan konsumen berdasarkan usia, generasi, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status pernikahan, atau entitas.
  • Segmentasi geografis: menetapkan konsumen berdasarkan negara, negara bagian, daerah, iklim, atau ukuran pasar.
  • Segmentasi perilaku: menetapkan konsumen berdasarkan cara konsumen berinteraksi dengan bisnis kita. Beberapa variabel dalam segmentasi ini adalah:
  • Segmentasi siklus hidup (Customer Journey)
    • Acara: segmentasi konsumen berdasarkan pembelian untuk acara/event tertentu, seperti pernikahan, lebaran, dan natal.
    • Kegunaan: segmentasi konsumen berdasarkan frekuensi pembelian.
    • Pemikiran: segmentasi berdasarkan kekuatan yang mendorong di belakang keputusan pembelian konsumen.

2. Value Proposition (Proposisi Nilai Konsumen)

Setelah mengetahui target pasar dan calon konsumen, kita perlu menentukan manfaat apa saja yang ditawarkan untuk konsumen kita. Pada poin ini, kita dapat mengevaluasi kembali kekuatan dan keunggulan bisnis kita dibandingkan dengan kompetitor. Berikut 3 cara untuk dapat menentukan Value Proposition.

  • Menetapkan nilai produk atau jasa yang dijual, dapat dimulai dengan menentukan apakah produk kita dapat membantu memudahkan konsumen di kegiatan sehari-harinya, baik dari segi emosional, fisik, maupun material? Kemudian, cocokkan nilai apa sajakah yang penting dan tidak penting sesuai dengan kepentingan konsumen.
  • Menetapkan Gain Creators, yang berfungsi untuk mengetahui apakah bisnis kita akan membuat konsumen merasa diuntungkan. Gain Creators harus dapat mengurangi Customer Gain pada poin Customer Segment.
  • Menetapkan Pain Relievers, yang berfungsi untuk mengetahui apakah bisnis kita dapat meringankan penderitaan dan beban konsumen. Pain Relievers harus dapat mengurangi Customer Pain pada poin Customer Segment.

3. Channels (Saluran Pemasaran)

Channels atau saluran pemasaran merupakan media yang digunakan untuk menjangkau dan menyampaikan produk ke target pasar atau konsumen bisnis kita. Segmentasi konsumen yang berbeda akan mempengaruhi penggunaan jenis channel, strategi promosi yang digunakan, dan biaya yang digunakan.

Baca Juga: Analisis TOWS Matrix dan Rencana Tindak Lanjut untuk UMKM

Contohnya adalah jika target pasar kita adalah generasi Z, maka akan lebih efektif untuk menjangkau mereka melalui social media marketing. Sementara, generasi baby boomers lebih menyukai media konvensional seperti televisi.

Jika target konsumen kita terdiri dari berbagai macam generasi, maka kita juga harus memikirkan bagaimana cara mengintegrasikan channel yang digunakan untuk menjangkau target konsumen yang berbeda-beda.

4. Customer Relationship (Hubungan dengan Konsumen)

Customer relationship merupakan strategi bisnis yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dan ikatan dengan konsumen yang telah ditargetkan, baik konsumen baru dan mempertahankan loyalitas konsumen lama. Terdapat beberapa cara untuk membangun customer relationship, diantaranya adalah:

  • Membuat program membership atau loyalty untuk konsumen yang setia menggunakan produk atau jasa kita.
  • Membuat customer gathering.
  • Membuat promo diskon dan giveaway.
  • Membuat program diskon spesial hari ulang tahun konsumen.
  • Melakukan sesi tanya jawab di sosial media.
  • Membalas komentar dan pesan yang masuk dengan bahasa yang bersahabat dan waktu yang cepat.

5. Revenue Stream (Sumber Pendapatan)

Revenue stream bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan sumber pendapatan, baik secara langsung melalui proses jual-beli produk atau jasa, maupun secara tidak langsung seperti dana investor. Pada poin ini, kita juga harus mengetahui bagaimana cara konsumen membayar produk atau jasa yang kita berikan.

Baca Juga: Rencana Usaha untuk Mengakses Pinjaman di atas Rp 500 Juta

Tujuan menetapkan revenue stream adalah untuk menghasilkan profit yang maksimal. Terdapat 2 jenis revenue stream, yaitu:

  • Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali transaksi konsumen.
  • Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan (repeat order) karena kita telah memberikan value proposition maupun customer relationship yang menyenangkan untuk konsumen.

6. Key Resources (Sumber Daya)

Key resources atau sumber daya bertujuan untuk mengetahui daftar sumber daya yang harus dimiliki oleh bisnis kita, seperti jumlah banyaknya SDM dan deskripsi kerjanya, jenis peralatan yang digunakan, dan supplier bahan mentah.

Kita harus menentukan resources manakah yang menjadi mendapatkan prioritas utama dari alokasi dana, supaya bisnis dapat berjalan dengan lancar. Key resources terbagi menjadi 4 kategori, yaitu:

Baca Juga: Penyusunan Rencana Untuk Menunjang Pertumbuhan Usaha

  • Physical resource: merupakan sumber daya yang berbentuk secara fisik, seperti gedung, bangunan usaha, mesin, kendaraan, dan bahan baku.
  • Intellectual resource: merupakan sumber daya kekayaan intelektual, seperti nama merek, hak cipta, dan paten.
  • Human resource: merupakan sumber daya manusia.
  • Financial resource: merupakan sumber daya finansial.

7. Key Activities

Key activities merupakan penjabaran kegiatan utama yang dijalankan dan berhubungan dengan produktivitas bisnis. Kegiatan yang dijalankan bisnis ini harus berkaitan dengan value propositions yang telah ditetapkan sebelumnya, menjangkau customer segments, mempertahankan customer relationship, dan menciptakan revenue stream. Contohnya adalah key activities pada perusahaan Microsoft adalah untuk mengembangkan software.

8. Key Partners (Kerjasama)

Key partners merupakan pihak eksternal atau mitra kerja yang dapat kita ajak bekerja sama untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya, mengurangi resiko dan ketidakpastian persaingan, serta meningkatkan kinerja bisnis.

Untuk menentukan key partners, kita harus membuat daftar tugas dan kegiatan prioritas yang membutuhkan sumber daya eksternal. Contoh key partners adalah supplier (pemasok barang), jasa outsourcing karyawan, dan freelancer.

Baca Juga: Menyusun Rencana Usaha Sederhana

9. Cost Structure (Struktur Biaya)

Cost structure atau struktur biaya merupakan elemen terakhir yang mencakup pemetaan dan pengelolaan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value propositions. Contohnya adalah jika bisnis kita bergerak untuk memproduksi barang jadi, maka kita harus memfokuskan biaya tersebut pada proses pengembangan produk.

Cost structure sangat penting, karena dengan mengelola biaya secara efisien dapat meminimalisir risiko kerugian dan meningkatkan pendapatan bisnis.

Nah itu dia sahabat wirausaha, 9 elemen penting dalam kanvas model bisnis yang dapat membantu untuk memantapkan rencana usaha bisnis kita. Berikut adalah contoh studi kasus kanvas model bisnis yang digunakan oleh perusahaan teknologi Gojek yang dapat dijadikan inspirasi dalam membuat kanvas model bisnis.

Contoh Studi Kasus Kanvas Model Bisnis Gojek

Yuk sahabat wirausaha, tunggu apa lagi? Buatlah kanvas model bisnis terlebih dahulu agar bisnis kita dapat berjalan sesuai dengan tujuan awalnya dan tidak kehilangan arah.d Saatnya UMKM naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. Model Bisnis: Pengertian, Jenis-Jenis, Contoh dan Manfaat
  2. Business Model: Pengertian, Manfaat, dan Macam-macamnya
  3. What is a Business Model? Business Models Explained Plus 17 Examples
  4. Apa Itu Business Model Canvas