https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipO1HcLCyyLfLNwKxl6Omlg5vKQP-q-Y6R_jhhrk=s1280-p-no-v1

Sumber gambar : Iqleem Business Site Google

Sustainable fashion selalu punya daya tarik tersendiri. Bahan pewarna alami dan kain yang eco-friendly menjadi dua hal yang diyakini bisa menyelamatkan bumi dari industri fast fashion yang boros dan kaya limbah. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya mengadopsi gaya berpakaian yang sustain pun mulai tumbuh. Salah satu UKM yang mengusung tema ini adalah IQLEEM, sebuah brand pakaian muslim wanita dari Pekalongan. Menjunjung tinggi komitmen terhadap konsep hidup berkelanjutan, bisnis kecil ini mampu bekerja sama dengan berbagai brand besar hanya dalam waktu tiga tahun. Iklimah, pendiri brand IQLEEM, membagi kisah suksesnya kepada Sahabat Wirausaha di sini.

Berawal Dari Kecintaan Terhadap Fashion

Di tahun 2013, Iklimah, seorang putri asli Tegal, memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya dari sebuah brand clothing ternama. Alasannya sederhana, ia ingin mencoba membuka usaha pakaian sendiri. Beberapa bulan setelahnya, ia mulai membuka lapak sederhana setiap hari Minggu di sebuah gelaran pasar kaget kotanya.

”Berjalan sekitar 2 tahun dengan berjualan pakaian yang dikulak dari Tanah Abang. Sambil tes pasar, produk2 yang dijual apakah diminati pelanggan atau tidak,” kenangnya. Tak disangka, ternyata respon pelanggan cukup bagus. Kemudian muncul ide di kepala Iklim, untuk menggarap koleksi pakaian tematik dengan brand dan desain yang dibuatnya sendiri.

Tahun 2015, Iklimah memutuskan untuk membuat brand dan menjual produk dengan desain dan produksi sendiri. “Awalnya nama brand-nya Maruchi. Jualan sudah jalan dengan sistem pemasaran masih offline dari database pelanggan waktu itu,” cerita Iklimah.

Baca Juga : Peluang Pasar Fashion Batik

Seiring berjalannya waktu, Iklimah memutuskan untuk mulai fokus pada produk pakaian wanita muslim. Kecintaannya pada fesyen membuatnya selalu ingin terus berkembang dan membesarkan brand. Dengan mengikuti kursus kelas fashion design dan kursus menjahit.

Dari proses perjalanannya, kemudian Iklimah mengikuti kompetisi Modest Fashion Founder Fund tahun 2019. “Alhamdulillah terpilih 100 besar,” ujarnya. Dalam proses kurasi kompetisi tersebut, ia bertemu dengan Vivi Zubedi yang mengusulkan nama IQLEEM diadopsi sebagai nama brand yang akan dibangunnya. Di tahun itu juga, Iklimah mulai mantap untuk terus membesarkan usahanya.

Konsep Sustainable Untuk Fashion Wanita Muslim

IQLEEM resmi berdiri tahun 2019, dengan rumah produksi yang berlokasi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Brand besutan Iklimah ini fokus memproduksi pakaian wanita dengan ciri khas klasik elegan dan konsep fesyen berkelanjutan. Brand ini kerap mengangkat isu-isu lingkungan dan global warming, melalui produk-produk yang bahan dasarnya eco friendly, recycle, dan upcycle. “Jadi kita mau total mbak, dari mulai pemilihan bahan baku seperti katun, rayon, sutra, linen, tenun, dan bahan baku pendukungnya menggunakan bahan-bahan sisa, seperti kayu dan tempurung kelapa,” jelas Iklimah panjang lebar.

Proses recycle dan upcycle turut mereka pilih dalam proses produksi guna meminimalkan limbah kain yang dihasilkan. Selain itu, konsep hidup berkelanjutan juga diimplementasikan dalam cara mereka memperlakukan karyawan. “Supaya mereka sejahtera, kita membayar upah lebih tinggi dari yang lainnya,” ujar Iklimah. Hingga saat ini, Iklimah mempekerjakan sekitar sepuluh orang untuk proses produksi dan jahit.

Baca Juga: Mengejar Sertifikasi Pemerintah Untuk Fesyen Berkelanjutan

Di tahun 2020, Iklimah dan timnya mulai menemukan konsep yang lebih matang. Koleksi pakaian yang dikeluarkan menjadi lebih fokus dan sudah ada target pasar yang jelas. IQLEEM juga berkesempatan mengikuti ISEF 2020. Di tahun yang sama, mereka pun berhasil memperoleh HAKI untuk nama brand IQLEEM.

Di tahun selanjutnya, usaha promosi dan branding produk IQLEEM semakin gencar dilakukan. Menurut Iklimah, di tahun 2021 mereka mulai memasuki ranah penjualan online, dengan memanfaatkan kanal marketplace seperti Shopee, Blibli, dan Tokopedia. Promosi di Instagram pun menjadi lebih aktif dengan basis followers yang kian meningkat.

Sejalan dengan proses pertumbuhan bisnis IQLEEM yang semakin stabil, omzet yang dihasilkan turut merangkak naik. Di tahun 2021, mereka mendapatkan kesempatan kerjasama dengan beberapa brand besar di Indonesia. Iklimah juga berinisiatif menggandeng tim digital marketing yang memang profesional di bidangnya untuk menggencarkan promosi.

Menurutnya, meski IQLEEM sudah mulai beroperasi di berbagai marketplace, namun saat ini omzet terbesar masih berasal dari penjualan offline. Angka pendapatannya pun sudah jauh berkembang dari omzet di awal merintis bisnisnya, yang hanya berkisar 5 - juta per bulan. “Omzet 25 sampai 30 (juta) per bulan dan ini belum termasuk pendapatan dari konveksinya,” papar Iklimah.

Saat ini, selain membuat produk-produk brand-nya sendiri, Iklimah memang menerima pesanan jahit pakaian dari beberapa brand lain yang juga mengusung konsep sustainable. Hal ini dilakukannya untuk menambah pemasukan dan salah satu jalan membesarkan usahanya.

Baca Juga: Apa itu Hak Kekayaan Intelektual (HKI)?

Bersaing Dengan Fast Fashion dan Edukasi Perihal Sustainability

Meskipun berhasil mewujudkan ide bisnis impiannya, bukan berarti jalan Iklimah mulus tanpa halangan. Salah satu tantangan yang dihadapinya adalah persaingan dengan brand-brand fast fashion besar. Produk fast fashion umumnya dibandrol dengan harga lebih murah dibandingkan produk sustainable yang ongkos produksinya lebih mahal. Tak hanya itu, brand dengan konsep fast fashion juga punya model up to date dengan teknik promosi yang apik. Hal ini kemudian mendorong Iklimah untuk lebih aktif menjalankan marketing di sosial media.

“Kami juga mengatasinya dengan tetap mempertahankan keotentikan dan karakteristik produk, juga mempertahankan kualitas,” paparnya. Iklimah yakin, desain original mereka yang unik dan karakter ramah lingkungan yang dimiliki produk mereka, bisa menjadi nilai jual sendiri untuk menarik pelanggan.

Tantangan selanjutnya adalah memperkenalkan konsep fashion berkelanjutan yang mereka usung kepada masyarakat. “Banyak yang belum mengerti konsep sustainability, jadi kita harus pelan-pelan dalam memberi pemahaman soal ini,” ujar Iklimah. Ia dan timnya kemudian mengatasi hal ini dengan mengeluarkan konten-konten promosi yang lebih bersifat edukasi perihal sustainability. Dengan cara ini, beberapa pengikutnya di media sosial mulai lebih memahami kelebihan produk yang diproduksi dengan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan. Lewat hal ini pula, Iklimah mulai memfokuskan sasaran pelanggannya, yaitu para wanita yang memang sudah paham arti hidup berkelanjutan dan ingin mengadopsi gaya hidup yang sustain.

Baca Juga: Kanagoods, Melangkah Dengan Produk Fashion Berkelanjutan

Agar mampu bersaing lebih baik, IQLEEM juga merambah model-model pakaian ready to wear (siap pakai) dan active wear, seperti baju rumah, kemeja, rok, dan t-shirt. Mereka juga menawarkan pembuatan pakaian custom, dimana pelanggan bisa memilih model dan motif apa yang ingin mereka pesan, dan disesuaikan dengan ukuran personal pelanggan. Dalam sebulan, mereka juga bisa menangani hingga 15 – 20 produk custom. Kedua inovasi ini terbukti mampu membuat IQLEEM bertahan dan punya daya tarik sendiri di mata konsumen setianya.

Eksistensinya yang mulai diakui kalangan pegiat fashion, membuat Iklimah menaruh harapan agar di masa depan, IQLEEM mampu menjadi brand besar dan ternama. Tak hanya itu, ia juga ingin karya yang dibuatnya dihargai oleh masyarakat Indonesia. Terakhir, Iklimah juga berharap kontribusi IQLEEM terhadap lingkungan dan kemajuan gaya hidup sustainable bisa berdampak baik bagi lingkungan sekaligus khalayak luas di Nusantara.

Baca Juga : 8 Promosi Paling Mantap Untuk Bisnis Fashion

Referensi :

Wawancara langsung dengan Iklimah, founder sekaligus owner dari brand IQLEEM, sepanjang bulan Oktober 2021.