Olive Fried Chicken Jika bicara soal ayam goreng alias fried chicken, rasa-rasanya hampir setiap dari kita akan menyukainya. Hal ini yang membuat akhirnya ada banyak sekali bisnis kuliner dengan menu ayam goreng sebagai jualan utama, dan sangat laris manis di pasaran. Salah satu brand ayam goreng asli Indonesia yang sampai jadi pembicaraan viral di media sosial adalah Olive Fried Chicken.

Menggunakan nama serupa brand ayam goreng luar negeri, Olive Fried Chicken adalah salah satu kuliner yang luar biasa populer di Yogyakarta. Bahkan tidak berlebihan rasanya jika menyebut Olive Fried Chicken sebagai kuliner wajib jika Sahabat Wirausaha berkunjung ke Yogyakarta, selain gudeg dan bakpia pathok tentunya. Memang seperti apa sih bisnis ini? Yuk kenalan lebih jauh dengan Olive Fried Chicken.


Bertahan Selama 13 Tahun

Dari berbagai jenis kuliner ayam goreng, ada satu brand yang sampai dianggap kuliner khas sehingga belum lengkap rasanya ke Yogyakarta tanpa menikmatinya. Ya, Olive Fried Chicken adalah brand yang mendapat kehormatan itu bahkan sampai menjadi pembicaraan viral di media sosial. Adalah pasangan suami istri bernama Kunardi Sastrawijaya dan Aurora Sri Rahayu yang ada di balik kesuksesan bisnis Olive Fried Chicken.

Dibuka pertama kali di jalan Taman Siswa, Olive Fried Chicken rupanya sudah berusia 13 tahun pada 2024 ini karena Kun, sebagaimana Kunardi disapa, mendirikan bisnis keluarga tersebut pada tahun 2011 silam. Terlahir sebagai keturunan Tionghoa, Kun memang telah terbiasa hidup mandiri. Sejak kecil hingga remaja tumbuh di Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, Kun harus bekerja dulu supaya bisa makan.

Ketika untuk kali pertama datang ke Jogja di tahun 1993 saat dirinya masih berusia 18 tahun, Kun langsung membatasi pengeluarannya hanya seribu rupiah dalam sehari demi bisa bertahan di perantauan, seperti dilansir Kuyou. Tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma, Kun lalu berjumpa Aurora, mahasiswi Manajemen yang dua tahun lebih muda daripada dirinya.

Kunardi – Aurora pemilik Olive Fried Chicken foto: Agung Purwandono/MOJOK

Sebagai bentuk ‘cintanya’ kepada Jogja, kini 13 tahun perjalanan Olive Fried Chicken, bisnis kuliner rumahan itu sudah punya ratusan cabang di-seantero Yogyakarta. Memang apa sih strategi bisnis yang dilakukan oleh Kun sehingga membuat Olive Fried Chicken mampu bertahan dan terus berkembang? Berikut beberapa hal yang bisa Sahabat Wirausaha ketahui untuk diterapkan pada bisnis kedepannya.

Baca Juga: Cara Jadi UMKM Binaan Bank Indonesia, Raih Banyak Peluang Pengembangan Bisnis


5 Rahasia Bisnis Olive Fried Chicken yang Bisa Dipelajari

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada banyak sekali penjual ayam goreng di Yogyakarta. Namun Olive Fried Chicken selalu muncul sebagai pilihan teratas berkat berbagai strategi bisnis yang senantiasa mereka lakukan selama 13 tahun terakhir. Agar Sahabat Wirausaha bisa mengikuti jejak kesuksesan Kunardi, berikut beberapa di antaranya:

1. Konsisten Bahan Baku Berkualitas

Seperti layaknya pasangan muda-mudi lain saat berpacaran yang memiliki makanan favorit, Kun dan Aurora rupanya memilih KFC yang merupakan brand fried chicken luar negeri sebagai resto favorit mereka. Hampir di tiap pekan, Kun dan Aurora muda selalu menghabiskan kencan di Malioboro untuk menyantap sepotong ayam berdua, demi menghemat uang jajan.

Kebiasaan makan ayam goreng tepung itulah yang membuat Kun tertarik menggeluti bisnis kuliner serupa, selain memang sudah sangat hapal dengan rasa dan teksturnya. Demi menyuguhkan sensasi makan yang mirip, Kun pun memilih seorang pemasok ayam berkualitas di awal bisnis kuliner ayam gorengnya berjalan.

Melihat potensi ayam goreng yang dijual Kun, investor pun tertarik untuk membesarkan bisnisnya sampai memiliki beberapa cabang. Hanya saja bisnis ayam goreng itu akhirnya ditinggalkan oleh Kun lantaran sang investor memintanya untuk mengganti pemasok ayam, dengan alasan efisiensi biaya produksi. 

Salah satu menu Olive Fried Chicken foto: Agung Purwandono/MOJOK

Enggan menurunkan kualitas ayam goreng yang dijualnya, Kun pun akhirnya memutuskan mundur dari bisnis yang sudah berjalan tersebut dan mendirikan Olive Fried Chicken dengan tetap memakai pemasok ayam segar yang sama, seperti saat dia mulai berjualan. Bagi Kun, sang pemasok ayam itu bukan hanya sekadar menghasilkan ayam berkualitas, tapi adalah pihak yang dari awal sudah memiliki andil saat dia merintis usaha jualan ayam goreng.

Tak peduli sekalipun pemasok ayam itu enggan menurunkan harga jual ayam segar, Kun pun tetap setia sehingga hasilnya selama belasan tahun berjalan, kualitas ayam goreng Olive Fried Chicken tetap terjaga.

2. Ogah Buka Franchise

Pengalaman pernah berseteru dengan investor karena beda pilihan bahan baku, membuat Kun lebih berhati-hati dalam menjalankan Olive Fried Chicken. Dia pun akhirnya memutuskan membesarkan bisnisnya itu seorang diri, tanpa mengandalkan investor yang akhirnya membuatnya tak mau juga menawarkan bisnisnya dalam konsep franchise alias waralaba.

Dilansir dari Mojok, Kun dengan cukup tegas mengatakan kalau untung cepat dengan menekan biaya produksi termasuk memangkas kualitas bahan baku, bukanlah prinsip yang dipilihnya saat berbisnis. “Bisnis itu untuk senang-senang, bukan kejar keuntungan. Karena itu kalau saya mewaralabakan Olive Fried Chicken, para franchisee pasti cuma mau asal untung cepat, saya tidak suka,”

Karena prinsip bisnisnya ini juga, membuat Olive Fried Chicken hanya bisa ditemukan di sekitar Yogyakarta saja. Hingga tahun 2021, Olice Fried Chicken tercatat sudah memiliki sekitar 115 cabang yang tersebar di Yogyakarta dan ‘terjauh’ di Kota Solo, Kabupaten Kebumen serta Kota Semarang di Jawa Tengah. Di mana untuk cabang Semarang, dikelola oleh kakak kandung Kun.

Baca Juga: Cara Menentukan Segmentasi Pasar untuk Maksimalkan Keuntungan, Pelajari Informasi Penting Ini

3. Anti Foya-Foya Demi Banyak Cabang

Foto: Instagram resmi Olive Fried Chicken

Jika banyak pebisnis yang sudah memiliki omzet besar terjebak dalam gaya hidup konsumtif, ternyata tidak dengan Kun. Hidupnya yang begitu keras sejak muda ditambah biaya hidup Jogja yang sangat terjangkau, membuat Kun menetapkan gaya hidup sederhana dan pantang bermewah-mewah sebelum Olive Fried Chicken memiliki puluhan cabang.

“Waktu itu kami sudah punya 16 cabang, tapi kami bahkan belum memiliki rumah. Pak Kun meminta saya bersabar menunggu sekitar 1-2 tahun dulu, baru beli rumah saat Olive Fried Chicken sudah ada 20 cabang. Saya ini sudah pacaran sama beliau selama delapan tahun, jadi tahu betul karakternya yang sangat konsisten pada tujuan,” kenang Aurora.

Keuntungan demi keuntungan yang diperoleh dari bisnisnya, membuat Kun terus membangun cabang-cabang baru yang kemudian tersebar di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Karena kegigihannya hidup sederhana inilah membuat Kun tak pernah berhutang pada bank demi membesarkan Olive Fried Chicken.

4. Harga Murah dengan Menu Inovatif

Foto: Instagram resmi Olive Fried Chicken

Hidup susah di awal kedatangannya di Yogyakarta adalah salah satu alasan utama kenapa Kun menetapkan harga jual Olive Fried Chicken begitu terjangkau. Bahkan hingga tahun 2021 saja, menu paket sepotong sayap ayam dan es teh dijualnya dengan harga Rp7.000 saja, sebelum akhirnya naik jadi Rp8.000 di bulan Juli 2022.

Olive Fried Chicken ini lahir dengan tujuan memberi kesempatan pada siapapun yang punya penghasilan kecil, tapi tetap ingin makan ayam goreng enak. Saya pernah merasakannya dulu saat awal-awal di Jogja dan akhirnya bisa bertahan, jadi memang bisnis ini adalah rasa terimakasih saya untuk Yogyakarta,” ungkap Kun.

Saat disinggung darimana keuntungan yang didapatkan bisnisnya jika harga jual menunya sangat terjangkau, Kun mengaku memakai strategi subsidi silang dari menu lain. Tak heran kalau selama 13 tahun berjalan, Olive Fried Chicken selalu menghadirkan menu yang begitu inovatif tak cuma ayam goreng tepung seperti ayam geprek, telur geprek, steak ayam, beef burger, french fries sampai spaghetti.

Meskipun menunya semakin beragam, Kun tetap menjaga kualitas ayam goreng tepungnya lewat racikan bumbu rahasia yang tak pernah berubah selama 13 tahun. Di mana bumbu rahasia itu dibuat sendiri olehnya dan Aurora. Tak hanya itu saja, Kun menetapkan standar halal dan kesegaran ayam begitu tinggi di setiap outlet karena setiap ayam yang datang harus habis di hari yang sama.

Baca Juga: 7 Franchise Ayam Goreng Terpopuler, Ketahui Rincian, Biaya, dan Peluang Kemitraan

5. Ekspansi Lintas Provinsi dengan Brand Berbeda

Kendati memutuskan membiarkan Olive Fried Chicken eksklusif di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, ekspansi bisnis lintas provinsi bukanlah sesuatu yang alergi dilakukan oleh Kun. Namun yang menarik, rencana bisnis itu dilakukannya dengan menggunakan brand yang berbeda yakni Karen Chicken. Di mana nama ini ternyata diambil dari nama anak perempuan mereka, Karen.

Lebih unik lagi, si kecil Karen ini juga yang menjadi model dari brand Olive Fried Chicken. Untuk Karen Chicken sendiri, Kun menggunakan tagline ‘Dari Yogyakarta untuk Indonesia’ yang memang menjadi tujuan bisnis jangka panjangnya mengenalkan ayam goreng tepung berkualitas asli Indonesia.

Bagaimana Sahabat Wirausaha? Sangat menarik sekali bukan mempelajari rahasia bisnis Olive Fried Chicken sampai akhirnya mampu bertahan selama 13 tahun? Untuk itulah bagi kalian yang ingin menggeluti bisnis kuliner serupa, bisa mencoba strategi dan keuletan bisnis ala Kunardi Sastrawijaya dan semoga sukses!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.