Tips Sukses Bangun Bisnis Sambil Bekerja – Bagaimana cara mengembangkan bisnis jika kita masih menjadi pekerja kantoran full time? Seringkali, sebagai pegawai, kita merasa waktu dan energi telah habis untuk bekerja dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. Belum lagi, perjalanan pulang dan pergi ke kantor yang memakan waktu.

Pengusaha yang memulai bisnisnya saat masih bekerja kantoran mempunyai keuntungan tersendiri, yaitu dapat mempertahankan pendapatan dan menguji ide mereka sebelum berkomitmen penuh dalam berbisnis. Bagaimana ya cara sukses membangun bisnis sambil bekerja, tanpa mempengaruhi kinerja kita di kantor? Yuk simak 5 tipsnya disini!

1. Membuat Komitmen Waktu

Tahap pertama yang perlu dilakukan untuk dapat membangun bisnis sembari bekerja adalah dengan taat pada jadwal dan disiplin waktu. Di samping bekerja penuh waktu, Sahabat Wirausaha harus dapat menyediakan waktu luang antara 1 (satu) hingga 3 (tiga) jam sehari untuk mengerjakan usaha bisnis. Seorang pengusaha yang baik akan mengetahui bagaimana cara mengelola waktunya agar lebih efektif dan efisien, salah satunya dengan menggunakan metode Matriks Eisenhower.

Pendekatan Matriks Eisenhower dilakukan dengan cara menggambar persegi 4 (empat) kotak. Kemudian di bagian atas (sumbu x) diberikan keterangan label Mendesak dan Tidak Mendesak, sementara di bagian samping (sumbu y) diberikan keterangan label Penting dan Tidak Penting. Matriks Eisenhower akan membantu kita untuk menentukan prioritas daftar tugas dan mengkategorikan menurut urgensi serta kepentingannya, dengan kemungkinan sebagai berikut:

  • Kotak pertama (bagian kiri atas): Tugas penting dan mendesak

Tugas di kotak pertama merupakan hal-hal mendesak dan penting, oleh karena itu kita harus mengerjakannya segera. Biasanya, tugas di kotak pertama mencakup masalah tenggat waktu, seperti emergensi pengambilan keputusan untuk bisnis kita.

Baca Juga: Cara Membangun Identitas Merek yang Kuat dengan Sonic Branding

  • Kotak kedua (bagian kanan atas): Tugas penting, namun tidak mendesak

Putuskan waktu kapan harus menangani tugas-tugas di kotak kedua. Tugas-tugas ini penting, namun tidak mendesak sehingga tidak memerlukan tindakan segera. Contohnya adalah tugas yang dapat membantu bisnis kita mencapai tujuan jangka panjang, seperti mengikuti komunitas untuk memperluas relasi.

  • Kotak ketiga (bagian kiri bawah): Tugas yang tidak penting, namun mendesak

Tugas-tugas di kotak ketiga merupakan tugas mendesak yang muncul dan perlu dikerjakan segera. Namun, tugas tersebut tidak terlalu penting dan dapat dikerjakan oleh orang lain. Contohnya adalah memesankan tiket pesawat untuk perjalanan bisnis.

  • Kotak keempat (bagian kanan bawah): Tugas yang tidak penting dan tidak mendesak

Tugas yang berada di kotak keempat merupakan tugas yang tak penting dan tak mendesak, sehingga tugas ini dapat kita hapus dari daftar tugas. Contohnya adalah menonton serial TV secara berlebihan.

Tabel 1. Matrix Eisenhower

Mendesak

Tidak Mendesak

Penting

Mengerjakan tugas sekarang

Menjadwalkan tugas untuk hari berikutnya

Tidak Penting

Mendelegasikan tugas ke orang lain

Tidak perlu dilakukan

2. Menentukan Ide Bisnis

Setelah kita memutuskan untuk memulai bisnis, ketahuilah apa produk yang ingin dijual atau layanan apa yang akan kita sediakan? Luangkanlah waktu untuk merumuskan ide rencana bisnis secara operasional dan strategi. Ide bisnis yang baik adalah bisnis yang menjawab dan memberikan solusi dari masalah yang ada di pasar. Untuk menyusun ide bisnis, Sahabat Wirausaha dapat mengacu pada poin-poin berikut:

  • Identifikasi tren pasar. Melalui identifikasi pasar, kita dapat mengetahui hal apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar? Apakah mereka bersedia untuk membayar produk dan layanan kita? Apakah produk dan layanan kita akan bermanfaat? Bisnis yang sukses memecahkan keinginan dan kebutuhan atau membuat hidup lebih mudah.
  • Identifikasi audiens. Kita harus menentukan siapa target pasar yang menginginkan dan membutuhkan bisnis kita, serta metode yang digunakan untuk menjangkau mereka.

Baca Juga: Penting Banget! 4 Cara Melakukan Riset Produk di Media Sosial 

  • Identifikasi kekuatan dan kelemahan ide bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar faktor internal serta eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bisnis kita. Faktor internal berada dalam bisnis kita sendiri, seperti sumber daya (waktu, uang, manusia, tempat, dan lain sebagainya) dan nilai jual. Sementara faktor eksternal adalah peluang dan ancaman yang mungkin dapat terjadi dari pihak luar, seperti kemungkinan produk tidak diterima oleh pasar dan kelebihan-kelebihan kompetitor kita.
  • Profitabilitas. Pikirkanlah modal awal dan rencana pemasaran yang dibutuhkan untuk membangun ide bisnis ini. Kita dapat menghasilkan uang atau akan gagal dari ide bisnis ini, jika kita tidak melakukan proyeksi dan perhitungan profitabilitas yang akan didapatkan.
  • Analisa pesaing Luangkan waktu untuk melihat apakah ide bisnis kita sudah ada di pasar? Jika sudah, siapakah yang menjadi pesaing kita? Bagaimana ide kita bisa lebih baik atau berbeda dari pesaing? Cari tahu mengapa seseorang akan memilih bisnis kita dibandingkan milik pesaing untuk mengetahui penempatan bisnis kita di pasar.
  • Semangat pribadi. Salah satu faktor penting yang seringkali terlewat adalah memiliki semangat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan, sehingga kita tidak akan keberatan bekerja ekstra untuk mewujudkannya.

3. Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Bisnis

Apa tujuan bisnis yang ingin Sahabat Wirausaha capai dalam tiga bulan, enam bulan, satu tahun, hingga lima tahun kedepan? Saat menetapkan tujuan bisnis, kita perlu membuat suatu tujuan yang spesifik, dapat diukur keberhasilannya, dan dapat dicapai secara wajar dalam jangka waktu yang telah kita tentukan. Dengan mengetahui tujuan bisnis, kita akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut dan mengambil keputusan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Namun jika belum mengetahuinya, kita dapat menggunakan metode SMART untuk menetapkan tujuan bisnis, yaitu:

  • Specific (Spesifik)

Buatlah tujuan yang spesifik dengan cara mempersempit tujuan berdasarkan hasil yang berbeda. Contohnya adalah Sahabat Wirausaha ingin produk kosmetiknya terpampang di etalase dan dijual di toko kosmetik dalam pusat perbelanjaan ibukota.

Baca Juga: Marketing 7P: Strategi Pemasaran Andal untuk Kembangkan Usaha Kamu!

  • Measurable (Dapat Diukur)

Kemudian, tujuan bisnis kita harus dapat diukur dengan sebuah indikator. Kita harus mengetahui seberapa dekat keputusan dengan tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Contohnya adalah Sahabat Wirausaha menetapkan bahwa produk harus dapat dijual di setidaknya 10 toko kosmetik yang terletak dalam pusat perbelanjaan ibukota.

  • Achievable (Dapat Dicapai) 

Tujuan bisnis kita harus dapat dicapai dengan alasan yang masuk akal, sehingga energi dan waktu  yang kita curahkan tidak terbuang. Contohnya adalah alih-alih bertujuan ingin melihat produk kosmetik kita terpampang di etalase toko kosmetik–yang belum pasti terjadi–lebih baik memfokuskan energi dan waktu kita untuk menyiapkan presentasi bisnis ke toko kosmetik tersebut, 

Alih-alih bertujuan untuk melihat produk Anda di rak, yang mana Anda kurang dapat mengontrolnya, tujuannya adalah untuk melakukan promosi.

  • Relevant (Relevan)

Dalam menjalankan bisnis, perasaan jenuh atau putus asa kerap melanda. Pentingnya memiliki tujuan yang relevan adalah agar menjaga dan memotivasi kita agar tetap selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.

  • Time-bound (Dibatasi oleh Waktu)

Setiap tujuan harus memiliki tenggat waktu, sehingga kita mengetahui urutan kepentingan dan tujuan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Tanggal tenggat waktu juga akan membantu kita untuk mengevaluasi kesuksesan dari tujuan tersebut. Contohnya adalah ingin produk kosmetik Sahabat Wirausaha dijual di pusat perbelanjaan ibukota dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan.

4. Mempekerjakan Karyawan

Ini adalah suatu cara untuk “membeli” waktu orang lain demi mendelegasikan pekerjaan yang tidak mendesak namun wajib dikerjakan. Daripada harus mengeluarkan waktu dan energi untuk hal operasional, seperti mengemas produk, lebih baik kita mempekerjakan karyawan dan menyimpan waktu serta energi kita untuk hal lain. Misalnya, memikirkan strategi bisnis jangka panjang. 

Sisihkanlah sebagian dari keuntungan yang dialokasikan untuk membayar karyawan, sembari kita tetap bekerja penuh waktu. Semakin lama kita berkecimpung di dalam operasional, semakin sedikit waktu yang kita gunakan untuk mengembangkan bisnis. Sebuah tips untuk Sahabat Wirausaha yang baru merintis, kita dapat meminta bantuan dari orang-orang terdekat kita sebagai pekerja paruh waktu atau pekerja lepas lho.

Baca Juga: Ingin Produk Laris Manis? Yuk Pelajari 11 Teknik Sense of Urgency Supaya Konsumen Kebelet Belanja!

5. Tetap Bekerja Penuh Waktu

Awal memulai bisnis, kecil kemungkinan kita akan mendapatkan untung besar. Tetap bekerja penuh waktu sembari menjalankan bisnis merupakan keputusan yang baik, agar kita tetap bisa berpenghasilan cukup di hari-hari pertama tersebut. Terlihat sulit, namun kenyataannya banyak kisah sukses pengusaha yang memulai bisnisnya saat masih menjadi karyawan penuh waktu. 

Contohnya adalah Craig Newmark (pendiri Craigslist), Eric Yuan (founder Zoom), dan Kia Raya, seorang mantan karyawan Indomaret yang berhasil membangun bisnis Mie Lidi Si Umang. Oleh karena itu, hindari meninggalkan pekerjaan Sahabat Wirausaha sampai bisnis yang dijalankan menghasilkan cukup uang untuk memenuhi biaya hidup tanpa harus terlalu stres secara finansial.

Nah itu dia Sahabat Wirausaha, 5 tips sukses bangun bisnis sambil bekerja. Mulai dari membuat komitmen waktu, menentukan ide bisnis, menetapkan tujuan jangka panjang, mempekerjakan karyawan, hingga tetap bekerja penuh waktu untuk menghindari risiko gagal dan bangkrut secara finansial.

Sumber: Youtube Raymond Chin, Cara Bangun Bisnis Sambil jadi Karyawan