Marketing 7P - Sahabat Wirausaha, seperti yang kita ketahui kegiatan pemasaran merupakan salah satu elemen utama dalam bisnis yang sangat berpengaruh bagi perkembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan pemasaran bisa membantu suatu bisnis untuk menarik pelanggan, mempertahankan basis pelanggan yang ada, dan menghasilkan pendapatan bagi bisnis yang dijalankan. 

Salah satu kerangka kerja yang banyak digunakan dalam pemasaran saat ini adalah konsep Marketing Mix, atau kalau diistilahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu “bauran pemasaran”. Dalam perkembangannya, bauran pemasaran telah berkembang menjadi 7P, yang mencakup lebih banyak elemen daripada bauran pemasaran sebelumnya yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, and Promotion). Nah, pada artikel ini kita akan membahas tentang pengertian, jenis, serta contoh dari Marketing 7P tersebut. Silakan disimak ya!


Pengertian Marketing 7P

Secara garis besar, Marketing 7P ialah sebuah kerangka kerja (framework) yang digunakan oleh perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran. Dibandingkan dengan bauran pemasaran tradisional 4P sebelumnya, Marketing 7P menggabungkan elemen tambahan yang mencerminkan perubahan dalam tren bisnis dan perilaku konsumen, yaitu People, Process, dan Physical Evidence

Melalui model ini, sebuah bisnis dapat mengidentifikasi dan mengelola komponen dari marketing mixnya secara mandiri, sehingga memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan yang menguntungkan. Adapun keputusan ini dapat membantu bisnis untuk:

  • Meningkatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan dari bisnis itu sendiri
  • Menjadi lebih kompetitif (mampu bersaing) dan mudah beradaptasi pada segmen pasarnya
  • Meningkatkan kolaborasi yang menguntungkan antar departemen dan mitra kerja

Baca Juga: Libatkan Pelanggan dengan Seni Humor, Kenali Strategi Meme Marketing dan Cara Menerapkannya 


Komponen Marketing 7P

Setelah mengetahui definisinya, berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap elemen Marketing 7P, yaitu:

1. Product (Produk)

Merupakan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Komponen produk ini harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta memiliki fitur dan manfaat yang menarik.

Dalam penerapannya, kita akan coba mempelajari perusahaan waralaba McDonald's yang menawarkan berbagai makanan cepat saji. Dari segi produk, McDonald's menawarkan berbagai varian produk seperti cheese burger, Big Mac, dan kentang goreng. Selain menu original-nya, McDonald's juga menawarkan berbagai minuman panas dan dingin seperti teh, kopi, dan milkshake. 

Dari berbagai varian produk tersebut, McDonald’s telah mengembangkan menu yang ada sebelumnya menjadi jawaban atas kebutuhan dari para pelanggannya. Hal inilah yang membuat para pelanggan datang kesana untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan. 

2. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau layanan tersebut. Penentuan harga ini perlu mempertimbangkan biaya produksi, margin keuntungan, dan harga pesaing.

Dalam hal ini, McDonald's menggunakan strategi penetapan harga secara psikologis. Strateginya pun melibatkan teknik penentuan harga produk yang lebih rendah dari bilangan bulat. Contohnya, daripada menawarkan burger di harga Rp.15.000,00, McDonalds akan cenderung menawarkannya dalam nominal Rp. 14.900,00 di paket menunya.

Teknik ini akan membuat pelanggan menilai produk tersebut memiliki harga lebih “murah”. Selain menggunakan strategi penetapan harga psikologis, mereka juga menerapkan teknik bundling dengan cara menawarkan diskon untuk pembelian paket tertentu. Melalui teknik ini, pelanggan juga akan cenderung untuk membelanjakan uangnya lebih banyak lagi.

3. Place (Tempat)

Komponen tempat ini merujuk pada distribusi produk atau cara pelanggan dalam mengakses produknya. Hal ini termasuk lokasi toko fisik, platform marketplace, dan saluran distribusi lainnya.

Saat ini, McDonald’s telah memiliki lebih dari 37.000 restoran di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Meskipun desain restoran McDonald's berbeda untuk tiap negara, namun logo huruf “M” melengkung dengan warna kuning tetap menjadi identitas mereka bagi franchise dan layanan onlinenya.

Baca Juga: Ingin Produk Laris Manis? Yuk Pelajari 11 Teknik Sense of Urgency Supaya Konsumen Kebelet Belanja!

4. Promotion (Promosi)

Promosi ini berbentuk seperti “penawaran” produk atau layanan perusahaan kepada pelanggan. Hal ini mencakup iklan, promosi penjualan, pemasaran konten, dan lainnya.

Dari aspek promosi, McDonald's menggunakan TV dan media online sebagai salah satu strategi periklanan utamanya. Selain itu, mereka juga melakukan promosi di dalam toko. Misalnya untuk paket hemat, penawaran terbatas (limited offer), serta Happy Meal yang menyediakan mainan untuk segmen keluarga dengan anak kecil.

5. People (Orang)

Komponen ini merujuk kepada semua orang yang terlibat dalam penyediaan produk atau layanan, termasuk karyawan, manajemen, dan pelanggan. Pelanggan akan berinteraksi dengan orang-orang tersebut selama proses transaksi dilakukan.

Dalam konteks ini, McDonald's menyebut staf dan karyawannya sebagai anggota kru yang bertanggung jawab atas persiapan makanan, layanan pelanggan, dan kualitas produk. 

6. Process (Proses)

Proses adalah serangkaian langkah atau tahapan yang terlibat dalam menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan. Proses yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan.

Keberadaan restoran McDonald’s yang ada di hampir seluruh dunia menjadi bukti nyata dari proses yang dilakukan perusahaan ini. Proses yang bermula dari restoran kecil di Amerika, hingga bisa didirikan juga di Indonesia menjadi proses perjalanan bisnis yang sukses untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan makanan cepat saji.

7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Hal ini mencakup elemen-elemen fisik yang mendukung produk atau layanan, seperti kemasan, desain toko, atau tampilan produk. Bukti fisik juga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas produk.

Saat ini, McDonald's memiliki banyak sekali jenis kemasan dan tampilan produknya dari masa ke masa. Mulai dari kemasan untuk pelanggan umum, untuk hari atau event spesial seperti Piala Dunia (World Cup), Asian Games, Hari Kemerdekaan Indonesia dengan produk ayam gulainya, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi bukti bahwa McDonald's selalu menjawab kebutuhan pelanggan akan produk yang berbeda-beda setiap waktunya, dengan ragam produk dan kemasan yang ditawarkan tadi.

Baca Juga: Bikin Konsumen Percaya dengan Bisnismu, Begini 4 Cara Membangun Kredibilitas Website untuk UMKM


Jenis-Jenis Marketing 7P

Kemudian, setelah kita memahami komponen dari Marketing 7P tadi, berikut adalah beberapa jenisnya berdasarkan sektor industri yaitu:

  1. Pemasaran Produk (Product Marketing): Fokus utamanya terletak pada pemasaran produk fisik, seperti barang elektronik, pakaian, atau kendaraan. Elemen-elemen Marketing 7Pnya pun harus disesuaikan dengan produk yang ditawarkan.
  2. Pemasaran Jasa (Service Marketing): Berfokus pada pemasaran layanan, seperti perbankan, pariwisata, atau konsultasi. Dalam hal ini, "produk" adalah layanan, dan aspek-aspek seperti orang (people) dan proses menjadi sangat penting.
  3. Pemasaran Retail (Retail Marketing): Bisnis ritel memiliki karakteristik unik, dan aspek seperti tempat (place) dan bukti fisik (physical evidence) dapat menjadi lebih menonjol dalam bauran pemasarannya.
  4. Pemasaran Digital (Digital Marketing): Terfokus pada pemasaran online dan menggunakan platform digital untuk meraih target audiens. Promosi digital, tempat atau place (pada platform marketplace), dan proses berperan penting pada jenis ini.

Contoh Marketing 7P

Selain contoh Marketing 7P pada bisnis waralaba McDonald’s tadi, ada beberapa contoh penerapan Marketing 7P dalam bisnis yang ada saat ini. Contohnya pun beragam tergantung pada jenis bisnisnya, seperti:

  1. Hotel: Sebuah hotel akan memperhatikan kualitas fisik (physical evidence) seperti dekorasi kamar, proses pemesanan yang mudah (process), dan pelatihan staf (people) untuk memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggannya.
  2. Restoran: Sama seperti McDonald’s tadi, umumnya restoran perlu berfokus pada kualitas makanan (product) terlebih dahulu, kemudian harga yang bersaing (price), kualitas layanan (people), dan pengalaman pelanggan yang nyaman (physical evidence). Jika sudah stabil, maka restoran tersebut bisa mencoba untuk menerapkan komponen lainnya untuk strategi bauran pemasaran yang lebih kompleks.
  3. Perusahaan Teknologi: Perusahaan teknologi akan menekankan produk yang inovatif (product), strategi harga yang kompetitif (price), dukungan pelanggan yang responsif (people), dan tampilan situs web atau aplikasi yang menarik (physical evidence) untuk target pelanggannya.

Jadi, konsep bauran pemasaran atau marketing mix adalah pendekatan yang menggabungkan empat elemen utama yaitu produk, harga, tempat, dan promosi untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan. Konsep ini dirancang untuk membantu perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Setiap elemen dalam marketing 7P tadi saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Perusahaan harus mempertimbangkan secara holistik setiap elemen ini, sehingga menciptakan kesinambungan yang tepat antara satu sama lain. 

Selain empat elemen utama (product, price, place, dan promotion), elemen tambahan seperti orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence) juga dapat menjadi pertimbangan penting dalam beberapa konteks, terutama dalam strategi pemasaran untuk bisnis jasa. Melalui pemahaman konsep marketing 7P ini, perusahaan dapat menyesuaikan pendekatan pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, demi mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. Nah, Sahabat Wirausaha juga bisa menerapkannya pada bisnis Sahabat juga, ya! Sukses selalu.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : Jurnal.id, Crewdible, Accurate