Sonic Branding - Sahabat Wirausaha, pernahkah kita tanpa sengaja mengingat melodi atau lirik dari musik atau lagu yang sebenarnya tidak kita hafal? 

Pelaku usaha saling berkompetisi untuk untuk berusaha menciptakan koneksi yang lebih mendalam dengan konsumen. Sonic branding menjadi landasan strategis yang dapat membedakan sebuah bisnis melalui kehadiran dan kekuatan audionya.

Mari kita jelajahi bagaimana suara dapat menjadi identitas yang unik melalui bacaan artikel ini dan pelajari cara mengukur efektivitas dari sonic branding UMKM.


Apa itu Sonic Branding?

Sonic Branding adalah strategi penggunaan sebuah suara – bunyi, melodi,  nada, lagu– untuk menciptakan identitas merek yang kuat. Dengan menyertakan suara dalam upaya branding UMKM, kita dapat efektif melampaui batasan pandangan saja. 

Elemen audio dalam pemasaran memiliki kemampuan unik untuk memunculkan emosi, memicu kenangan, dan membentuk hubungan yang langgeng dengan audiens.

Sebab, konsumen merespon musik pendek berdasarkan pengalaman saat pertama kali mendengarnya. Karena itulah, sebuah nada tunggal, jingle, dan efek suara mampu menciptakan hubungan emosional yang muncul setiap kali kita mendengarnya.

Sumber: apiar

Berdasarkan riset, Ivan Pavlov, seorang fisikawan Rusia, menciptakan konsep refleks terhadap kondisi. Ia adalah ilmuwan yang menggunakan bel untuk membiasakan anjing sehingga mereka merespons otomatis terhadap suara.

Dia akan membunyikan bel sebelum memberi makan hewan, dan akhirnya anjing-anjing itu mulai mengeluarkan air liur saat mendengar suara bel, bahkan jika tidak ada makanan.

Manusia lebih kompleks daripada anjing, tetapi sebagai mamalia, kita terhubung secara serupa. Logo suara bermain dengan teori kondisi klasik ini, dengan mengaitkan potongan suara pendek dengan momen penting dalam pengalaman pelanggan. 

Baca Juga: Marketing 7P: Strategi Pemasaran Andal untuk Kembangkan Usaha Kamu!

Sonic branding memiliki beberapa komponen, meliputi:

- Sonic Logo, suara atau melodi singkat yang mencerminkan identitas merek dan seharusnya mudah diingat.

- Brand music, nggunaan musik khusus yang mencerminkan karakter merek, pasar target, dan respons emosional yang diinginkan dalam iklan dan konten merek.

- Soundscapes mencakup kebisingan latar belakang dan lingkungan audio yang membentuk pengalaman merek di toko atau online, termasuk efek suara, suara produk, dan musik.


Kenapa Sonic Branding?

Ketika konsumen berada di saluran audio tanpa tampilan merek UMKM muncul, maka perlu ada suara yang dikenali untuk mencapai mereka.  

Ada beberapa faktor pasar yang mendorong perlunya pelaku UMKM berpikir strategis tentang suara diantaranya:

Sumber: creative salon

  • Hanya butuh waktu sekitar 0.146 detik manusia untuk merespon suara, mademusicstudio 2015.
  • Dikutip Rebel Interactive, terdapat 2 milliar pengguna pada tahun 2024, 88% pengguna TikTok menganggap suara sebagai bagian penting dari pengalaman, dengan 73% menyatakan bahwa mereka akan ‘berhenti dan melihat’ iklan dengan audio.

Baca Juga: Penting Banget! 4 Cara Melakukan Riset Produk di Media Sosial 


Cara Membuat Identitas Audio yang Tak Terlupakan

Setelah memahami pengertian, dan pentingnya sonic branding. Langkah selanjutnya adalah menciptakan cerita audio yang memukau dan meninggalkan kesan mendalam bagi para pendengar. Yuk, simak tips-tips berikut ini!

1. Desain Identitas Merek

Menciptakan sebuah sonic branding yang tak terlupakan melibatkan pembuatan identitas yang khas yang dapat bersinggungan dengan audiens target yang kita tuju sambil mencerminkan nilai-nilai merek UMKM miliki.

Sebagai langkah pertama, pelaku usaha perlu memahami nilai-nilai dan identitas merek yang dimilikinya, serta mengidentifikasi atribut kunci yang ingin disampaikan melalui sonic branding.

Pertimbangkan karakteristik seperti petualangan, ramah, berani, dll., dan pilih elemen musik yang mencerminkan karakteristik tersebut. 

Selanjutnya, kita perlu menganalisis demografi, preferensi, dan konteks budaya audiens target tujuan sehingga UMKM dapat menyesuaikan merek suara kita dengan selera mereka. Misalnya, kita membuat buyer persona secara mendetail untuk audiens target UMKM.

Buyer Persona | Sumber: digiavtar

Pada akhirnya, pelaku usaha perlu berpikir jangka panjang dan memastikan bahwa merek suara kita terasa otentik mengaitkannya secara relevan dengan ‘audiens target serta sejalan dengan nilai-nilai perusahaan’. 

Saat merancang identitas sonic branding untuk UMKM, perlu mempertimbangkan masa depan guna menciptakan elemen auditif yang akan tetap relevan dalam jangka panjang.

Dengan mengikuti strategi ini, pebisnis dapat mengembangkan merek suara yang tak terlupakan dan unggul dibandingkan pesaing.

2. Berkolaborasi dengan Profesional

Jika punya budget agak besar, pertimbangkanlah untuk menyewa jasa musisi atau produser profesional dalam mendesain audio promosi. Berkolaborasi dengan profesional audio atau agen sonic branding dapat membantu kita menemukan dan mengembangkan audio yang unik. Langkah-langkahnya bisa seperti ini : 

  • Cari profesional dengan pengalaman dalam branding suara, desain suara, dan komposisi.
  • Tentukan jadwal untuk sesi briefing kolaboratif guna membahas merek kita secara detail.
  • Dorong kreativitas sesuai dengan pedoman merek kita sebagai UMKM.
  • Diskusikan bagaimana nilai-nilai merek dan elemen kunci dapat diterjemahkan menjadi elemen musik.
  • Bekerja sama dalam pengembangan sonic logo yang singkat dan khas.

Dengan memupuk hubungan kolaboratif dan kreatif dengan para profesional audio, pebisnis meningkatkan kemungkinan untuk mengembangkan merek suara yang efektif. 

Para ahli audio juga dapat memanfaatkan ‘tahun-tahun pengalaman profesional’ dan kesuksesan untuk mengubah ide-ide dan identitas merek UMKM menjadi sonic logo yang khas.

Baca Juga: Tips Ekspansi Bisnis Bagi UMKM, Persiapan Lepas Landas Sebelum Naik Kelas

3. Gunakan Titik Sentuh Konsumen

Pertimbangkan berbagai konteks dan titik sentuhan agar pebisnis dapat dengan mudah menyesuaikan merek suara UMKM di berbagai pengaturan. 

Menurut Survei ‘Culture Next’ dari Spotify tahun 2022, ‘sebanyak 70% dari Generasi Z dan Milenial melaporkan bahwa mereka senang ketika sebuah merek memiliki suara yang dapat dikenali. Tampil dengan bunyi atau nada yang familiar di berbagai saluran media sosial, podcast, YouTube, hingga TV menjadi krusial ketika berinteraksi dengan generasi konsumen berikutnya’.

Sumber: withfeeling

Saat ini, terdapat banyak kemungkinan bagi pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan pelanggan melalui suara di berbagai ‘titik sentuh’. Apa saja titik sentuh yang dimaksud? Berikut daftarnya : 

  • Material pemasaran: Gabungkan tema suara pebisnis ke dalam materi pemasaran dan pastikan elemen audio sejalan dengan komponen visual merek UMKM.
  • Iklan: Gabungkan branding suara ke dalam iklan untuk menciptakan pengalaman merek yang dikenali.
  • Platform digital: Gunakan sonic logo pelaku usaha dalam video online, podcast, dan konten media sosial.
  • Aplikasi seluler dan situs web: Terapkan branding audio pebisnis dalam antarmuka aplikasi, notifikasi, dan interaksi situs web.
  • Acara dan sponsorship: Perluas merek suara pebisnis ke acara langsung, sponsor, dan pameran dagang.

Untuk mengimplementasikan branding suara secara efektif di platform dan perangkat ini, kembangkan pedoman penggunaan yang komprehensif untuk memastikan konsistensi. 

Tentukan konteks, variasi, dan adaptasi yang tepat agar branding audio pebisnis tetap relevan dan bermanfaat dalam setiap situasi.

4. Ukur dan Perbaiki

Untuk memaksimalkan dampak dan jangkauan, secara rutin evaluasi keberhasilan upaya branding suara UMKM dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.

Beberapa ukuran kunci yang meliputi : Recall rates, Emotional response, Sentiment analysis, Platform interaction, Conversion rates, Customer retention, Competitive analysis, Social media listening, dan Performance comparison.

Metrik-metrik ini, yang dikategorikan ke dalam berbagai aspek pengenalan merek, dampak emosional, keterlibatan, dan perilaku konsumen, memberikan wawasan berharga tentang efektivitas upaya branding suara UMKM.

Gunakan data untuk mengidentifikasi tren dan membuat keputusan berdasarkan informasi tentang strategi branding suara kita di masa depan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bisnis Waralaba Ekspedisi untuk UMKM, Permintaan Tinggi di Tengah Tren Bisnis Online


Contoh Nyata Sonic Branding yang Menonjol

Mari pertimbangkan beberapa contoh sonic branding populer yang telah terintegrasi dalam masyarakat:

1. McDonald

Sumber: YouTube

Logo sonik McDonald telah ada selama lebih dari 20 tahun sekarang, dan masih sama kuatnya seperti beberapa dekade yang lalu. 

Suara enak didengar tersebut sangat cocok untuk perusahaan ‘I'm Lovin' It’ yang ingin menyampaikan kegembiraan dan kepuasan yang terkait dengan merek tersebut.

McDonald memilih agensi musik Haye & Partner-Munich bekerja sama dengan produser musik Mona Davis Beat untuk mengembangkan kampanye 'I'm Lovin It'

Tugas mereka melibatkan penciptaan sebuah lagu yang akan dinyanyikan oleh Justin Timberlake. Beberapa bulan sebelum peluncuran kampanye McDonald's, lagu tersebut dipromosikan dengan sukses. 

Slogan McDonald's juga diperkenalkan pada saat yang sama, dan ketika digabungkan dengan lagu Justin Timberlake, kampanye tersebut berhasil diterima dengan baik oleh pasar.

2. Netflix

Sumber: creativebloq

Suara ‘ta-dum’ yang khas yang menyertai logo Netflix sebelum konten asli mereka telah menjadi suara relaksasi dan hiburan. Ini menandakan waktunya untuk bersantai dan menikmati pertunjukan atau film.

Dengan memanfaatkan dampak emosional suara, bisnis dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, meningkatkan pengenalan merek, dan membedakan diri di pasar yang semakin ramai. 

Manfaatkan potensi sonic training untuk segera mengubah citra merek UMKM di benak konsumen.

***

Sonic branding atau identitas suara, bukan hanya milik perusahaan besar tetapi juga oleh pelaku UMKM. Integrasikan identitas sonic branding mereka di setiap ‘titik sentuh’ dengan konsumen. Hal ini tidak hanya membuat mudah diingat, tetapi juga dikenali oleh konsumennya.

Dengan mengadopsi strategi ini, UMKM dapat menciptakan keberbedaan yang unik dan meningkatkan kepercayaan konsumen. 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. https://apiar.org.au/wp-content/uploads/2017/01/1_APCCR_NOV_BRR709_BUS_1-16.pdf
  2. https://www.forbes.com/sites/charlesrtaylor/2023/07/31/the-need-to-be-heard-why-sonic-branding-is-growing-in-importance/?sh=4cf5e782673a
  3. https://www.audiocipher.com/post/sonic-branding
  4. https://rebelinteractivegroup.com/blog/sonic-branding-leveraging-the-power-of-sound-for-your-brand/
  5. https://www.clickz.com/spotify-brand-marketing/
  6. https://fabrikbrands.com/guide-to-sonic-branding/
  7. https://mademusicstudio.com/blog/infographic-30-70/
  8. https://logomakerr.ai/blog/sonic-branding-in-the-digital-era/