Tips digital marketing - Di bulan Juli 2023 lalu, Bank Indonesia merilis hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode tersebut dengan nilai acuan mencapai 123,5. Dilansir dari CNBC Indonesia, angka ini turun dari skor IKK bulan Juni 2023 sebesar 127,1. Artinya, keyakinan masyarakat untuk berbelanja, akhir-akhir ini sedang ada di titik yang cukup rendah dan terus menurun. Prediksi yang beredar meramalkan bahwa kondisi ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun. 

Data tersebut rasanya masuk akal, mengingat bagaimana para pedagang dari berbagai belakangan mengeluhkan turunnya penjualan dan sepinya pembeli. Sebenarnya, apa penyebab dari fenomena ini? Bagaimana pengusaha kecil dan menengah bisa mengatasinya secara efektif?


Turunnya Daya Beli Masyarakat Berimbas Lemahnya Penjualan Produk Lokal

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, berpendapat bahwa turunnya nilai IKK disebabkan oleh daya beli masyarakat yang saat ini sedang menurun. Menurutnya, penurunan ini terjadi setelah masyarakat jor-joran berbelanja di masa-masa dua kali Lebaran pada bulan April - Juni lalu. Sementara di bulan Juli hingga saat ini, mereka cenderung menahan diri untuk bersiap-siap menghadapi pengeluaran rutin tengah tahun seperti biaya awal sekolah anak, seragam,  belanja bulanan, dan lain-lain. 

Ia menambahkan, bahwa masyarakat yang menahan pengeluaran ini umumnya berpenghasilan di bawah Rp 5 juta. Selain daya beli, lesunya kegiatan ekonomi juga cukup mungkin disebabkan oleh inflasi. Kenaikan harga barang-barang yang diatur oleh pemerintah, seperti bahan bakar dan tiket transportasi udara, mempengaruhi kegiatan ekonomi. Daya beli yang rendah dan inflasi, umumnya akan membuat masyarakat memilih untuk tidak boros dan memperbesar tabungan. 

Di samping itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyoroti pula banjirnya produk impor di lokapasar (e-commerce) lokal. Pedagang memang orang lokal, namun yang dijajakan adalah produk luar negeri.  "Banjir produk impor murah yang dijual secara dumping di halaman depan telah membuat produk lokal sekarat," ujar Teten di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Jika memang hal ini terjadi, produk lokal yang diproduksi UMKM lokal bisa kalah saing, bangkrut, dan berimbas pada meningkatnya angka pengangguran. Banyaknya pengangguran berarti banyak pula masyarakat yang tak berpenghasilan. Hasilnya, daya beli mereka turun dan pasar lokal pun ikut lesu karena hampir tak ada barang yang terjual.

Baca Juga: Strategi Stealth Marketing, Teknik Pemasaran Unik yang Ciptakan Pengalaman Berkesan Bagi Pelanggan


4 Tips Digital Marketing, Langkah Tepat Menangkis Turunnya Penjualan 

Peningkatan kualitas produk UMKM dalam persaingan dengan produk impor tentu adalah masalah besar yang harus diselesaikan langsung oleh pemerintahan terkait. Meski begitu, untuk sementara, kita bisa menerapkan hal-hal berikut untuk menggenjot penjualan :

1. Transformasi Digital di Semua Sisi

Seperti yang dikatakan Teten Masduki, transformasi digital pada sektor bisnis di Indonesia masih belum bisa menggantikan sistem tradisional secara maksimal. Hal ini karena transformasi tersebut hanya tumbuh pesat di sisi hilir (pedagang, toko, retail), namun lemah di sisi produksi (produsen, petani, nelayan, dll). 

Dilansir dari Republika, riset dan pengembangan berbasis teknologi di sektor produksi, seperti pertanian dan perkebunan, harusnya dikuatkan. Saat ini, dua start-up yang berfokus ke ranah tersebut hanya ada dua, yaitu e-Fishery (perikanan) dan Hara (pendataan aset pertanian, distribusi pupuk).

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita harus segera masuk ke ranah digital, secepat mungkin. Manufaktur di negara lain telah secara keseluruhan memanfaatkan teknologi digital dan menjadi semakin terintegrasi karenanya. Sebagai pedagang kecil, dari segi penjualan kita bisa mendaftar dan membuka lapak di e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak.

Tak cuma penjualan, UMKM juga harus meningkatkan aktivitas di media sosial, seperti Facebook, Instagram dan TikTok. Buatlah akun media sosial untuk mempromosikan produk dan jasa yang kita jual. Ketiga media sosial tersebut kini sudah punya fitur iklan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat lebih banyak orang melihat produk kita. Tak hanya itu, kita juga bisa menempatkan link penjualan di profil akun media sosial agar calon pembeli bisa langsung terhubung ke lapak e-commerce kita dengan sekali klik.

2. Buat Konten Yang Menarik

Setelah memiliki akun di berbagai media sosial, langkah selanjutnya adalah membuat dan mengedarkan konten. Ya, banyak akun tak menjamin produk kita laku. Kuncinya ada di konten yang menarik. Unggahlah foto-foto produk yang menarik di Facebook dan Instagram. Gunakan kedua kanal ini sebagai etalase digital dagangan kita. 

Sementara di TikTok, kita harus bisa mengemas penjelasan tentang produk dalam satu video pendek yang padat. Informasikan kelebihan dan keunikan produk kita, bahan yang digunakan, manfaatnya, serta harga barang tersebut. Padukan pula dengan musik yang catchy dan sedang tren belakangan ini. 

Meski terlihat sederhana, namun biasanya calon pelanggan tak akan puas hanya dengan informasi produk. Penuhi rasa penasaran mereka dengan memberikan konten lain, terutama berkaitan dengan hal-hal yang sedang trending. Tak cuma itu, kita bisa juga membuat konten lucu yang mengundang tawa seperti yang biasa dilakukan brand Tenue de Attire untuk media sosial mereka. Lewat konten-konten seperti ini, orang-orang yang menonton akan lebih mengenal produk kita dan penasaran untuk membeli.

Baca Juga: Membuat Content Plan di Media Sosial, Berikut Langkah yang Perlu Kamu Terapkan

3. Pastikan SEO Digunakan Secara Optimal

Tentunya akan percuma jika konten kita bagus, namun calon pelanggan potensial tak ada yang melihatnya. Karena itulah, kita harus mengoptimalkan penggunaan SEO. Artinya, buatlah konten yang sesuai dengan karakter target pasar kita. Gunakan pula keyword alias kata kunci yang tepat agar konten kita sering terlihat di halaman akun pelanggan potensial.

Keyword dan SEO yang akurat akan membantu kita menjangkau calon pelanggan dengan karakteristik target pasar yang sesuai. Misalnya, produk kita adalah skincare modern dengan target pasar perempuan dan laki-laki di usia remaja hingga dewasa. Maka, kita harus membuat konten yang tidak hanya mengiklankan manfaat dan keunggulan skincare yang kita jual, namun juga berhubungan dengan isu remaja terkini. Jangan lupa, gunakan juga bahasa yang ringan dan gaul.

Konten yang seperti ini akan menarik bagi target pasar kita tadi. Jika konsisten, nantinya algoritma media sosial (Instagram, TikTok, dll) akan membaca dan mengarahkan konten kita ke halaman akun yang sesuai target pasar. Artinya, akan semakin banyak muda-mudi remaja dan dewasa yang melihatnya dan berpotensi menjadi pembeli. Semakin rajin kita berkonten dengan cara kreatif, akan semakin banyak pula followers dan perhatian calon pelanggan yang diraih.

4. Buatlah Promosi Terencana

Mengadakan promosi atau diskon besar merupakan salah satu cara klasik meningkatkan angka penjualan. Meski begitu, saat ini kita tak hanya harus turun ke jalan, melainkan juga bergerilya di dunia maya untuk memberitahu keuntungan ini pada pelanggan. Jika di pasar atau mall biasa diskon yang kita tawarkan tak lagi dilirik, maka sudah saatnya memperluas jangkauan promosi ke ranah online. 

Setelah membuat toko online di e-commerce, akan ada beberapa fitur promosi yang kita pilih, seperti Gratis Ongkir, Potongan 20%, dan sebagainya. Bagi pelapak baru, potongan harga yang ditawarkan pun lebih banyak jumlahnya. Manfaatkanlah tawaran tersebut untuk membuat toko kita lebih unggul soal harga di mata calon pelanggan.

Di samping itu, kita juga harus mengumumkan promosi di media sosial. Di sana, kita bisa lebih kreatif lagi dengan mengadakan gimmick seperti Buy One Get One (Beli Satu Dapat Satu), membuat paket Bundling dan mempromosikannya dengan copywriting yang apik, serta menawarkan potongan harga untuk jumlah pembelian tertentu. Selain itu, teman-teman juga bisa mengadakan Giveaway, Kuis, maupun lomba dan kompetisi lain yang hadiahnya berupa produk kita. 

Meski tidak meningkatkan penjualan secara signifikan, namun gaya promosi ini bisa efektif dalam meningkatkan brand awareness. Apalagi untuk pelaku UMKM yang statusnya baru saja merintis penjualan secara online.Semakin populer brand kita di media sosial, akan semakin mudah pula menarik kepercayaan calon pelanggan untuk membeli.

Nah, itu tadi 4 strategi ampuh yang bisa bantu bisnis kita berkembang secara online. Di era digital saat ini, merintis eksistensi brand lewat internet menjadi salah satu cara paling efektif untuk bertahan, dan bahkan mencatat lebih banyak penjualan. Sepinya pembeli di toko-toko fisik bisa saja kita tutupi dengan mulai lebih aktif berjualan dan promosi di berbagai media online. Jadi,tak ada lagi alasan untuk menolak perkembangan zaman dan mulai membuka lapak di toko online. Yuk, mulai go digital untuk terus naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi : 

  1. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230809063741-4-461300/pak-jokowi-ada-gejala-belanja-warga-ri-mulai-lesu-nih
  2. https://ekonomi.republika.co.id/berita/s0z1ii502/jeritan-pedagang-offline-sepi-pembeli-teten-ekonomi-baru-jangan-matikan-ekonomi-lama
  3. https://www.marketeers.com/penjualan-lesu-berikut-3-growth-marketing-strategy-yang-layak-dicoba/