Sumber: Freepik

Halo Sahabat Wirausaha, pernahkah merasa puas dengan pencapaian bisnis? Nah, jika belum merasa puas, Anda bisa mencari benchmark untuk menjadi tolok ukur keberhasilan. Apa itu benchmark? Mari kita bahas dalam artikel berikut.


Definisi Benchmark

Benchmark atau tolak ukur merupakan sebuah standar atau referensi untuk membandingkan sesuatu. Benchmark juga bisa didefinisikan sebagai praktik dalam membandingkan proses dan kinerja suatu organisasi dengan organisasi sejenis yang melakukan praktik terbaik di suatu industri atau perusahaan. Misalnya, ketika ingin membuka toko yang menjual boba buatan sendiri, Sahabat Wirausaha dapat melakukan benchmark dengan berbagai merek boba untuk melihat perbandingan rasa dari boba yang akan di jual nantinya.

Baca Juga: Cerita Inspirasi, Bhoomi Art

Baca Juga: Mengenal Standar SNI Untuk Produksi

Dengan melakukan benchmark atau tolak ukur, Sahabat Wirausaha dapat membuat bisnis menjadi menjadi lebih baik. Proses benchmark dapat dilakukan di berbagai aktivitas perusahaan, tidak hanya proses produksi saja. Proses benchmark dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:

  1. Mengidentifikasi proses yang perlu perbaikan dengan meneliti seluruh proses yang paling memakan banyak waktu dan biaya. Sebelum menentukan akan melakukan benchmark, Anda harus mengidentifikasi setiap proses produksi yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika Anda mau menjual boba tetapi boba yang dihasilkan kurang kenyal karena tepung yang digunakan kurang sesuai atau alat produksi kurang memadai.
  2. Menentukan perusahaan yang menjadi benchmark. Setelah menemukan masalah yang perlu diperbaiki, tentukan perusahaan mana yang tepat dijadikan benchmark. Misalnya untuk kasus boba, mungkin Anda bisa membeli boba di pusat perbelanjaan untuk membandingkan rasanya sehingga bisa mengetahui mana rasa yang paling digemari konsumen.
  3. Mempelajari proses yang lebih baik dari organisasi yang dijadikan benchmark. Pengamatan saat melakukan benchmark bukan hanya terbatas pada produk yang dijual tetapi juga proses yang menyertai penjualan produk. Misalnya, produk boba yang ada di pusat perbelanjaan memiliki program customer loyalty untuk membuat konsumen selalu membeli karena memberlakukan promo beli 10 gelas gratis 1 gelas. Anda tidak perlu sampai mewawancarai pemiliknya, cukup melakukan pengamatan dengan seksama.
  4. Membuat perencanaan proses yang akan dijalankan di bisnis setelah mendapatkan ilmu di tempat benchmark. Tidak cukup hanya mengetahui inovasi yang dapat dilakukan, Anda juga harus membuat rencana aksi untuk proses perbaikan nantinya. Jangan sampai Sahabat Wirausaha terkesima dengan inovasi dari benchmark tetapi ternyata tidak cocok dijalankan oleh Sahabat Wirausaha.
  5. Menentukan target dari proses yang telah diperbarui. Adanya ide atau inovasi tentunya harus diimbangi dengan target baru sehingga Anda bisa mengevaluasi apakah inovasi itu membuat bisnis lebih baik atau justru semakin terpuruk.
  6. Mengkomunikasikan penemuan dan proses yang akan diperbaiki kepada pihak terkait, misalnya tim manajemen dan karyawan.
  7. Menjalankan memantau hasil dari perubahan. Pemantauan (monitoring) dan evaluasi sangat dibutuhkan untuk perbaikan di masa depan.

Baca Juga: Komponen Konten Pemasaran

Dengan langkah-langkah tersebut, Sahabat Wirausaha akan mendapatkan hasil yang optimal dan efisien dalam menjalankan bisnis. Semoga bermanfaat!