Tasty meal with sambal arrangement

Mendengar brand Ayam Penyet Bandung (APB) mendulang berbagai kesuksesan dengan 8 cabang outletnya, tidak terlepas dari tangan dingin Erna Sari sebagai pemilik. Kegigihan dan kreativitas beliau nyata membawa Ayam Penyet Bandung (APB) terus eksis sejak didirikan di tahun 2013. Bermula dari merosotnya bisnis beliau di bidang jual beli handphone, nyatanya membawa jalan baru bagi Ibu satu ini. Keadaan bisnis yang tidak baik saat itu dan kegigihan sebagai seorang single parent, membawa beliau pada ide bisnis baru, Ayam Penyet Bandung (APB). Tapi bagaimana bisnis yang berawal dari emperan pinggir toko ini dapat melejit menjadi restoran besar dengan 8 Cabang? Sahabat Wirausaha, yuk kita lihat perjalanan bisnis dari Ibu cantik satu ini!

Baca Juga: Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner Ayam Bakar KO

Walau terlihat cepat memulai bisnis baru ketika dalam kegagalan, Erna memulai bisnisnya dengan hati-hati. Awal tahun 2013, beliau mulai memikirkan konsep bisnis yang tepat, mulai dari menentukan makanan, nama brand, melakukan pengumpulan database supplier bahan baku, dan konsep yang akan ditawarkan. Dikutip dari Merdeka.com, Jessica Gautama, Head of Marketing Populix mengatakan bahwa, memulai bisnis memanglah harus memiliki data dan riset yang kuat untuk dapat menyatu dengan pasar.

Mungkin ini adalah kunci awal kesuksesan, Ayam Penyet Bandung (APB) sebagai bisnis baru yang menawarkan konsep ayam penyet dengan ciri khas masakan sunda. Bahkan ketika Erna memutuskan untuk memilih bisnis kuliner dibandingkan bidang lain, pertimbangan beliau dengan melihat keahlian yang dimiliki, serta kesukaannya dalam kuliner, merupakan sebuah bentuk riset pribadi yang tentunya dapat Sahabat Wirausaha ikuti ketika bingung memulai bisnis apa.

Baca Juga: Peluang Pasar: Ayam Geprek

7 Juli 2013 adalah awal sejarah baru Ayam Penyet Bandung (APB), Erna Sari memulai bisnisnya di pinggir jalan dekat dengan toko handphone miliknya. Tidak disangka konsep cara makan khas sunda, serta rasa yang tentunya enak, membuat Ayam Penyet Bandung (APB) disukai banyak orang. Ramainya serbuan pembeli Ayam Penyet Bandung (APB) membuat Erna mulai mempekerjakan karyawan untuk membantu kala itu.

Tidak berhenti di sana, Ayam Penyet Bandung (APB) yang awalnya dibuka di pinggir jalan mulai dari jam 3 sore sampai jam 11 malam, mulai melebarkan sayap di tahun 2014 dengan membuka outlet di kantin-kantin kantor. Melihat setengah cerita inspirasi ini mungkin Sahabat Wirausaha jadi bertanya-tanya, kapan sebaiknya melakukan ekspansi bisnis?

Bermula dari bahan pembuatan ayam penyet yang tidak dapat digunakan keesokan sorenya, dikarenakan Ayam Penyet Bandung (APB) selalu mengutamakan bahan baku yang fresh. Erna sebagai pemilik kemudian berikir bagaimana bahan tersebut tidak terbuang dan tetap digunakan dengan fresh sebagai bahan baku.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Hal inilah yang membuat beliau mulai membuat ekspansi Ayam Penyet Bandung (APB) di tiap kantin-kantin yang tentunya dapat berjualan mulai dari pagi hari. Salah satu visi beliau membuat bisnis ini sebagai alat membuka lapangan pekerjaan baru untuk orang banyak juga semakin mendorong kreativitas beliau melakukan ekspansi bisnis. Seberapa penting sebuah bisnis memiliki visi? Mari kita bedah bersama ya Sahabat Wirausaha.

Dikutip daru qubisa.com, menurut Tri Raharjo, CEO Trans CO Indonesia dan Founder Info Brand Group, seorang pebisnis haruslah memiliki konsep manajemen bisnis dengan pola pikir inovatif dan salah satunya dapat dicapai melalui visi misi. Ibu Erna dengan visinya mampu berpikir kreatif untuk mengembangkan lebih bisnis Ayam Penyet Bandung (APB). Dari sebuah emperan bisnis, lalu mulai membuka outletnya di hampir 9 cabang saat sebelum pandemi COVID-19.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner


Ayam Penyet Bandung (APB) di Masa Pandemi COVID-19: Mengubah Kesulitan Sebagai Kesempatan

Pandemi COVID-19 memang menjadi pukulan besar bagi tiap pengusaha UMKM, tidak terkecuali Ayam Penyet Bandung (APB). Nyatanya saat itu ketika berbagai aktivitas berjualan dilarang, beliau terpaksa harus menutup sementara lima gerainya. Bukanlah Erna Sari jika harus berhenti pada sebuah keadaan sulit, beliau ternyata dapat mengubah kesulitan menjadi sebuah peluang baru. Erna Sari kemudian mengembangkan bisnis Ayam Penyet Bandung (APB) kepada menu ayam olahan frozen dan sambal cuerik yang menjadi menu andalan di restoran Ayam Penyet Bandung (APB). Menu tersebut dijual melalui berbagai market place.

Tidak disangka perluasan produk ini mendapat sambutan baik, Ayam Penyet Bandung (APB) kini dapat menjual olahan sambal di retail nasional, salah satunya di pusat perbelanjaan Sarinah. Ayam Penyet Bandung (APB) bahkan terpilih di berbagai kompetisi UMKM dan sambal ceurik terpilih sebagai produk Shopee ekspor. Erna Sari membuktikan bahwa omzet yang terjun bebas, ternyata dapat ditingkatkan melalui kreativitas.

Baca Juga : Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas

Ayam Penyet Bandung (APB) kini mengembangkan pola kerjasama franchise untuk mengembangkan bisnisnya. Apa sih pola kerjasama franchise Sahabat Wirausaha? Dikutip dari Mokapos.com, franchise adalah bentuk kerja sama antara pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektual dari nama, merek dagang, dan sistem operasi usahanya. Penerima waralaba nantinya diwajibkan untuk membayar franchise fee dan royalti fee kepada pemberi waralaba. Pola kerjasama ini tentunya dapat Sahabat Wirausaha pakai untuk mempercepat perluasan usaha, tanpa memerlukan modal besar.

Tapi bagaimana Ayam Penyet Bandung (APB) membangun brand mereka untuk dapat dijual kepada penerima waralaba (franchisee)?

Tahun 2018 adalah awal titik balik kedua bagi Ayam Penyet Bandung (APB) setelah sebelumnya membuka beberapa cabang di kantin-kantin. Erna Sari mulai memperdalam ilmu bisnisnya dengan bergabung dalam program OK OCE yang dikelola oleh Pemprov Jakarta Barat. Beliau mulai membenahi pencatatan keuangan. Di tahun berikutnya beliau terpilih mewakili Kecamatan Kedoya untuk mengikuti program We Learn yang diadakan UKM Indonesia. Pelatihan mulai dari tingkat kecamatan sampai dengan nasional membuat Erna Sari mulai membenahi bisnisnya dengan mengurus berbagai izin dan sertifikasi yang dibutuhkan untuk bisnis kuliner. Melalui pelatihan beliau belajar membuat proposal bisnis yang tentunya membantu dalam pembuatan franchise Ayam Penyet Bandung (APB) sehingga memiliki omzet ratusan juta.

Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM

Sebuah kunci kesuksesan lain yang dapat dilihat dari Erna Sari sebagai owner dari Ayam Penyet Bandung (APB) adalah keinginan beliau untuk belajar, serta bersosialiasi dengan para pelaku bisnis lainnya.Penting untuk para pelaku UMKM untuk dapat saling berkolaborasi, baik untuk menciptakan produk bersama, atau memecahkan permasalahan bersama. Terutama saat menghadapi kenaikan bahan baku yang tinggi, para pelaku usaha diharapkan mampu tetap menjaga kualitas barang produksi dengan harga yang terjangkau.

Erna Sari bersama para pelaku usaha kuliner ayam penyet lain melakukan transaksi bersama atau sering disebut crowd purchasing. Tentunya harga bahan baku menjadi lebih murah ketika dibeli dalam wholesale atau grosir dibandingkan membeli dalam jumlah eceran. Ayam Penyet Bandung (APB) nyatanya dapat membuktikan bahwa lawan bisnis dapat menjadi rekan bisnis dengan melakukan berkolaborasi bersama. Sahabat Wirausaha perlu dicatat pentingnya membangun relasi dengan para pelaku bisnis lainnya, karena dengan begitu para pelaku usaha tentunya dapat saling bertukar informasi mengenai pelatihan, lomba, bantuan modal, serta program menarik lainnya.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.