Strategi Memasuki Pasar Global Lewat Amazon - Sahabat Wirausaha, sadar nggak sih, kalau persaingan di dunia perdagangan ini semakin kompetitif? Untuk menyiasati hal ini, kita perlu strategi dalam menempatkan bisnis kita agar menemui pelanggan yang tepat dan meningkatkan penjualan. Salah satu channel yang dapat kita gunakan dan kembangkan adalah berjualan melalui digital marketplace, seperti Amazon.

Hasil riset yang dilakukan oleh GoodStats menunjukkan bahwa Amazon merupakan situs penjualan dengan kapitalisasi atau nilai pasar terbesar di dunia pada Januari 2023 yaitu sebesar 971,91 miliar dollar AS (Rp14,759 triliun) dan memiliki 9,5 juta penjual yang terdaftar di situs Amazon secara global (SellerApp, 2023).

Tak hanya itu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Jungle Scout pada Februari 2023, 45% penjual Amazon menghasilkan 1,000 dollar AS (Rp15,186 juta) hingga 25.000 dollar AS (Rp379,658 juta) per bulannya lho. Itulah mengapa kita perlu membuat toko di Amazon untuk memperluas target pasar usaha kita. Yuk, kita simak cara dan strategi sukses untuk berjualan di Amazon pada artikel ini!


Mengapa Perlu Berjualan di Amazon?

Ada beberapa alasan mengapa Sahabat Wirausaha perlu mencoba platform Amazon untuk mengekspor, yaitu:

1. Memperluas Penjualan ke Pasar Global

Melalui marketplace Amazon, kita dapat memasarkan produk kita ke pasar global di lebih dari 200 negara. Beberapa negara yang dapat kita jangkau adalah:

  • Amerika (AS, Kanada, dan Meksiko).
  • Eropa (Spanyol, Prancis, Italia, Jerman, Swedia, Belanda, Polandia, Turki, dan Inggris).
  • Timur Tengah (UEA, Arab Saudi).
  • Asia Pasifik (India, Jepang, Singapura dan Australia).

Baca Juga: Daftar Pameran Dagang di Eropa, Peluang Promosi Produk UMKM di Kancah Global!

Negara

Penjualan Tahun 2022
(Miliar Dollar AS)

Perkiraan Penjualan Tahun 2027 (Miliar Dollar AS)

Amerika Serikat

450.7

759.1

Jerman

85.4

147.2

Inggris

67.6

120.8

Italia

19.5

35.2

Kanada

12

21.8

Proyeksi 5 Pasar Terbesar Amazon 2022 hingga 2027
Sumber:
Statista

2. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Berdasarkan dari survei yang dilakukan oleh Zippia, ada lebih dari 197 juta pengguna aktif bulanan yang menggunakan Amazon pada tahun 2022. Sementara itu, dari survei yang dilakukan oleh Feedvisory pada 2000 pengguna Amazon, 87% pengguna lebih sering membeli produk dari Amazon daripada melalui situs e-commerce lainnya.

Data di atas menandakan bahwa pengguna Amazon mempercayai Amazon sebagai tempat perbelanjaan mereka. Sehingga jika kita berjualan di Amazon, toko kita dinilai kredibel dan juga dipercaya oleh pelanggan.

3. Menekan Biaya Operasional

Berjualan online dapat menekan biaya operasional bisnis lho, Sahabat Wirausaha. Kita dapat mengurangi biaya sewa tempat penjualan, mengurangi biaya pemasaran secara offline, dan menghemat biaya inventaris.


5 Strategi Sukses Memasuki Pasar Global Lewat Amazon

Bagaimana jika kita tinggal di Indonesia, namun ingin menjual produk kita ke Amerika Serikat? Atau bahkan, Eropa? Tenang saja Sahabat Wirausaha, melalui Amazon, kita dapat menembus pasar global lho. Simak 5 strategi untuk menembus pasar global melalui Amazon dibawah ini!

1. Menganalisis Model Bisnis yang Akan Digunakan

Menganalisis model bisnis bertujuan untuk mengetahui strategi mengidentifikasi produk, menetapkan target pasar, memposisikan produk di pasar, dan merencanakan anggaran bisnis. Beberapa model bisnis yang dapat diimplementasikan adalah:

a. Private label (Label Pribadi)

Istilah private label merupakan produk hasil produksi perusahaan lain yang dibeli oleh bisnis kita, kemudian kita jual kembali dengan branding produk kita dan harga yang lebih murah dari pasar. Contohnya adalah air mineral kemasan milik Alfamart yang dijual dengan harga lebih rendah dari air mineral kemasan lainnya, atau tisu milik Superindo dengan nama merek 365. Tujuannya adalah untuk meningkatkan margin laba dan menjangkau target pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, model bisnis ini sering digunakan oleh industri ritel.

Baca Juga: 5 Strategi Sukses BLACKPINK di Kancah Musik Global, Bisa Diadaptasi untuk Produk UMKM

b. Grosir

Bisnis model grosir merupakan sebuah bisnis yang membeli barang dalam jumlah besar dengan harga murah dari produsen, kemudian produk tersebut disimpan untuk dijual kembali dalam jumlah kecil dan harga lebih tinggi ke pengecer maupun ke pelanggan akhir. Beberapa contoh usaha grosir yang dapat diterapkan oleh UMKM adalah bisnis grosir pakaian, kosmetik, sayur dan buah-buahan, frozen food, makanan dan minuman ringan, serta sembako.

c. Ritel

Ritel merupakan model bisnis yang menjual produk langsung kepada konsumen untuk dikonsumsi pribadi, berbeda dengan grosir yang produknya masih dapat dijual kembali melalui pengecer. Contoh bisnis model ritel adalah minimarket, supermarket, hypermarket, department store, showroom mobil atau motor, toko buku, toko perhiasan, toko mainan, apotik, dan restoran.

d. Dropshipping

Dropshipping merupakan model bisnis yang memungkinkan kita untuk menjual produk ke konsumen tanpa menyetok dan menyimpan produk yang akan kita jual. Ketika pelanggan memesan produk di toko kita, kita akan meminta produsen untuk mengirimkan produk tersebut ke pembeli secara langsung, karena kita tidak mempunyai stok produk tersebut.

Model bisnis ini minim kerugian dan membutuhkan modal sedikit, sehingga cocok digunakan oleh UMKM. Contoh produk yang dapat dijual melalui dropshipping adalah kosmetik, pakaian, aksesoris, gadget, furnitur, dan produk-produk FMCG.

e. Handmade atau Buatan Tangan

Model bisnis handmade mengacu pada suatu bisnis yang menjual produk hasil buatan tangan sendiri dan umumnya tidak diproduksi dalam jumlah besar. Model bisnis ini sering digunakan oleh UMKM sebagai produsen tangan pertama.

2. Menentukan Negara Tujuan Ekspor

Untuk menentukan negara tujuan ekspor, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan riset dan kajian pasar untuk mengetahui negara manakah yang cocok menggunakan produk kita? Lalu, kita lakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dari segi perilaku, geografi, demografi, dan psikografi untuk membandingkan kelebihan, kelemahan, peluang, serta hambatan yang muncul antara produk kita dengan kandidat potensial negara tujuan ekspor.

Ketahui pula neraca perdagangan kandidat negara tujuan ekspor, gunanya untuk mengetahui apakah kegiatan ekspor yang kita lakukan akan menguntungkan untuk kita atau tidak. Setelah menetapkan negara yang akan dituju dan produk yang akan dijual, kita juga harus mempelajari bahasa lokal setempat yang digunakan untuk mengoperasikan bisnis. Kemahiran bahasa lokal berguna untuk memahami cara terbaik untuk memposisikan dan mempromosikan produk kita lho, Sahabat Wirausaha.

Baca Juga: Ebay Indonesia, Berikut 4 Tips Jitu Mengobservasi Pasar Global

Kemudian, kita juga harus mempelajari hukum yang berlaku di negara tujuan, karena setiap negara mempunyai persyaratan hukum perdagangan, hukum kesehatan, hukum keamanan produk, hukum lingkungan, ketentuan pajak bea dan cukai, hak cipta dan perlindungan konsumen yang berbeda.

Lakukanlah riset dan pahami undang-undang dan ketentuan yang menjadi tanggung jawab kita. Sebagai contoh adalah penggunaan sertifikat GMP atau Good Manufacturing Practices di Amerika Serikat yang diatur oleh FDA (Food and Drugs Administration) yang jika di Indonesia diatur oleh BPOM dan penyerapannya menjadi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), dan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik). Maka dari itu, kita harus melakukan sertifikasi GMP yang diakui secara internasional untuk mengekspor ke area yang membutuhkan sertifikasi ini.

3. Menyusun Strategi Pasar

Salah satu cara untuk mengevaluasi strategi memasuki pasar internasional adalah dengan menggunakan kerangka kerja pemasaran 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Placement (Penempatan), dan Promotion (Promosi).

a. Product (Produk)

Kenali dan pahami budaya, iklim, dan demografi negara yang dituju agar penempatan produk kita berhasil. Produk apakah yang laris manis terjual? Mengapa produk tersebut paling banyak terjual? Apakah produk tersebut sesuai dengan negara yang menjadi target pasar kita?

Ada baiknya bila kita tidak hanya menjual 1 produk saja, karena dengan banyaknya pilihan produk berarti eksposur pencarian pelanggan akan lebih tinggi ke daftar produk kita. Dari hal ini, kita juga dapat mengetahui produk manakah yang dapat berhasil di pasar target. Setelah itu, tinjau dan pahami kekuatan serta kelebihan kompetitor untuk kategori produk kita di negara yang dituju dan tentukan harga jual produk yang kompetitif.

b. Price (Harga)

Berjualan melalui Amazon berarti harus menyesuaikan diri dengan biaya tambahan yang dapat mengubah profitabilitas penjualan Sahabat Wirausaha. Beberapa biaya yang harus dipikirkan adalah:

  1. Biaya pengiriman saat mengirimkan produk ke pelanggan internasional.
  2. Biaya pengiriman jika terdapat pengembalian produk.
  3. Biaya pengiriman untuk mengirimkan inventaris kita ke pusat pemenuhan di luar negeri bila menggunakan Fulfillment by Amazon.
  4. Biaya dukungan pelanggan jika menyediakan layanan dalam bahasa lokal atau menyewa penyedia pihak ketiga untuk mengelola dukungan bahasa pelanggan.
  5. Biaya konversi terkait dengan pembayaran dalam mata uang Indonesia.
  6. Biaya terjemahan untuk mencantumkan ASIN (Amazon Standard Identification Number) dalam bahasa lain.
  7. Biaya servis penjualan yang dikenakan oleh Amazon.
  8. Pajak dan bea sesuai ketentuan negara tujuan.

Setelah memasukkan komponen biaya tersebut ke dalam perhitungan biaya operasional, barulah kita dapat menetapkan harga jual produk yang tepat di pasar.

Baca Juga: 11 Metode dan Cara Pembayaran Perdagangan Global

c. Placement (Penempatan)

Penempatan mengacu pada cara untuk mengoptimalkan channel penjualan agar konsumen dapat menemukan dan membeli produk kita. Dalam hal ini, Amazon menyediakan fitur Fulfillment by Amazon agar kita dapat mengelola penjualan online dari satu tempat inventaris yang sama.

d. Promotion (Promosi)

Agar produk kita lebih dikenal oleh pelanggan, kita dapat mengiklankan produk di marketplace, membuat kampanye marketplace di tanggal kembar (seperti 1.1, 2.2, dan tanggal kembar lainnya), memberikan diskon, dan mengaktifkan pengiriman gratis.

4. Membuat Akun Penjual dan Mendaftarkan Produk

Tahap selanjutnya adalah menyiapkan akun penjual di Amazon sesuai dengan negara yang dituju. Jika kita mendaftar sebagai penjual individu, maka akan dikenakan biaya sebesar $0.99 (15 ribu rupiah) untuk setiap produk yang terjual. Namun jika kita mendaftar sebagai penjual profesional, maka akan dikenakan biaya sebesar $39.99 (606 ribu rupiah) per bulannya dan tidak dikenakan biaya untuk setiap produk yang terjual.

Alur Proses Mendaftar Akun Amazon

Setelah membuat akun penjual, kita kemudian mendaftarkan produk yang akan dijual di toko kita. Pada saat mendaftarkan produk, kita harus memperhatikan komponen informasi produk yang harus terisi, seperti identitas produk (UPC, EAN, atau ISBN), judul produk, deskripsi produk, foto produk dan kata kunci produk.

5. Menetapkan Metode Pemenuhan dan Pengiriman Produk

Terdapat dua (2) metode untuk memenuhi dan mengirimkan produk kita. Pertama adalah Fulfillment by Amazon (FBA), dimana kita mengirimkan produk ke pusat gudang Amazon yang telah ditentukan dan FBA akan menangani pengambilan, pengepakan, dan pengiriman produk serta melayani pelanggan setiap harinya.

Model Bisnis Fulfillment by Amazon

Kedua adalah Fulfillment by Merchant (FBM), dimana dengan metode ini kita mengatur pengiriman dan pemenuhan produk ke pasar global secara mandiri tanpa bantuan Amazon. Dari Indonesia, kita bisa mengirimkan produk ke luar negeri melalui jasa ekspedisi internasional seperti DHL atau FedEx.

Baik metode FBA dan FBM mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, seperti terlampir di tabel bawah ini:


Fulfillment by Amazon (FBA)

Fulfillment by Merchant (FBM)

Kelebihan

  • Pengiriman diatur oleh Amazon.
  • Tidak memerlukan gudang pribadi untuk menaruh inventaris.
  • Mendapatkan badge khusus yang menandakan bahwa terdaftar FBA, sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan.
  • Margin laba yang dihasilkan lebih besar, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk jasa Amazon.
  • Dapat mengontrol kebutuhan inventaris produk secara mandiri.

Kekurangan

  • Memerlukan biaya tambahan yang dapat memakan margin keuntungan jika kita menjual barang -barang besar, berat dan/atau murah.
  • Membutuhkan biaya lebih untuk menyediakan sumber daya manusia, waktu, serta tempat untuk mengurus inventaris.

Nah, itu dia lima strategi yang dapat kita gunakan saat ingin berjualan melalui Amazon. Nyatanya, berjualan di Amazon juga akan meningkatkan integritas bisnis kita dan mendapatkan pengakuan lebih dari pelanggan lho, Sahabat Wirausaha.

Ketika akan mengirimkan produk ke pembeli internasional, jangan lupa perhatikan kualitas produk dan pastikan bahwa produk telah memenuhi standarisasi internasional ya. Yuk bersama-sama kita tembus pasar global, saatnya UMKM naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber:

  1. Repricer Express, 2023
  2. Influencer Marketing Hub, 2022
  3. Feedvisor. 2022. The 2022 Amazon Consumer Behavior Report.
  4. Amazon, 2023
  5. Jurnal, 2022