Bagi Sahabat Wirausaha pelaku bisnis produk fesyen, harus tahu mengenai sertifikasi bisnis hijau untuk produk fesyen. Mengapa? Karena sebagai pelaku bisnis harus berupaya untuk memenuhi standarisasi lingkungan hidup di tempat usaha berlaku.
Salah satu cara yang paling efektif untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan memiliki sertifikasi usaha dalam bidang lingkungan hidup yang akan memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha, terutama pebisnis lestari. Dengan memiliki sertifikasi lingkungan, berarti pebisnis lestari tersebut sudah mampu menyediakan jaminan bagi konsumen bahwa produk yang dijual atau jasa yang diberikan sudah memenuhi kriteria dan regulasi pelestarian lingkungan yang ada.
Sertifikasi Bisnis Hijau Untuk Produk Fesyen, Kenali Manfaatnya
Bagi pelaku bisnis, sertifikasi lestari tentu saja menguntungkan dari berbagai sisi. Dari segi ekonomi, kepemilikan sertifikasi ini akan membantu menargetkan pasar yang lebih eksklusif yaitu kepada masyarakat yang peduli terhadap lingkungan serta memperluas transparansi perusahaan agar kepercayaan target pasar tersebut dapat meningkat.
Baca Juga: Mengenal Sertifikasi ISO dan Manfaatnya Untuk Bisnis
Sementara dari segi sosial, pelaku bisnis juga memenuhi tanggung jawab moral untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di negeri ini karena apabila mengacu kepada Sustainable Development Goals (SDG) milik PBB, adanya sertifikasi lestari ini akan membantu rakyat untuk mencapai tujuan “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”. Nah, apa saja jenis sertifikasi lestari ini ya? Simak terus ulasannya di artikel ini.
Sebelum itu, Mari Mengenal Sertifikat Hutan Lestari
Sebelum masuk ke penjelasan jenis sertifikasi lestari, Sahabat Wirausaha perlu tahu tentang sertifikasi hutan lestari, ya. Sahabat Wirausaha pasti tahu, bahwa hutan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Hutan selain sumber oksigen juga merupakan sumber bahan baku kebutuhan manusia. Sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, terdapat tiga fungsi penting dari hutan. Fungsi tersebut yakni:
- Fungsi konservasi
- Perlindungan
- Fungsi produksi
Atas dasar itu, lahirlah skema sertifikasi hutan di Indonesia, untuk mendorong pengelolaan hutan lestari. Sertifikasi ini berguna bagi pengelola hutan, memastikan rantai pasok bahan baku produk pakaian dari hutan. Hal ini juga membantu pelacakan untuk menghubungkan pengelolaan hutan yang baik dengan produk hasilnya.
Baca Juga: Mengenal Sertifikasi ISO dan Manfaatnya untuk Bisnis
Dengan adanya sertifikasi ini, membuat segala produk yang bersumber dari hutan mempunyai kualitas yang tinggi. Salah satunya adalah kain rayon viscose, serat kain ramah lingkungan ini bersumber dari kayu pulp yang ditanam pada hutan tanaman industri atau (HTI) hutan berkelanjutan. Kawasan HTI merupakan hutan yang memiliki fungsi untuk produksi.
Jenis Sertifikasi Bisnis Hijau Untuk Produk Fesyen
Lalu, bagaimana dengan jenis sertifikasi lestari? Berikut 10 jenis sertifikasi lestari yang dapat dipergunakan untuk produk fesyen, dari luar dan dalam negeri:
1. Sertifikasi yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)
Sertifikat ini menyatakan bahwa produk fesyen menggunakan atau memproduksi serat rayon viscose yang terbuat dari 100% bahan alami dan mampu terurai kembali menjadi kompos. Selain menerbitkan sertifikasi lestari, program USDA membantu menyediakan layanan berikut, antara lain: akses broadband di daerah pedesaan; bantuan bencana bagi petani, peternak, dan penduduk pedesaan; konservasi tanah, air, dan sumber daya alam lainnya bagi pemilik tanah; pencegahan kebakaran hutan; dan penelitian dan statistik pertanian.
Baca Juga: Mendorong Praktik Baik Bisnis Lestari Dengan Insentif Berbasis Sertifikasi
2. OEKO-TEX, yang berbasis di negara Swiss
Sertifikasi yang diterbitkan OEKO-TEX menjamin pelanggan bahwa serat mereka diproduksi melalui proses berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pengujian Oeko-Tex lebih ke arah lingkungan hidup atau ekologi dari produk tekstil, produk kulit sampai semua tahap produksi meliputi bahan baku, serat, benang, kain sampai obat tekstil di sepanjang rantai produksi tekstil dan kulit.
3. Sertifikasi TUV OK-Biodegradable Marine dari Austria
Sertifikasi ini mempertimbangkan fakta bahwa sebagian besar sampah laut berasal dari daratan, biodegradabilitas laut merupakan nilai tambah bagi produk apa pun di mana pun produk tersebut dikonsumsi. Kemungkinan akhirnya mendarat di laut akan selalu ada. Melalui serangkaian pengujian intensif yang dilakukan oleh laboratorium penelitian independen Sistem Limbah Organik TÜV Austria Belgia menunjukkan bahwa produk tekstil fesyen yang memiliki sertifikasi dapat terurai di lautan.
4. OK Biodegradable Soil dari Austria
Biodegradabilitas dalam tanah menawarkan manfaat besar untuk produk pertanian dan hortikultura, karena dapat dibiarkan terurai di tempat setelah digunakan. Label TANAH biodegradable OK adalah jaminan produk akan benar-benar terurai di dalam tanah tanpa berdampak buruk pada lingkungan. Jadi, produk fesyen yang sudah memiliki sertifikasi OK Bidegradable Soil ini merupakan produk fesyen yang bahan kainnya dapat terurai di dalam tanah.
Baca Juga: Sertifikasi
5. OK Biodegradable Water dari Austria
Produk bersertifikasi OK biodegradable WATER menjamin biodegradasi di lingkungan air tawar alami, dan dengan demikian secara substansial berkontribusi pada pengurangan limbah di sungai, danau, atau air tawar alami apa pun. Walaupun produk fesyen tidak secara otomatis menjamin biodegradasi di perairan laut, tetapi melalui sertifikasi ini sebuah produk fesyen dijamin untuk mampu mengurangi limbah di sungai, danau dan air tawar lainnya.
6. THE BLUE WAY by BLUESIGN di Switzerland.
Perusahaan sertifikasi ini mewakili visi dan pola pikir manufaktur produk konsumen tekstil yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Sistem dari Bluedesign, menyatukan seluruh rantai nilai tekstil untuk mengurangi dampak terhadap manusia dan planet ini. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri tekstil, Bluedesign merupakan sistem solusi layanan lengkap dengan fokus pada bahan kimia berkelanjutan.
7. Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) dan Indonesia Foresttry Certification Cooperation (IFCC) mengembangkan skema sertifikasi hutan di Indonesia.
Untuk mendorong pengelolaan hutan lestari, PEFC yang merupakan sistem global yang mendorong 48 sistem sertifikasi hutan nasional, salah satu anggota nasional di Indonesia yakni Sertifikasi Kehutanan (IFCC-KSK). Saat ini, jumlah hutan yang telah bersertifikasi di Indonesia mencakup 74 perusahaan dengan luas sebanyak 3,99 juta hektar.
Baca Juga: Hal Yang Perlu Diketahui Tentang NPWP Pribadi dan NPWP Badan Usaha
8. Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI)
Sistem sertifikasi pengelolaan hutan lestari dikembangkan oleh LEI melalui proses yang terbuka, menyertakan publik dan dengan dukungan berbagai pihak. Selanjutnya, penerapan sertifikasi mengukur kinerja pengelolaan hutan pada unit-unit pengelola hutan serta memastikan keterlacakan kayu dan hasil hutan lainnya pada industri pengolahan. Agar sertifikasi hutan dapat mewujudkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia, maka LEI mengembangkan standard yang mengacu pada persyaratan internasional dan mempertimbangkan konteks nasional.
9. ISO 9001 untuk manajemen mutu berdasarkan sistem manajemen lingkungan
Sertifikasi ISO 9001 merupakan standar bertaraf internasional di bidang sistem manajemen mutu. Jika suatu perusahaan/organisasi telah mendapatkan sertifikasi tersebut, dapat dikatakan perusahaan tersebut telah sesuai dan memenuhi persyaratan internasional dalam hal sistem manajemen mutu. Pada dasarnya suatu sistem manajemen mengarah pada apa yang perusahaan/organisasi lakukan untuk melakukan proses atau aktivitas, sehingga produk/jasa yang dihasilkan memenuhi tujuan. Tujuan suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan telah ditetapkannya sendiri, diantaranya :
- Memenuhi persyaratan kualitas konsumen
- Sesuai dengan peraturan
- Sesuai dengan tujuan lingkungan
10. Global Recycle Standard (GRS)
GRS adalah standar produk internasional, sukarela, dan lengkap yang menetapkan persyaratan untuk sertifikasi pihak ketiga atas isi daur ulang, lacak balak, praktik sosial dan lingkungan, serta pembatasan bahan kimia. Sertifikasi ditebitkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang ingin memverifikasi isi daur ulang produknya (baik jadi maupun setengah) dan memastikan praktik sosial, lingkungan, dan kimia yang bertanggung jawab dalam produksinya.
Baca Juga: Melihat Legalitas UMKM Setelah Terbitnya UU Cipta Kerja
GRS bertujuan untuk menentukan persyaratan guna memastikan klaim isi yang akurat dan kondisi kerja yang baik, serta meminimalkan dampak lingkungan dan kimia yang berbahaya. Standar ini diterapkan oleh berbagai perusahaan di bidang pemisahan serat, pemintalan, penenunan dan perajutan, pencelupan dan pencetakan, serta penjahitan di lebih dari 50 negara.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.