Ulayya, Go Green - Bisnis fashion adalah salah satu komoditas yang cukup banyak digeluti dan tentunya selalu berkembang. Termasuk juga busana-busana muslim di Indonesia. Menariknya, kini bukan hanya menawarkan produk yang tertutup saja, namun busana muslim saat ini juga banyak yang menawarkan desain yang menarik, sehingga meskipun tertutup kita tetap bisa tampil modis.

Tidak sampai di situ, pengrajin fashion muslim juga kini sudah mulai bertransformasi ke dalam produk yang lebih ramah lingkungan, salah satunya datang dari produk Ulayya yang menawarkan produk busana muslim dengan desain menarik, modis, dan tentunya go green. Penasaran dengan ceritanya? Yuk, kita simak kisah perjalanan bisnis Ulayya milik seorang wanita bernama Zahrotul Jannah.


Cerita Awal Berdirinya Ulayya, Resign dari Pekerjaan dan Mulai Membangun Usaha 

Cerita berdirinya Ulayya bermula ketika Zahrotul Jannah, yang sebelumnya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu Kementerian di Indonesia memutuskan resign pada tahun 2018, tepatnya setelah 12 tahun menjadi seorang PNS.

Ia mengatakan bahwa sejak kecil dirinya sudah menyukai dunia fashion. Bahkan sejak kuliah dan setelah menjadi seorang PNS pun, Zahrotul Jannah tetap memperhatikan penampilannya. “Sejak kecil saya sangat tertarik pada dunia fashion, pun saat saya kuliah maupun saat saya bekerja, penampilan dan fashion adalah titik fokus pertama saya,” ujar Zahrotul.

Zahrotul juga mengatakan, ketika bekerja dengan pakaian dinas pun, ia tetap memperhatikan penampilannya dengan cara mix and match pakaian dengan sepatu, tas dan sebagainya. “Meskipun bekerja sebagai PNS yang notabenenya berseragam dinas setiap hari, namun saya selalu suka mix match seragam saya dengan outfit yang lain, misalnya hijab, tas, jaket atau sepatu,” lanjutnya.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh! Peluang Bisnis Tutup Botol Ternyata Bisa Cuan Ratusan Juta

Setelah 12 tahun mengabdi sebagai seorang PNS, kata Zahrotul, dirinya memberanikan diri untuk mengundurkan diri , agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarganya, terlebih untuk mendampingi setiap tumbuh kembang anak-anaknya. Meski memutuskan menjadi ibu rumah tangga, ia tetap ingin menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat. Karenanya, ia pun akhirnya memutuskan mendirikan usaha produksi busana muslim di tahun 2018.

“Meskipun sudah tidak bekerja, saya ingin tetap menghasilkan sesuatu yang mungkin bisa bermanfaat untuk keluarga, orang-orang di sekeliling saya dan agama saya tentunya. Jadi Awal tahun 2018, saya mulai memberanikan diri membuat sebuah brand busana muslim,” sambungnya.


Mulai Belajar Membekali Diri dengan Pengetahuan yang Mumpuni Seputar Dunia Fashion

Setelah memutuskan membangun brand busana muslim, Zahrotul mulai mempersiapkan diri dengan belajar dan menambah pengetahuan seputar dunia fashion, mulai dari terjun langsung ke lapangan untuk melihat berbagai macam kain, hingga mengikuti kursus.

“Saya mulai terjun langsung belajar mengenal jenis kain ke pasar kain. Saya juga mengikuti berbagai kursus di bidang fashion, diantaranya mengikuti kelas fashion desain, fashion concept, pattern making, textile class di Instituto Moda di Burgo Indonesia. 

Menurutnya, sangat penting untuk membekali diri dengan pengetahuan yang mumpuni untuk mendukung kemajuan dan kecakapannya dalam bisnis fashion. Selain mengikuti kursus, Zahrotul juga mulai mengikuti komunitas, dan mengikuti berbagai pameran.

“Selain ilmu tentang fashion, saya juga mengikuti Inkubator Womanpreneur Community. Selain itu, beberapa pameran juga pernah diikuti baik yang diadakan secara mandiri maupun yang diselenggarakan oleh pemerintah,” ucap Zahrotul.

Zahrotul juga mengatakan, bahwa Ulayya sendiri mengusung tema ready to wear dengan desain yang modis dan timeless, sehingga meskipun berbusana muslim yang tertutup namun tetap bisa terlihat modis.

“kami ingin memberikan sebuah karya fashion muslim terbaik di Indonesia, bahwa dengan berpakaian muslim yang sopan sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam, namun tetap bisa tampil cantik dan modis,” ungkapnya.

Baca Juga: THR Lebaran 2024, Gajian Lancar dengan Mekari Talenta


Berusaha Bertahan di Masa Pandemi, Meskipun dengan Produk yang Berbeda

Cerita sedikit flashback, tepatnya saat terjadi pandemi Covid-19. Zahrotul menceritakan bahwa dirinya sadar bahwa kondisi pandemi telah membuat banyak sektor terdampak, tidak terkecuali usaha miliknya. Namun ia sendiri tidak ingin menyerah begitu saja, karena tekadnya di dunia fashion sudah mengakar kuat. 

Alhasil, ia pun memproduksi produk lain pada saat itu, yakni masker dan APD. Ia mengatakan bahwa ia berani mengubah haluan untuk mempertahankan usahanya pada saat itu. 

“kami sempat memproduksi masker orderan beberapa instansi dan juga membuat APD yang diperlukan oleh garda terdepan tim nakes di beberapa Rumah Sakit,” kata Zahrotul.

Tidak hanya mengubah haluan produk, guna mempertahankan usahanya, Zahrotul juga menawarkan jasa jahit dari tim produksinya untuk siapapun yang membutuhkan jasa jahit.

“Dan pernah juga beberapa kali kami menawarkan jasa penjahit kami dan membuka makloon bagi teman2 UMKM fashion yang membutuhkan jasa kami. Intinya kami akan berjuang segenap tenaga agar kami bisa bertahan,” lanjutnya. 

Meskipun mampu bertahan di saat pandemi, Zahrotul pernah mengalami kendala pada saat ia dan keluarganya dinyatakan positif Covid-19. Kendala tersebut berkaitan dengan ‘menghilangnya’ karyawan saat isolasi mandiri selama dua minggu.

“Waktu itu saya, suami dan anak-anak positif Covid dan dengan terpaksa meliburkan karyawan selama dua minggu, karena saya tidak ingin karyawan terpapar Covid juga saat itu, namun ternyata setelah masa libur  mereka meninggalkan saya,” ucapnya.

Zahrotul menyayangkan sikap karyawannya yang tiba-tiba menghilang, meskipun tidak sepenuhnya salah mereka karena keadaan pandemi saat itu memang cukup sulit, terutama bagi karyawannya yang membutuhkan uang. 

Kendala yang berkaitan dengan karyawan, kata Zahrotul, menjadi PR baginya, tentang bagaimana meningkatkan loyalitas karyawan terhadap suatu bisnis. Ia menyadari bahwa hal terpenting dalam sebuah usaha adalah bagian tim produksi, namun jika loyalitas karyawan masih rendah, maka akan berdampak pada bisnisnya.

“Saya menyadari bahwa penggerak utama dari bisnis saya adalah tim produksi, namun terkadang loyalitas karyawan yang masih menjadi kendala,” tuturnya.

Baca Juga: Cuan dari Bisnis Daur Ulang, Rebricks Sulap Limbah Sampah Jadi Bahan Bangunan


Ulayya Bangkit kembali dan Mulai Go Green!

Setelah berhasil melalui masa pandemi, kata Zahrotul, ia berusaha bangkit kembali dan mulai mencari cara untuk bergerak kembali. Alhasil, ia mencari informasi terkait program-program yang mendukung kemajuan UMKM melalui media sosial kementerian-kementerian terkait.

“Waktu itu saya cukup rajin untuk mencari informasi melalui media sosial kementerian-kementerian yang support UMKM naik kelas. Saya register, join dan bahkan ikut semua proses kurasinya,” kata Zahrotul.

Zahrotul meyakini bahwa usaha yang maksimal pasti tidak akan menghianati hasil. Terbukti saat itu, usahanya beberapa kali lulus kurasi bahkan sampai ke babak semifinal.

Ulayya kebanyakan besar lolos kurasi dalam setiap program yang saya ikuti. Bahkan ada yang sampai membawa Ulayya ke babak semifinal dan 6 besar masuk sebuah acara TV berbayar,” sambungnya.

Selanjutnya, ia pun menceritakan bagaimana Ulayya kini mulai go green. Tepatnya, di salah satu program yang ia ikuti saat itu, terdapat challenge yang mengharuskan pengusaha membuat produk dengan menggunakan buah kelapa. 

“Berbulan-bulan saya berupaya mencari ide dan masukan, serta insight untuk menemukan produk apa yang bisa saya kembangkan dari buah kelapa yang kemudian bisa saya masukkan ke brand fashion saya,” lanjutnya.

Pada akhirnya, kata Zahrotul, ia mendapatkan ide ‘Charcoaline by Ulayya’. Ia menjelaskan bahwa charcoaline adalah sebuah pewarna alami. Bahan dasarnya adalah arang batok kelapa yang dengan sedemikian rupa diolah hingga menghasilkan sebuah pewarna alami hitam.

Ia juga mengatakan, bahwa dalam prosesnya, ia melewati berbagai trial and error sampai akhirnya bisa menemukan formula pewarna alami yang pas dan bisa tahan lama di kain.

“Pastinya butuh riset trial dan error berkali-kali untuk kami bisa menghasilkan formula pewarna yang pas sesuai dengan kebutuhan fashion. Hasil dari pewarna tersebut juga bisa terus menempel ketika kain itu dicuci dan dikeringkan hingga siap untuk diolah menjadi sebuah outfit,” ucapnya.

Zahrotul mengatakan bahwa dirinya benar-benar melakukan usaha yang maksimal untuk ide ‘Charcoaline by Ulayya’. Bukan hanya sekedar mengikuti program, namun ia pada akhirnya menyadari bahwa sudah saatnya produk pakaian yang ia buat bisa lebih ramah lingkungan.

Terlebih Zahrotul juga menyadari bahwa industri fashion merupakan salah satu penyumbang terbesar di dunia terhadap pencemaran lingkungan. Karenanya ia berusaha keras agar produknya kini mulai go green, salah satunya dengan ‘Charcoaline by Ulayya’ ini.

“Saat ini issue lingkungan sangat gencar di berbagai kalangan, pun termasuk dalam dunia fashion. Karena berdasarkan literasi yang saya dapatkan bahwa industri fashion adalah industri terbesar kedua yang menyebabkan pencemaran lingkungan di bumi ini,” ungkapnya.

Berawal dari penggunaan pewarna alami ini, Zahrotul berharap ke depannya usahanya bisa lebih banyak menerapkan ‘Go Green’ sehingga dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan karena limbah fashion.

Baca Juga: Konten dan Iklan Jadi Kunci! Intip Strategi Digital Marketing ala Wearing Klamby, Brand Busana Muslim Beromzet 4 Milyar per Bulan 


Tidak Hanya Go Green, Ulayya Juga Mengangkat Tema Keindonesiaan Dalam Produknya

Zahrotul mengatakan bahwa ‘Charcoaline by Ulayya’ diterapkan pada produk batik. Mengapa batik? Karena menurutnya, batik adalah salah satu warisan kebudayaan bangsa Indonesia yang harus terus dilestarikan dan batik juga sudah menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. 

“Alangkah sempurna apabila batik yang merupakan kebudayaan bangsa Indonesia dibuat dan dilukis dengan menggunakan pewarna alami berbahan dasar buah kelapa yang juga merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia,” tutur Zahrotul.

Ia juga mengatakan bahwa dengan lebih memanfaatkan kelapa, maka secara tidak langsung ia ingin memberikan value lebih terhadap buah kelapa itu sendiri.

“Jadi kita memberikan value yang lebih terhadap kelapa, sehingga jika produk ini bisa diterima dengan baik di pasar, baik nasional bahkan internasional, tentunya kesejahteraan para petani kelapa juga akan meningkat,” sambungnya.

Menariknya, corak yang dibuat pada kain juga mengusung tema kebudayaan Indonesia dan apa-apa yang ada di Indonesia, seperti wayang, bunga melati, burung merak, dan lain sebagainya.

Zahrotul mengatakan bahwa, perkembangan usahanya sudah jauh lebih baik saat ini, penjualan juga sudah nasional, meskipun belum memproduksi secara masif, namun di setiap momen event atau pameran, umumnya produk ulayya bisa terjual habis.

“Setelah inovasi produk, terutama charcoaline ini, alhamdulilah di setiap pameran atau event, produk terjual habis, dan karena seluruh proses pembuatannya itu handmade, memakan waktu yang lebih lama, jadi kami belum bisa produksi banyak atau mass product,” lanjutnya.

Melalui inovasi charcoaline ini, kata Zahrotul, dirinya belajar banyak hal dan tentunya semakin menguatkan tekad dan motivasi untuk terus melangkah dan menghadirkan produk terbaik.

“Dari ‘Charcoaline by Ulayya’ kami banyak belajar, membaca dan mencoba merenungkan kembali untuk apa Ulayya hadir menjadi salah satu brand fashion di Indonesia. Kami ingin menjadi sebuah brand yang berkomitmen untuk menjadi sebuah sustainability fashion brand baik dalam sisi produk dan bisnisnya,” pungkas Zahrotul.

Nah, bagaimana, menarik bukan cerita perjalanan bisnis dari Ulayya? Tekad yang kuat dan kemauan belajar menjadi poin penting yang perlu kita garis bawahi dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Setiap bisnis pasti mengalami yang namanya kendala, namun kita juga belajar kembali dari pengalaman Zahrotul Jannah yang ketika mengalami kendala dalam berbisnis, ia tetap berusaha untuk melangkah dan tidak cepat putus asa.

Demikianlah cerita inspirasi kali ini, semoga dapat memberikan motivasi, pembelajaran dan inspirasi untuk kita semua, terutama para pejuang UMKM agar terus semangat dan melangkah demi kemajuan bisnis.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Narasumber : Zahrotul Jannah (Founder Ulayya)

Perumahan Kota Wisata, Pesona Salzburg Blok SA5/No.9, Jl Transyogi Km.6 Cibubur Gunungputri Ciangsana Bogor 16968, Jawa Barat

Instagram : ulayya.id

Katalog UKM Jagowan : Ulayya