Nama Ridwan Kamil tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Arsitek, mantan Wali Kota Bandung, dan Gubernur Jawa Barat ini dikenal sebagai sosok yang visioner, kreatif, dan peka terhadap peluang bisnis.

Tak hanya di dunia politik, Ridwan Kamil juga rupanya mengembangkan talentanya di dunia bisnis melalui Jabarano Coffee, merek kopi yang lahir dari kecintaannya terhadap Jawa Barat dan semangat membangun ekonomi kerakyatan.  

Di tengah terpaan isu dugaan korupsi dan skandal yang akhir-akhir ini menerpanya, mari mengenal bagaimana kiprah Ridwan Kamil di dunia bisnis. Bagaimana perjalanan bisnis Jabarano Coffee? Apa yang membuatnya berbeda dari merek kopi lainnya? Dan bagaimana Ridwan Kamil, yang lebih dikenal sebagai politisi, terjun ke industri kopi?  


Ridwan Kamil: Sosok Multitalenta di Balik Jabarano

Sebelum membahas Jabarano Coffee, penting untuk mengenal lebih dekat sosok Ridwan Kamil. Lahir di Bandung pada 4 Oktober 1971, Kang Emil—sapaan akrabnya—meraih gelar sarjana arsitektur dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan studi ke University of California, Berkeley, Amerika Serikat.  

Kariernya dimulai sebagai arsitek dan urban planner, mendirikan Urbane Indonesia, sebuah firma desain yang terkenal dengan pendekatan hijau dan inovatif. Pada 2013, ia memasuki dunia politik dengan terpilih sebagai Wali Kota Bandung. Di bawah kepemimpinannya, Bandung berubah menjadi kota yang lebih tertata, kreatif, dan digital.  

Pada 2018, Ridwan Kamil terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat. Di sini, ia tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga mendorong UMKM dan industri kreatif. Salah satu bentuk nyatanya adalah lahirnya Jabarano Coffee.  


Berdirinya Jabarano Coffee

Jabarano Coffee resmi diluncurkan pada 2020, di tengah pandemi COVID-19. Ridwan Kamil melihat potensi besar dari biji kopi Jawa Barat, yang selama ini kerap kalah bersaing dengan kopi-kopi dari Sumatera atau Flores.

"Jawa Barat punya banyak sekali varietas kopi unggul, dari mulai Arabika Priangan hingga Robusta dari Garut. Tapi, banyak petani kopi di sini masih kesulitan memasarkan produknya," ujar Kang Emil dalam sebuah wawancara.  

Dari keinginan untuk membantu proses pemasaran produk kopi petani lokal itu, lahirlah Jabarano Coffee. Nama Jabarano sendiri merupakan singkatan dari Jawa Barat Nanu Ngeunah (Jawa Barat Enak Sekali), mencerminkan semangat lokalitas dan kebanggaan terhadap produk asli Jawa Barat.  


Perjalanan Bisnis Jabarano Coffee  

Perjalanan mendirikan bisnis memang tidak mudah dan instan. Kang Emil membentuk tim kecil untuk memetakan potensi kopi di Jawa Barat untuk mencari supplier biji kopi terbaik. 

"Kami tidak mau hanya jadi pemasar. Kami ingin petani dapat harga layak, dan konsumen dapat kualitas terbaik," kata Asep Saefulrahman, salah satu tim pengembangan Jabarano.

Kang Emil dan timnya bekerja sama dengan petani kopi di berbagai daerah seperti Ciwidey, Pangalengan, dan Garut. Jabarano membeli biji kopi langsung dari petani dengan harga yang kompetitif, sekaligus memberikan pelatihan pascapanen untuk meningkatkan kualitas.  

Selain itu, tim tersebut juga bertugas membuat konsep branding Jabarano Coffee yang menonjolkan budaya Sunda, mulai dari desain kafe, kemasan, hingga menu makanan yang tersedia. 

Pada proses bisnisnya, Jabarano tidak hanya menjual kopi bubuk biasa. Mereka menghadirkan berbagai varian, seperti: Jabarano Classic (kopi robusta dengan rasa bold), Jabarano Arabica (lebih ringan dengan aroma fruity), Jabarano Cascara (minuman dari kulit buah kopi), dan kopi instan sachet untuk pasar yang lebih luas.

Kemasan Jabarano didesain menarik dengan nuansa modern namun tetap menonjolkan identitas Sunda. Labelnya menggunakan bahasa Sunda, seperti Ngeunah Pisan (enak sekali) atau Hade Ka Teh (enak banget).  


Sosok Lain Dibalik Jabarano Coffee

Meskipun Kang Emil menjadi salah satu pendiri dan brand ambassador Jabarano Coffee, kepopuleran bisnis ini tak luput dari peran seorang pemuda bernama Arnold Dharmma. Ia menjadi sosok yang berperan penting mengembangkan bisnis ini hingga bisa membuka beberapa cabang di Bandung, Jakarta, Ubud, Korea Selatan, hingga sejumlah negara. 

"Setelah Kang Emil beres jadi gubernur, saya minta tolong bantu exposure. Ternyata Kang Emil bersedia jadi brand ambassador, sampai videonya viral," ungkap Arnold, seperti dilansir dari kompas.com.

Arnold mengungkapkan jika nama Jabarano memang yang ciptakan Kang Emil pada tahun 2019 dengan pendirian (kafe) di Melbourne. Kemudian tahun 2022, ia minta izin menggunakan nama itu dan diperbolehkan dengan beberapa syarat, salah satunya harus melibatkan UMKM lokal.