Tunas Farm - Sahabat Wirausaha, siapa disini yang pernah mendengar istilah vertical farm indoor? Istilah tersebut merujuk pada metode pertanian inovatif yang dilakukan di dalam ruangan dengan konsep budidaya tanaman yang disusun secara vertikal. Vertical farm indoor dapat menjadi solusi modern dalam menangani masalah penyusutan lahan pertanian yang kian meningkat. Di sisi lain juga berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. 

Penerapan teknologi pertanian berupa vertical farm indoor sudah banyak dikembangkan di berbagai negara maju. Meski demikian, pengembangannya di negara berkembang khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Pelopor vertical farm indoor yang produknya telah dikomersialisasikan di Indonesia adalah Tunas Farm. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait Tunas Farm dan bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor, yuk simak penjelasan di bawah ini.


Mengenal Tunas Farm, Startup Pertanian Asal Indonesia

Sumber foto: Agrigateglobal.com

Tunas Farm merupakan sebuah startup agritech (perusahaan rintisan yang bergerak dalam bidang teknologi pertanian) yang didirikan pada pertengahan tahun 2020 di Indonesia. Terbentuknya Tunas Farm dilatarbelakangi oleh kesadaran akan lahan pertanian di Indonesia yang semakin sempit, sedangkan kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat. 

Tunas Farm telah memanfaatkan berbagai teknologi canggih seperti IoT, machine learning, big data, dan lain-lain yang diatur secara otomatis sehingga mempermudah proses produksi sayuran. Dengan mengusung konsep vertical farming, Tunas Farm dapat memproduksi sayuran berkali lipat lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional dalam luas lahan yang sama. 

Baca Juga: Punya Tanah Gak Keurus? Inilah Potensi Bisnis dari Lahan Kosong, Bisa Jadi Cuan!


Kelebihan Bisnis Hidroponik dengan Metode Vertical Farm Indoor 

Sumber foto: urbanagnews.com

Berbeda dengan bisnis hidroponik pada umumnya, kekhasan metode vertical farm indoor berupa rak susun di dalam ruangan dan memanfaatkan aplikasi canggih membuat metode ini memiliki banyak kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Efisiensi dalam Pemanfaatan Ruang

Vertical farm indoor dapat diterapkan pada luas lahan yang terbatas. Sehingga, sangat cocok untuk dikembangkan di area perkotaan. Selain itu, penggunaan metode ini juga memungkinkan perolehan hasil produksi yang berkali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian konvensional. 

2. Produksi Pertanian Lebih Aman dan Terjamin

Berbeda dengan pertanian konvensional, proses produksi pertanian ini dilakukan di dalam ruangan. Hal ini bermanfaat untuk menghindari masuknya hama yang dapat merusak kualitas tanaman. Selain itu, teknik budidaya yang tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti pestisida membuat produk ini lebih aman untuk dikonsumsi. 

3. Tidak Dibatasi Faktor-Faktor Alam

Penerapan teknologi berupa manipulasi suhu dan cahaya memungkinkan hasil komoditas pertanian yang ditanam dapat lebih banyak. Kondisi lingkungan yang dapat dimanipulasi pada teknik pertanian ini, mampu menghindari terjadinya gagal panen yang disebabkan oleh faktor alam yang tidak menentu, bahkan dapat mempercepat masa panen dibandingkan produksi pada pertanian konvensional. 

Baca Juga: Cara Memasarkan Produk Hidroponik Secara Offline dan Online, Berikut Strateginya! 


Kekurangan Bisnis Hidroponik dengan Metode Vertical Farm Indoor

Sumber foto: agfundernews.com

Selain memiliki kelebihan, tentunya bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor juga memiliki kekurangan. Berikut ini merupakan kekurangannya:

1. Modal Awal yang Cukup Besar 

Terlepas dari berbagai kelebihan dan potensi pengembangan yang dimilikinya, tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan bisnis hidroponik berbasis vertical farm indoor memerlukan biaya yang cukup besar dibandingkan budidaya pertanian konvensional ataupun hidroponik di rumah kaca sederhana. 

Modal yang perlu dikeluarkan untuk pembangunan vertical farm indoor ini diperkirakan dapat mencapai 2-3 kali lipat lebih besar dibandingkan modal hidroponik sederhana. Selain itu, biaya yang paling besar dikeluarkan yaitu untuk kebutuhan listrik. Hal ini karena untuk mencapai iklim buatan di dalam ruangan, diperlukan pengaturan suhu dan cahaya dalam durasi minimal 12 jam pemakaian listrik perhari. 

2. Perlunya Pemahaman Mendalam Terkait Mekanisme Bisnis

Untuk membangun suatu bisnis tentunya kita perlu banyak belajar terkait teknis bisnis dan juga target pasar. Selain harus memahami target pasar, hal utama yang mesti dipelajari secara mendalam adalah pemahaman terkait mekanisme bisnis khususnya teknis bisnis yang dijalankan.

Sebagaimana kita tahu bahwa metode bisnis hidroponik dengan vertical farm indoor masih sangat baru. Metode hidroponik tersebut juga melibatkan penggunaan teknologi canggih yang masih awam bagi banyak orang. Hanya orang-orang tertentu dengan kemampuan khusus yang paham cara mengintegrasikan teknologi dengan pertanian agar menghasilkan output yang maksimal. 

Untuk itu, jika ingin terjun ke dalam bisnis ini pastikan bahwa kita memiliki pemahaman yang mendalam terkait mekanisme bisnis. Kita juga harus banyak belajar dari berbagai ahli yang menguasai bidang ini dan membaca banyak sumber terpercaya terkait pengembangan bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor.

Baca Juga: 5 Cara Memulai Bisnis Hidroponik, Peluang Usaha di Tengah Krisis Pangan


Tips Memulai Bisnis Hidroponik dengan Metode Vertical Farm Indoor

Melihat berbagai kelebihan serta besarnya potensi pengembangan bisnis ini, tentunya bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor dapat menjadi referensi bisnis bagi Sahabat Wirausaha. Namun, bagaimana caranya? Berikut ini tips yang dapat kita coba.

1. Bekerja Sama dengan Tunas Farm 

Sumber foto: dailysocial.id

Di Indonesia, bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor masih sangat baru dan pelopornya adalah Tunas Farm. Mekanisme hidroponik yang cukup kompleks dan melibatkan berbagai teknologi canggih terbaru membuat kita sulit untuk mengembangkan bisnis ini secara mandiri tanpa riset dan mempelajari bidang ini secara mendalam. 

Untuk itu, Tunas Farm dapat memfasilitasi Sahabat Wirausaha yang berkeinginan untuk terjun di bidang yang sama dengan mereka. Tunas Farm membuka sistem franchise dengan kontrak minimal 5 tahun dan biaya awal sebesar Rp6 juta per meter persegi yang telah meliputi biaya instalasi, software, teknologi, tenaga pengelola, grower, bahkan hingga pemasaran produk yang akan dibantu oleh mereka. 

Dengan demikian, Sahabat Wirausaha hanya perlu menyiapkan sejumlah uang sebagai modal awal dan ruangan kosong yang akan digunakan sebagai tempat produksi. Hal ini tentunya akan lebih efisien dari segi biaya dan waktu dibandingkan melakukan riset sendiri tanpa pengetahuan mendalam serta bimbingan dari ahlinya.

Melalui konsep vertical farm indoor, Tunas Farm dapat membuat hingga 5 level rak tanaman dengan ketinggian vertikal 3,5 meter. Jumlah level rak bahkan masih bisa ditambah sesuai dengan ketinggian ruangan. Melalui konsep ini, yield (pendapatan yang diterima dari hasil investasi) bisa 5 kali lipat lebih besar dari yield hasil pertanian konvensional. 

Apabila Sahabat Wirausaha memiliki ruangan seluas 100 meter persegi, dan tertarik untuk bergabung dengan franchise Tunas Farm, maka modal awal yang harus kita keluarkan yaitu sebesar Rp600 juta. Nantinya, Tunas Farm akan mengenakan biaya sebesar 10-20% dari keuntungan yang dihasilkan.

Baca Juga: Punya Tanah Gak Keurus? Inilah Potensi Bisnis dari Lahan Kosong, Bisa Jadi Cuan!

2. Alternatif Lain Pengembangan Bisnis dengan Modal Terbatas

Sumber foto: pertanian.ngawikab.go.id

Bagi Sahabat Wirausaha yang memiliki keinginan untuk berbisnis di bidang serupa namun terkendala dalam permodalan, maka tidak perlu berkecil hati. Kita dapat memulai bisnis hidroponik sendiri dari rumah dengan memanfaatkan lahan di pekarangan atau rooftop (atap) rumah. 

Kita dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol yang sudah tidak terpakai, atau gelas plastik bekas sebagai media hidroponik. Selain itu, kita juga dapat memesan instalasi hidroponik yang didesain khusus untuk bisnis kecil. Modal yang dibutuhkan pun terbilang cukup terjangkau yaitu Rp3 juta untuk membuat rumah kaca sederhana ukuran 40 meter dengan jumlah lubang tanaman sebanyak 1.000 buah.

Kita juga dapat menyesuaikan jenis komoditas yang akan ditanam dengan kondisi iklim di area rumah. Apabila kita konsisten menjalankannya, peluang keuntungan yang dapat dihasilkan dari bisnis ini juga akan semakin besar. Kita dapat menjual hasil pertanian kepada orang-orang terdekat seperti tetangga, menitipkan sayuran yang dihasilkan melalui penjual sayur, bahkan memasarkannya secara langsung ke pasar. 

Walaupun bermodal kecil dan sangat sederhana, bukan tidak mungkin bisnis hidroponik ini dapat berkembang pesat dan menjadi salah satu bisnis hidroponik yang sukses di Indonesia. Hal terpenting yang harus diperhatikan jika memulai bisnis ini secara mandiri, maka kita perlu banyak belajar dari berbagai macam sumber agar menjamin keberlanjutan bisnis dan memungkinkan kita melihat peluang baru dari bisnis tersebut.

Nah, Sahabat Wirausaha itu dia penjelasan terkait Tunas Farm dan pengembangan bisnis hidroponik dengan metode vertical farm indoor. Dengan memahami berbagai kelebihan dan kekurangan serta tips pengembangan bisnisnya, Sahabat Wirausaha dapat menjadikannya sebagai pertimbangan peluang bisnis di masa yang akan datang.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=u0tuhglD2DM 
  2. https://aglined.id
  3. https://dailysocial.id/post/hadirkan-teknologi-dalam-urban-farming-tunas-farm-dapat-pendanaan-awal-dari-gayo-capital
  4. https://adadimalang.com/28719/ajak-konsumsi-makanan-sehat-tunas-farm-hadir-di-kota-malang.html
  5. https://agrigateglobal.com/asia/tunas-farm-launches-its-urban-farming-technology-in-gading-serpong/
  6. https://wartatangerang.com/tunas-farm-garap-pertanian-modern-di-gading-serpong/ 
  7. https://agrigateglobal.com/asia/tunas-farm-launches-its-urban-farming-technology-in-gading-serpong/ 
  8. https://urbanagnews.com/blog/news/agtech-startup-ifarm-raises-4m-for-automated-indoor-farming/ 
  9. https://agfundernews.com/the-second-generation-of-vertical-farming-is-approaching-heres-why-its-important 
  10. https://pertanian.ngawikab.go.id/2023/05/02/teknik-budidaya-tanaman-secara-vertikultur/ 
  11. https://www.kitalulus.com/blog/bisnis/cara-memulai-usaha-hidroponik/