Tips Memulai dan Mengembangkan Bisnis Pangkas Rambut - Sahabat Wirausaha, seperti yang kita perhatikan pada zaman ini anak muda semakin memperhatikan penampilannya agar bisa lebih menarik perhatian. Hal ini terlihat dari banyaknya anak muda yang berkumpul di Jalan Jend. Sudirman dengan pakaian OOTDnya (yang sempat trending dengan nama Citayam Fashion Week) beberapa waktu lalu.

Selain itu, mereka juga terlihat unik nan ciamik dengan aksesoris dan gaya rambut yang menarik perhatian. Sebagai pelaku usaha, fenomena ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai peluang bisnis lho, contohnya seperti usaha pangkas rambut atau barbershop. 

Bisnis ini mungkin terlihat sederhana karena kegiatannya hanya berupa potong rambut saja, padahal kebanyakan masyarakat tidak mengetahui kalau peluang omzetnya sangat tinggi! Penasaran bagaimana cara memulainya? Simak pembahasan lengkapnya pada artikel ini, yang dirangkum dari video Young Entrepreneur | Tips Memulai dan Mengembangkan Bisnis Barbershop Bersama Kiki Anugraha. Silakan disimak ya!


Profil Singkat Kiki Anugraha, Pemilik JBS (Jakarta Barbershop)

Jakarta Barbershop (atau biasa disingkat JBS) didirikan oleh Kiki Anugraha, seorang pengusaha dengan hobinya yaitu koleksi otomotif. Lulus dari kuliah jurusan Ekonomi Manajemen membuatnya ingin mulai membuka usaha barbershop tersebut di tahun 2017. Namun, Kiki sempat bimbang terhadap keputusannya tersebut. “Saya pun sempat ragu dan bertanya hingga 1000 kali ke diri sendiri, apakah saya mampu mendirikan bisnis JBS ini?” ujarnya. Tetapi, ia pun tidak berlarut-larut dengan hal itu dan justru mengajak kawannya untuk menjadi partner bisnis, agar bisa diajak berdiskusi dan berkembang bersama.

Sampai saat ini, Kiki sudah memiliki sekitar 7 (tujuh) cabang usaha barbershop yang diberi nama JBS tersebut. Dalam praktiknya, Kiki juga menghadapi tantangan berat yaitu menyamakan visi dan misi bersama karyawannya. Tapi, Kiki tetap yakin bahwa semuanya memang membutuhkan waktu dan seiring bisnis tersebut berjalan, semuanya bisa diatasi dengan baik. Wah keren banget ya, Sahabat Wirausaha!

Baca Juga: Perjalanan Hairnerds Studio: Pernah Nyaris Bangkrut, Kini Bisnis Pangkas Rambutnya Punya Banyak Cabang dan Omzet Milyaran


Tips Memulai Usaha Pangkas Rambut/Barbershop Ala Kiki

Setelah kita membahas profil singkat dari Kiki Anugraha sebagai owner JBS, yuk kita pelajari kiat suksesnya dalam mendirikan dan mengembangkan JBS ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mempersiapkan Tempat yang Nyaman

Pertama, ketika memulai bisnis pangkas rambut kita perlu mempersiapkan lokasi yang strategis dan nyaman. Artinya, tempat tersebut bisa disinggahi oleh pelanggan dalam waktu yang lama sehingga mereka bisa merasakan pengalaman pangkas rambut yang optimal. Tidak apa-apa jika tempatnya kecil sekalipun, yang penting kita tetap bisa memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. 

Sama seperti JBS, meskipun tempatnya minimalis saat pertama kali dibuka, Kiki berusaha untuk membuat areanya senyaman mungkin saat dikunjungi oleh pelanggan. Targetnya adalah para pria yang ingin pangkas rambut, namun tetap bisa ditemani oleh pasangan dan anak-anaknya dengan harga yang terjangkau.

2. Menyediakan Keunggulan/Ciri Khas Tersendiri Terhadap Layanan Pangkas Rambut

Kemudian, kita juga perlu menyediakan ciri khas bagi usaha pangkas rambut yang dijalankan, sebagai pembeda dari pesaing atau kompetitor. Contohnya seperti JBS yang menyediakan nuansa atau ambience bertemakan otomotif. Hal ini dikarenakan Kiki memang memiliki hobi di bidang tersebut, contohnya seperti di setiap cabang JBS ada mobil-mobilan yang dimodifikasi langsung oleh Kiki sebagai daya tarik bagi pelanggan.

Selain itu, JBS juga menyediakan 2 (dua) jenis konsep pada pelayanannya, yaitu JBS Biasa/Classic dengan harga Rp60.000 dan JBS Signature dengan harga Rp100.000. Adapun yang membedakannya adalah dari segi tampilan potongan rambutnya, serta equipment dan pelayanan yang bisa digabungkan pada JBS Signature seperti wax, cukur kumis/janggut, dan lainnya. 

3. Merekrut SDM/Karyawan Sesuai Standar

Pada awalnya, JBS juga agak kesulitan dalam mendapatkan capster atau pemangkas rambut. Dalam hal ini, Kiki pun memanfaatkan media sosial Instagram untuk proses rekrutmen karyawan atau capsternya. Melalui unggahan di Instagram, ia pun sering mendapatkan DM berupa CV dari calon karyawan. 

Dari peristiwa tersebut, kita juga bisa mencontoh Kiki dengan merekrut SDM/karyawan dengan cara yang kekinian. Apalagi bisnis pangkas rambut ini targetnya adalah anak muda, maka karyawannya juga bisa menyesuaikan dengan calon pelanggannya tersebut. Setelah itu, kita dapat mencontoh JBS dengan melakukan interview/wawancara kepada calon karyawan, agar mereka komitmen serta konsisten dalam pekerjaannya. Kita bisa merekrut capster yang paham tentang gaya rambut terkini, mengerti teknik memangkas rambut yang aman dan nyaman, serta mau mengembangkan ilmu bersama yang lainnya. 

Biasanya, JBS juga rutin mengadakan sesi development dengan mengumpulkan seluruh karyawannya dalam waktu tertentu. Lalu, sesi tersebut dijalankan dengan kegiatan seperti kelas menata rambut, potongan gaya rambut tertentu, dan lainnya. Kemudian, mereka bisa saling sharing terkait ilmunya dalam bidang barbershop untuk saling transfer knowledge atau berbagi ilmu pengetahuan. Di JBS, standar karyawannya berjumlah kurang lebih 5 (lima) orang untuk satu cabang, yaitu 4 orang untuk capster dan 1 orang sebagai kasir.

Baca Juga: Waspada! Inilah 3 Penyebab UMKM Gagal dan Gulung Tikar, Bisnismu Termasuk?

4. Mengembangkan Strategi Pemasaran/Marketing Sesuai Kebutuhan Pelanggan

Setelah menyediakan tempat yang nyaman serta layanan dan SDM terbaik, kita juga perlu mengembangkan bisnis pangkas rambut melalui strategi pemasaran untuk menarik perhatian pelanggan. Pada saat pertama kali dibuka, JBS juga mengalami sepi pengunjung dalam 2-3 minggu pertama. 

Akhirnya, istri dari Kiki mengatakan bahwa sebaiknya JBS meletakkan sign atau penanda tarif pangkas rambutnya di luar outlet. Namun, Kiki meragukan hal tersebut karena ia yakin pelanggan ingin merasakan pengalaman/experience pangkas rambut yang nyaman, tanpa terbayang-bayang dengan tarif yang sudah terlihat sejak masuk outlet JBS. 

Keyakinan Kiki pun terwujud, ia selalu mengedepankan pelayanan yang optimal dengan harga yang terjangkau, sehingga pemasaran untuk bisnisnya berjalan secara organik yaitu dari mulut ke mulut. Selain itu, ia juga sering mengunggah kegiatan saat memangkas dan menata rambut pelanggan di Instagram, sehingga secara tidak langsung pengikut/follower Instagram JBS pun juga ikut melihat prosesnya dan bisa tertarik untuk pangkas rambut di sana. Wah, bisa jadi inspirasi ya, Sahabat Wirausaha.

5. Mengutamakan Kualitas Pelayanan Terbaik Sebagai Solusi Permasalahan Pelanggan

Terakhir, selain memasarkan layanan pangkas rambut kita juga tetap perlu mengedepankan kualitas dari tatanan serta gaya rambut pelanggan. Tidak hanya itu, layanan pangkas rambut ini juga bisa dilakukan secara fleksibel apabila memungkinkan. Contohnya seperti JBS yang sempat mengalami penurunan jumlah pelanggan selama pandemi COVID-19 lalu.

Keterbatasan kontak fisik membuat JBS harus membatasi juga kegiatan operasional pangkas rambutnya. Tapi, untungnya ada beberapa pelanggan setia JBS yang meminta layanan home service alias pangkas rambut dari rumah. JBS pun melihatnya sebagai peluang baru, dan menyanggupinya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. 

Dari sini, kita belajar bahwa kenyamanan dan kualitas pelayanan bisa diciptakan secara fleksibel, asalkan tetap memiliki niat yang kuat dan usaha. Selain tempat yang nyaman, pelanggan kini juga memikirkan dari segi kesehatan dan kehigienisan pelayanan. Maka, kita bisa mencontoh JBS dengan selalu membersihkan peralatan cukur dengan desinfektan secara rutin, dan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan rajin cuci tangan. Hal ini terbukti dengan pelanggan JBS yang semakin percaya dengan pelayanannya dan menjadikan JBS sebagai “tempat cukur langganan”.

Nah Sahabat Wirausaha, dari tips memulai dan mengembangkan bisnis pangkas rambut di atas kita bisa mempelajari bahwa sejatinya bisnis ini tidak akan “termakan” oleh zaman, karena telah menjadi kebutuhan manusia untuk meningkatkan kualitas penampilan. Maka, sudah sepatutnya jika kita ingin berbisnis barbershop ini perlu ciri khas tersendiri atau nilai keunggulan sebagai pembeda dengan barbershop lainnya. 

Contohnya seperti JBS Barbershop tadi yang menyertakan elemen otomotif di outletnya, serta menawarkan layanan home service dengan jaminan kenyamanan dan kehigienisannya. Semoga tips di atas bisa bermanfaat ya untuk Sahabat Wirausaha yang ingin memulai bisnis, supaya bisa dapat omzet yang mantul abis! Semangat Mencoba!.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : YouTube