Jenna and Kaia - Menghasilkan uang yang didasarkan dari hobi atau passion mungkin menjadi impian bagi semua orang karena dapat dijalankan dengan hati bahagia tanpa beban. Hal ini juga yang dilakukan Lira Krisnalisa, owner brand pakaian lokal Jenna & Kaia, yang memilih switch career dari pegawai BUMN menjadi seorang entrepreneur.
Wah, jadi penasaran nggak sih dengan cerita perjalanan bisnis yang dilakukan Lira Krisnalisa? Nah, berikut adalah cerita lengkap mengenai Jenna and Kaia, dari mulai mendirikan brand hingga bisa menghasilkan cuan puluhan juta dalam sebulan.
Switch Career dari Pegawai BUMN Menjadi Entrepreneur
Sebelum terjun dalam dunia bisnis, Lira Krisnalisa adalah seorang pegawai BUMN yang sudah mengabdi selama 8 tahun (5 tahun sebagai tenaga kontrak dan 3 tahun sebagai karyawan tetap). Setelah berhasil menjadi pegawai tetap di BUMN selama 3 tahun, Lira Krisnalisa akhirnya memutuskan untuk resign dan switch karir menjadi pengusaha di bidang fashion.
Lira mengungkapkan bahwa alasannya resign dari pekerjaan sebelumnya adalah untuk lebih dekat dengan keluarga, terutama dalam mengawasi tumbuh kembang anak. Dengan alasan tersebut, suami Lisa Krisnalisa pun juga menyarankan untuk resign.
“Alasannya karena keluarga, problematika seorang ibu yang memiliki anak. Kemudian suami menyarankan untuk resign,” ucap Lira dikutip dari Youtube Kemenkop UMKM.
Sebelum resign, Lira Krisnalisa juga tentunya melewati perdebatan yang sulit mengingat ia telah menginginkan sejak lama untuk menjadi karyawan tetap di tempat ia bekerja. Ia juga sudah merasa terbiasa menjadi wanita karir dan menghasilkan uang sendiri.
Rencana resign juga sempat tidak disetujui orang tua Lira, karena menurut orang tuanya, seorang wanita juga perlu memiliki pekerjaan. Padahal menurut Lira sendiri, pekerjaan di zaman sekarang sudah jauh lebih beragam, tidak harus perkantoran.
“Tapi menurutku pekerjaan sekarang itu sudah macam-macam ya, tidak harus dan tidak hanya kantoran saja,” tutur Lira.
Setelah dapat meyakinkan keluarga dan diri sendiri, akhirnya di akhir tahun 2015 Lira pun resign. Namun sebelum resign, Lira sebelumnya juga sudah memiliki usaha sampingan, yaitu berjualan pakaian, yang mana saat ia sedang pergi ke luar negeri, misalnya, ia akan membeli baju di sana dan kemudian ia akan menjual kembali baju tersebut.
Selain itu, Lira sudah menentukan apa yang akan dilakukan setelah resign, yakni ia ingin membuat produk fashion sendiri. Kenapa fashion? karena Lira sendiri sudah menyukai dunia fashion sejak kecil. Lira juga sebelumnya sudah melakukan riset pasar atau observasi mengenai berbagai macam brand fashion.
“Ketertarikan saya terhadap fashion bisa dibilang konsisten dari kecil bahkan sampai saya masih bekerja pun ya itu, tertariknya dengan dunia fashion,” sambungnya.
Baca Juga: Cara Sukses Menjadi Affiliate Marketing, Ikuti 6 Tips Sukses Berikut
Membangun Brand Dengan Modal Rp15 Juta
Meskipun Lira memiliki background yang berbeda, yakni sekolah perhotelan dan sarjana ekonomi, namun hal itu tidak membuatnya merasa minder atau berhenti bermimpi. Terbukti setelah resign di tahun 2015 akhir, ia kemudian mendirikan brand di tahun 2016 dengan modal awal yang berasal dari SHU (Sisa Hasil Usaha) dari pekerjaan sebelumnya sebesar Rp15 juta.
“Modal awal cuma Rp15 juta, itu SHU di pekerjaan sebelumnya. Dengan modal segitu, dulu awalnya masih bertahap, produksi nggak banyak, mulai dari 6 pcs, terus bertahap, bikin lagi jadi 12 pcs,” tutur Lira.
Dalam memilih model pakaian yang dibuat, Lira memilih pakaian modest wear karena dirinya pun menggunakan busana tersebut, terlebih karena menurutnya pasar muslim atau modest wear di Indonesia cukup besar. Pakaian modest wear yang menggabungkan beberapa fabric dalam satu baju menjadi koleksi pertama Jenna & Kaia di tahun 2016.
Sayangnya, setelah bisnisnya berjalan selama empat tahun, pandemi yang terjadi di tahun 2020 pun mengubah koleksinya. Lira mengatakan bahwa di tahun tersebut ia membuat home set batik namun pakaian tersebut kurang laku dipasaran. Hingga akhirnya, Lira pun membuat inovasi baru dengan memberikan sesuatu pada bajunya seperti menggunakan payet.
“Jadi menyesuaikan tren di tahun pandemi bikin home set tapi nggak laku. Tapi tetap semangat sampai akhirnya nyoba kasih payetan di baju eh banyak peminat hingga akhirnya jadi ciri khas brand ini,” kata Lira.
Orang Terdekat Sebagai Support System dan Membuka Lapangan Kerja Baru
Menurut Lira, orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman adalah salah satu sumber kekuatan Lira untuk tetap semangat dan konsisten dalam membangun dan menjalankan bisnisnya.
Saat pertama kali terjun ke dunia fashion, Lira kerap sekali sharing dengan temannya, terutama mereka-mereka yang sudah terjun lebih dahulu ke dunia fashion. Selain teman-temannya, Lira juga mengatakan bahwa mendiang ibu menjadi sosok yang selalu memotivasinya sejak awal merintis, hingga ibundanya tutup usia.
“Ada temanku dulu yang banyak bantu pas aku mau mulai, yang bahkan saat ini tuh brand dia justru nggak jalan lagi. Dan ibuku juga yang selalu support aku, mulai dari nyari bahan kain kesana kemari panas-panasan, sampai yang emang minta pendapat ke ibu karena fashion ibuku lebih bagus, dan sebagainya. Ibu aku dukung sampai beliau tutup usia,” paparnya.
Selain teman dan sosok ibu, Lira juga mengatakan bahwa suaminya juga sangat berperan sekali dalam membantu manajemen bisnisnya. Hingga pada akhirnya, sang suami pun turut serta dan bergabung dengan Lira untuk membantu mengembangkan bisnis, sejak awal hingga saat ini yang mana Jenna & Kaia sudah memiliki 20 stores dan tersebar di Indonesia.
“Dulu tahun 2016 suami pernah nanya, katanya pengen liat laporan keuangan, trus pas diliat laporannya, katanya nggak jelas dan nggak sesuai, akhirnya dari situ suami ikut bantu. Jadi aku di bagian kreatif dan produksi. Suami lebih ke manajemen,” katanya.
Lira juga menceritakan bagaimana akhirnya bisnisnya dapat membuka lapangan pekerjaan. Ia mengungkapkan, bahwa brand Jenna & Kaia memiliki ciri khas pakaian, yakni menggunakan assemble, yang pada mulanya hanya dikerjakan oleh dua orang yang kebetulan saat itu kehilangan pekerjaan karena adanya pandemi covid-19.
“Dulu di sekitar lingkungan kantor itu banyak yang kehilangan pekerjaan, terus ada dua orang datang ke kantor untuk diajarin bikin payet baju. Akhirnya dari baju asimetris yang ribet sekarang jadi simple tapi tetep ada assembly nya, jadi bajunya bersifat timeless, bisa untuk ke kantor bahkan kondangan,” tuturnya.
Baca Juga: Bisa Sukses Besar Tanpa Ikuti Tren Mode, Mengulik Strategi Bisnis UNIQLO yang Anti Mainstream
Strategi Jenna & Kaia Dalam Mengembangkan Bisnis
Lira menyampaikan bahwa produksi awal hanyalah beberapa saja dan memang bertahap, serta dilakukan dengan hati-hati. Kemudian ia pertama kali memasarkan produknya melalui media sosialnya dan saat itu hanya dibeli oleh teman-temannya. Selain menjualnya di sosial media, strategi lain yang Lira lakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas adalah dengan rutin mengikuti pameran seperti bazar.
“Aku suka ikut pameran-pameran, terus dari situ aku jadi kenal banyak orang. Mulai dari ikut pameran di kementerian, dan lainnya, pokoknya macam-macam pameran deh. Kalau pameran sepi, ya itu memang salah satu resiko dan buat aku nggak masalah karena terkadang cukup dengan dapat pelajaran, dan itu nggak apa-apa,” paparnya.
Lira juga menyampaikan, bahwa dirinya mengakui bahwa ia tidak memiliki basic fashion, dari situ ia termotivasi untuk terus belajar. Mulai dari sosial media, melakukan riset mandiri, mengikuti workshop, hingga les privat basic jahit, gambar, dan membuat pola. Hingga pada akhirnya koleksi-koleksi Jenna & Kaia bisa dipamerkan di ajang fashion week hingga ke Paris.
Untuk koleksi sendiri, kata Lira, ia dan tim tentunya akan membuat koleksi terbaru di setiap bulannya. Dengan inspirasi yang ia dapat dari berbagai hal, salah satunya saat Lira sedang bepergian atau traveling. Dan tentunya dengan warna-warna yang menjadi ciri khasnya, yakni earth tone dan pastel dengan potongan loose yang disesuaikan dengan etika busana modest wear.
“Dari aku sendiri yang namanya berbisnis itu yang penting bisa konsisten, yang namanya momen berat itu juga pasti ada, tapi ya diterima, anggap aja belum rezeki tapi bisa kita jadikan pelajaran juga. Singkatnya, grafik bisnis selalu naik turun tapi ya jangan cepat putus asa,” tutupnya.
Berdasarkan cerita di atas, Lira secara tidak langsung telah membagikan kisahnya dalam membangun bisnis dari nol. Beberapa hal penting yang menjadi catatan untuk kita semua yang ingin memulai bisnis, seperti memiliki pengetahuan dasar terhadap bisnis yang akan dilakukan.
Selain itu, proses belajar juga harus terus dilakukan, baik melalui riset secara mandiri, maupun belajar dari orang lain yang sudah terjun ke dunia bisnis, hingga mengikuti berbagai pelatihan dan sebagainya guna menambah wawasan dan jejaring atau koneksi.
Baca Juga: 7 Cara UMKM Memulai Memasarkan Produk di E-Commerce
Nah, bagaimana Sahabat Wirausaha, menarik sekali bukan kisah Lira dalam membangun dan mengembangkan bisnisnya yang bernama Jenna & Kaia. Dari kisah Lira kita dapat belajar bahwa keyakinan, konsistensi, semangat dan dukungan dari orang terdekat sangat berpengaruh dalam membantu kita membangun dan mengembangkan bisnis. Untuk kita yang sedang merintis atau membangun usaha, tetaplah semangat ya, Sahabat Wirausaha!
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi :
- https://www.youtube.com/watch?v=cMTBE3o0bJI
- https://jennaandkaia.co.id/about-us/
- https://www.dream.co.id/dinar/perjuangan-lira-krisnalisa-bangun-jenama-lokal-jenna-kaia-sampai-tembus-paris-118672-mvk.html?screen=9
- https://hubstler.com/perjalanan-jenna-and-kaia-sebagai-brand-fashion/
- https://tribunjabarwiki.tribunnews.com/2022/04/03/mengundurkan-diri-dari-pekerjaan-di-bumn-lira-krisnalisa-jatuh-bangun-membangun-bisnis-fesyen?page=all
- https://jakarta.suaramerdeka.com/nasional/13410742769/jennakaia-kembali-gebrak-jakarta-fashion-week-jfw-2024