Mie Dendav – Apakah Sahabat WIrausaha suka mie tapi khawatir tidak sehat? Atau sahabat Wirausaha memiliki anak yang suka mie dan susah makan sayuran? Mungkin kegelisahan ini banyak dialami kita. Namun, kegelisahan ini justru menjadi inovasi bisnis bagi Indriani Nurharti. 

Awalnya ia juga merupakan penggemar kuliner mie dan berawal dari anak yang suka makan mie tapi tidak suka sayuran, Indriani berupaya menghadirkan produk mie yang sehat dan halal dengan brand Mamimu aka Mie Dendav. Bagaimana cerita Inspiratif perjalanan bisnis Mie Dendav? Yuk disimak!


Bermodal Nekat, Indriani Berusaha Hadirkan Cita Rasa Mie yang Berbeda  

Usaha Mamimu aka Mie Dendav ini merupakan usaha kuliner mie yang berdiri tahun 2018 oleh Indriani Nurharti dan Nopi Supriyadi sebagai pemilik bisnis. Munculnya inisiatif untuk membuat usaha ini lahir karena dirinya bahkan keluarganya termasuk para pecinta mie. Sehingga ketika anak pertama Indriani yang cukup pemilih dalam makanan lebih suka mie dibandingkan sayuran memunculkan ide untuk membuat mie yang sehat dan mengandung ekstrak sayuran. Salah satunya yakni mie hijau dari sari (ekstrak) saw, sehingga kebutuhan sayur anaknya juga terpenuhi tetapi tetap sehat dikonsumsi.

Bermodalkan nekat, Indriani berusaha mengandalkan kemampuannya untuk menghasilkan produk mie dengan rasa yang enak tetapi sehat dan halal. Bahkan ia bertekad untuk memberikan cita rasa mie dengan kualitas rasa setara resto mahal, “ …, kami buka (usaha) mengandalkan kemampuan yang pas-pasan. Kita belum tau cara riset pasar, cara uji produk di pasaran atau mempelajari lokasi jualan. Hanya modal nekat dan daya juang. Kami terus menguji produk kami. Berusaha memberikan produk yg berbeda yang memberikan unique product.” Cerita Indriani.

Baca Juga: Berawal dari Resep Keluarga, Asinan Niekting Makin Melejit dengan Inovasi 


Bulatkan Komitmen Lahirkan Mie Tanpa Bahan Pengawet

Mamimu aka Mie Dendav yang bertempat di Jakarta ini dibuat dengan memanfaatkan gandum berprotein tinggi, telur, dan bunga. Sehingga kita tidak perlu khawatir tidak sehat serta cocok dan aman dikonsumsi di berbagai jenis usia.

Upaya memberikan keunikan pada produk Mamimu aka Mie Dendav ini dilakukan dengan memberikan kualitas dan keunikan rasa yang berbeda dengan mie pada umumnya. Seperti warna mie yang berbeda, pemberian toping ayam dengan hanya menggunakan ayam fillet dan bumbu ayam lada hitam, bahkan Mamimu aka Mie Dendav ini menyajikan sambal dengan chili oil yang hanya ditemukan di resto mahal. Meski demikian, Mamimu akan Mie Dendav ini tetap menjaga kualitas dan komitmen untuk membuat makanan sehat sehingga semua produk tanpa menggunakan penyedap rasa (MSG).

Meskipun banyak sekali competitor yang memiliki usaha kuliner mie, tetapi Indriani yakin bahwa keunikan yang ingin ia tonjolkan adalah mie yang sehat dan menggunakan ekstrak sayuran hanya Mamimu aka Mie Dendav, “Karena mie merupakan produk massal, kami berusaha memberikan sajian yg beda. Sehingga orang tau kalo mau makan mie sayuran dengan cita rasa berbeda ya Mie Dendav.” kata Indriani. 

Saat ini Mamimu aka Mie Dendav memiliki 8 varian mie  sehingga memiliki sensasi rasa yang berbeda dengan kandungan gizi yang terjamin sehat dan enak. 


Meski baru 5 tahun, Mamimu aka Mie Dendav Raih Banyak Penghargaan

Mamimu aka Mie Dendav ini pernah berhasil menjadi UMKM 30 terbaik di Gadepreneur, yaitu program pelatihan bisnis dan pembinaan intensif oleh PT Pegadaian. Meski demikian, Indriani tetap tidak terlena melainkan tetap mengevaluasi dan terus belajar meningkatkan kualitas usaha Mamimu aka Mie Dendav. 

Pasca meraih penghargaan dan mendapatkan kesempatan re-branding bisnis. Mie Dendav kemudian me-rebranding menjadi Mamimu. Ia menambahkan bahwa upaya tersebut sebagai upaya manajemen produk baru agar lebih baik, “Lalu saat kami berhasil masuk ke 30 terbaik, kami dimentoring oleh Mas Jaya Setiabudi, CEO Yubi, YEA dan penulis buku tentang UMKM. Beliau bilang bahwa nama kami tidak sesuai, maka kami memantapkan diri untuk me-rebranding semuanya dengan niat Hijrah.” Jelas Indriani

Beberapa prestasi yang telah diraih oleh Mamimu aka Mie Dendav ini seperti pernah mengikuti Festival Mie dari Bogasari di tahun 2019 dan berhasil menjual 100 porsi dalam waktu 2 jam; Tahun 2022 berhasil mengikuti Eprix Formula E dari Dinas PPKUKM dan menjadi UMKM dengan penghasilan 3 terbaik.

Pencapaian Mamimu aka Mie Dendav ini telah memasarkan produksi hingga ke Jawa, Bali, dan Sumatera. Bahkan telah meluaskan cakupan pemasarannya ke Dubai. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bisnis Waralaba Ekspedisi untuk UMKM, Permintaan Tinggi di Tengah Tren Bisnis Online


Pernah Tak Terima Pesanan Sama Sekali, Kini Raup Omzet Puluhan Juta Sebulan

Meskipun telah raih banyak penghargaan. Dalam perjalanan bisnisnya, Mamimu aka Mie Dendav bukan tidak mengalami kendala atau kesulitan. Pada awal-awal menjalani bisnis ini, Indriani pernah tidak produksi sama sekali. ia berusaha menawarkan produknya dengan ikut menjualnya di Food Court, mengandalkan sistem PO (pre order) dan media sosial. 

“Di Awal mah perih. Paling banyak hanya 5kg mie. Kadang gak produksi karena tidak ada pesanan. Promosi di awal kami jualan di food court lokal di dekat rumah dan mengandalkan Open PO atau teman di whatsapp” ungkap Indriani

Hingga saat ini, Mamimu aka Mie dendav telah mampu mencapai kapasitas produksi hingga 500 kg/bulan dengan omset sekitar 25-30 juta. Indriani mengaku banyak mengalami tantangan dan rintangan selama 5 tahun menjalankan bisnis hingga saat ini. Ia menyadari rintangan itu karena modal nekat dan semangat, dan kurangnya ilmu tentang strategi marketing, kurangnya database customer, mengakibatkan Mamimu aka Mie Dendav ini mengalami banyak hambatan.

Meski demikian, Indriani bertekad untuk terus meng-update keilmuan dan strategi bisnis agar terus mampu mengembangkan bisnis ini.tentunya dengan terus menguji produk dan mengevaluasi agar semakin baik dengan tekad dan komitmen untuk menjaga kualitas mie yang enak, sehat dan halal dengan keunikan yang ditonjolkan yakni Mie dengan sari sayuran. 


Tips Menjalankan Usaha ala Mamimu aka Mie Dendav

1. Harus Yakin dengan Produk

Menurut Indriani, setiap penjual harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan pada produknya sehingga mampu meyakinkan orang lain untuk membeli produk kita. “Kalo penjualnya saja gak yakin bagaimana orang lain akan percaya dengan produk kita’ ujar Indriana

2. Terus Belajar Dan Upgrade Diri Dan Produk

Dalam menjalankan bisnis tentu akan dihadapkan dengan berbagai rintangan dan hambatan sehingga setiap pelaku usaha harus terus belajar dan mampu meng-upgrade diri dan produk sehingga dapat terus update dengan tren terbaru. Banyak hal yang dapat dipelajari baik dari strategi marketing, pengembangan produk baru hingga manajemen risiko.

3. Terus berinovasi

Setiap pelaku usaha tentu memiliki saingan/competitor sehingga pelaku usaha harus terus berinovasi untuk mengembangkan produk baru, baik dengan menambah fitur, varian rasa, dan keunikan yang berbeda dengan yang lain sehingga kita memiliki kekhasan yang membedakan kita dengan competitor.

Baca Juga: Berawal dari Resep Keluarga, Eatsambal Raup Omzet Milyaran Berkat Inovasi dan Kreativitas

4. Berani Tampil Beda

Berani tampil beda yang dimaksud adalah dengan menghadirkan sesuatu yang baru, unik dan relevan dengan kebutuhan konsumen. Hal ini merupakan cara agar konsumen atau pelanggan mengingat kita dengan keunikan dan kekhasan yang kita tonjolkan.

5. Perluas Jejaring, Pertemanan, Rajin Ikut Pelatihan

Sahabat Wirausaha dapat mengikuti banyak pelatihan, memperluas relasi bisnis sehingga kita dapat terus belajar dengan banyak pebisnis dan berbagi pengalaman yang berguna bagi perkembangan bisnis.

Inspirasi ala Mamimu aka Mie dendav merupakan bentuk perjalanan bisnis yang inspiratif sehingga dapat memberikan gambaran dalam membangun dan menjalankan bisnis. Tips-tips tersebut berguna sebagai wawasan baru bagi Sahabat Wirausaha yang ingin menjalankan bisnis serupa. 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi :

https://ukmjagowan.id/ukm/mie-dendav

Wawancara dengan Indriani Nurharti (6-8 Desember 2023)