Sahabat Wirausaha, meskipun Uni Eropa bukan asal negara atau wilayah impor utama Indonesia, namun pasar barang impor Indonesia asal Uni Eropa masih banyak diminati di Indonesia, khususnya produk berupa mesin untuk industri tertentu dan produk dairy (susu dan olahannya). Hal ini tercermin dari nilai impor Indonesia dari Uni Eropa yang mencapai US$ 11,1 miliar (sekitar Rp 173,96 triliun) pada tahun 2021. Angka tersebut naik 9% dari nilai impor tahun 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), negara asal impor terbesar berasal dari Jerman. Nilai impor Indonesia dari negara tersebut mencapai US$ 3,19 miliar (sekitar Rp 49,99 triliun) sepanjang 2021. Nilai tersebut tumbuh 5,41% dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 3,02 miliar (sekitar Rp 47,33 triliun). Nilai impor tersebut porsinya mencapai 28,73% dari total impor Indonesia dari Uni Eropa, serta mencapai 2,14% dari total impor Indonesia sepanjang tahun lalu. Impor utama Indonesia dari Jerman antara lain berupa mesin lainnya untuk industri tertentu, bahan kimia lainnya, serta alat pengobatan dan perlengkapannya.

Baca Juga: Tips Sukses Ekspor Berdasarkan Hasil Penelitian

Sumber: bps.go.id

Impor Indonesia dari Uni Eropa terbesar berikutnya berasal dari Italia senilai US$ 1,73 miliar (sekitar Rp 27,11 triliun) sepanjang tahun 2021. Nilai tersebut naik 11,02% dari tahun sebelumnya dengan porsi mencapai 15,58% total impor Indonesia dari Uni Eropa. Berikutnya, dari Prancis dengan nilai impor sebesar US$ 1,28 miliar (sekitar Rp 20,06 triliun) pada tahun 2021. Nilai tersebut turun 6,1% dan porsinya mencapai 11,5% dari total impor Indonesia dari Uni Eropa. Urutan keempat terdapat Belanda dengan impor senilai US$ 846,2 juta (sekitar Rp 13,26 triliun). Nilai tersebut naik 5,2% dan porsinya mencapai 7,63% total impor Indonesia dari Uni Eropa. Kemudian dari impor dari Belgia dengan nilai US$ 767,7 juta (sekitar Rp 12,03 triliun) pada 2021. Nilai tersebut tumbuh 45,92% dari tahun sebelumnya. Nilai impor dari Belgia porsinya mencapai 6,92% total impor Indonesia dari Uni Eropa.

Untuk memahami potensi impor barang asal Uni Eropa di Indonesia, berikut merupakan potensi impor dari kelima negara asal impor utama Uni Eropa beserta rincian produk utama yang diimpor ke Indonesia:

1. Jerman

Menurut Badan Pusat Statistik, Indonesia membukukan impor dengan Jerman US$ 3,19 miliar (sekitar Rp 49,99 triliun) per tahun 2021. Nilai tersebut terlihat naik 5% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat di angka US$ 3,02 miliar (sekitar Rp 47,33 triliun).

Baca Juga: Analisis Potensi Ekspor Indonesia ke Australia

jika dilihat dari rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Jerman, impor dalam 10 tahun terakhir telah banyak berkurang. Tercatat nilai impor terendah Indonesia dari jerman adalah US$ 3,02 miliar (sekitar Rp 47,33 triliun) dan untuk nilai impor tertinggi di angka US$ 4,43 miliar (sekitar Rp 69,43 triliun).

Sahabat Wirausaha, berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Jerman. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar:

  • Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler

Masuk dalam kode HS 84, Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler merupakan kelompok produk barang impor yang dikategorikan bersama dengan dan bagiannya. Impor produk ini dari Jerman berada di urutan pertama. Indonesia mengimpor sebanyak US$ 1,08 miliar (sekitar Rp 16,93 triliun). Nilai impor Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler;bagiannya ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 1,25 miliar (sekitar Rp 19,59 triliun).

  • Peralatan optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah

Nilai impor produk peralatan optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah sebesar US$ 102.82 juta (sekitar Rp 1,62 triliun) per Desember 2021.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Makanan Minuman Kemasan

  • Mesin dan peralatan listrik dan bagian-bagiannya

Indonesia melakukan impor produk ini berasal dari 139 negara. Impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya dari negara ini berada di urutan 11. Pada 2021, Indonesia tercatat melakukan impor sebanyak US$ 229,56 juta (sekitar Rp 3,61 triliun). Selain negara tersebut, impor terbesar Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya berasal dari Cina, Singapura, Taipei, Cina, Jepang dan Korea, Republik.

  • Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya

Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 89 negara. Impor Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya dari negara ini berada di urutan ketujuh. Pada 2021, Indonesia tercatat melakukan impor sebanyak US$ 145,91 juta (sekitar Rp 2,29 triliun) Selain negara tersebut, impor terbesar Kendaraan selain stok kereta api atau trem, dan suku cadang dan aksesorinya berasal dari Jepang, Cina, Thailand, India dan Brazil.

  • Produk Kimia Lain-lain

Impor Produk Kimia Lain-lain dari negara ini berada di urutan ketujuh. Pada 2021, Indonesia tercatat melakukan impor sebanyak US$ 144,02 juta (sekitar Rp 2,26 triliun). Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Cina, Jepang, Korea, Republik, Amerika Serikat dan Singapura.

Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan Kemasan Dari Indonesia

2. Italia

Indonesia membukukan impor dengan Italia sebesar US$ 1,73 miliar (sekitar Rp 27,11 triliun) sepanjang tahun lalu. Nilai tersebut naik 11,02% dari tahun sebelumnya dengan porsi mencapai 15,58% total impor Indonesia dari Uni Eropa.

Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Italia. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.

  • Hidrokarbon Tds, Halogenasi, Sulfonasi

Impor produk ini dari Italia berada di urutan pertama. Indonesia mengimpor produk Hidrokarbon Tds, Halogenasi, Sulfonasi senilai US$ 143,31 juta (sekitar Rp 2,25 triliun) pada tahun 2021

  • Pulp dan Sisa-sisa Kertas

Nilai impor untuk produk pulp dan sisa-sisa kertas sebesar US$ 116,28 juta (sekitar Rp 1,83 triliun) per Desember 2021. Indonesia juga mengimpor Pulp dan sisa-sisa kertas dari negara lain, seperti Inggris, Belanda, Swedia, Finlandia, dll

Baca Juga: Potensi Impor: ASEAN

  • Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu

Nilai impor produk Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu senilai US$ 83.31 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) pada tahun 2021. Negara pengekspor terbesar untuk produk ini dari Uni Eropa ke Indonesia ialah Jerman.

  • Produk Logam Tidak Mulia, Lainnya

Nilai impor Produk Logam Tidak Mulia dari Italia ke Indonesia sebesar US$ 82,67 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) pada tahun 2021.

  • Perkakas Tangan dan Mesin Bukan Listrik

Nilai impor produk Perkakas Tangan dan mesin Bukan Listrik sebesar US$ 73,53 juta (sekitar Rp 1,15 triliun) pada Desember 2021.

Baca Juga: Saatnya Memanfaatkan Perdagangan Bebas ASEAN

3. Prancis

Indonesia membukukan impor dengan Perancis sebesar US$ 1,28 miliar (sekitar Rp 20,06 triliun) data per Desember 2021. Nilai tersebut semakin jatuh 6,11% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 1,36 miliar (sekitar Rp 21,39 triliun).

Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Perancis, impor dalam 10 tahun terakhir telah mengalami penurunan cukup dalam. Terendah impor Indonesia adalah US$ 1,28 miliar (sekitar Rp 20,06 triliun) dan untuk impor tertinggi di angka US$ 1,93 miliar (sekitar Rp30,35 triliun).

Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Perancis. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.

  • Minyak esensial dan resinoid

Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Minyak esensial dan resinoid. Dalam klasifikasi trademap, Minyak esensial dan resinoid masuk kategori produk HS dengan kode 33. Produk ini merupakan jenis barang impor yang dikelompokkan bersama dengan dan persiapan wewangian, kosmetik atau toilet.

Baca Juga: Tips Petani dan Nelayan Modern Indonesia Menuju Pasar Ekspor

Pada 2021, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak US$ 176,78 juta (sekitar Rp 2,78 triliun). Nilai impor Minyak esensial dan resinoid;persiapan wewangian, kosmetik atau toilet ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 96.81 juta (sekitar Rp 1,52 triliun).

  • Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler

Di urutan kedua, impor Indonesia paling banyak adalah produk Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler. Nilai impor dari Perancis pada 2021 tercatat US$ 171,47 juta (sekitar Rp 2,7 triliun). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 299,58 juta (sekitar Rp 4,71 triliun).

  • Mesin dan peralatan listrik dan bagian-bagiannya

Di urutan ke ketiga, Indonesia juga tercatat banyak mengimpor Mesin dan peralatan listrik dan bagian-bagiannya dari Perancis. Nilai impor produk ini pada 2021 senilai US$ 102,45 juta (sekitar Rp 1,61 triliun). Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 108,6 juta (sekitar Rp 1,7 triliun). Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari 147 negara. Impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya dari Perancis tercatat berada di urutan 16. Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Cina, Singapura, Taipei, Cina, Jepang dan Korea.

Baca Juga: Tips Memilih Jasa Forwarder Ekspor yang Tepat

  • Produk susu

Selain itu, Indonesia juga mengimpor senilai US$ 89,9 juta (sekitar Rp 1,41 triliun) produk susu dari Perancis. Nilai impor produk ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 51,58 juta (sekitar Rp 811,2 miliar). Impor Produk susu dari Perancis tercatat berada di urutan keempat. Selain negara tersebut, impor terbesar Produk susu berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat, Belgia dan Jerman. Indonesia juga tercatat mengimpor produk ini dari 29 negara lainnya.

  • Produk farmasi

Untuk produk farmasi, Indonesia mengimpor Produk farmasi dari Perancis senilai US$ 53,08 juta (sekitar Rp 834,8 miliar). Indonesia mengimpor produk ini dari 72 negara. Impor produk farmasi dari Perancis tercatat berada di urutan delapan. Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Cina, Amerika Serikat, Belgium, Spanyol dan India.

4. Belanda

Indonesia membukukan impor dengan Belanda US$ 846,12 juta (sekitar Rp 13,26 triliun) per Desember 2021. Nilai tersebut naik 5,2% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat US$ 804,33 juta (sekitar Rp 12,65 triliun).

Baca Juga: Apa itu Bill of Lading?

Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Belanda, impor dalam 10 tahun terakhir menurun sangat tajam. Terendah impor Indonesia adalah US$ 723,62 juta (sekitar Rp 11,38 triliun) dan untuk impor tertinggi di angka US$ 1,24 miliar (sekitar Rp 19,5 triliun).

Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Belanda. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.

  • Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler

Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler. Dalam klasifikasi trademap, Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler masuk kategori produk HS dengan kode 84. Produk ini merupakan jenis barang impor yang dikelompokkan bersama dengan dan bagiannya.

Pada 2021, Indonesia tercatat mengimpor US$ 135,26 juta (sekitar Rp 2,08 triliun). Nilai impor Mesin, peralatan mekanik, reaktor nuklir, boiler;bagiannya ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 138,96 juta (sekitar Rp 2,18 triliun).

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

  • Produk farmasi

Produk farmasi termasuk dalam kategori produk dengan kode HS 30. Indonesia mengimpor senilai US$ 78,96 juta (sekitar Rp 1,24 triliun) untuk produk ini pada tahun 2021.

  • Plastik

Impor Plastik dari negara ini berada di urutan 15. Pada 2021, Indonesia tercatat melakukan impor US$ 74.23 juta (sekitar Rp 1.17 triliun). Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Cina, Thailand, Singapura, Korea, Republik dan Malaysia.

  • Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya

Produk ini diperoleh dengan mendatangkannya dari 38 negara. Impor Bubur kayu atau bahan selulosa berserat lainnya dari negara ini berada di urutan sepuluh. Pada 2021, Indonesia tercatat melakukan impor senilai US$ 65.31 juta (sekitar Rp 1,03 triliun). Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Amerika Serikat, Kanada, Italia, Britania Raya dan Selandia Baru.

Baca Juga: Mengenal Harga Patokan Ekspor

  • Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya

Indonesia juga tercatat banyak mengimpor mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya dari Belanda. Nilai impor produk ini pada 2021 US$ 60,2 juta (sekitar Rp 946,77 miliar). Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 66,18 juta (sekitar Rp 1,04 triliun). Impor Mesin dan peralatan listrik dan bagian -bagiannya dari Belanda tercatat berada di urutan 19. Selain negara tersebut, impor terbesar Mesin dan peralatan listrik dan bagian-bagiannya berasal dari Cina, Singapura, Taipei, Cina, Jepang dan Korea, Republik. Indonesia juga tercatat mengimpor produk ini dari 142 negara.

5. Belgia

Indonesia membukukan impor dengan Belgia sebesar US$ 767,7 juta (sekitar Rp 12,03 triliun) pada 2021. Nilai tersebut tumbuh 45,92% dari tahun sebelumnya. Nilai tersebut porsinya mencapai 6,92% total impor Indonesia dari Uni Eropa.

Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Italia. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.

  • Bahan Obat-obatan dan Kesehatan

Nilai impor produk bahan obat-obatan dan Kesehatan dari Belgia sebesar US$ 221,32 juta (sekitar Rp 3,48 triliun) per Desember 2021.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Kopi

  • Susu, Kep. Susu dan Hasilnya kec. Mentega dan Keju

Nilai total impor produk susu dan olahannya, terkecuali mentega dan keju sebesar US$ 111,33 juta (sekitar Rp 1,75 triliun) pada tahun 2021.

  • Sayur-Sayuran Diawetkan

Untuk produk sayur-sayuran yang diawetkan, Indonesia mengimpor dari Belgia sebesar US$ 40,83 juta (sekitar Rp 642,14 miliar) pada tahun 2021.

  • Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu

Nilai impor produk mesin lainnya untuk industri tertentu sebesar US$ 24,35 juta (sekitar Rp 382,95 miliar) per Desember 2021.

  • Persenyawaan Organo-Inorganik dan Heterosiklik

Di Urutan ke lima, Indonesia mengimpor produk Persenyawaan Organo-Inorganik dan heterosiklik dari Belgia sebesar US$ 24,14 juta (sekitar Rp 379,65 miliar) pada tahun 2021.

Baca Juga: Peluang Pasar Produk Mainan Anak

Seperti yang kita ketahui, produk impor utama dari Uni Eropa berupa mesin untuk industri tertentu dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri Indonesia yang sedang mengalami perkembangan, khususnya dibidang perindustrian. Hal ini dapat menjadi peluang bisnis B2B yang menjanjikan. Disisi lain, Indonesia juga banyak mengimpor produk susu dan olahannya dari beberapa negara di Uni Eropa untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang terus mengalami peningkatan, meskipun kita telah memiliki New Zealand sebagai eksportir utama produk susu dan olahannya. Nah, Sahabat Wirausaha, apakah tertarik untuk mengimpor barang dari Uni Eropa?

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Referensi:

Bps.go.id

Kemlu.go.id