Siapa yang tidak mengenal Kanada? Negara dengan luas wilayah terbesar kedua setelah Rusia ini merupakan salah satu negara favorit imigran untuk mengadu nasib. Perekonomian negara ini hampir sama kuatnya dengan Amerika Serikat.
Baca Juga: Ragam Komoditas Potensi Ekspor ke Amerika Serikat
Berdasarkan data dari World Bank, Produk Domestik Bruto (PDB) Kanada pada tahun 2020 adalah sebesar USD 1,65 trilliun (sekitar Rp 23.805,62 triliun). Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat menjadikan Kanada sebagai target pasar potensial bagi pasar domestik maupun internasional setelah Amerika Serikat.
Sumber: bps.go.id
Meskipun Kanada bukanlah negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia, seperti Amerika Serikat, namun pertumbuhan ekonomi dan tren konsumsi di Kanada sedang meningkat. Terlebih pemerintah Indonesia dan Kanada baru-baru ini melakukan perundingan pertama perjanjian dagang yang nantinya akan membantu produk Indonesia agar lebih mudah memasuki pasar Kanada. Wah, menarik bukan Sahabat Wirausaha?
Lalu, kita pasti bertanya-tanya, produk-produk seperti apa sih yang berpotensi sukses memasuki pasar Kanada? Sebelum itu, yuk, kita kenal lebih dahulu seperti apa negara Kanada!
Mengenal Negara Kanada
Kanada, negara yang terkenal dengan pohon maple ini, merupakan salah satu negara di benua Amerika yang mempunyai tingkat perekonomian yang maju, selain Amerika Serikat. Perekonomian Kanada mulai meningkat pasca Perang Dunia II yang ditopang oleh industri manufaktur, pertambangan dan sektor jasa.
Sumber: itcpcvancouver.com
Baca Juga: Javara: Produk Lokal yang Mendunia
Pada tahun 1989, Kanada bersama Amerika Serikat membentuk FTA dan pada tahun 1994 membentuk NAFTA bersama Amerika Serikat dan Meksiko yang turut memberikan peningkatan perekonomian melalui perdagangan yang cukup signifikan karena Kanada mengalami banyak surplus terutama dengan Amerika Serikat. Kanada merupakan supplier terbesar Amerika Serikat untuk sektor energi seperti minyak bumi, gas bumi, uranium dan listrik.
Pada periode 1993 sampai dengan 2007, Kanada mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat karena didukung oleh sumber daya manusia, sumber daya alam serta teknologi maju, namun demikian pada tahun 2007 sampai dengan 2008 Kanada mengalami resesi ekonomi yang disebabkan oleh pengaruh dari perekonomian global yang mengalami resesi akibat isu subprime mortgage di Amerika Serikat. Perekonomian Kanada mulai mengalami perbaikan mulai tahun 2009 yang didukung oleh sektor finansial domestik yang merupakan salah satu yang terkuat di dunia.
Kebanyakan industri pembuatan barang industri milik Kanada berada di Ontario dan Quebec (East Canada), di mana produksi kendaraan bermotor merupakan sektor terbesar dalam industri ini. Sektor industri lainnya yang terdapat pada wilayah East Canada meliputi industri makanan dan minuman, kertas dan produksi sejenisnya, logam dasar, logam buatan, dsb.
Baca Juga: Mamaibu Chicken Wings and Sauce, Bersiap Terbang Menyapa Dunia
Bagian Atlantik, Prairi dan Pasifik Kanada (West Canada) memiliki kegiatan perekonomian yang berfokus ada sumber daya alami, sepeti pada provinsi Pacific yang fokus pada perikanan, kehutanan dan pertambangan, dan provinsi Prairi bergantung pada pertanian dan bahan bakar mineral. Sektor utama British Columbia ialah kehutanan dan pertambangan, serta pariwisata.
Dilansir dari ceic.com, negara terluas kedua setelah Rusia ini memiliki populasi penduduk hanya sekitar 38,2 juta jiwa pada tahun 2021. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kanada, pemerintah Kanada membuka pintu bagi para imigran yang ingin menjadi penduduk tetap.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk Kanada setiap tahunnya, tingkat konsumsi masayarakat pun kan meningkat, hal ini akan menjadikan Kanada sebagai target pasar yang potensial bagi pasar Internasional. Terlebih mengingat tingkat heterogenitas penduduk Kanada yang tinggi, pasar Kanada dapat membuka peluang bisnis dari berbagai sektor untuk memenuhi kebutuhan pasar yang heterogen.
Karena Kanada negara yang kaya akan sumber daya minyak dan gas alam serta memiliki industri kendaraan bermotor yang besar, ekspor utama Kanada ialah Kendaraan bermotor dan suku cadangnya, mesin dan peralatan, produk teknologi tinggi, minyak, gas alam, logam, serta produk kehutanan dan pertanian.
Sedangkan untuk impor utama Kanada, meliputi mesin dan peralatan industri termasuk berbagai peralatan komunikasi dan elektronik, mobil dan suku cadang kendaraan bermotor, bahan-bahan industri (biji logam, besi dan baja, logam mulia, bahan kimia, plastik, kapas, wol dan bahan tekstil lainnya), dan berbagai produk pabrik dan makanan.
Hubungan Bilateral Indonesia - Kanada
Pada pertengahan bulan Maret lalu, Indonesia dan Kanada telah menyelesaikan perundingan pertama perjanjian dagang Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA). Upaya ini dilakukan sebagai salah satu strategi penguatan hubungan kerja sama luar negeri antara Indonesia dan Kanada selaku mitra sejajar yang penting dan strategis.
Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co
Tujuan utama dari perundingan ini tidak lain adah untuk membuka peluang penetrasi produk Indonesia di pasar Amerika Utara, karena mengingat Indonesia saat ini baru memiliki satu perjanjian dagang di benua Amerika, yaitu dengan Chile di Amerika Selatan.
Secara keseluruhan, Perundingan ICA-CEPA mencakup pembahasan yang terbagi dalam 17 Kelompok Kerja dan 3 Expert Level Discussion. Kelompok kerja yang dimaksud adalah perdagangan barang, perdagangan jasa, perdagangan digital, ketentuan legal dan isu institusional, pengamanan perdagangan, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, sanitari dan fitosanitari, regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian (STRACAP), praktik regulasi yang baik, investasi, kekayaan intelektual, kerja sama ekonomi dan teknis, pengadaan barang pemerintah, transparansi, kompetisi, dan penyelesaian sengketa.
Sedangkan untuk Expert Level Discussion, membahas mengenai perdagangan inklusif, tenaga kerja dan lingkungan. Dengan adanya perundingan ni, diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antar kedua negara sehingga membantu meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia ke Kanada di masa mendatang.
Sebelum dilakukan perundingan ini, Indonesia dan Kanada telah lama menjalin hubungan bilateral yang cukup lama dan kuat di berbagai sektor sejak ditandatanganinya persetujuan kedua negara untuk masing-masing membuka perwakilan diplomatik pada tanggal 9 Oktober 1952.
Selain itu, Indonesia dan Kanada juga bersama-sama bekerjasama dalam beberapa organisasi yang bersifat multilateral seperti Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN Regional Forum (ARF), the G20, and the World Trade Organization (WTO).
Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional
Keikutsertaan kedua negara dalam organisasi-organisasi internasional tersebut cukup menandakan bahwa kedua negara mempunyai visi dan misi yang sama dalam upayanya meningkatkan kerjasama dari sisi politik ekonomi sosial dan budaya.
Potensi Ekspor Sektor Pertanian
Saah satu produk pertanian Indonesia yang memiiki nilai ekspor tinggi di pasar Kanada ialah produk kopi. Berdasarkan data dari tradigecomomics.com, pada tahun 2021 total nilai impor kopi Kanada secara keselurahan mencapai USD 1,4 miliar (setara Rp 20,2 triliun) dengan peningkatan sebesar 10.3% dibandingkan tahun sebelumnya dengan nilai impor sebesar USD 1,26 miliar (setara Rp. 18,27 triliun). Indonesia masuk dalam Top Ten eksportir kopi ke Kanada dengan total nilai impor Kanada sebesar USD 27,02 juta (setara Rp 391,6 milliar) di tahun 2021.
Tingginya nilai impor kopi ini, sejalan dengan fakta bahwa orang Kanada umumnya adalah pecinta kopi. Hal ini didukung oleh hasil survei Coffee Association of Canada pada Oktober 2020, sebanyak 71% orang Kanada umur 18-79 tahun mengkonsumsi setidaknya 2.7 cangkir kopi per hari.
Bahkan, menurut studi Coffee Business Intelligence tahun 2020, Kanada menempati peringkat ke-10 sebagai negara dengan konsumsi kopi tertinggi per kapita di dunia dengan rata-rata konsumsi kopi 7 kg per orang setiap tahun.
Baca Juga: Membedah Pameran Internasional dari Pemerintah Indonesia
Produk pertanian lain yang mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2021, ialah teh. Berdasarkan data Buletin Ekspor BPS, nilai ekspor teh asal Indonesia ke Kanada mengalami peningkatan sekitar 8000% dari USD 349 (setara Rp 5,05 juta) pada tahun 2020 menjadi USD 28,68 ribu (setara Rp 414,66 juta).
Hal ini dapat menunjukkan terjadinya peningkatan tren konsumsi akan produk teh asal Indonesia pada tahun tersebut. Dengan peningkatan yang tajam, tidak menutup kemungkinan tren produk teh asal Indonesia akan terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun ke depan.
Potensi Ekspor Sektor Produk Apparel
Seperti yang kita tahu, Kanada memiliki populasi penduduk yang tinggi dan diprediksi akan terus bertambah, mengingat pemerintah Kanada membuka pintu mereka untuk penduduk imigran. Tingginya angka penduduk kanada aka berdampak pada meningkatnya kebutuhan pasar kanada akan produk apparel.
Baca Juga: Peluang Pasar Apparel
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai impor Kanada akan produk apparel Indonesia sebesar 14,54% pada tahun 2021. Berdasarkan data dari Buletin Ekspor Indonesia, Nilai ekspor produk apparel Indonesia di tahun sebelumnya adalah USD 135,1 juta (setara Rp 1,95 triliun ) menjadi USD 154,72 juta (setara Rp2,24 triliun). Permintaan produk apparel akan diprediksi terus meningkat karena tingginya permintaan, dan sifat tren mode yang berubah-ubah dengan cepat.
Potensi Ekspor Furniture
Kanada merupakan negara dengan tingkat konsumsi yang terbilang tinggi untuk produ furniture. Berdasarkan data International Trade Centre di tahun 2021, Kanada menduduki peringkat ke-5 sebagai importir produk furniture dan home decor dengan total nilai impor Kanada sebesar USD 9,73 miliar (setara Rp 140,97 triliun).
Pada sektor ini, Indonesia menduduki peringkat ke-11 sebagai eksportir produk furniture dan home décor ke Kanada dengan nilai ekspor sebesar USD 68,81 juta (setara Rp 997,27 miliar) pada tahun 2021, dengan peningkatan sebesar 29,24% dibandingkan ekspor tahun 2020 yang hanya sebesar USD 53,23 juta (setara Rp 771,51 miliar).
Baca Juga: Peluang Pasar Furniture
Produk furnitur kayu merupakan produk yang banyak diminati di pasar Kanada. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai impor Kanada dari seluruh negara untuk produk furnitur kayu yang mencapai USD 783,2 juta (setara Rp 11,35 triliun) pada tahun 2021, dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencapai USD 651,93 juta (setara Rp 9,42 trliun).
Di provinsi British Columbia, Indonesia menduduki peringkat ke-8 sebagai eksportir produk furnitur kayu dengan nilai impor Kanada sebesar USD 22.6 juta (setara Rp 256,53 miliar) pada tahun 2020 dan sebesar USD 22,16 juta (setara Rp 321,23 miiar) pada tahun 2021.
Sedangkan di provinsi Alberta, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan total nilai impor Kanada sebesar USD 1,07 juta (Rp 15,55 miliar). Negara pesaing utama Indonesia dari Asia Tenggara untuk ekspor produk furnitur kayu ke British Columbia dan Alberta adalah Vietnam dan Malaysia
Potensi Ekspor Produk Perikanan
Dikutip dari ekonomi.bisnis.com, menurut data IBISWorld, penerimaan produk dari industri perikanan dan boga bahari di Kanada dalam 5 tahun ke depan diperkirakan terus bertumbuh. Hal ini menunjukkan tingginya permintaan Kanada terhadap produk makanan laut dan perikanan.
Tercatat data dari Buletin ekspor BPS, nilai ekspor ikan hidup hasil budidaya mangalami peningkatan sebesar 25,06% pada tahun 2021 menjadi USD 606.884 (setara Rp 8,77 miliar). Produk hasil laut lain yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan adalah udang dibekukan. Nilai ekspor untuk udang dibekukan pada tahun 2021 adalah sebesar USD 24,36 juta (setara Rp 352,2 miliar) meningkat sebesar 105,61% dari tahun sebelumnya.
Salah satu provinsi di Kanada yang memiliki tren konsumsi terbesar untuk produk hasil laut dan perikanan di seluruh Kanada, yakni mencapai 23,6 persen.
Baca Juga: Peluang Pasar Produk Frozen Food
Salah satu kendala untuk ekspor produk hasil laut Indonesia ke Kanada adalah karena jaraknya yang cukup jauh. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah perlunya Indonesia memiliki mother vessel yang dapat mengangkut produk perikanan Indonesia dalam skala besar ke Benua Amerika.,
Potensi Ekspor Produk Makanan dan Minuman Kemasan
Sama seperti produk Apparel, permintaan produk makanan dan minuman kemasan juga diprediksi akan mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pasar kanada yang dinamis. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerntah Kanada untuk membuka pintu bagi warga imigran untuk menjadi penduduk tetap Kanada.
Menurut data dari Buletin Ekspor BPS, nilai ekspor Indonesia untuk produk makanan dan minuman kemasan pada tahun 2021 tercatat sebesar USD 21,84 juta (setara Rp 315,76 miliar) atau naik sebesar 9,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Nah, Sahabat Wirausaha, Kanada memang bukan negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia. Namun, dengan adanya perundingan perjanjian dagang Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), akan memberikan angin segar bagi para eksportir untuk memasarkan produk mereka ke Kanada.
Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan Kemasan Dari Indonesia
Produk asal Indonesia yang diekspor ke Kanada, meliputi kopi, teh, produk apparel, dan produk perikanan, serta produk makanan minuman kemasan, memiliki potensi besar untuk memasuki pasar Kanada. Tren konsumsi pasar Kanada akan diperkirakan terus bertumbuh mengingat meningkatnya jumah penduduk imigran setiap tahunnya, terutama untuk wiayah West Canada, seperti daerah British Columbia dan Alberta. Hal ini membuka peluang bagi pasar internasional untuk memenuhi kebutuhan pasar Kanada. Apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk memasuki pasar Kanada?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: