Peluang Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab – Mari kita bicara tentang satu hal yang sepertinya lewat begitu saja dari radar kita: peluang emas yang mungkin tersembunyi dalam bisnis ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Di saat negara-negara raksasa ekonomi membanjiri pasar UEA dengan produk mereka, Indonesia, si kaya akan budaya dan sumber daya, sepertinya perlu sedikit lebih banyak perhatian untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Mari kita mulai pembicaraan kita dengan melihat lebih dekat ke dalam koper dagangan kita. Siapkah Sahabat Wirausaha untuk menggoyangkan produk Indonesia sebagai primadona dalam perdagangan ke Dubai? Yuk, simak satu per satu, produk-produk UMKM Indonesia yang siap membuat pasar UEA berdansa.
Pemain Pasar Impor UEA dan Potensi Tersembunyi Indonesia
Di kancah perdagangan global, Uni Emirat Arab berkelana lewat angka-angka impor yang cemerlang dari negara-negara seperti China dan Amerika Serikat, dengan China sendiri menyumbangkan angka yang cukup untuk membuat mata terbelalak—lebih dari $60 miliar! Amerika Serikat tak mau ketinggalan, dengan hampir $40 miliar barang yang merapat ke pelabuhan UEA. Dan India, seolah tak mau kalah cerita, ikut berpartisipasi dengan mengirimkan sekitar $30 miliar nilai produknya.
Sementara banyak negara besar bermain, ada satu pemain yang kurang terlihat: Indonesia. Negara kita yang kaya akan budaya dan sumber daya ini entah bagaimana tidak menampakkan namanya di papan atas perdagangan dengan UEA. Itu sedikit mengejutkan, mengingat Indonesia punya segalanya, mulai dari kopi hingga tekstil, yang bisa mereka tawarkan.
Ini mungkin semacam 'wake-up call' untuk Sahabat Wirausaha. Mungkin sudah waktunya untuk goyangkan sedikit papan catur ekonomi, Indonesia pasti bisa menjadi yang terbaik di panggung ekspor UEA. Ini tentang menemukan celah dan menyelinap ke dalamnya dengan gaya—dan tentu saja, banyak produk yang siap dikirim. Yuk kita bahas apa saja produk Peluang Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.
Baca Juga: RCEP Jadi Peluang Emas Bagi UMKM di Korea Selatan, Game Changer Bagi Indonesia?
Koleksi Produk UMKM Indonesia yang Siap Membuat Pasar UEA Berdansa
Menurut peta potensi ekspor dari International Trade Center yang super berguna ini, ada bintang-bintang yang sedang bersinar, siap membuat UEA jatuh cinta. Kita bicara soal perhiasan yang mewah, alas kaki yang nyaman untuk petualangan di padang pasir, dan kapulaga yang siap mengguncang dunia rempah disana.
Lada hitam yang belum digiling dan kopi olahan, keduanya juga mengisyaratkan janji aromatik yang akan memanjakan selera UEA. Ditambah lagi dengan udang beku yang siap meluncur masuk ke restoran-restoran top UEA.
Namun, sebelum kita terlalu terbawa suasana, mari kita bicara realita peluang. Grafik diatas juga menyoroti celah kemungkinan-kemungkinan yang belum kita jajaki. Dari sepatu olahraga, furniture kayu hingga sabun, semua ini menunggu tangan yang tepat untuk menyeberang ke pasir UEA. Setelah ini kita coba bahas lebih dalam.
Ekspor Sepatu Olahraga Indonesia ke UEA: Peluang Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab $29 Juta Menanti
Pernahkah Sahabat Wirausaha memikirkan potensi sepasang sepatu olahraga Indonesia? Ternyata, ada lebih banyak cerita, terutama menuju Uni Emirat Arab (UEA).
Mari kita bongkar cerita sukses sepatu olahraga Indonesia yang sedang berlari kencang. Dengan potensi ekspor mencapai $71 juta, Indonesia sudah memasuki lintasan dengan mengekspor $42 juta sepatu ciamik ke UEA. Namun, ternyata masih ada ruang untuk sprint lebih jauh — sebuah kesempatan belum termanfaatkan sebesar $29 juta masih menunggu untuk diambil.
UEA sendiri mengimpor sepatu olahraga senilai $225 juta, dan Indonesia hanya menyumbang sekitar $2,4 miliar dari ekspor mereka ke seluruh dunia dalam kategori ini. Ditambah lagi, dengan tarif yang diterapkan UEA pada produk sepatu olahraga Indonesia cuma 5%, sepertinya peluang berada di depan mata, hanya menunggu untuk disambar.
So, siapa Sahabat Wirausaha yang siap untuk mengikat tali sepatu dan berlari menuju kesempatan emas ini?
Baca Juga: Membedah Importir Buah Tropis Kering
Ekspor Sabun Indonesia ke UEA: Membuka Peluang Pasar $16 Juta
Dalam dunia yang terus bergerak dan berinovasi, ada satu hal yang tetap konsisten: kebutuhan akan kebersihan. Tidak heran jika sabun—dalam bentuk serpihan, granul, bubuk, pasta, atau larutan—menjadi komoditas yang selalu dicari. Nah, siapa sangka bahwa dari Indonesia, ada gelombang potensi sabun yang siap mengalir ke pasar Uni Emirat Arab (UEA)?
Angka-angkanya berbicara: ada potensi ekspor sabun dari Indonesia ke UEA yang fantastis, mencapai $35 juta. Faktanya, $19 juta sudah berhasil dikirimkan ke pasar yang gemar dengan produk kebersihan ini. Namun, masih ada $16 juta potensi yang belum tergarap, dan itu bukan angka yang kecil untuk dilewatkan begitu saja.
UEA sendiri mengimpor sabun senilai $90 juta, dan Indonesia sudah mengekspor sabun senilai $427 juta ke seluruh dunia. Tarif 5% yang diberlakukan UEA terhadap produk ini juga cukup rendah, membuat batasan menjadi tidak terlalu menghambat. Ini berarti, bagi para Sahabat Wirausaha, panggung sudah terbuka lebar untuk bermain lebih banyak lagi.
Bagi UEA, ini kesempatan untuk bersih-bersih dengan nuansa Nusantara. Bagi Indonesia, ini panggilan untuk membasuh dunia dengan aroma dan sentuhan tropisnya. Dan bagi kita semua? Ini mungkin menjadi pengingat bahwa, dalam bisnis sabun, selalu ada ruang untuk bersinar lebih cerah, termasuk di UEA.
Ekspor Furnitur Kayu Indonesia ke UEA: Peluang Bisnis $16 Juta Terbuka Lebar
Ketika berbicara tentang furnitur kayu, Indonesia bukan pemain baru. Dengan hutan yang luas dan tradisi ukir yang mendalam, Indonesia memang jagonya dalam bisnis ini. Namun, meskipun keahlian ini sudah terkenal, tampaknya masih ada ruang yang belum dimaksimalkan dalam mengekspor ke Uni Emirat Arab (UEA).
Mari kita intip angka-angkanya: Ada potensi yang terbentang untuk ekspor furnitur kayu Indonesia ke UEA, dengan estimasi mencapai $23 juta. Tapi tunggu dulu, baru $6.6 juta yang benar-benar terpakai. Artinya, masih ada ruang kosong sebesar $16 juta yang siap diisi oleh kursi, meja, dan lemari beraroma cendana atau mahoni.
UEA sendiri menyimpan minat yang besar pada produk ini, dengan impor furnitur kayu mencapai $310 juta. Sementara Indonesia, sebagai negara produsen furnitur, mengirimkan barang senilai $965 juta ke seluruh dunia. Tarif rata-rata yang diberlakukan oleh UEA terhadap produk Indonesia hanya 5%, yang sebenarnya adalah angka yang cukup menarik untuk sebuah simfoni bisnis.
Baca Juga: 5 Daftar Jaringan Komunitas Ekspor yang Bisa UMKM Ikuti
Jadi, apa artinya ini bagi Sahabat Wirausaha di bidang furnitur? Ini adalah panggilan untuk berinovasi dan mengambil langkah lebih jauh. Ada peluang untuk menambah varian desain, meningkatkan kualitas, dan tentu saja, menambah volume ekspor ke UEA. Mungkin inilah saatnya untuk furnitur Indonesia tidak hanya menghiasi rumah-rumah di dalam negeri tapi juga memenuhi ruang-ruang mewah di Dubai atau Abu Dhabi.
Mari kita tutup pembahasan kita tentang Peluang Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab yang gemilang ini. Tak dapat dipungkiri, panggung global adalah medan yang tak pernah tidur, dan untuk setiap Sahabat Wirausaha di Indonesia, ini adalah panggilan untuk bangkit dan bersinar. Dari sepatu olahraga, sabun, hingga furnitur, Indonesia memegang palet kekayaan yang siap dicatkan ke kanvas pasar UEA. Sementara angka-angka yang belum tergarap itu bukan sekedar angka, melainkan panggilan Sahabat Wirausaha untuk beraksi di UEA.
Sampai jumpa di artikel berikutnya. Teruslah berinovasi, teruslah berdagang, dan yang terpenting, teruslah bergerak maju menuju puncak perdagangan dunia. Semangat Go Global!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.