Peluang Bisnis dari Wisatawan Eropa – Pernahkah Sahabat Wirausaha membayangkan keragaman budaya dan pesona alam Indonesia menarik minat wisatawan dari benua Eropa? Ya, benar sekali! Negeri zamrud khatulistiwa ini menyimpan potensi luar biasa untuk memikat hati wisatawan Eropa.
Mari kita selami lebih dalam potensi wisatawan Eropa di Indonesia. Artikel ini akan mengupas berbagai faktor yang mendorong minat mereka, mulai dari keunikan budaya, keindahan alam, hingga peluang bisnis pariwisata yang menjanjikan.
Siap untuk menjelajahi peluang bisnis dari wisatawan Eropa yang sedang vakansi ke Indonesia? Yuk baca sampai akhir yah.
Mengapa Wisatawan Eropa Menjadi Pasar Yang Menarik?
DI tahun 2019, pengeluaran pariwisata internasional mencapai angka fantastis: €1.335 miliar. Namun, pandemi menghantam keras industri ini, menyebabkan penurunan drastis hingga sepertiga pada tahun 2020. Kabar baiknya, di tahun 2022, pengeluaran pariwisata mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, mencapai €979 miliar, atau 69 persen dari level sebelum pandemi.
Eropa memainkan peran penting dalam pemulihan ini. Benua ini menjadi penyumbang terbesar pengeluaran global pada tahun 2022, dengan total 53%.
Eropa memang menarik untuk dijadikan target pasar karena merupakan salah satu pasar wisatawan terbesar di dunia. Sektor pariwisata di Eropa sedang pulih dengan cepat setelah mengalami tantangan selama pandemi. Beberapa temuan menarik dari Indeks Pengembangan Perjalanan & Pariwisata 2024 menunjukkan bahwa:
- Ekonomi berpendapatan tinggi di Eropa masih memimpin dalam hal pariwisata.
- Pemulihan wisatawan Eropa bahkan mencapai 70% pada tahun 2022 setelah dihantam pandemi selama dua tahun terakhir.
- Eropa menunjukkan pemulihan yang kuat sekitar 90% pada tahun 2023.
- Uni Eropa juga tercatat mengalami pemulihan paling cepat dari pandemi, terutama karena penggunaan sertifikat digital vaksinasi COVID-19 yang luas.
Jadi, meskipun tantangan masih ada, sektor pariwisata di Eropa sedang bergerak menuju pemulihan yang lebih baik. Hal ini membuka peluang bisnis dari wisatawan Eropa bagi pelaku usaha di Indonesia.
Baca Juga: 8 Tips Pasarkan Produk di Toko Oleh-Oleh, Raup Cuan dari Wisatawan
Eropa: Raja Wisatawan yang Semakin Kuat
Eropa adalah raja, atau lebih tepatnya, benua raja dalam hal pariwisata outbound. Pada tahun 2019, 743,9 juta wisatawan dari Eropa menjelajahi dunia, lebih dari setengah (51%) dari total wisatawan internasional. Angka ini menunjukkan dominasi Eropa dalam industri pariwisata global.
Meskipun pandemi sempat mengguncang industri pariwisata, Eropa menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Pada tahun 2022, 62% wisatawan global berasal dari Eropa, mencapai 595 juta orang, atau 80% dari tingkat 2019. Angka ini menunjukkan bahwa Eropa bangkit kembali dengan kuat dan siap untuk terus menjelajahi dunia.
Bukti lain kebangkitan Eropa adalah lalu lintas penumpang udara. Pada Q3 2022, lalu lintas penumpang udara dari Eropa sudah mencapai 86% dari level 2019. Ini menunjukkan kepercayaan diri wisatawan Eropa dan antusiasme mereka untuk kembali menjelajahi dunia.
Sumber: Eurostat
Orang Eropa Suka Berlibur di Eropa, Tapi Asia Juga Diminati!
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2019, 96,3% dari 1,1 miliar perjalanan yang dilakukan oleh warga negara Eropa adalah ke negara-negara Eropa. Artinya, hanya 33,8 juta perjalanan yang dilakukan ke luar Eropa.
Asia dan Afrika adalah dua benua paling populer untuk perjalanan ke luar Eropa, dengan 44,3% dan 35,1% dari total perjalanan pada tahun 2019. Amerika Tengah dan Selatan juga menarik, dengan 16,2% dari total perjalanan.
Kenapa orang Eropa tertarik berlibur ke Asia? Alasannya juga beragam. Pengalaman menarik, perjalanan transformatif, dan wisata alam adalah beberapa alasan yang digemari. Jadi, Indonesia juga memiliki daya tarik yang tinggi bagi wisatawan Eropa.
Sumber: Eurostat
Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Travel, Tangkap Peluang Bisnis di Sektor Pariwisata yang Menjanjikan
Liburan Favorit Orang Eropa: Mana yang Jadi Juaranya?
Sudah bertahun-tahun, destinasi wisata favorit orang Eropa tidak banyak berubah. Turki, Mesir, Thailand, dan Maroko masih menjadi negara-negara yang paling ramai dikunjungi.
Alasannya? Keempat negara ini termasuk destinasi jarak menengah, jadi mudah dijangkau oleh orang Eropa dari seluruh benua. Apalagi, banyak penerbangan langsung ke sana, termasuk oleh maskapai berbiaya rendah.
Apa yang menarik dari keempat negara ini? Beragam! Dari pantai yang indah dan sejarah yang kaya di Turki dan Mesir, sampai petualangan seru di alam liar dan kuil-kuil yang menakjubkan di Thailand dan Maroko. Pokoknya, selalu ada yang cocok untuk semua jenis wisatawan dari berbagai kalangan dan preferensi, mulai dari yang hemat budget sampai yang suka kemewahan.
Thailand, meskipun destinasi jarak jauh, juga sudah lama menjadi favorit orang Eropa. Thailand menawarkan atraksi kelas dunia, alam yang indah, dan keramahan penduduknya. Ditambah lagi, cuacanya yang hangat juga bikin Thailand jadi tempat yang cocok banget untuk berlibur.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menempati posisi ke-8 dalam hal jumlah kunjungan wisatawan Eropa pada tahun 2018-2021. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki posisi yang cukup baik dalam hal kunjungan wisatawan Eropa. Indonesia berada di atas negara-negara seperti Tanzania, Kenya, Costa Rica, Thailand, Vietnam, India, Morocco, Tunisia, dan Turki. Namun, Indonesia masih tertinggal dari Tunisia, India, bahkan negara tetangga kita Vietnam.
Sumber: UNWTO
Produk Pariwisata Mana Yang Paling Diminati Pasar Eropa?
Lalu, apa saja nih produk pariwisata yang paling diminati oleh wisatawan Eropa? Berikut rangkumannya.
1. Pariwisata Budaya
Pariwisata budaya sedang naik daun! Diperkirakan nilainya mencapai US$1,1 triliun, menjadikannya ceruk terbesar dalam dunia pariwisata saat ini. Wisatawan budaya tidak hanya ingin bersenang-senang, mereka mencari pengalaman yang berarti, mendalam, dan transformatif. Tren ini membuat pariwisata budaya semakin diminati, dan Eropa menjadi pemain utama.
- 40% wisatawan Eropa adalah wisatawan budaya. Artinya, hampir separuh wisatawan Eropa tertarik dengan wisata budaya! Disinilah kita bisa ambil peluang bisnis wisatawan Eropa ke negara kita.
- Jerman memegang pangsa pasar terbesar di Eropa untuk wisata budaya. Negara-negara lain yang masyarakatnya gemar wisata budaya adalah Italia, Prancis, dan Belanda.
- Wisatawan budaya Eropa umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berpendidikan tinggi
- Melek teknologi
- Mampu secara finansial
- Aktif traveling dan sering bepergian
- Suka berinteraksi dengan masyarakat lokal
- Biasanya tinggal lebih lama di destinasi dan rela mengeluarkan lebih banyak uang per hari
Peluang bisnis dari wisatawan Eropa bagi pelaku bisnis pariwisata di sektor budaya Eropa sangat besar. Berikut beberapa contoh:
- Operator Tur: Sebagian besar operator tur Eropa, seperti Window to Travel dan Nomade Aventure, menawarkan wisata budaya, biasanya dikombinasikan dengan aktivitas wisata lainnya.
- Operator Tur Spesialis: Ada juga operator tur yang khusus menawarkan wisata budaya, seperti Martin Randall dan Envoy Tours.
- Agen Perjalanan Online (OTA): Platform seperti Withlocals dan Viator menjual berbagai produk wisata budaya, mulai dari tur singkat hingga wisata seharian.
- Pemandu Wisata Pribadi: Menyediakan jasa pemandu wisata pribadi juga menjadi peluang yang menarik.
- Kelas Memasak: Kelas memasak yang kental dengan budaya lokal bisa menjadi daya tarik tersendiri.
- Tiket Masuk Prioritas: Wisatawan budaya seringkali rela membayar lebih untuk kemudahan dan akses prioritas ke tempat wisata populer.
Selain menawarkan pengalaman yang menarik, peluang bisnis dari wisatawan Eropa juga harus dikembangkan dengan prinsip keberlanjutan, tanggung jawab, dan etis. Artinya, wisata budaya harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat.
Baca Juga: Jadi Desa Terbaik di ASEAN, Begini Kisah Desa Wisata Cibuntu Memberdayakan Potensinya
Wisata Kuliner Eropa: Mencicipi Keunikan dan Keaslian Benua Seberang
Eropa tak hanya terkenal dengan landmark dan budayanya, tapi juga surga bagi para pecinta kuliner! Wisatawan Eropa semakin gencar mencari pengalaman mendalam dan autentik, dan wisata kuliner menjadi jawabannya. Ini membuka peluang bisnis dari wisatawan Eropa bagi pelaku bisnis lokal untuk mengembangkan produk wisata kuliner yang unik dan menampilkan cita rasa khas daerah mereka.
Mengapa Wisata Kuliner Menjanjikan?
- Peluang Besar: Wisata kuliner menjangkau lebih banyak orang dibandingkan hanya wisatawan khusus kuliner. Wisatawan biasa pun bisa tertarik dan ikut serta dalam kegiatan wisata kuliner.
- Menarik Wisatawan Sepanjang Tahun: Wisata kuliner dapat membantu mendatangkan wisatawan di luar musim peak season, sehingga pariwisata bisa tetap ramai sepanjang tahun.
- Eropa Pasar Terbesar: Eropa diperkirakan menjadi pemain utama di bidang wisata kuliner, dengan pangsa pasar sekitar 35%.
Siapa Saja Wisatawan Kuliner Eropa?
- Spanyol: Juara wisata kuliner Eropa! 31% wisatawan Spanyol gemar wisata kuliner.
- Italia: 22% wisatawan Italia tak ingin melewatkan pengalaman kuliner saat traveling.
- Prancis: 20% wisatawan Prancis menjadikan wisata kuliner sebagai bagian penting dalam perjalanan mereka.
- Jerman: 18% wisatawan Jerman gemar menjelajah cita rasa lokal.
Pelaku bisnis pariwisata dapat memanfaatkan berbagai platform untuk memasarkan wisata kuliner mereka:
- Operator Tur: Perusahaan seperti Original Travel dan Essential Escapes biasanya memasukkan wisata kuliner dalam rangkaian perjalanan wisata yang lebih panjang.
- Operator Tur Spesialis: Ada juga operator tur yang khusus menawarkan wisata kuliner, seperti Gourmet on Tour.
- Agen Perjalanan Online (OTA): Platform ini cocok untuk memasarkan pengalaman wisata kuliner singkat. Contohnya Traveling Spoon dan Eatwith yang khusus wisata kuliner, serta platform aktivitas wisata yang lebih luas seperti Viator.
Pariwisata Berkelanjutan: Tren Utama yang Tak Bisa Diabaikan
Pariwisata berkelanjutan sedang menjadi tren utama yang mengubah seluruh industri pariwisata. Mengapa? Industri pariwisata adalah salah satu penyumbang emisi karbon yang besar. Untuk menyelamatkan planet ini, sudah saatnya pariwisata global bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan.
Transformasi ini sejalan dengan keinginan wisatawan global yang semakin sadar lingkungan. Menurut survei, 74% wisatawan percaya bahwa tindakan nyata diperlukan untuk menjaga kelestarian bumi. Salah satu langkah penting menuju pariwisata berkelanjutan adalah dengan mendapatkan sertifikasi sebagai bisnis yang berkelanjutan.
Meskipun ada ketidakpastian ekonomi dan biaya hidup yang tinggi, keinginan wisatawan untuk traveling secara bertanggung jawab tetap tinggi. Laporan Tren Pariwisata Berkelanjutan Booking.com tahun 2023 mengungkapkan hal-hal berikut:
- 80% wisatawan merasa penting untuk traveling secara berkelanjutan.
- 53% wisatawan mengatakan perubahan iklim mendorong mereka untuk membuat pilihan yang lebih ramah lingkungan.
- 74% wisatawan menginginkan bisnis pariwisata menawarkan pilihan perjalanan yang lebih berkelanjutan.
- 51% wisatawan percaya belum banyak tersedia pilihan wisata berkelanjutan.
- 75% wisatawan mencari pengalaman autentik yang mewakili budaya lokal.
- 40% wisatawan kesulitan menemukan tur dan pengalaman yang memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
Pariwisata regeneratif membawa konsep keberlanjutan ke tahap yang lebih tinggi, bahkan bertujuan untuk membuat tempat wisata menjadi lebih baik daripada kondisi awal. Temuan ini membuktikan bahwa ada potensi pasar wisatawan yang akan memilih opsi wisata berkelanjutan jika tersedia.
Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang pariwisata, penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif. Untuk memasarkan produk wisata berkelanjutan secara efektif, pelaku usaha harus bisa menjelaskan dengan jelas tindakan nyata yang mereka lakukan dan manfaat yang diberikan kepada masyarakat lokal. Hal ini juga akan mempermudah pengelolaan produk wisata dan meningkatkan keberlanjutan jangka panjang.
Uni Eropa mewajibkan operator tur dan penyedia layanan wisata lainnya untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mencapai target emisi karbon bersih-nol pada tahun 2050. Akibatnya, semakin banyak pembeli dari Eropa yang ingin bekerja sama dengan bisnis yang memiliki sertifikat pariwisata berkelanjutan.
Ada banyak skema sertifikasi yang tersedia. Banyak dari skema ini didasarkan pada kriteria Dewan Pariwisata Berkelanjutan Global (Global Sustainable Tourism Council/GSTC) yang diakui secara internasional. Travelife for Tour Operators adalah skema yang diakui GSTC dan terkenal di Eropa. Good Travel Seal menawarkan skema yang lebih terjangkau untuk UKM. TourCert menawarkan skema untuk operator tur dan penyedia akomodasi.
Meskipun belum mampu memperoleh sertifikasi, penting untuk mengelola bisnis kita secara berkelanjutan. Anda harus memantau tindakan yang diambil dan bisa membuktikan klaim kita kepada pembeli. Mereka tidak akan menerima praktik "greenwashing" atau klaim palsu.
Baca Juga: Cocok Buat Cari Ide Bisnis, 15 Tempat Wisata di Yogyakarta Ini Jadi Lokasi UMKM Berdagang
Tren Terbaru Pasca Pandemi: Pariwisata yang Lebih Bermakna dan Berkelanjutan
Setelah pandemi, dunia pariwisata mengalami ledakan yang dijuluki "revenge travel". Wisatawan yang tak bisa bepergian selama pandemi kini "balas dendam" dengan cara travelling lebih sering, mewujudkan impian liburan yang tertunda, atau memilih pengalaman wisata yang lebih mewah. Maka itulah, pelaku usaha Indonesia bisa melirik besarnya peluang bisnis dari wisatawan Eropa dalam waktu dekat.
Dengan pemulihan yang kuat dan kemungkinan mencapai titik normal kembali di tahun 2025, wajah pariwisata pun perlahan berubah. Tren pariwisata massal mulai bergeser menuju pengalaman yang lebih mendalam dan berkelanjutan.
Berikut beberapa tren wisata utama yang muncul sejak akhir pandemi:
- Wisata Berkelanjutan dan Regeneratif: Tren ini menekankan kesadaran dan tanggung jawab wisatawan terhadap dampak lingkungan dan sosial. Wisatawan kini tak hanya ingin bersenang-senang, tetapi juga berkontribusi positif terhadap destinasi wisata, masyarakat lokal, dan kelestarian planet. Ini menjadi tren teratas dalam pariwisata saat ini.
- Menjalin Koneksi Lokal: Pengalaman unik, autentik, dan mendalam menjadi dambaan wisatawan masa kini. Mereka ingin terhubung dengan penduduk lokal, merasakan budaya lokal secara nyata, dan tak sekadar menjadi penonton.
- Eksplorasi Destinasi Baru dan Bepergian di Luar Musim Peak Season: Wisatawan semakin menghindari keramaian dan memilih bepergian di musim bahu atau low season. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna, menikmati ruang yang lebih lega, interaksi yang lebih minim dengan orang lain, dan tentunya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.
- Perjalanan Multi-destinasi dan Multi-aktivitas: Para wisatawan yang semakin cerdas kini merencanakan perjalanan wisata yang ambisius. Mereka ingin melampaui batas, menjelajahi tempat terpencil, dan tentunya kaya akan aktivitas. Mereka juga gemar menghabiskan waktu di alam.
- Wisata Multi-generasi: Bepergian bersama keluarga dan teman untuk mempererat hubungan menjadi tren yang kian digemari. Tren ini terkadang beririsan dengan tren multi-destinasi dan multi-aktivitas, terutama untuk keluarga dengan anak kecil dan remaja yang mencari "petualangan keluarga".
- Bleisure: Tren menggabungkan perjalanan bisnis dengan wisata santai (leisure) semakin marak. Sejak pandemi, unsur leisure menjadi semakin dominan karena orang-orang mulai memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
- Mencari Nilai Terbaik: Dengan krisis biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi global, wisatawan kini lebih mementingkan value for money. Ada kecenderungan wisatawan memesan lebih sedikit pengalaman wisata seiring meredanya tren revenge travel dan penyesuaian anggaran perjalanan. Secara global, wisatawan juga terlihat lebih tertarik dengan destinasi wisata yang lebih dekat dan memilih perjalanan yang lebih singkat.
Tren-tren di atas menawarkan peluang bagus bagi pelaku UMKM pariwisata yang menyasar wisatawan Eropa pecinta kelestarian lingkungan. Analisis yang lebih mendalam dapat membantu pelaku usaha mengidentifikasi isu dan faktor kunci yang membentuk evolusi pariwisata saat ini. Dengan demikian, pelaku usaha dapat terus berinovasi dan berkembang sesuai dengan permintaan wisatawan.
Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang luar biasa, memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dari Eropa. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan Eropa. Hal ini akan membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia, seperti peningkatan pendapatan devisa, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan usaha kecil dan menengah.
Membuka peluang bisnis dari wisatawan Eropa merupakan langkah strategis untuk memajukan pariwisata Indonesia. Saya yakin Sahabat Wirausaha Indonesia dapat memberikan mereka pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- https://penelitianpariwisata.id
- https://travel.kompas.com
- https://cbi.eu