Desa Wisata Cibuntu – Tren pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat baik dalam skala global maupun lokal. Dahulu, orang-orang cenderung berwisata ke destinasi yang populer, seperti pantai, kebun binatang, atau bangunan bersejarah di pusat kota, untuk sekadar refreshing. Tetapi kini pariwisata yang menawarkan konsep berpetualang di alam yang belum terjamah banyak orang, belajar budaya dan sejarah, mencicipi makanan khas daerah, hingga berinteraksi dan tinggal bersama warga lokal cenderung lebih disukai.

Di Indonesia, kebutuhan pariwisata tersebut dijawab oleh desa wisata, yakni kawasan pedesaan yang menawarkan suasana asli desa, baik dari segi atraksi alam, kesenian, budaya dan kehidupan sehari-hari, tradisi, makanan khas, mupun arsitektur bangunan. Salah satunya yaitu Desa Wisata Cibuntu yang berada di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Desa yang terkenal akan pesona alamnya ini telah berhasil memberdayakan potensinya hingga menyabet sederet penghargaan bergengsi, seperti dinobatkan menjadi Desa Wisata Terbaik urutan kelima tingkat ASEAN untuk bidang Homestay pada tahun 2016.


Daya Tarik Desa Wisata Cibuntu, Potret Destinasi Wisata Berkelas

Menjadi destinasi wisata yang berkelas, daya tarik Desa Wisata Cibuntu selalu menawan hati para wisatawan yang berkunjung. Apa saja daya tarik tersebut?

1. Suasana Sejuk di Kaki Gunung Ciremai

Lokasi Desa Wisata Cibuntu yang berada di bawah kaki Gunung Ciremai menjadikan suasana desa ini dingin dan sejuk. Siapa pun yang berkunjung pasti akan betah karena dapat merasakan udara pegunungan yang segar dan bebas polusi, ditambah lagi dengan pemandangan indah Desa Wisata Cibuntu di setiap sudutnya. Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, wisata desa di dataran tinggi dengan suasana sejuk tentu menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan, terlebih wisatawan lokal.

Baca Juga: Desa Bendar, Desa Nelayan Miliarder dengan Penghasilan Warga Capai Rp100 Juta Per Bulan

2. Atraksi Wisata Alam

Satu lagi panorama alam di dataran tinggi yang memiliki daya tarik wisata yaitu air terjun atau curug. Desa Cibuntu terkenal akan keindahan air terjunnya yang bernama Curug Gongseng. Air curug bersumber dari Gunung Ciremai yang terjun dari atas ketinggian 20 meter. Sementara kolam di bawah curug bisa digunakan oleh wisatawan untuk bermain air dan berenang sambil menikmati pemandangan indah sekeliling. Selain curug, terdapat juga mata air Kahuripan yang kesegaran airnya dapat diminum langsung, kawasan konservasi kebun bambu petung, dan kolam ikan terapi.

3. Wisata Sejarah

Meskipun pariwisata Desa Wisata Cibuntu didominasi oleh atraksi alam, rupanya terdapat beberapa situs bersejarah yang tak kalah menarik untuk dikulik, antara lain, situs Bujal Dayeuh, Hulu Dayeuh, dan Saurip Kidul. Bujal Dayeuh, misalnya, adalah jejak peninggalan purbakala berupa peti kubur batu yang berisi kapak genggam dan benda seperti kendi. Ditemukan pada tahun 1967, Bujal Dayeuh dipercaya berkaitan erat dengan sejarah masa lalu daerah Cibuntu.

4. Kampung Domba

Dikaruniai wilayah yang hijau dan subur, mayoritas warga Desa Wisata Cibuntu bermatapencaharian sebagai petani dan peternak kambing. Saking banyaknya warga yang memelihara kambing, Desa Cibuntu memiliki area khusus peternakan kambing yang dinamakan Kampung Domba. Di sini lebih dari 60 kandang kambing milik para warga dibangun berbentuk rumah panggung yang disekat menurut jumlah kambing.  Uniknya, bila kandang domba atau kambing selalu terkesan kotor dan berbau, maka kandang kambing di Kampung Domba begitu bersih dan terawat sehingga potensial menjadi tujuan wisata edukasi bagi anak-anak.

5. Rumah Warga Sebagai Homestay Yang Nyaman

Wisatawan yang ingin berlibur di Desa Wisata Cibuntu selama beberapa hari tak perlu khawatir untuk mendapatkan homestay atau penginapan yang nyaman. Pasalnya, banyak warga yang menjadikan rumahnya sebagai homestay dengan menyediakan rata-rata dua kamar bagi wisatawan menginap. Konsep homestay ini menawarkan pengalaman kepada wisatawan untuk tinggal bersama dan membaur dengan warga Cibuntu yang ramah.

Baca Juga: Manfaatkan Potensi Desa, Kisah Ibu Rumah Tangga yang Berhasil Ekspor Gula Semut ke Mancanegara

6. Kegiatan Outdoor

Selain bermalam di homestay warga, wisatawan juga bisa bermalam di Desa Wisata Cibuntu dengan berkemah. Di sini terdapat bumi perkemahan (campsite) sekaligus peralatan berkemah dan fasilitas makan yang memadai. Tarifnya muai Rp300.000 per orang, dengan durasi kemah 2 malam 1 hari.

Kegiatan outdoor lainnya yaitu mencoba Wisata Offroad Cibuntu (WOC) yang memacu adrenalin. Tersedia dua paket offroad yang bisa dipilih, yaitu offroad berjarak tempuh 4 km seharga Rp250.000 per mobil jeep dan offroad dengan jarak tempuh 6 km yang dibandrol seharga Rp350.000 per mobil jeep. Perjalanan offroad akan mengambil trek perkebunan karet Cibuntu yang luasnya sekitar 4 hektare. Selain offroad, perjalanan berkeliling perkebunan karet juga bisa dilakukan dengan motor ATV yang sewanya hanya Rp30.000 untuk durasi 20 menit.

7. Pusat Ekraf Cibuntu

Oleh-oleh atau suvenir khas Desa Wisata Cibuntu dapat ditemukan di Pusat Ekraf Cibuntu. Di sini wisatawan bisa membeli berbagai produk kerajinan kriya, mulai dari suling, angkung, aneka gerabah seperti gentong, teko, dan peralatan memasak lainnya, hingga miniatur kendaraan seperti truk, pesawat, dan mobi berbahan kayu. Selain membeli, wisatawan juga dapat melihat langsung proses pembuatan kerajinan tersebut yang dikerjakan sendiri oleh warga Cibuntu.


Strategi Desa Wisata Cibuntu Memberdayakan Potensinya, Dari Desa Tertinggal Menjadi Desa Wisata Terkenal

Jauh sebelum menjadi desa wisata yang terkenal dan berprestasi, Desa Cibuntu dianggap sebagai desa yang tertinggal di Jawa Barat. Perlahan, warga mulai sadar akan potensi desanya yang luar biasa dan bertekad untuk memberdayakannya bersama-sama hingga dapat memperbaiki taraf hidup mereka. Bukan perjalanan yang mudah, tetapi strategi demi strategi berhasil mereka lakukan untuk memberdayakan potensi desanya.

1. Berkolaborasi dengan Pemerintah, Universitas, dan Pihak Swasta

Pengembangan Desa Cibuntu menjadi desa wisata merupakan rekomendasi berdasarkan hasil observasi dan uji kelayakan yang dilakukan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti pada tahun 2011. Konsep desa wisata dipilih melihat potensi Desa Cibuntu nyaris memenuhi kriteria desa wisata. Rekomendasi mahasiswa tersebut mendapatkan apresiasi dan tindak lanjut, hingga pada 15 Desember 2012 diadakan soft launching Desa Wisata Cibuntu oleh Pemerintah Daerah Kuningan.

Semenjak itu, Desa Wisata Cibuntu terus membuka kolaborasi dengan pemerintah, akademisi dan praktisi dari universitas, ataupun pihak swasta, utamanya dalam hal kegiatan pendampingan desa wisata dan upaya peningkatan perekonomian desa. Sebagai contoh, kolaborasi Desa Wisata Cibuntu dengan Bank BRI pada 2017. Bank BRI memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman dana dan alat-alat yang sangat membantu pengembangan UMKM.

Baca Juga: Inspiratif, Begini Cara Desa Panggung Harjo Berhasil Mengelola Dana Desa Untuk Pemberdayaan Masyarakat

2. Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT)

Desa Wisata Cibuntu melibatkan peran aktif masyarakat, Pokdarwis, dan BUMDes dalam pengelolaan pariwisatanya. Hal ini mengacu pada konsep Community Based Tourism (CBT), yaitu pariwisata didasarkan pada aset masyarakat lokal, kekayaan alam, infrastruktur, dan acara budaya atau festival lokal yang dikembangkan oleh masyarakat sendiri. Konsep ini menjadikan warga Cibuntu lebih berdaya dan mendapatkan manfaat ekonomi dari pariwisata di daerahnya.

Sebagai contoh, atraksi wisata seperti Curug Gongseng, mata air Kahuripan, dan kolam ikan terapi, berada di bawah naungan BUMDes sehingga perolehan retribusi dari tempat wisata tersebut masuk dalam pendapatan desa. Berkat kerja sama yang baik antara warga dan pemerintah, Desa Wisata Cibuntu berhasil hingga menyabet juara kedua Desa Wisata Terbaik dalam penghargaan bergengsi Community Based Touris (CBT) pada tahun 2017 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

3. Inisiasi Rumah Warga sebagai Homestay

Bagi desa wisata yang baru berdiri, pembangunan homestay atau penginapan yang dimulai dari nol tentu akan membutuhkan dana yang besar. Oleh karena itu, Desa Wisata Cibuntu berinisiatif menjadikan rumah warga sebagai homestay bagi wisatawan yang ingin bermalam atau berlibur di Cibuntu selama beberapa hari. Rata-rata terdapat dua kamar kosong di rumah warga yang disulap menjadi kamar menginap bagi wisatawan, lengkap dengan fasilitas seperti dapur, kamar mandi yang bersih, dan tempat parkir.

Dalam penyiapan homestay sendiri, warga diberikan pelatihan yang memadai bagaimana menerima tamu, melayani tamu, hingga menyiapkan ruangan yang sesuai dengan standar kelayakan. Kini, setidaknya terdapat 80 homestay dengan 110 kamar dengan tarif Rp200.000 per malam. Meski tidak semewah hotel, namun homestay milik warga di Cibuntu ini sudah memenuhi standar Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE). Tidak heran bila desa ini meraih penghargaan Desa Wisata Terbaik urutan kelima tingkat ASEAN untuk bidang Homestay pada tahun 2016.

4. Pengadaan Fasilitas dan Akomodasi yang Memadai

Menjadi jujukan banyak wisatawan setiap tahunnya, Desa Wisata Cibuntu melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas dan akomodasi yang dibutuhkan wisatawan, mulai dari fasilitas yang standar hingga mewah. Strategi ini dilakukan agar wisatawan merasa nyaman saat berlibur sekaligus menambah daya tarik wisata Desa Wisata Cibuntu. Beberapa contoh fasilitas yang tersedia, yaitu spot WiFi, ATM, musala, kamar mandi umum, tempat makan, kafe, persewaan alat-alat outdoor, dan lain-lain.

Nah, itulah kisah Desa Cibuntu yang bertransformasi menjadi desa wisata berprestasi berkat ketepatan strateginya dalam memberdayakan potensi. Kita bisa menggarisbawahi bahwa keberhasilan Desa Cibuntu merupakan hasil kerja sama yang solid antarsesama warga Cibuntu, juga dengan pihak luar baik itu pemerintah daerah, universitas, atau pihak swasta melalui program-program yang berkelanjutan.

Penghargaan-penghargaan yang diraih, termasuk penghargaan yang terbaru yaitu sebagai peraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di kategori Desa Wisata Mandiri Inspiratif, membuktikan Desa Cibuntu dengan pengelolaan berbasis Community Based Tourism (CBT) layak menjadi desa wisata percontohan bagi desa wisata lainnya di Indonesia.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi: 

  1. https://indonesiabaik.id/videografis/indonesia-punya-ribuan-desa-wisata
  2. https://mpar.upi.edu/mengupas-tren-populer-dalam-studi-pariwisata-di-seluruh-dunia/
  3. https://travel.kompas.com/read/2020/10/20/172000227/mengenal-desa-wisata-cibuntu-yang-jadi-juara-tingkat-asean?page=all#google_vignette
  4. https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/desa-wisata-cibuntu-kuningan-bertabur-kegiatan-seru-tak-terlupakan-acc/264221
  5. https://www.liputan6.com/regional/read/5332770/hikayat-desa-cibuntu-dari-tertinggal-hingga-jadi-desa-mandiri?page=3
  6. https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5151652/tak-hanya-indah-desa-cibuntu-juga-punya-homestay-terbaik