Media sosial menawarkan banyak kemudahan bagi pelaku UKM untuk mempromosikan produk atau layanannya dengan lebih tepat sasaran, namun tetap cost effective alias murah meriah. Namun ditengah melimpahnya informasi yang diterima masyarakat melalui media sosial atau website dewasa ini, orang dapat dengan mudah melewati atau skip konten kita. Secara rata-rata, dikatakan bahwa otak kita hanya membutuhkan waktu selama 1,7 detik untuk secara cepat menilai gambar (media sosial) atau judul konten (jika konten berupa blog atau artikel di website) dan memutuskan untuk klik atau tidak.
Situasi seperti inilah yang membuat seni menyusun konten untuk di posting melalui media sosial atau website atau kanal digital lainnya, menjadi tema yang semakin penting untuk kita ketahui.
Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM
Sebagai bentuk pengenalan awal, pada 6 September 2018 lalu ukmindonesia menyelenggarakan program rutin bulanan Bincang Bisnis UKM yang mengangkat tema tentang content marketing. Pada hari itu hadir beberapa narasumber yang menawarkan sudut pandang yang berbeda, yaitu Mas Aryo Priambodho (managing director coconut Indonesia, facebook affiliated), Rizky Ardy Nugroho (Owner Honey to the Bee 3D Cake, dan selebgram @mizter.popo), dan Muliandy Nasution (Managing Director, Fath Capital). Berikut beberapa poin-poin utama yang penting bagi kita untuk berkenalan dengan Content Marketing.
Mas Aryo memulai sharingnya dengan menekankan bahwa content marketing itu berbeda dengan iklan. Kalau dari berbagai literatur, memang dikatakan bahwa iklan tradisional itu umumnya dibuat untuk meyakinkan konsumen agar membeli (orientasi jangka pendek), sehingga cukup banyak yang mengandung pesan-pesan self-claim yang misalnya mengatakan “kami produk terbaik nomor 1, kami yang pertama, dll”. Sementara content marketing dibuat untuk membangun hubungan dengan konsumen (orientasi jangka panjang).
Adapun teknik membuat konten memang bisa sangat beragam, bergantung tujuan kita, apakah:
Cara “mengemas” produk sebaiknya tidak diartikan sempit sebagai “bungkus atau label” produk saja. Namun, berkaitan dengan content marketing, Mas Rizky berbagi pengalaman bahwa kita juga perlu piawai menceritakan produk kita dengan baik, sehingga konsumen dapat mengetahui bahwa produk kita memiliki peran sebagai solusi untuk kehidupan mereka. Cerita merek atau produk juga bagian dari “kemasan” itu. Menurutnya, content marketing itu juga mencakup strategi memposisikan produk kita sebagai hal yang “perlu” diketahui oleh konsumen, karena bisa jadi mereka akan membutuhkan kita. Pendeknya, content marketing itu strategi untuk membuat “iklan” terasa seperti “informasi berharga” bagi konsumen.
Sebagai contoh, Mas Rizky sering menceritakan bahwa kue 3D - Honey to the Bee Cake – yang dimilikinya itu adalah solusi bagi istri/suami yang lupa membelikan kue ulang tahun bagi pasangannya dan baru ingat ketika sudah pulang kantor dan sudah malam; atau solusi bagi anak-anak muda yang ingin membuat kejutan ulang tahun bagi teman kuliahnya di tengah malam. Maka dari itu Ia memposisikan merek kuenya sebagai “kue 24 jam”. Kata kunci itu seperti mantera yang berulang-ulang Ia tuliskan, khususnya di website-nya, sehingga ketika siapa pun mencari informasi mengenai kue 24 jam – khususnya di tengah malam – maka mbah google akan memunculkan Honey to the Bee Cake di halaman pertama dan teratas di daftar hasil pencariannya.
Nah, kira-kira, produk Anda bisa jadi solusi untuk situasi seperti apa? Apa kata kunci yang erat kaitannya dengan masalah atau solusi tersebut? Jika sudah ketemu, bisa tuh dijadikan mantera hashtag atau tagar atau tagging artikel di konten kita.
Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang
Tak sedikit UKM yang masih menggabungkan personal blog atau akun media sosialnya dengan produk atau mereknya. Sehingga ketika orang yang sudah tertarik ingin mempelajari lebih lanjut, tidak bisa fokus mempelajari produk kita karena di akun tersebut juga ada foto anak-anak, keluarga, dan lain sebagainya. Sebagai kesan yang sampai ke konsumen menjadi tidak kuat, dan bisa saja membuat calon konsumen mengurungkan niatnya untuk membeli. Oleh karena itu, Mas Mualindy sangat merekomendasikan agar pelaku usaha yang serius ingin naik kelas untuk memisahkan akun pribadi dengan usahanya. Biarkan produk kita memiliki persona (citra) dan kesehariannya sendiri.
Mas Muliandy, juga menekankan, bahwa dari sudut pandang investor, penampilan media sosial atau website dari suatu usaha memang penting untuk membuat investor ingin mempelajari lebih lanjut (atau mengajak bertemu). Terlebih jika terdapat powerful message yang terkemas baik dari setiap maupun kombinasi postingnya. Namun, yang tidak kalah penting juga bagi investor adalah kondisi internal perusahaan, baik menyangkut pengelolaan keuangan, susunan tim, dan tentunya juga adalah legalitas perusahaan (jika sudah masuk ke tahap investasi bernilai milyaran).
Mas Yudha, selaku komentator yang juga merupakan desainer kemasan dan label, juga menyampaikan pesan bahwa untuk menguatkan persona produk, desain kemasan, label, atau logo juga penting dan sebenarnya merupakan komponen penting dalam content marketing. Kasarnya, jika desain penampilan produk sudah bagus dan meyakinkan, di foto dengan kamera HP biasa pun akan bisa dihasilkan konten yang menarik untuk diunggah ke media sosial atau website. Sebaliknya, jika desain penampilan produk masih tidak menarik, maka akan tetap saja sulit menjadikannya suatu konten yang bisa meyakinkan konsumen, walaupun produknya sudah difoto dengan kamera professional.
Baca Juga: Memilih Berbisnis Lewat E-commerce di Era Digital
Dari banyaknya bahan perbincangan kami pada hari itu, terdapat beberapa wawasan (insight) utama yang bisa dibawa pulang, diantaranya:
Demikianlah rangkuman singkat dari sesi bincang bisnis kami yang lalu. Kami juga menyediakan rangkuman versi videonya di youtube Mengenal Content Marketing untuk Tingkatkan Penjualan ya!
Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan Anda menuju Usaha Kreatif Milyaran, ya!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.