https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/910x580-2/1599828185.jpg

Pada bulan April 2019, GrabFood meluncurkan fitur pesan-antar makanan terbaru yang dinamakan GrabKitchen. Melalui fitur ini, Grab berharap bisa memperkenalkan gaya belanja makanan baru sekaligus menggenjot pertumbuhan industri kuliner Indonesia.

Pertumbuhannya pun cukup agresif. Di akhir tahun 2019, saat baru 6 bulan berdiri, GrabKitchen sudah berhasil mendirikan 40 titik di Jabodetabek, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan. Minat masyarakat terhadap layanan ini nyatanya cukup tinggi. Dengan menggaet banyak mitra UMKM, GrabKitchen mampu membuat usaha kuliner bertahan bahkan di kala pandemi.

Penasaran tentang bagaimana konsep GrabKitchen dioperasikan? Dan apa saja fasilitas serta model bisnis yang mereka tawarkan untuk UMKM? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.


Sekilas Tentang GrabKitchen

Andika Rinaldo Arsy, Marketing Manager of GrabKitchen, menganalogikan konsep Cloud Kitchen yang dijalankan GrabKitchen sebagai sebuah foodcourt, hanya saja dijalankan secara online. Maksudnya, pemesanan dilakukan secara daring melalui aplikasi dan diantar lewat layanan delivery. Setiap orang punya selera berbeda-beda, foodcourt kita makan di tempat. Gabungan dari berbagai makanan ada di satu tempat.

“Jadi, dapurnya cuma ngebul saat ada pesanan datang,” ujarnya. Jadi, sistemnya pelanggan memang harus menunggu. Alias, makanan dibuat langsung di tempat.

Selama beberapa tahun terakhir, GrabFood telah menjadi salah satu platform pesan-antar makanan yang paling populer di Asia Tenggara. Layanan mereka digunakan oleh 7 negara dan 271 kota, antara lain Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Dalam enam bulan pertama setelah peluncurannya, GrabKitchen berkembang sebagai jaringan Cloud Kitchen yang pertama dan terbesar di Nusantara. Konsep ini tumbuh dan berkembang di lebih dari 60 titik dari Sabang sampai Merauke.

Baca Juga: Percepat Pertumbuhan UMKM Kuliner Dengan Cloud Kitchen

Tak hanya itu, dilansir dari TechBiz.com, GrabKitchen juga memperkuat layanannya lewat pemanfaatan data konsumen secara digital. “Grab mengidentifikasi area dengan permintaan terhadap hidangan dan brand yang belum memenuhi selera konsumen yang tinggal dan bekerja di daerah tersebut,” papar Sai alluri, Regional Head of GrabKitchen Indonesia. Artinya, konsumen akan melihat rekomendasi makanan di aplikasi Grab yang disesuaikan dengan data pesanan dan area mereka. Hal ini menjadikan pelanggan lebih mudah dalam menentukan pesanan.


GrabKitchen All In One

GrabKitchen All In One adalah salah satu usaha untuk menjaga keberlanjutan bisnis cloud kitchen milik Grab. Program ini memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan dari mitra yang berbeda, selama masih dalam satu tempat atau lokasi Cloud Kitchen yang sama.

Menu yang terdapat di beberapa gerai berbeda bisa dimasukkan dalam satu pesanan, dengan hanya membayar sekali ongkos kirim. Dengan hal ini, pelanggan bisa menghemat waktu dan biaya ongkos kirim. Tak hanya itu, mereka juga jadi merasakan pengalaman memesan makanan dari foodcourt sesungguhnya. Program ini mulai diterapkan sejak Agustus 2019, dengan melibatkan lebih dari 200 mitra restoran serta rumah makan.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner


Menggandeng Industri Kuliner dalam Melewati Pandemi

GrabKitchen punya misi untuk membawa pedagang-pedagang kuliner lokal, terutama UMKM, untuk lebih dekat dengan pelanggan. Terutama di masa pandemi seperti sekarang, saat pembatasan aktivitas diberlakukan di kota-kota besar. Di akhir tahun 2020, terhitung sudah ada lebih dari 50 GrabKitchen di seluruh Asia Tenggara. Sebanyak 50% mitranya merupakan UMKM.

Dilansir dari Kompas.com, selama pandemi, GrabKitchen juga berkomitmen dalam menjaga kehigienisan produknya. Para mitra driver maupun staf gerai kuliner diharuskan untuk selalu mencuci tangan. Koki pun harus menggunakan masker, bahkan faceshield, dan suhu tubuhnya diukur secara berkala. Hasilnya, pelanggan jadi punya kepercayaan lebih untuk memesan dari mitra GrabKitchen, sebab SOP dalam menjaga jaraknya sudah jelas. Terbukti, permintaan pasar akan konsep Cloud Kitchen terus meningkat, hingga di luar ekspektasi.

Baca Juga: Mengenalkan Kuliner Nusantara ala Winny Soendaroe

Ada beberapa nilai keunggulan dari konsep GrabKitchen, salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja di bisnis kuliner Indonesia. Hingga saat ini, mereka sudah berhasil merangkul lebih dari 1000 pekerja, lewat mitra-mitra restoran yang telah bergabung. Selain itu, dilansir dari CNN Indonesia, keuntungan bergabung dengan GrabKitchen juga meliputi jangkauan konsumen yang lebih luas serta kemudahan dan efisiensi dalam melakukan jual-beli.

Tak hanya itu, GrabKitchen juga menjamin exposure yang lebih besar kepada restoran-restoran mitra, terutama jika performa repeat order-nya tinggi. Exposure dilakukan dengan menempatkan resto-resto yang tadinya tidak terlihat di banner-banner halaman utama aplikasi GrabFood. Tak hanya itu, branding mitra restoran pun diangkat lewat aplikasi namun juga lewat berbagai sosial media yang dikelola Grab.

Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing

Pihak GrabKitchen mengaku mengalami pertumbuhan yang positif selama pandemi. Bukan hanya yang punya nama besar, mitra-mitra yang statusnya UKM pun mampu meningkatkan penjualan. Selama pandemi, omzet beberapa mitra melonjak drastis, bahkan hingga 50% jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Tren positif ini juga didukung oleh gencarnya inovasi yang dilakukan oleh mitra, seperti mengeluarkan produk bertema “Healthy Food” yang slogannya adalah meningkatkan imunitas dan kesehatan tubuh dalam melawan virus.


Bergabung Sebagai Mitra GrabKitchen

Dengan segala keuntungan yang bisa dapat lewat GrabKitchen, tentu teman-teman UKM harus mempertimbangkan kesempatan bermitra dengan mereka. Nah, ketika teman-teman bergabung, ada beberapa model bisnis yang ditawarkan oleh GrabKitchen, yaitu :

1. Dapur Reguler

Di model bisnis ini, ruangan dan karyawan dapur secara keseluruhan dikelola oleh pihak mitra atau restoran terkait. Model bisnis ini mengharuskan kita sebagai mitra membayar komisi dan biaya sewa tempat kepada Grab. Komisi dibayarkan oleh mitra kepada pihak GrabKitchen, dengan biaya yang telah disepakati.

Baca Juga: Apa itu Guerilla Marketing?

2. Konsinyasi

Dengan model bisnis ini, mitra hanya menjual produk jadi tanpa proses produksi, alias tanpa operasional dapur. Model ini bebas biaya sewa, dan ada komisi. Sistemnya, mereka “titip jualan” produk yang sudah dimasak sebelumnya, sudah matang, di gerai GrabKitchen. Sistem bisnis ini hanya perlu tempat kecil untuk meletakkan barang dagangan mereka. Seperti titip tempe goreng di tempat berjualan nasi uduk.

3. Brand Management Service (BMS)

Model bisnis yang ruangan dan karyawan dapurnya dikelola sepenuhnya oleh pihak GrabKitchen. Pihak mitra atau rsetoran hanya perlu menyediakan Izin resmi untuk GrabKitchen mengelola proses produksi makanan mereka. Tanpa biaya tenaga kerja, tanpa biaya sewa, dan dengan konsumsi. Keseluruhan operasional dijalankan oleh GrabKitchen.

Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan

Meskipun konsepnya sangat menarik bagi pelaku UKM, namun sayangnya GrabKitchen belum membuka jalan bergabung seluas mitra GrabFood. Dilansir dari Instagram resmi milik Grab (@grabmerchantid) pada bulan September 2020, GrabFood masih hanya mengundang beberapa merchant tertentu untuk menjadi bagian dari GrabKitchen. Artinya, pertama-tama kita harus bergabung terlebih dulu sebagai merchant GrabFood dan memiliki performa yang baik.

Setelah bergabung, Grab akan memenuhi permintaan bergabung ke dalam program GrabKitchen jika gerai kita memenuhi syarat berikut :

  • Potensial memenuhi setiap pesanan, dengan popularitas cukup tinggi di area terdekat dari lokasi yang sama dengan gerai kita.
  • Memiliki performa yang bagus sebagai merchant GrabFood, misalnya tingkat pembatalan pesanan yang rendah, pesanan yang tinggi selama promo, dan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi).
  • Memiliki portofolio keseluruhan yang baik, artinya kita bisa memastikan pemanfaatan dapur sepanjang hari dan peluang penjualan silang).

Nah, demi memenuhi persyaratan tersebut, kita bisa mendaftar untuk bergabung sebagai mitra GrabFood dengan mengisi formulir pendaftaran lewat aplikasi Grab Merchant atau lewat website resmi Grab di sini.

Baca Juga: Tang Kitchen, Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda

Jangan lupa siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti Kartu Tanda Penduduk, NPWP, izin usaha, serta nomor rekening milik usaha kita. Kolaborasi adalah kunci utama dari kesuksesan GrabKitchen secara keseluruhan. Dukungan teknologi pesan-antar paling mutakhir juga berperan besar. Karenanya, yuk coba mendaftar, sebab sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi :

  1. https://money.kompas.com/read/2020/04/24/150230026/jaga-kualitas-dan-keamanan-makanan-begini-standar-higienitas-grabkitchen
  2. https://techbiz.id/2020/09/gabung-di-grab-kitchen-pesanan-mitra-merchant-naik-80/
  3. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200615175729-190-513556/4-manfaat-gabung-grabkitchen-bagi-pelaku-bisnis-kuliner
  4. https://help.grab.com/merchant/id-id/360027631792
  5. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200117140241-37-130766/agresif-grab-buka-40-grabkitchen-dibuka-dalam-waktu-6-bulan
  6. https://www.grab.com/id/merchant/food/